• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

29

Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi

Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin

Study of Antenna Scheduling and Use Priority Review at Remote Sensing

Ground Station Parepare and Rumpin

Nurmajid Setyasaputra1*), Wismu Sunarmodo2, Sutan Takdir Ali Munawar1 1 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, LAPAN

2Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN *)E-mail: nurmajid.setyasaputra@lapan.go.id

ABSTRAK – Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN memiliki beberapa stasiun bumi diantaranya stasiun bumi parepare, rumpin, dan pekayon. Penerimaan data satelit resolusi rendah diterima oleh stasiun bumi parepare dan pekayon, untuk data satelit resolusi menegah diterima oleh stasiun bumi parepare dan rumpin, sedangkan untuk resolusi tinggi dan sangat tinggi sudah dan akan diterima hanya melalui stasiun bumi parepare. Sehingga dibutuhkan penjadwalan dan prioritas untuk penggunaan antena di masing-masing stasiun. Oleh karena itu, dibuatkan kajian berupa penjadwalan dan penggunaan prioritas antena. Skenario dibuat untuk menentukan kondisi real dan ideal dari jumlah antena yang dimiliki dan yang harusnya dimiliki agar tidak terjadi konflik antar satelit yang menjadi prioritas akuisisi data.

Kata kunci: skenario, antena, prioritas

ABSTRACT - Remote Sensing Data and Technology Center LAPAN has several ground stations including Parepare, Rumpin, and Pekayon ground station. Low resolution satellite data are received by Parepare and Pekayon ground stations. Medium resolutione satellite data are received by Parepare and Rumpin ground stations. High and very high resolution resolution satellite data have been already recevied only through Parepare ground station. Scheduling and priority for the use of antennas in each ground station are required. Therefore, a study was carried out to schedule and prioritize use of antennas. Scenarios are made to determine the real and ideal conditions of the number of antennas that are owned and that should be owned in order to avoid conflicts between satellites priority data acquisition.

Keywords: scenario, antenna, priority

1. PENDAHULUAN

Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN untuk memenuhi kebutuhan data penginderaan jauh, maka dibangunlah stasiun-stasiun bumi penerima dan perekam data penginderaan jauh. Hal ini dikarenakan kondisi geografis negara kita yang sangat panjang dan luas. Sehingga untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia dibutuhkan beberapa stasiun bumi agar seluruh citra wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat diterima dan direkam. Stasiun Bumi Rumpin dan Stasiun Bumi Parepare merupakan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh yang dimiliki oleh LAPAN, kedua Stasiun Bumi tersebut memiliki tugas untuk melakukan kegiatan akuisisi yang dilakukan rutin setiap hari. Stasiun Bumi Parepare merupakan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh yang dapat menerima data akuisisi untuk sebagian besar wilayah Indonesia. Untuk dapat mencakup seluruh dan atau sebagaian wilayah Indonesia maka LAPAN mendirikan Stasiun Bumi Rumpin yang dapat menerima data akuisisi untuk Indonesia bagian barat (B. Pratiknyo dkk., 2014). Oleh karena itu, stasiun-stasiun bumi ini harus bekerja sama agar seluruh citra wilayah Indonesia didapatkan.

Stasiun Bumi Rumpin memiliki Antena ViaSat 5,4 meter dan Stasiun Bumi Parepare memiliki antena aktif yaitu Antena ViaSat 5,4 meter dan Antena Orbital 3,0 meter serta akan diadakan antena baru pada akhir tahun 2018. Hal ini disebabkan adanya penambahan satelit yang akan diterima dan direkam utamanya pada Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, sehingga diperlukan kerja sama yang baik antara parepare dan rumpin untuk melakukan penerimaan dan perekaman secara bersama-sama untuk satelit yang sama-sama diakuisisi khususnya pada satelit frekuensi X-band. Oleh karena itu diperlukan beberapa skenario penjadwalan dan skala prioritas untuk melakukan akuisisi secara bersama-sama khususnya bagi satelit-satelit X-Band yang sama-sama diakuisisi oleh Stasiun Bumi Parepare dan Stasiun Bumi Rumpin (Tabel 1).

