• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KELAS

(2)

PRINSIP DASAR

bagi TRAINER dalam Experiential Learning

 Memiliki pemahaman yang MENYELURUH tentang

konsep Experiential learning / Adult learning

 Memberi kesempatan bagi trainee untuk BELAJAR DARI PENGALAMAN

 Menyadari bahwa seorang trainee harus mengalami suatu proses MELAKUKAN aktivitas & mencapai

tahap INSIGHT

 Menyadari bahwa seorang trainer HANYA bertindak sebagai fasilitator

 Menyadari bahwa GAME hanyalah sebagai alat bantu dan tujuan utamanya adalah pencapaian INSIGHT

(3)

MANAJEMEN KELAS

Menciptakan suasana yang positif Mengeset Tujuan bersama

Menentukan Prinsip-prinsip, prosedur dan aturan bersamaMeningkatkan minat dan keyakinan belajar

Bacalah pendengar Anda

Peka terhadap feedback pendengarLibatkan pendengar Anda

Tangani situasi sulit dengan cerdas dan polusi minimalMengelola alat bantu

Musik dan Belajar

Mengatur lingkungan sekeliling (enriched environment)Pengaturan Bangku

(4)

Manajemen kelas efektif

 Lakukanlah observasi dan pengenalan terhadap peserta

 Buatlah pemetaan peserta

 Ciptakan suasana positif (afeksi positif)

 Senantiasa memberikan perhatian

 Lepaskan diri dari prasangka

 Bersikap profesional dan kredibel

 Memberikan kebebasan bagi ekspresi peserta

 Mengelola pertanyaan dengan tepat

 Menggunakan alat peraga dengan tepat

 Mengatasi masalah dengan strategik

(5)

3 Ketrampilan manajemen kelas

Ketrampilan komunikasi terapiutik

Ketrampilan fasilitatif

Ketrampilan menangani peserta khusus

(6)

Kemampuan Personal Terapiutik

1.

Empati (empathy),

2.

Penerimaan (acceptance),

3.

Kongruensi (congruence),

(7)

4 Fungsi Dasar Fasilitatif

Emotional Stimulation, adalah perilaku fasilitator

yang mampu merangsang ekspresi emosi peserta secara lebih lepas.

Caring, adalah perilaku mengembangkan hubungan

interpersonal yang hangat dan bersahabat.

Meaning Attribution, adalah fungsi fasilitator untuk

menyediakan penjelasan kognitif atas perilaku dan kegiatan yang dilaksanakan. Meaning attribution berarti memberi arti atas pengalaman.

Executive Functions, adalah fungsi eksekutif

fasilitator dalam kelas antara lain menghentikan

aktivitas, bertanya kepada anggota kelompok untuk memproses pengalaman peserta, mengatur diskusi

(8)

MANAJEMEN KELAS: PENGETAHUAN TRAINEE

Gaya Belajar:

 Competitive: mereka yang belajar untuk mengalahkan orang lain

 Collaborative: mereka yang percaya bahwa dapat belajar lebih baik dengan berbagi dengan orang lain

 Avoidant: mereka tidak tertarik dengan isi pelajaran dengan cara sederhana

 Partisipatif: mereka yang ingin betul-betul belajar dan menikmati seluruh kegiatan belajar

 Dependent: mereka yang rasa ingin tahunya kurang, dan menginginkan untuk diberitahu hal-hal yang

harus dilakukan

 Independent: mereka yang menikmati berpikir untuk diri sendiri

(9)

SIKAP FASILITATOR

 Empati  Kewajaran  Respek  Komitmen dan kehadiran penuh  Mengakui kehadiran orang lain  Tidak menggurui

 Tidak menjadi ahli

 Tidak memutus bicara

 Tidak berdebat

(10)
(11)

PESERTA SULIT

Beberapa tipe peserta yang menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan kelas di antaranya adalah peserta yang:

 Melarikan diri dari situasi belajar dengan berbagai cara (tidak bisa ‘here’ and ‘now”)

