• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS III MI AL-MUHAJIRIN KEC. RAREN BATUAH KAB. BARITO TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS III MI AL-MUHAJIRIN KEC. RAREN BATUAH KAB. BARITO TIMUR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

701

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI

AKHLAK TERPUJI KELAS III MI AL-MUHAJIRIN KEC. RAREN BATUAH KAB. BARITO TIMUR

Etika Dwi Nur Azizah

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email: etikanurazizah@gmail.com

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil Akidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji melalui model pembelajaran discovery learning di kelas III MI Al-Muhajirin Tahun Pelajaran 2022/2023. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak, materi pokok Akhlak Terpuji dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery learning di kelas III MI Al- Muhajirin, dengan jumlah 16 siswa. Tempat penelitian perbaikan pembelajaran adalah di MI Al-Muhajirin Kec. Raren Batuah Kab. Barito Timur. Waktu penelitian ini dilakukan ini melalui dua siklus, siklus I tanggal 22 September 2022, siklus II tanggal 03 Oktober 2022. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat dan hasil belajar Akidah Akhlak tentang Akhlak Terpuji pada Siswa Kelas III MI Al- Muhajirin Kecamatan Raren Batuah Kabupaten Barito Timur. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 16 siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (68,75%) dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa (31,25%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa (100%) dan tidak ada yang siswa yang tidak tuntas Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 31,25%.

Kata Kunci: Minat, Hasil Belajar, Akidah Akhlak, Discovery Learning

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

702 PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin canggih terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses, sehingga akan berkembang seiring perkembangan zaman. Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus di didik dan dapat di didik. Ilmu yang dipelajari dapat dipergunakan sebagai bekal kehidupan di dunia dan di akhirat.

Dalam proses pembelajaran, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Buchari, 2018). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi.

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan siswa serta komponen-komponen pembelajaran pada saat proses belajar mengajar berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi kurikulum, guru, siswa, metode pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan media pembelajaran (Rusman, 2013). Komponen-komponen pembelajaran tersebut diterapkan agar siswa aktif dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

703

Mata pelajaran akidah akhlak merupakan salah satu bagian dari pengajaran agama. Dalam materi akidah akhlak mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, sikap dan perilaku dengan tetap di dasari pengetahuan teoritis.

Pembelajaran akhlak membentuk batin seseorang, pembentukan ini dapat di lakukan dengan memberikan pemahaman tentang baik buruk dan kepentingannya dalam kehidupan, melatih dan membiasakan berbuat, memberikan penilaian ukuran penilaian baik dan buruk serta mendorong siswa agar ingin berbuat dengan senang hati. Salah satu hal yang menjadi tantangan guru adalah aspek akhlak, dimana guru berperan penting untuk meyakinkan anak didik agar mengamalkan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Seiring adanya penekanan kontruktivisme yang melarang guru untuk memberikan penekanan terhadap siswa maka guru harus mampu memberikan penjelasan logis, sehingga peserta didik mampu memahami dan terbiasa menerapkan akhlak terpuji dengan senang hati tanpa adanya paksaan.

Agar peserta didik mengikuti pembelajaran maka perlulah minat belajar di dalam individu peserta didik tersebut,

Crow and crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. (Djaali, 2008)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan atau suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat” (Slameto, 2003).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

704

perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang di anggap berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Jadi minat belajar adalah suatu dorongan atau kegairahan yang tinggi dalam hal pemusatan perhatian terhadap kegiatan belajar melalui interaksi dengan lingkungannya dan akan menimbulkan perubahan perilaku yang tentunya akan bersifat positif tehadap hasil belajar.

Hasil belajar dapat diukur melalui tiga ranah yaitu afektif (sikap), kongnitif (pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan). Ketiga ranah tersebut dapat dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengetahui seberapa jauh ketercapaian siswa terhadap ketiga ranah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan tes sehingga hasil belajar dapat diketahui (Rahyubi, 2014).

Dalam pembelajaran akidah akhlak materi tentang akhlak terpuji, terlihat hasil dan minat belajar siswa cenderung rendah, hal ini terjadi salah satunya karena penggunaan metode pembelajaran yang tradisional seperti ceramah dan tanya jawab. (Hariyanto, 2011) Dalam proses pembelajaran guru belum mengembangkan model atau metode pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang termotivasi atau bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar yang belum maksimal. Pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional, sehingga para siswa terlihat menjadi bosan dan jenuh dan tidak jarang kondisi kelas menjadi tidak kondusif dikarenakan siswa bercanda sendiri dan mengobrol.

