• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PESERTA DIDIK KELAS IVD MIN 15 HULU SUNGAI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PESERTA DIDIK KELAS IVD MIN 15 HULU SUNGAI UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PESERTA DIDIK KELAS

IVD MIN 15 HULU SUNGAI UTARA

Fithria Ulfah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : fitriazkia30@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan model contextual teaching and learning dalam proses pembelajaran merupakan salah satu model alternatif untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan model contextual teaching and learning untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) pada peserta didik kelas IVD MIN 15 Hulu Sungai Utara. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana siklus PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVD yang berjumlah 17 siswa, sedangkan objek penelitian adalah keseluruhan proses belajar mengajar dan hasil pembelajaran Bahasa Arab materi

ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) melalui model pembelajaran contextual teaching and learning.

Instrumen penelitian berupa lembar observasi pengamatan, dan hasil pretest, posttest atau hasil belajar siswa selama proses mengikuti pembelajaran dengan penggunaan contextual teaching and learning. Hasil temuan di penelitian ini mengemukakan bahwa hasil belajar pretest siswa di siklus I dengan rata-rata 73 kemudian hasil posttest siswa di siklus I dengan rata-rata 77,35. Meskipun ketuntasan siswa mengalami kenaikan namun belum mencapai 85%, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II mengalami perubahan signifikan, dimana hasil rata-rata nilai posttest 82,94. Siswa yang telah tuntas mencapai 15 orang (88%). Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat).

Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning; Kosakata.

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.(Moh Suardi:2018:7). Dalam proses belajar mengajar, komponen tujuan merupakan hal

(2)

yang penting. Salah satu tujuan proses belajar mengajar adalah siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru. Indikatornya adalah siswa mendapatkan nilai yang baik. Dalam arti, siswa dapat mencapai nilai sesuai dengan standar kelulusan yang ditentukan. Jika dalam proses belajar mengajar tingkat keberhasilan siswa di bawah standar yang ditentukan, proses belajar mengajar dinyatakan kurang berhasil (Sutoyo:2021:15). Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab diarahkan kepada 1) penguasaan unsur bahasa yang dimiliki bahasa Arab, yaitu aspek bunyi, kosakata dan ungkapan, serta struktur;

2) penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi yang efektif; dan 3) pemahaman dalam budaya Arab, baik berupa pemikiran, nilai-nilai, adat, etika, maupun seni.

(Dr. Ahmad Muradi, M.Ag :2015:6).

Ruang lingkup kompetensi mata pelajaran Bahasa Arab, terbagi atas empat komponen yaitu, menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). Dalam mata pelajaran Bahasa Arab peserta didik harus menguasai dua ketrampilan yaitu, membaca bacaan bahasa Arab dengan huruf Arab dan mengetahui atau memahami arti bacaan bahasa Arab.

Maka dari itu supaya peserta didik dapat memahami pembelajaran bahasa arab ini peserta didik dituntut untuk bisa membaca bacaan dengan tulisan Arab dan menghafal mufradat atau kosakata bahasa Arab.

Kenyataan di sekolah menunjukkan masih banyak siswa kelas IVD MIN 15 Hulu Sungai Utara yang belum memahami dan menguasai kosakata bahasa Arab tentang ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) secara utuh, masih memiliki kendala dalam pelaksanaan pembelajarannya. Pada aspek kognitif atau pengetahuan nilai keterampilan membaca dan memahami makna kosakata bahasa Arab tentang

ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat), siswa masih banyak yang dibawah standar yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari nilai individu maupun rata-rata kelas, dari jumlah 17 siswa terdapat 11 siswa atau 64,71 % telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Mata pelajaran Bahasa Arab bagi sebagian besar peserta didik merupakan pembelajaran yang membosankan, karena pembelajaran Bahasa Arab lebih menekankan penghafalan mufradat dan kelancaran dalam membaca.