 Senang mengerjai pembicara

 Terlalu diam

 Kurang termotivasi

 Terlalu mendominasi seluruh proses dalam pelatihan

 Trouble maker dalam kelas

(12)

TIPS MERESPON PESERTA SULIT

1. Melarikan diri dari situasi

belajar

2. Tidak percaya kepada

pembicara

3. Senang mengerjai

pembicara

4. Terlalu diam

5. Kurang termotivasi

6. Terlalu mendominasi proses 7. Menjadi pembuat masalah 8. Gemar mengobrol

mengganggu kelas

 Berikan kesan

profesional & kredibel (2,3)

 Berikan penekanan pada manfaat pelatihan (1,5)

 Berikan rangsangan & kebebasan

mengekspresikan diri (4,5,6)

 Teguran tidak bersifat personal (7,8)

 Sampaikan humor dan energizer

(13)

Peserta sulit: SANGAT SENANG MENDEBAT

Sebab-sebab:  Kepribadian pemberontak… (tukang ejek profesional) ATAU

 Mungkin orang yang memiliki sifat

menyenangkan tetapi dikecewakan oleh masalah-masalah

pribadi atau pekerjaan

Cara mengatasi:

 Kendalikan secara ketat kemarahan anda…

 Dengan tulus cobalah untuk mencari kebaikan dari pendapat-pendapat yang dikemukakannya, kemukakan persetujuan anda (atau dorong

kelompok untuk menyetujuinya), kemudian beralih ke hal lain

 Jika ia melemparkan pendapat yang jelas-jelas salah kepada kelompok biarkan mereka menyelesaikannya sendiri

 Sebagai usaha terakhir berbicara secara pribadi dengannya pada

waktu istirahat..cobalah mencari tahu apa yang mengganggu dirinya

 Upayakan untuk mendapatkan kerjasama darinya

(14)

Peserta sulit: TERLALU CEREWET

Sebab-sebab:

 Ia mungkin bagaikan ‘seekor

berang-berang yang rakus” atau seorang yang sombong

 Mungkin juga ia tahu banyak sekali dan ingin sekali

memperlihatkannya atau ……

 Ia memang cerewet

Cara mengatasi:

 Jangan membuat malu atau bersikap kasar, mungkin nanti anda

memerlukan sikapnya itu

 Tahan diri dengannya dengan beberapa pertanyaan sulit

 Potong dengan “Hal yang menarik…. Sekarang mari kita lihat bagaimana pendapat kelompok”

 Secara umum biarkan kelompok menanganinya (sedapat mungkin)

(15)

Peserta sulit:

> BERBICARA TIDAK JELAS

> TERLALU CEPAT MENJAWAB & MEMBANTU

TERLALU CEPAT MENJAWAB DAN MEMBANTU Sebab-sebab:  Sungguh-sungguh berusaha membantu  Pada kenyataannya membuat keadaan lebih rumit  Menutup kesempatan bagi orang lain

BERBICARA TIDAK JELAS Sebab-sebab:

 Punya gagasan sulit memunculkan

Cara mengatasi:

 Potong jawabannya secara bijaksana dengan mengajukan pertanyaaan kepada orang lain

 Ucapkan terima kasih kepadanya sambil menyarankan bahwa orang lain diminta untuk melakukannya

 Meminta orang tersebut untuk membuat ringkasan

Cara mengatasi:

 Bantu dengan pancingan contoh-contoh

(16)

Peserta sulit: SUKA MELANTUR

Sebab-sebab:

 Tidak jelas. Kaya dalam khayalan

 Berbicara ke sana- kemari

tetapi tidak pernah menyinggung

topik

 Menggunakan analogi-analogi yang terlalu jauh sehingga melantur

Cara mengatasi:

 Saat dia berhenti untuk menarik nafas ucapkan terima kasih

kepadanya. Arahkan kembali

perhatiannya dengan mengulangi hal-hal yang relevan, kemudian lanjutkan

 Tersenyumlah, katakan kepadanya bahwa pendapatnya sangat menarik dengan nada akrab katakan bahwa kita sudah sedikit keluar dari topik