Pembelajaran kekinian telah menggeser dari paradigma pembelajaran yang berpusat dari pengajar (teacher-centered learning) menuju pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) karena seorang guru lebih berperan sebagai desainer, fasilitator, pelatih, dan manajer pembelajaran.

beberapa guru tidak terbiasa dengan metode pembelajaran kekinian yang

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

705

mungkin secara sintaks (tahapan pembelajaran) memiliki berbagai kekhasan dan ketentuan. Hal tersebut membuat sebagian guru merasa ribet ketika menerapkan metode pembelajaran kekinian.

Begitupun dengan para siswa, karena sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran secara konvensional (mendengarkan, mencatat, mengerjakan soal, mengumpulkan) menyebabkan mereka pun tidak terbiasa ketika diberi pembelajaran dengan metode pembelajaran kekinian. Pada akhirnya mereka merasa bingung dan tidak semangat ketika belajar.

Hal-hal tersebut di atas menjadi penyebab masih seringnya metode pembelajaran konvensional digunakan dalam pembelajaran di kelas. Semua pihak yang bertemali dengan pendidikan perlu menyadari hal-hal tersebut sehingga bisa mencari solusi tepat untuk menyelesaikannya. Jika metode pembelajaran konvensional masih terus digunakan dalam pembelajaran di kelas pastinya akan memberi dampak yang negatif, baik untuk guru, kualitas pembelajaran dan tentunya untuk para siswa.

Oleh karena itu, sebagai solusi dibutuhkan sebuah model pembelajaran aktif yang melibatkan siswa. Penerapan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sangat berperan dalam mendorong siswa mencapai keberhasilan belajar baik di mata pelajaran umum maupun agama. Salah satu mata pelajaran agama di tingkat madrasah ibtidaiyah adalah mata pelajaran Akidah Akhlak.

Dalam mata pelajaran akidah akhlak kelas III semester I, terdapat materi tentang akhlak terpuji. Diantara sifat yang termasuk akhlak terpuji adalah rendah hati, santun, ikhlas, kasih sayang dan taat. Pembelajaran tentang akhlak terpuji perlu dibelajarkan kepada siswa sejak dini untuk membentuk akhlak dan budi pekerti yang baik.

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

706

Agar pembelajaran Akidah Akhlak pada materi akhlak terpuji menjadi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga juga dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan model pembelajaran discovery learning. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi peserta didik supaya lebih aktif dan menggunakan kemampuan berpikirnya adalah model pembelajaran discovery learning. Model Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme (Surawan, 2020).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Menurut Arifin (2012:98) PTK dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik pendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi- situasi di mana praktik itu dilakukan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi masalah faktual yang dihadapi guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran (Arikunto, 2009).

Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di kelas III MI Al-Muhajirin Kecamatan Raren Batuah Kabupaten Barito Timur yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Subjek penelitian ialah guru mata pelajaran Akidah Akhlak dan siswa kelas III MI Al-Muhajirin yang berjumlah 16 siswa di antaranya 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti ialah Observasi, Tes dan dokumentasi. Instrumen

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

707

pengumpulan data yang di gunakan yaitu instrumen lembar observasi, instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa serta tes. Tes yang di gunakan merupakan tes kognitif untuk melihat hasil belajar siswa apakah ada peningkatan setelah tindakan di berikan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

Setiap siklus terdiri atas satu kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal, guru menyiapkan perangkat yang akan di gunkan dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pun di awali dengan berdo’a yang tentunya diikuti siswa dengan khusyuk. Siswa mendengarkan arahan dari guru dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Dalam kegiatan inti, siswa mengamati gambar dan video pembelajaran, . Siswa aktif melakukan diskusi kelompok, berani mengemukakan pendapat, dan bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami. Pada kegiatan penutup siswa sudah bisa menyimpulkan pelajaran dengan menjawab pertanyaan pemicu dari guru, siswa juga tekun dalam menyelesaikan tes yang diberikan.

Hal di atas menunjukkan bahwa guru telah mampu melaksanakan perannya dengan baik bukan hanya sebagai pengajar melainkan juga sebagai pengelola, moderator, motivator, fasilitator dan evaluator. (Marlina, 2015)

Penelitian ini membahas tentang peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa dengan model discovery learning pada pembelajaran Akidah Akhlak kelas III MI. Yang menjadi faktor penentu untuk menggerakkan siswa mengerjakan aktifitas belajar adalah minat, motivasi dan perhatian, sehingga siswa mampu menilai sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya serta menimbulkan rasa puas setelah mendapatkan/mengerjakannya (Sukemi, 2014). Berdasarkan hasil

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

708

penelitian yang telah dilakukan telah terjadi peningkatan terhadap minat belajar siswa dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan model discovery learning. Dengan discovery learning, siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah bisa saling bekerjasama dengan temannya dalam kelompok, dan siswa juga sudah belajar melakukan presentasi di depan kelas. Dengan demikian akan muncul rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat.