Pada umumnya kesulitan yang dihadapi peserta didik adalah belum bisa membaca dan menghafalkan mufradat Bahasa Arab. Hal ini ditunjukkan kurang tepatnya model pembelajaran yang memudahkan peserta didik dalam menguasai kosakata Bahasa Arab. Maka perlu satu tindakan guru untuk mencari model pembelajaran yang sekiranya dapat menarik dan dapat meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Arab pada peserta didik.

Berkaitan dengan permasalahan yang muncul dan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya masalah yang disebutkan, maka salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

(3)

Learning. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. (Eva Purwanti:2022:9).

Melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di harapkan peserta didik lebih menyenangi belajar bahasa Arab dan memahami bahwasanya pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam menghafal mufradat itu tidaklah sulit dan membosankan.

Pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2011:

255). Pendapat yang lain mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikanya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama belajar efektif yakni: kontruktivisme (Constructivism);

bertanya (Questioning); menemukan (Inquiri); masyarakan belajar (Learning Community); pemodelan (Modeling); dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) (Daryanto & Rahardjo, 2012: 155).

Adapun tujuan dari pembelajaran kontekstual atau CTL adalah untuk membekali peserta didik berupa pengetahuan dan kemampuan (skil) yang lebih realistis karena inti dari pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktis. Dalam hal ini, peserta didik perlu mengerti apa makana belajar, apa manfaatnya, dala status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

Mereka sadar bahwa yang mereka pelajarai berguna bagi hidupnya nanti.

Mereka mempelajaria apa yanga bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. (Tukirna Taniredja:2013:50)

Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang dalam mempelajari bahasa asing, begitu pun bahasa Arab (Muna 2011:45). Tiga unsur bahasa tersebut, yakni suara/pelafalan (fonologi), kosakata (leksikon), dan struktur kalimat (sintaksis). Ketika seseorang mempelajari bahasa Arab, tahap awal yang dipelajari ialah kosakata, karena tidak mungkin seseorang menguasai bahasa Arab tanpa mempelajari kosakata

(4)

bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang mencukupi tentunya dapat menunjang seseorang berkomunikasi dan menulis dengan bahasa Arab.

Dengan demikian, penguasaan kosakata dianggap penting baik dari segi proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang akan dikuasainya. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya, semakin kaya kosakata yang kita miliki semakin besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa (Tarigan, 2011:12). Dalam pembelajaran kosakata (mufrodat), pengajarannya bukan hanya sekedar mengajarkan kosakata kemudian menyuruh siswa untuk menghafal. Akan tetapi, siswa dianggap mampu menguasai mufrodat jika sudah mencapai idikator-indikator penguasaan mufrodat, beberapa indikator penguasaan mufrodat yang dikemukakan Mustofa di bawah ini.

1) Siswa mampu menerjemahkan bentuk-bentuk mufrodat dengan baik.

2) Siswa mampu mengucapkan dan menulis kembali mufrodat dengan baik dan benar.

3) Siswa mampu menggunakan mufrodat dalam jumlah (kalimat) dengan benar, baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan. (Mustofa:2011:60).dan pembimbing.

(Tukirna Taniredja:2013:50).

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian bertempat di MIN 15 Hulu Sungai Utara yang beralamat di Jl. Amuntai-Alabio RT. 03 No. 25 Desa Panyiuran Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVD yang merupakan sumber primer yang berjumlah 17 orang dengan kolabolator Ibu Fithria Ulfah selaku guru mata pelajaran Bahasa Arab. Adapun Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sebagaimana berikut ini.

1. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam 40 suasana tertentu, yang dilakukan dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2015 : 67) Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman siswa terhadap materi ُُناَوْنُعْلَا (Alamat). Tes yang digunakan adalah tes jenis tertulis bentuknya test subjektif dan objektif.

2. Observasi

Pengamatan (observasi) merupakan proses yang kompleks, sebagai suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno hadi dalam Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, pengamatan (observasi)

(5)

digunakan untuk mengumpulkan data tentang penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan data tentang interkasi antara guru dengan siswa. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif, kritis, komparatif. Dalam

penelitian ini, data akan dideskripsikan secara nyata, dikaji melalui

pertanyaan bagaimana dan mengapa. Di samping itu, data awal sebelum ada tindakan akan dibandingkan dengan hasil data setelah ada tindakan.