(2)

30

Tabel 1. Satelit X-Band yang Diakuisisi oleh LAPAN

Tahun Antena Satelit Tahun Satelit

2017 SPOT 6 SPOT 7 2018 SPOT 6 SPOT 7 ViaSat Parepare LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA Orbital

Parepare TERRA AQUA Suomi NPP Suomi NPP Pleiades 1A Pleiades 1B ViaSat Rumpin LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA TerraSAR-X Tandem-X JPSS-1-1* *) akan diluncurkan pada November 2017 (NOAA, 2017)

1.1 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare

Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare didirikan pada tahun 1993 dan diresmikan oleh Alm. Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1993. Letak stasiun ini berada di tepi kota Parepare, sekitar 155 km sebelah utara Kota Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan). Beberapa alasan dibangun di Parepare, yaitu: 1. Daerah liputan optimal (95% Wilayah Indonesia),

2. Tersedianya fasilitas pendukung (listrik dan telekomunikasi internasional), dan 3. Tersedianya lokasi yang memenuhi persyaratan teknis.

Kegiatan Utama dari SBPJ Parepare yaitu:

1. Melaksanakan penerimaan, perekaman, dan pengelolaaan data satelit penginderaan jauh, 2. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan Stasiun Bumi,

3. Menginventarisasi kebutuhan bahan penunjang dan suku cadang untuk kelancaran operasi dan pemeliharaan dan perbaikan Stasiun Bumi, dan

4. Melakukan koordinasi dengan bidang lain dalam penelitian dan pengembangan untuk menunjang kelancaran operasi Stasiun Bumi. (Pustekdata, 2014)

Gambar 1. Lingkungan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare

Adapun untuk mendukung kegiatan utama tersebut maka diadakanlah beberapa fasilitas antena yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi satelit penginderaan jauh. Diantaranya yang masih digunakan hingga saat ini adalah antena ViaSat 5,4 meter yang dibangun pada tahun 2014 seperti yang terlihat pada Gambar 1. Antena saat ini digunakan untuk akuisisi satelit resolusi tinggi SPOT6/7, resolusi menengah Landsat-7/8,

(3)

31 resolusi rendah MODIS TERRA dan AQUA. Sedangkan yang terbaru adalah antena Orbital 3 meter yang dibangun pada tahun 2015 seperti yang terlihat pada Gambar 2. Antena saat ini digunakan untuk akuisisi satelit-satelit resolusi rendah diantaranya seperti Suomi NPP, MODIS TERRA dan AQUA.

Gambar 2. Antena X-Band ViaSat 5,4m Parepare

Gambar 3. Antena X/L-Band Orbital 3,0m Parepare

Pada tahun 2018 akan ada satelit baru yang diakuisisi dalam hal ini adalah satelit resolusi sangat tinggi atau biasa disebut Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi CSRST. Adapun satelit-satelit yang akan diakuisisi adalah Pleiades 1A/1B, TerraSAR-X, dan Tandem-X (Gambar 3). Serta tidak menutup kemungkinan untuk JPSS-1-1 sebagai pengganti atau sekunder dari satelit cuaca Suomi NPP yang akan diluncurkan November mendatang.

1.2 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Rumpin

Stasiun Penginderaan Jauh Rumpin didirikan pada tahun 2015 dan diresmikan di Rumpin, Bogor pada saat HUT LAPAN yang ke-52 pada tanggal 26 November 2015 (Gambar 4). Stasiun bumi ini sekarang hanya melakukan akuisisi untuk satelit resolusi menengah Landsat7/8 untuk melengkapi wilayah barat Indonesia dan satelit resolusi rendah MODIS TERRA dan AQUA. Stasiun ini dioperasikan secara remote oleh tim operasional Bidang Program dan Fasilitas Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh di Pekayon Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tetapi tim operasional bagian perawatan selalu rutin datang untuk melakukan perawatan berkala.

(4)

32

Gambar 4. Stasiun Bumi Rumpin dengan Antena X-Band ViaSat 5,4m

2. CAKUPAN ANTENA

Adapun cakupan antena pada Gambar 5 dari Stasiun Bumi Parepare meliputi seluruh wilayah Indonesia untuk resolusi rendah dan kecuali Aceh untuk resolusi menengah dan resolusi tinggi. Sedangkan cakupan antenna dari Stasiun Bumi Rumpin meliputi wilayah Indonesia bagian barat. Maka stasiun-stasiun dibangun untuk saling melengkapi dan juga sebagai redudansi untuk wilayah cakupan yang beririsan. Sejak tahun 2015 ini Stasiun Bumi Parepare dan Rumpin bersama-sama melakukan penerimaan data satelit resolusi menengah dan rendah, hanya saja belum tercatat dalam rangkuman bersama-sama. Maka pada tahun ini mulai dibenahi untuk penerimaan data resolusi menengah Landsat-7/8 dan resolusi rendah MODIS TERRA dan AQUA untuk akuisisinya sebagai backup jika terjadi konflik di Stasiun Bumi Parepare dan masalah pada salah satu stasiun bumi.