No Nama KKM Nilai

Akhir

Keterangan T/TT

1 Ahmad Rafli 70 61 TT

2 Aisya 70 72 T

3 Bima Maulana 70 72 T

4 Bunga 70 63 TT

5 Danis Faizi 70 70 T

6 Dewi Murtiningsih 70 74 T

7 Hendi 70 59 TT

8 Marnisa 70 73 T

9 Muhammad Nabil Zamzami 70 71 T

10 Muhammad Rizki 70 53 TT

11 Naimatul Azizah 70 74 T

12 Nazwa 70 50 TT

13 Nur Azizah 70 47 TT

14 Riska Amelia 70 70 T

15 Shofia Aulia Sarah 70 58 TT

16 Yongki Setiawan 70 55 TT

Jumlah Siswa 16

Jumlah Nilai Siswa 1.016

Nilai-nilai Rata-rata 63,5

Persentase Ketuntasan Belajar 50%

1.1 Rekapitulasi Penilaian Pra Siklus

Sebelum dilaksanakan PTK, hasil ulangan yang dilakukan pada akhir pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajar dan belum mencapai criteria ketuntasan minimum (KKM) 70 yang

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

709

telah ditetapkan. Dari 16 siswa yang tidak tuntas sebanyak 50% atau 8 siswa, dan siswa yang tuntas sebanyak 50% atau 8 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 74 dan nilai yang terendah adalah 53, nilai rata-rata kelas yaitu 63,5 dan persentase ketuntasan belajar yakni 50%.

Berdasarkan paparan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya materi Akhlak Terpuji tergolong rendah, di karenakan Persentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata dengan kriteria tidak baik. Oleh sebab itu, perlu diadakan perbaikan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Rendahnya minat siswa dan hasil belajar siswa yang terjadi tidak terlepas karena dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru tidak menyadari kebosanan dan kejenuhan yang dirasakan siswa. Guru belum menggunakan metode yang tepat khususnya dalam pembelajaran materi Akhlak Terpuji ini.

No Nama KKM Nilai

Akhir

Keterangan T/TT

1 Ahmad Rafli 70 71 T

2 Aisya 70 78 T

3 Bima Maulana 70 79 T

4 Bunga 70 74 T

5 Danis Faizi 70 76 T

6 Dewi Murtiningsih 70 79 T

7 Hendi 70 73 T

8 Marnisa 70 80 T

9 Muhammad Nabil Zamzami 70 77 T

10 Muhammad Rizki 70 58 TT

11 Naimatul Azizah 70 80 T

12 Nazwa 70 60 TT

13 Nur Azizah 70 60 TT

14 Riska Amelia 70 72 T

15 Shofia Aulia Sarah 70 61 TT

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

710

16 Yongki Setiawan 70 62 TT

Jumlah Siswa 16

Jumlah Nilai Siswa 1.140

Nilai-nilai Rata-rata 71,25

Persentase Ketuntasan Belajar 68,75%

1.2 Rekapitulasi Penilaian Siklus 1

Pada pelaksanaan siklus 1 penerapan model pembelajaran Discovery learning untuk meningkatkan minat dan hasil belajar kognitif peserta didik pada tahap ini mulai berhasil karena jumlah peserta didik yang mendapat nilai tuntas sudah mencapai lebih dari 60% dari jumlah peserta didik dalam satu kelas, bahkan nilai rata-rata satu kelas sudah diatas KKM yaitu dengan KKM sebesar 70 sedangkan nilai rata-rata peserta didik sudah mencapai 71,25. Ini berarti pemahaman materi peserta didik sudah merata dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Namun untuk siklus II perlu ada perbaikan kembali dari hasil nilai peserta didik, sehingga perlu ada upaya perbaikan yang dilakukan baik dalam menggunakan metode yang bervariasi atau menggunakan media yang lebih interaktif agar ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus II.

No Nama KKM Nilai

Akhir

Keterangan T/TT

1 Ahmad Rafli 70 79 T

2 Aisya 70 87 T

3 Bima Maulana 70 85 T

4 Bunga 70 80 T

5 Danis Faizi 70 80 T

6 Dewi Murtiningsih 70 84 T

7 Hendi 70 79 T

8 Marnisa 70 83 T

9 Muhammad Nabil Zamzami 70 80 T

10 Muhammad Rizki 70 76 T

11 Naimatul Azizah 70 85 T

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

711

12 Nazwa 70 76 T

13 Nur Azizah 70 77 T

14 Riska Amelia 70 79 T

15 Shofia Aulia Sarah 70 78 T

16 Yongki Setiawan 70 78 T

Jumlah Siswa 16

Jumlah Nilai Siswa 1.286

Nilai-nilai Rata-rata 80,38

Persentase Ketuntasan Belajar 100%

1.3 Rekapitulasi Penilaian Siklus 2

Pada pelaksanaan siklus 2, penerapan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada tahap ini sudah berhasil seperti pada siklus I dan lebih meningkat karena jumlah peserta didik yang mendapat nilai tuntas sudah mencapai 100% dari jumlah peserta didik dalam satu kelas, bahkan nilai rata-rata satu kelas sudah diatas KKM yaitu dengan KKM sebesar 70 sedangkan nilai rata-rata peserta didik sudah mencapai 80,38. Ini berarti pemahaman materi peserta didik sudah merata dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

Peningkatan minat dan hasil belajar kognitif siklus I dan II dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar peserta yang telah mampu menguasai materi yang dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan dengan cara tes tertulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rata- rata kognitif peserta didik satu kelas sebesar 71,25 dengan jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan minimal sebanyak 11 atau sebesar 68,75% dari jumlah peserta didik dalam satu kelas. Pada siklus II, nilai rata-rata kognitif peserta didik meningkat menjadi 80,38 dengan jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan minimal sebanyak 16 peserta didik atau sebesar 100%

dari jumlah peserta didik dalam satu kelas yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Data hasil belajar kognitif peserta didik di atas menunjukkan bahwa

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

712

tujuan pembelajaran telah berhasil dicapai dengan jumlah peserta didik yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas (N ≥ 70) 100% atau 16 peserta didik dalam satu kelas. Hal ini berarti bahwa penerapan model discovery learning telah berhasil meningkatkan hasil belajar ranah kognitif peserta didik III MI Al- Muhajirin. Keberhasilan hasil peserta didik ranah kognitif ini baik dalam siklus I dan II tidak terlepas dari model pembelajaran, kemudian skenario pembelajaran yang dibuat sehingga dapat mendorong peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

a. Penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan minat dan hasil belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji bagi siswa kelas III MI Al-Muhajirin tahun pelajaran 2022/2023. Sebelum tindakan dari 16 siswa terdapat hanya 8 anak atau 50% mencapai standar ketuntasan sedangkan 8 anak atau 50 % tidak mencapai standar ketuntasan. Rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 63,52%. Hasil tindakan siklus I terdapat 11 anak atau 68,75 % sudah mencapai ketuntasan sisanya 5 anak atau 31,25%

belum mencapai ketuntasan. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 71,25.

Hasil tindakan siklus II terdapat 16 anak atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,38.

b. Penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan minat dan hasil Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji bagi siswa kelas III MI Al-Muhajirin tahun pelajaran 2022/2023. Dengan meningkatnya minat belajar siswa membawa dampak positif pada meningkatnya hasil belajar

(13)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

713

siswa. Hal ini terlihat pada persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus 1 - siklus 2.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, T. M. (2012). Pembelajaran Discovery, Strategi dan Mental . Yogyakarta: Diva Press.

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Buchari, A. (2018). Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Iqra, 106-124.

Cahyo, A. N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan . Yogyakarta: Diva Press.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariyanto, S. d. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marlina, M. (2015). Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Melakukan Asesmen Terhada Anak Berkesulitan. Padang: Universitas Negeri Padang.

Rahyubi, H. (2014). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jakarta:

Referense.

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2013). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukemi, S. (2014). Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas Va Sd Negeri Jetis 1 Yogyakarta Melalui Problem . Jurnal Ilmiah Guru “Cope,” 1(01), 1-8.

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.

Yogyakarta: K-Media.

(14)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

714

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media .

(15)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

715

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan konstitusi yang hidup sehingga responsif terhadap perubahan masyarakat, maka penafsiran terhadap kaidah konstitusi

Selain itu, pengaruh pendekatan Problem Centered Learning (PCL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam semangat belajar matematika dengan

Considering available scenarios, strategies of applying marketing management in Office for Education and Culture of Bandung Regency are promotion to apparatus of Bandung

Abstrak: Model pembelajaran Picture And Picture merupakan model yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan

The minimum expected count is 3.60.. Computed only for a

However, there may be applications where 3D does not improve an existing process, but makes new applications possible (Stoter et al. These applications are unlikely to be

Penggunaan Berbagai Dosis Kompos Pada Tanaman Sukun ( ArtocarpusCommunis ) di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun.Di bawah

Adapun upaya yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin akan muncul sesuai dengan penjelasan di atas adalah dengan cara membuat kebijakan