Dalam menganalisis data dan persentasi ketuntasan belajar dugunakan analisis data kuantitatuf dengan rumus sebagai berikut :

% Tuntas = ∑TB

N x 100%

Ket :

∑TB : Banyak siswa tuntas belajar N : Banyak siswa seluruhnya (Sudzana, 2015)

Penelitian mengenai penerapan model contextual teaching and learning dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab pemahaman materi

ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) pada siswa kelas IVD MIN 15 Hulu Sungai Utara dikatakan berhasil apabila dari 17 siswa 75 % mencapai nilai 85, dan rata-rata kelas mencapai 75. Apabila kriteria tersebut telah terpenuhi, maka siklus penelitian berhenti dan dinyatakan berhasil.

HASIL PENELITIAN Pra siklus

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti diketahui bahwa siswa Kelas IVD MIN 15 Hulu Sungai Utara mengalami kesulitan dalam pelajaran materi ُُنا َوْنُعْلَا. Hanya 11 siswa yang mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 73. Hasil belajar rendah tersebut disebabkan karena kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, tak sedikit siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara dengan siswa lainnya. Dan pada saat belajar lebih banyak main dan tidak mau memperhatikan pada saat belajar.

Hasil perolehan nilai hasil belajar siswa pada materi ُُنا َوْنُعْلَا pada waktu pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 64,71% yang memenuhi

(6)

nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada materi ُُنا َوْنُعْلَا masih rendah.

Tabel 1 Prosentase penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa pada Pra Siklus

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 11 orang 64,71 %

2 Belum Tuntas 6 orang 35,29 %

Dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan dengan menerapkan metode konvensional pada waktu pra siklus masih menunjukkan yang rendah dari siswa. Siswa yang tuntas hanya mencapai 64,71 % dan belum tuntas 35,29 %.

Siklus I

Setelah didapatkan hasil belajar pada pra siklus, selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan penguasaan kosakata bahasa Arab.

Peneliti menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus I, dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, hingga proses evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka didapatkan Langkah untuk meaksanakan tindakan, yaitu belajar kosakata menggunakan model contextual teaching and learning.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa mendengarkan bunyi, kata, dan makna dalam memberi dan meminta informasi tentang alamat seseorang melalui video yang ditampilkan, guru bertanya dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang alamat, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dalam kegiatan kelompok siswa berlatih mengartikan kosakata tentang alamat yang terdapat pada percakapan dan gambar dengan benar, menentukan kosakata dan makna tentang alamat seseorang pada sebuah teks, dan mendemonstrasikan percakapan tentang alamat seseorang, kemudian siswa menuangkan hasil diskusi kelompok ke dalam laporan dan mempersentasikannya, guru mengarahkan dan menilai hasil penampilan siswa

Pada saat pelaksanaan kegiatan, peneliti melakukan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun untuk 2 kali pertemuan. Peneliti dibantu observer dalam mengamati proses pembelajaran. Observer menggunakan lembaran pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik. Dari hasil pengamatan observer, hasil jumlah nilai keaktifan guru dalam mengajar adalah 50 dengan rata-rata 3,85, kategori sangat baik. Sementara hasil pengamatan keaktifan peserta didik adalah 21 dengan rata-rata 2,63 kategori baik.

Setelah dilakukan pertemuan ke-1 dan ke-2, peneliti memberikan postest.

Setelah posttest diberikan, dilakukan penilaian oleh peneliti. Hasil penilaian menunjukkan rata-rata kelas 77,35. Berikut ini tabel rekapan ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas IVD MIN 15 Hulu Sungai Utara

(7)

Tabel 2 Prosentasi ketuntasan hasil belajar peserta didik siklus 1

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 13 Orang 76 %

2 Belum tuntas 4 Orang 24 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas mencapai 76 % sedangkan yang belum tuntas mencapai 24 %.

Dilihat dari aktivitas peserta didik dan guru, keduanya sudah ada pada kategori baik sekali dan baik namun masih perlu perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran contextual teaching and learning ini agar betul-betul maksimal.

Karena nilai ketuntasan peserta didik pada materi ُُنا َوْنُعلَا ini belum mencapai 85

%, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II . Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus I diketahui bahwa peserta didik yang nilainya tuntas adalah 76 %. Maka selanjutnya dilakukan persiapan untuk siklus II dengan memperbaiki skenario pembelajaran Contextual Teaching and Learning, dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, hingga proses evaluasi pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru kembali mengelompokkan siswa dalam belajar kosakata bahasa Arab yang terdiri dari 4-5 orang siswa, selanjutnya guru membimbing siswa membaca dan menghafal kosakata dengan bernyanyi.

Menyanyi/lagu ini diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan siswa pada saat belajar dan memberikan kesenangan agar dapat meningkatkan penguasaan kosakata atau menambah perbendaharaan kosakata. Siswa kemudian menjawab pertanyaan mengenai bilangan 1 sampai 10 secara lisan dengan percaya diri, kemudian siswa berlatih membandingkan bilangan 1 sampai 10 untuk muzakkar dan mu’annats dengan berbantukan LKPD, menyusun huruf menjadi kata dengan baik dan benar dengan berbantukan LKPD dan menyusun kata – kata menjadi kalimat yang sempurna dengan berbantukan LKPD, siswa menyampaikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lain, guru mengarahkan dan menilai hasil kerja siswa.

Pada saat pelaksanaan kegiatan, peneliti melakukan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun pada siklus II. Peneliti dibantu observer dalam mengamati proses pembelajaran. Observer menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik. Dari hasil pengamatan observer, hasil jumlah nilai keaktifan guru dalam mengajar adalah

(8)

51 dengan rata-rata 3,92 kategori sangat baik. Sementara hasil pengamatan keaktifan peserta didik adalah 29 dengan rata-rata 3,62 kategori baik sekali.

Setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus II peneliti memberikan posttest. Setelah postetst diberikan, dilakukan penilaian oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata 82,94. Berikut tabel rekapan ketuntasan hasil belajar.

Tabel 3 Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus II

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 15 Orang 88 %

2 Belum tuntas 2 orang 12 %

Dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan dengan menerapkan pembelajaran contextual teaching and learning pada siklus II telah menunjukkan hasil yang signifikan berhasil. Siswa yang tuntas mencapai 88% dan belum tuntas 12%. Dari siklus kedua, diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 15 orang pada tes hasil belajar dan yang belum tuntas hanya 2 orang.

Dilihat dari aktivitas siswa dan aktivitas guru, kategori keduanya sudah pada posisi baik sekali, Pembelajaran contextual teaching and learning ini telah dilaksanakan sesesuai prosedur. Karena nilai ketuntasan siswa pada materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) dengan menggunakan pembelajaran contextual teaching and learning ini telah melewati 85%, maka pembelajaran telah berhasil. Pembelajaran contextual teaching and learning dapat menjadi solusi dalam peningkatan kosakata bahasa Arab siswa terkait materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat).

Penelitian dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Arab peserta didik kelas IV D MIN 15 Hulu Sungai Utara dalam pembelajaran Bahasa Arab melalui penerapan model contextual teaching and learning. Dengan melaksanakan model contextual teaching and learning peserta didik memungkinkan meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih peserta didik untuk berkerjasama dengan teman.

Pada pelaksanaan siklus I, proses pembelajaran menggunakan model contextual teaching and learning berjalan dengan baik. Dari sisi guru, guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, namun guru kurang berimprovisasi dalam melaksanakan tehnik pembelajarannya.

Proses masih terasa yang kaku. Begitu juga dengan aktivitas siswa, siswa masih belum terlihat aktif sekali, guru harus berkali-kali memberikan instruksi agar mereka dapat bekerjasama satu sama lainnya. Namun demikian dua kali pertemuan terdapat penambahan siswa yang memperoleh hasil belajar tuntas, meski peningkatan tersebut belum mencapai 85%.

Siklus II merupakan siklus perbaikan, Disini peneliti mempelajari hasil observasi aktivitas guru dan siswa, mempelajari hasil perbandingan pretest dan

(9)

posttest. Selanjutnya memperbaiki proses pembelajaran di pertemuan 1 dan pertemuan 2 di siklus II.

Proses pembelajaran di siklus II mengalami peningkatan, dimana hasil pengamatan untuk aktivitas guru lebih baik dari pada siklus I. Begitu juga hasil pengamatan pada aktivitas, Siswa di siklus II mengalami peningkatan dibandingkan aktivitas mereka di siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru membawa hasil dengan meningkatkan prosentasi siswa yang memperoleh ketuntasan nilai, yaitu minimal 73. Meskipun masih ada 2 siswa yang belum mencapai tuntas, namun mereka mencapai kenaikan nilai dari sebelumnya di siklus I. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model contextual teaching and learning dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata Peserta didik kelas IV D MIN 15 Hulu Sungai Utara.

Sebagai implikasi dari hasil penelitian tindakan kelas ini, para guru-guru Bahasa Arab dalam mengajarkan materi yang dianggap cukup sulit termasuk diantaranya materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat), maka dapat mempersiapkan model pembelajaran contextual teaching and learning untuk menarik motivasi mereka.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning pada materi ُُنا َوْنُعْلَا (Alamat) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab peserta didik.

Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik dimana nilai pretest pada pra siklus mencapai rata-rata 73, sedangkan pada posttest siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 77,35. Nilai ketuntasan hasil belajar peserta didik telah mengalami kenaikan meskipun belum mencapai 85 %, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata nilai posttest peserta didik adalah 82,94 dan peserta didik yang telah tuntas mencapai 15 orang (88%) dan yang belum tuntas 2 orang (12%).

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal. (2013). Model-Model,Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (INOVATIF). Bandung: Yarma Widya

Arikunto, Suharsimi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Daryanto dan Raharjo,Muljo,. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Gava Media

Muna, W. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Teori dan Aplikasi) Yogyakarta: Penerbit Press

(10)

Muradi, Ahmad. (2015). Pembelajaran Menulis Bahasa Arab. Jakarta: Kencana Mustofa, S. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN Press Mustofa, Syaiful. (2017). Strategi Pembelajran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-

Maliki Pres

Mutholib, Abdul. (2015). Lu’batul Qamus:Cara Unik Memperkaya Mufradat.Jurnal Arabia, 7(1). http://repository.iainkudus.ac.id/5583/1/1377-4726-1-SM Purwanti, Eva. (2022). Pembelajaran Kontekstual Media Objek Langsung Dalam

Menulis Puisi. NTB: Pusat Pengenbangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Rusman, (2012).Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pres

Suardi, Moh. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV. Budi Utama Sutoyo. (2021). Teknik Penulisan Tindakan Penelitian Kelas. Surakarta: Unisri Pres Sudjana, N. (2015). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Taniredja,Tukirna, dkk,.(2013). Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Kreatif.

Bandung: Alfabeta

Tarigan, H. (2011). Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

a. Pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan membentuk dan menambah pengetahuan dan keterampilan seorang tenaga kerja untuk mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan

atau merujuk untuk tindakan yang sesuai. 10) Penatalaksanaan ibu postpartum abnormal : sisa plasenta, renjatan. dan infeksi ringan.. 11) Melakukan konseling pada ibu

pendudukan Jepang. Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena

RTK RHL-DAS pada kawasan bergambut berfungsi lindung dan budi daya merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pengelolaan rehabilitasi di dalam kawasan hutan (RPRH) dan

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013) tidak adanya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

Cuando necesite hacer referencia a una fuente cuyo autor no ha podido identificar con precisión, cite las primeras dos o tres palabras del título, seguido por el año.. en el

Pembentukan Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia, merupakan kebijakan dan langkah antisipatif yang bersifat proaktif yang