Gambar 5. Cakupan Antena Stasiun Bumi Parepare dan Rumpin (B. Pratiknyo dkk., 2014)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kajian dari analisis penjadwalan dari simulasi jadwal satelit dengan aplikasi JSatTrack dan divalidasi dengan program dari tim Operasional Stasiun Bumi Rumpin. Selanjutnya diambil beberapa samling dalam rentang waktu tertentu, maka diperoleh beberapa kasus jadwal satelit sebagai berikut:

1. Konflik antara Pleiades 1B, LANDSAT 7, dan SPOT 6 setiap 15 harian* 2. Konflik antara Pleiades 1A, LANDSAT 8, dan SPOT 7 setiap 15 harian* 3. Konflik antara AQUA dan Suomi NPP setiap 8 harian

4. Antena Orbital 3.0 meter hanya mampu menerima data dengan elevasi > 5˚.

*) Konflik terjadi secara bergantian antara Satelit LANDSAT dengan SPOT dan atau Pleiades.

Parepare Rumpin

(5)

33

Gambar 4. Stasiun Bumi Rumpin dengan Antena X-Band ViaSat 5,4m

Pada tahun 2017 ini akan dilakukan instalasi untuk penerimaan satelit CSRST dan Radar. Adapun instalasi antena baru direncanakan selesai pada bulan Desember 2018. Oleh karena itu, ada 2 (dua) cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan penerimaan dan perekaman secara Virtual yaitu melakukan download data satelit CSRST dan Radar atau melakukan uji coba atau operasional pada antena eksisting yaitu dengan menggunakan antena ViaSat Parepare. Oleh karena itu, hal ini dimungkinkan dengan melakukan 2 (dua) skenario dengan menentukan Prioritas akuisisi satelit dengan mempertimbangkan kasus pada jadwal satelit yang ada. Skenario 1 adalah sebelum antena baru terpasang, dengan asumsi akuisisi satelit CSRST dan Radar dilakukan uji coba atau operasional pada antena eksisting, maka diberi detail prioritas pada masing- masing satelit dan antena seperti pada tifermmsn (Tabel 1). Tetapi akan terjadi konflik jadwal satelit seperti yang telah dijelaskan pada kasus jadwal satelit di atas. Sedangkan Skenario 2 adalah setelah antena baru terpasang, dengan asumsi akuisisi satelit CSRT, CSRST, dan Radar langsung operasional pada antena baru, maka diberi detail prioritas pada masing- masing satelit dan antena seperti pada Tabel 3.

Karena satelit TERRA dan AQUA dengan dengan elevasi > 5˚ tidak dapat diakuisisi oleh antena Orbital maka tetap dimasukkan pada jadwal antena ViaSat Parepare dan ViaSat Rumpin untuk lintasan di bagian Barat Indonesia. Stasiun Bumi Rumpin juga melakukan akuisisi sebagaimana biasanya. Dan karena satelit JPSS-1 belum dapat dipastikan jadwalnya, maka asumsi yang dapat diambil adalah dengan mempertimbangkan pada awal tahun sebagai uji coba akuisisi dan selanjutnya jika memang satelit ini digunakan sebagai pengganti dari Suomi NPP maka hanya satelit JPSS-1 yang diterima, tetapi jika JPSS-1 digunakan sebagai konstalasi dari Suomi NPP maka kedua satelit ini akan diakuisisi bersama-sama.