 Usaha terakhir lihatlah jam tangan

 Jangan katakan: Apa maksud Anda dengan ini” Katakan “ Akan saya ulangi” (kemudian menyusunnya ke dalam bahasa yang lebih baik)

 Berusahalah untuk mengubahnya sedikit mungkin, tetapi susun agar dapat dimengerti

(17)

Peserta sulit:

SUKA MEMINTA PENDAPAT ANDA

Sebab-sebab:

 Mencoba

menempatkan

anda dalam posisi yang sulit  Mencoba mendapatkan dukungan anda akan suatu pendapat  Mungkin hanya meminta pendapat anda. Cara mengatasi:

 Biasanya, Anda sebaiknya berusaha untuk tidak memecahkan persoalan mereka untuk mereka

 Jangan pernah memihak

 Katakan bahwa pendapat anda relatif tidak penting dibandingkan dengan

pendapat orang-orang dalam pertemuan itu

 Jangan biarkan ini menjadi suatu ketakutan

 Ada saat-saat dimana anda harus dan sebaiknya memberikan jawaban langsung

 Sebelum anda melakukan itu cobalah untuk mencari tahu alasan mereka menanyakan pendapat anda

 Katakan “pertama-tama mari kita

tanyakan pendapat yang lain. Bapak X, bagaimana pendapat anda mengenai hal ini (pilih satu peserta untuk menjawab)

(18)

Peserta sulit:

SELALU SALAH

Sebab-sebab:

 Seorang anggota yang muncul

dengan komentar yang selalu salah

 Ingin aktif, namun kemungkinan

daya tangkapnya yang terbatas.

Cara mengatasi:

 Katakan: “Saya dapat mengerti pendapat anda”/ “ Itu adalah

salah satu cara mendapat hal ini”

 Katakan “Saya mengerti apa yang anda maksud, tetapi apa yang dapat menyesuaikannya dengan keadaan yang

sesungguhnya?

(19)

Peserta sulit:

TIDAK MAU BERBICARA

Sebab-sebab:

 Bosan

 Acuh tak acuh

 Merasa lebih unggul

 Malu

 Merasa takut

Cara mengatasi:

 Tindakan anda akan tergantung pada apa yang memotivasi anda

 Gugah minatnya dengan menanyakan pendapatnya

 Tanyakan rekan di sebelahnya, kemudian minta si pendiam itu mengatakan

pendapatnya mengenai pendapat yang dikatakan rekan-rekannya

 Jika ia duduk di dekat anda, tanyakan pendapatnya agar ia merasa sedang

berbicara kepada anda dan bukan kepada kelompok

 Jika ia jenis ‘yang merasa unggul’, tanyakan pendapatnya setelah

memperlihatkan rasa hormat terhadap suatu pengalaman (jangan melakukan terlalu sering. Kelompok akan jengkel melihatnya)

 Buatlah ia marah untuk sesaat… dengan melemparkan pertanyaan provokatif. Jika orang peka ini tidak mau berbicara, pujilah ia dengan tulus, jika ia mau berbicara

untuk pertama kali

(20)

Peserta sulit:

KETIDAKSESUAIAN KEPRIBADIAN

Sebab-sebab:

 Dua anggota atau lebih bentrok  Dapat membagi kelompok anda menjadi bagian-bagian Cara mengatasi:

 Menggaris bawahi hal-hal yang disepakati, memperkecil hal-hal yang tidak disetujui (jika mungkin)

 Arahkan perhatian pada tujuan

 Potong dengan

pertanyaan-pertanyaan langsung mengenai topik

 Ajak anggota yang netral ke dalam diskusi

 Secara terus terang meminta

mereka untuk meninggalkan sifat-sifat itu.

(21)

Peserta sulit:

TOPIK SALAH &TUKANG MENGELUH

TOPIK SALAH Sebab-sebab:

 Tidak melantur, hanya keluar dari topik

TUKANG MENGELUH Sebab-sebab:

 Tukang mengeluh yang profesional

 Memiliki keluhan yang logis

Cara mengatasi:

 Terima kesalahan “Sesuatu yang pernah saya katakan mungkin menyebabkan anda keluar dari topik, inilah apa yang seharusnya kita bicarakan” (ulangi topik dan gunakan papan tulis)

Cara mengatasi:

 Mengatakan bahwa kami tidak dapat mengubah kebijakan di sini, masalahnya adalah beroperasi sebaik mungkin dalam sistem yang ada

 Katakan bahwa anda akan membicarakan masalah dengannya secara pribadi nanti

 Meminta seorang anggota kelompok untuk menjawabnya, katakan bahwa waktu mendesak

(22)

Peserta sulit: KERAS KEPALA

Sebab-sebab:  Tidak mau mengalah  Prasangka  Tidak melihat maksudnya Cara mengatasi:  Melemparkan pandangannya pada

kelompok, biarkan anggota-anggota kelompok

menanganinya

 Katakan kepadanya bahwa waktu yang tersedia sangat singkat

 Anda akan senang jika ia mau membicarakannya nanti, minta ia untuk

menerima pandangan

(23)

Peserta sulit: MENGOBROL

Sebab-sebab:  Mungkin berhubungan dengan topik  Mungkin bersifat pribadi  Mengganggu

pikiran anda dan anggota-anggota lain

Cara mengatasi:

 Jangan membuat malu mereka. Panggil seseorang dengan

namanya, ajukan pertanyaan yang mudah, ATAU

 Panggil seseorang dengan

namanya, kemudian ulangi topik pendapat yang terakhir

dilontarkan anggota kelompok dan minta pendapat dia

mengenai pendapat itu

 Jika dalam lokakarya anda mempunyai kebiasaan untuk berkeliling ruangan, berdirilah dengan santai di belakang

peserta yang sedang berbicara. Sikap ini sebaiknya diperlihatkan dengan jelas kepada kelompok.

(24)

KOMUNIKASI DUA ARAH

Pertanyaan dengan jawaban ya/tidakPertanyaan “atau”Pertanyaan terbuka Kapan ?  Di awal sessi :  Review dan menguhubungkan materi

Melibatkan peserta sejak dini  Di akhir sessi  Melihat pemahaman Memotivasi  Sepanjang sessi  Memfokuskan perhatian/point penting

Melibatkan peserta dalam pelatihan

(25)

4

JENIS PERTANYAAN

Pertanyaan Permintaan

Pertanyaan Retoris

Pertanyaan Mengarahkan

(26)

SETTING FISIK

Kondisi kelas perlu dikelola karena

berpengaruh terhadap proses penyampaian

materi:

Ukuran ruang

Pencahayaan

Suhu

Tata ruang

Musik

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Kompensasi, Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang

Dengan dibuatnya aplikasi ini akan menghemat dari segi waktu bagi konsumen dengan tidak perlu mengunjungi minimarket untuk membeli produk, cukup dengan cara

Rekaman arsip merupakan teknik pengumpulan data baik data historis maupun data saat ini. Dalam penelitian ini dapat berupa data statsitik Kecamatan dalam Angka

Tunjangan  jabatan  fungsional  adalah  tunjangan  jabatan  yang  diberikan  kepada  pegawai  negeri  yang  menduduki  jabatan  fungsional  sesuai  dengan 

Setelah kita menelusuri secara singkat sejarah praktek perbankan yang dilakukan oleh umat muslim, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa meskipun kosa kata fikih Islam

Saya melakukan penelitian dengan judul hubungan antara koinfeksi tuberkulosis dengan kejadian tremor pada pasien HIV/AIDS4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pada tahap analisa sistem, akan dilakukan analisa dari suatu sistem yang sedang berjalan pada SMP Muhammadiyah 03 Medan untuk mengetahui permasalahan yang ada, kemudian akan