Tabel 2. Skenario 1 Sebelum Antena Baru Terpasang Tahun Antena Satelit Prioritas

2018 ViaSat Parepare Pleiades 1A Pleiades 1B TerraSAR-X Tandem-X SPOT 6 SPOT 7 LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 Orbital Parepare TERRA AQUA Suomi NPP JPSS-1 1 2 1 2 ViaSat Rumpin LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA 1 1 1 1

(6)

34

Tabel 3. Skenario 2 Setelah Antena Baru Terpasang Tahun Antena Satelit Prioritas

2018 Desember* ViaSat Parepare TerraSAR-X Tandem-X LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA 1 2 1 1 1 2 Orbital Parepare TERRA AQUA Suomi NPP JPSS-1 1 2 1 1 ViaSat Rumpin LANDSAT 8 LANDSAT 7 TERRA AQUA 1 1 1 1 Antena Baru Pleiades 1A Pleiades 1B TerraSAR-X Tandem-X SPOT 6 SPOT 7 1 1 2 1 1 1

4. KESIMPULAN

Pada kajian ini dapat disimpulkan ada 2 (skenario) yang dapat dilakukan untuk penambahan satelit CSRST dan Radar dengan mempertimbangkan kasus jadwal satelit yang ada, maka diperlukan skenario 1 sebelum antena baru terpasang dan skenario 2 pada saat antena baru terpasang dan beroperasi dengan memasukkan prioritas masing-masing satelit pada antena.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Stasiun Bumi Lapan Parepare dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare serta tim Operasional Stasiun Bumi Rumpin oleh Bidang Program dan Fasilitas Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh di Pekayon Pasar Rebo, Jakarta LAPAN atas fasilitas yang diberikan dalam mengikuti Sinas Inderaja 2017. Dan kepada seluruh Staff baik teknis maupun non-teknis yang memberikan banyak kontribusi sebagai penunjang makalah ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

B. Pratiknyo A.M., Ali Syahputra N., Dinari N.S.S, Nurmajid S. (2015). Analisis Perbandingan Hasil Akuisisi Landsat 8 pada Daerah Irisan antara Stasiun Bumi Parepare dan Stasiun Bumi Rumpin pada Tahun 2014. Paper dipresentasikan pada Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT MAPIN XX, Bogor, Indonesia.

NOAA. (2017). NOAA’s JPSS-1 Satellite Arrives in California for Launch, diunduh 6 September 2017 dari https://www.nesdis.noaa.gov/jpss-1

NASA (2014). Joint Polar Satellite System 1 (JPSS-1-1) Spacecraft High Rate Data (HRD) to Direct Broadcast Station (DBS) Radio Frequency (RF) Interface Control Document (ICD). National Aeronautics and Space Administration (NASA)

Pustekdata. (2013). Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, diunduh 1 September 2017 dari http://pustekdata.lapan.go.id/index.php/subblog/read/2013/343/fasilitas-stasiun-bumi-pare-pare/fasilitas-litbang

Gambar

Tabel 1. Satelit X-Band yang Diakuisisi oleh LAPAN
Gambar 2. Antena X-Band ViaSat 5,4m Parepare
Gambar 5. Cakupan Antena Stasiun Bumi Parepare dan Rumpin (B. Pratiknyo dkk., 2014)
Tabel 2. Skenario 1 Sebelum Antena Baru Terpasang  Tahun  Antena  Satelit  Prioritas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pakar untuk perencanaan produksi pertanian ini dibagi dalam dua bagian utama yaitu untuk pakar dan atau untuk perekayasa pengetahuan dan bagian yang lain

Pelaksanaan penjelasan tanda dan gejala penyakit di ruang rawat inap RS C, frekuensi tertinggi yaitu berkategori tidak dilakukan sebanyak 58 responden (90,6%) dan

a. Pihak masjid bertanggungjawab untuk meminta serta melarang mana-mana jemaah yang mempunyai tanda-tanda sakit untuk tidak masuk ke kawasan masjid, sama ada untuk

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien pengguna kartu BPJS belum optimal dan diharapkan tenaga kesehatan (pimpinan rumah sakit,

9.1 Ringkasan Sebut Harga hendaklah menjadi sebahagian daripada Borang Sebut Harga ini dan hendaklah menjadi asas Jumlah Harga Sebut Harga. 9.2 Harga-harga dalam Ringkasan Sebut

Sistem pencatatan periodik merupakan kuantitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tergambarkan oleh namanya secara periodik. Semua pembelian persediaan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Apakah terdapat hubungan antara gaya hidup sedentari, asupan gula sederhana, dan

“Serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat