• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Program MBKM Santri sebagai Pondasi Penguatan Nilai Religius di Era Society 5.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Program MBKM Santri sebagai Pondasi Penguatan Nilai Religius di Era Society 5.0"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

https://journal.uinsi.ac.id/index.php/Tarbiyawat/index e-mail: jtarbiyahwatalim@gmail.com

p-ISSN: 2338-4530 e-ISSN: 2540-7899 pp. 59-69

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |59

Program MBKM Santri sebagai Pondasi Penguatan Nilai Religius di Era Society 5.0

1*Erikafatul Insani, 2Fathor Rozi, 3Hasyim Asy’ari

1,3IAI Al-Qodiri Jember, 2Universitas Nurul Jadid

*E-mail korespondensi: erikafathul@gmail.com

Diserahkan: 19 Desember 2022; Direvisi: 28 Desember 2022; Diterima: 4 Januari 2023 Abstrak

Pesatnya revolusi industri teknologi dan moralisasi di Era Society 5.0 mengalami problematika yang kompleks.

Sebagaimana perubahan segala bentuk budaya dan cara pandang individu berdampak pada dekadensi moral mahasiswa. Hal tersebut mendorong Universitas Nurul Jadid untuk ikut andil dalam Program MBKM Santri guna mempertahankan dan menjaga mahasiswanya untuk tetap dalam moralitas keagamaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja program MBKM untuk mahasiswa berstatus santri sebagai pondasi penguatan nilai keagamaannya pada era 5.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara berdasarkan kajian mendalam. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik triangulasi data. Penelitian ini menunjukkan bahwa program MBKM sebagai upaya penguatan nilai keagamaan mahasiswa MBKM Santri pada era 5.0 melalui tiga program pokok yakni; 1) program pertukaran santri, 2) program santri mengabdi, serta 3) program santri mengajar. Program MBKM santri ini menciptakan mahasiswa-santri melatih dan menyalurkan soft skill dan hard skill sesuai minat dan bakatnya. Setiap mahasiswa-santri UNUJA dibekali dengan nilai Trilogi dan Pancakesadaran santri yang memudahkan mereka untuk terjun kepada kondisi sosial masyarakat yang berbeda.

Memasuki era 5.0, maka program MBKM ini menjadi solutif bagi dunia pendidikan menanamkan soft skill dan hard skill siswa yang mampu menghadapi tantangan globalisasi.

Kata kunci: mbkm santri, nilai religius, era society 5.0

Abstract

The rapid technological and moralizing industrial revolution in the Era of Society 5.0 is experiencing complex problems as changes in all forms of culture and individual perspectives impact student moral decadence. It prompted Nurul Jadid University to participate in the Santri MBKM Program to maintain and keep its students in religious morality. This study aimed to determine what the MBKM program was for students with santri status as a foundation for strengthening their religious values in the 5.0 era. This research uses a qualitative approach with a case study type at Nurul Jadid University, Paiton Probolinggo. Data collection was carried out through observation and interviews based on in-depth studies. The analysis technique used is the data triangulation technique. This research shows that the MBKM program is an effort to strengthen the religious values of MBKM Santri students in the 5.0 era through three main programs, namely; 1) the santri exchange program, 2) the santri serving program, and 3) the santri teaching program. The MBKM santri program allows students to train and distribute soft and hard skills according to their interests and talents. Every Nurul Jadid University student is equipped with the Trilogy and Pancakesadaran values of the santri's awareness, making it easier for them to get involved in different social conditions. Entering the 5.0 era, the MBKM program is a solution for the world of education to instill soft and hard skills in students who can face the challenges of globalization.

Keywords: mbkm santri, religious values, era society 5.0

How to Cite: Insani, E., Rozi, F., & Asy’ari, H. (2023). Program MBKM santri sebagai pondasi penguatan nilai religius di era society 5.0. Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 10(1) 59-69.

doi: https://doi.org/10.21093/twt.v10i1.5617

https://doi.org/10.21093/twt.v10i1.5617 Copyright© 2023, Insani et al This is an open-access article under the CC-BY License.

(2)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |60 PENDAHULUAN

Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan semakin kompleks, dengan pesatnya revolusi industri teknologi sehingga merubah segala bentuk budaya dan cara pandang individu (Rosi et al., 2022). Di era global ini, kita telah menerima bahwa nilai-nilai spiritual keagamaan adalah momok dalam kehidupan, agama hanya untuk akhirat dan urusan dunia tidak terkait dengan agama. Sebagian masyarakat menjauhi nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial budaya dan nilai-nilai filosofis bangsa (Umi, 2022). Hal ini tentunya menuntut Pendidikan Islam untuk menjadi sumber solusi dalam menyesuaikan kebutuhan peserta didik pada era industri 5.0 yang menjadi problem solver generasi muda (Ibrahim & Robandi, 2020).

Sebagaimana yang disebutkan oleh Marisa (2021) bahwa era industri 5.0 ini merupakan konsep masyarakat yang bisa menyelesaikan segala tantangan dan permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah mereka dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang tercipta pada era 4.0. Inovasi yang tengah dimanfaatkan pada era 5.0 yakni soft skill dan hard skill manusia menggunakan kecanggihan teknologi yang menjadi objek utama bagi manusia bisa meningkatkan kreatifitas dan keterampilannya. Ramadhan (2021) juga menerangkan dari kecanggihan teknologi sebagai komponen penghubung manusia dengan dunia maya bisa menyebabkan dekadensi moral dengan melancarkan segala cara untuk menimbulkan kepuasan dan kesenangan hasrat diri tanpa melibatkan etika moral dan nilai keagamaan di dalamnya.

Bulujaya & Alviana (2018) menyatakan bahwasanya dekadensi moral dapat terjadi karena meningkatnya kebutuhan hidup, perasaan individualistis dan egois, persaingan dalam hidup, kondisi yang tidak stabil dan hilangnya pengetahuan dari nilai-nilai agama.

Generasi muda tengah menjadi aplikator atau pengguna terbanyak kecanggihan teknologi saat ini. Remaja Indonesia paling banyak menggunakan internet dibandingkan kelompok usia lainnya (Kusumaningrum et al., 2022). Pernyataan ini terlihat dari hasil survei tahun 2021- 2022 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebutkan tingkat penetrasi internet di kelompok usia 13-22 tahun mencapai 99,16% (Muali et al., 2021). Hal ini menjadi suatu tantangan bagi mereka untuk memanfaatkan soft skill dalam penggunaan teknologi sehingga tidak mencoreng kredibilitas dan kewibawaan generasi muda di dunia pendidikan (Almu, 2019).

Jika kecanggihan teknologi yang tercipta pada era 5.0 tidak bisa digunakan dengan objektif dan benar oleh generasi muda, maka akan membentuk kepribadian generasi muda yang anti-sosial dan lemah akan lemahnya kreatifitas (Madyawati et al., 2021). Untuk menghadapi dekadensi moral tersebut, pendidikan Islam harus menghasilkan generasi yang seimbang antara aspek agama dan aspek peradaban (budaya, nilai-nilai agama dan teknologi). Upaya penyelesaian permasalahan dekadensi moral pada generasi muda bisa melalui upaya menanamkan dan menguatkan nilai keagamaan dalam diri mereka (Kholil et al., 2022). Nilai keagamaan merupakan salah satu nilai karakter yang dijadikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter keagamaan ini sangat dibutuhkan oleh generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman dan dekadensi moral seperti saat ini (Wati & Arif, 2017).

Mahasiswa sebagai generasi muda sekaligus agen utama perubahan dan kekuatan moral masyarakat diharapkan mampu berperilaku dengan baik yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama (Firdaus, 2017). Kegiatan yang cukup efektif untuk menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan dan kekuatan moral masyarakat yakni dengan internalisasi program MBKM dalam dirinya yang didapat pada kurikulum Perguruan Tinggi. Program ini yang menjadi fasilitator bagi setiap Perguruan Tinggi untuk melancarkan inovasisi kurikulum sesuai dengan karakteristik mahasiswanya (Komarudin & Aziz, 2022).

Peneliti melakukan observasi secara langsung pada sebagian mahasiswa Universitas Nurul Jadid masih berada pada dekadensi moralnya. Mereka masih kurang menghormati sesama teman, kurang bersikap sopan kepada dosen, berkata kasar dan sebagainya.

Kemungkinan hal ini terjadi karena tidak semua latar belakang pendidikan mereka bukan

(3)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |61 berasal dari latar belakang pendidikan yang bernotabene pendidikan Islam. Hal tersebut

menyebabkan dekadensi moral dan dengan mudah mengikuti pesatnya arus global yang negatif.

Di satu sisi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menguasai berbagai ilmu. Mahasiswa dapat memilih mata kuliah sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku (Fuadi & Aswita, 2021). Mahasiswa dan dosen dari seluruh dunia didorong untuk mengikuti program studi berdasarkan Pasal 15 Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: Pertukaran Mahasiswa, Magang/Praktek, Bantuan Pengajaran di Satuan Pendidikan, Proyek Kemanusiaan dan Kegiatan Wirausaha (Sopiansyah et al., 2022).

Beberapa perguruan tinggi di Wilayah Tapal Kuda Jawa Timur umumnya berada di bawah naungan Pondok Pesanren, termasuk UNUJA (Universitas Nurul Jadid). Perguruan tinggi tersebut merupakan bagian integral dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Mereka dituntut untuk merespons dan turut andil dalam melaksanakan program MB-KM yang sesuai dengan amanah ideologis pondok pesantren dan kebijakan Kemendikbud RI. Atas kebijakan ini lahirlah MBKM-Santri guna merealisasikan Program MB-KM Mendikbud RI dengan tanpa menghilangkan status pesantren (santri). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri juga dapat menjadi solusi dari permasalahan dekadensi moral. Adapun kegiatan MBKM Santri yang bernilai religius di antaranya;

pembinaan akhlak, Al-Qur’an, tafsir kitab, serta pembiasaan salat berjamaah, membaca Al- Qur’an dan membaca burdah.

Program MBKM-Santri bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja dan lingkungan di pondok pesantren yang sesuai dengan kompetensinya setelah lulus kuliah. Mahasiswa diharapkan dapat mempertahankan kompetensi inti pada program studi asalnya dan tetap menyongsong nilai-nilai religius (Afkarina et al., 2022). Hal ini akan memberi dampak positif, bukan hanya kepada diri mereka sendiri, tetapi juga pada Pondok Pesantren tempat di mana mereka Mengajar selama ini. Kompetensi dan keilmuan multidisiplin mereka benar-benar akan bermanfaat bagi pengembangan wirausaha mereka secara khusus, dan pengembangan kelembagaan Pondok Pesantren secara umum (Zamroni et al., 2022).

Para peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian serupa terkait program MBKM, di antaranya: Wahyudin (2022) memaparkan bahwasanya Program MBKM memberikan dampak positif pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa serta memberikan dampak terhadap peningkatan kapasitas dosen. Mitigasi terhadap hambatan yang dapat timbul dalam proses penyelenggaraan program MBKM sangat diperlukan agar tujuan dan manfaat program dapat dicapai dengan baik, optimal dan berkelanjutan. Kemudian Latifah (2021) menyatakan tujuan dari kegiatan pertukaran pelajar ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar di luar institusi dengan menjunjung tinggi kesetaraan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sangat beragam, mulai dari diskusi kelompok, simulasi, pembelajaran kooperatif hingga pembelajaran berbasis masalah. Dilanjutkan oleh pendapat Fuadi & Aswita (2021) menyebutkan membentuk karakter mahasiswa melalui program MBKM Santri dengan meneladani nilai-nilai karakter melalui habituasi kegiatan religius keseharianya.

Keunikan dari penelitian ini yakni program MBKM namun dikolaborasikan dengan segala bentuk penerapan budaya pesantren dan berbagai kegiatannya yang kemudian diaktualisasikan dengan istilah MBKM-Santri. Perbedaan sekaligus pembaruan dari penelitian terdahulu terdapat dalam peningkatan soft skills dan hard skills, sedangkan penelitian saat ini lebih memfokuskan pada penumbuhan nilai religius guna mempertahankan dan menjaga moralitas mahasiswa untuk tetap dalam moralitas religius dengan mengintegrasikan program MBKM-Santri. Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk meminimalisir pengaruh negative arus society 5.0.

(4)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |62 Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, maka tujuan penelitian

ini untuk mengkaji secara komprehensif mengenai program MBKM-Santri sebagai bentuk pondasi penguatan nilai religius yang dilakukan di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo khususnya pada era society 5.0. Pendidikan religius yang diterapkan di Universitas Nurul Jadid melalui program MBKM Santri ini diharapkan membentuk karakter yang baik pada mahasiswa dan mencegah mereka dari tingkah laku kurang baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus yang dilakukan di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Fitrah and Luthfiyah (2017) menyebutkan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus menjadi suatu jenis penelitian yang mengungkap secara lazim untuk memberikan penekanan spesifikasi pada sifat-sifat unik dari unit-unit yang sedang diteliti berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti dan mengetahui penyesuaian program MBKM-Santri pada era society 5.0 di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Peneliti menggunakan tiga teknik dalam upaya pengumpulan data, yakni melakukan wawancara terhadap 6 informan dari mahasiswi MBKM Santri, observasi dan dokumentasi.

Teknik observasi melalui catatan pengamatan terkait pelaksanaan program MBKM sebagai usaha pondasi nilai religius mahasiswa berstatus santri. Sumber data disertai dengan analisis data melalui teknik triangulasi sumber dan teknik. Sulistyo Basuki (2019) menjelaskan teknik ini menggunakan bermacam-macam data, menggunakan lebih dari satu teori, beberapa teknik analisa (reduksi data) dan melibatkan lebih banyak peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Nurul Jadid yang berdiri di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid telah beberapa kali ikut serta dalam Program MBKM. Program ini menempatkan mahasiswa mengeksplorasikan keterampilan dan kemampuan pada kegiatan yang sesuai. Harapannya agar mahasiswa tidak hanya meningkatkan soft skills dan hard skills-nya, tapi juga tetap menanamkan nilai religius sebagai modal utama dalam menghadapi setiap tantangan di era 5.0 saat ini.

Sebagaimana kebijakan Kemendikbud dan Universitas Nurul Jadid mengenai rumusan program MBKM, membagi 3 (tiga) program sebagai pondasi penguatan nilai keagamaan mahasiswa MBKM Santri pada era 5.0. Disebutkan (1) pertukaran pelajar; (2) program santri mengajar, dan (3) program santri mengabdi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan uraian dari hasil observasi dan wawancara kepada 6 informan (2 mahasiswi program pertukaran santri, 2 mahasiswi program mengabdi, serta 2 program santri mengajar) penerapan program MBKM- santri sebagai pondasi kekuatan nilai keagamaan pada era 5.0.

Program Pertukaran Mahasiswa-Santri sebagai Kegiatan Pemahaman Lintas Budaya Program Pertukaran Santri menjadi program yang diselenggarakan dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Nurul Jadid (UNUJA) untuk mengikuti perkuliahan dan keilmuan di perguruan tinggi lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Program ini dibentuk untuk pemerolehan angka kredit, pengalihan kredit, dan kegiatan non-akademik berupa kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk kegiatan pemahaman lintas budaya dan kepemimpinan sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Mahasiswa LK menjelaskan adanya program pertukaran mahasiswa-santri ini untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, perekat kebangsaan dan kepesantrenan antar mahasiswa santri se-Indonesia melalui pembelajaran antarbudaya.

Tentunya, dari berbagai budaya, suku, bahasa, dan karakteristik sumber daya manusia, menimbulkan adanya perbedaan. Namun, tidak melulu melahirkan sebuah perselisihan. Sebab inilah yang dirancang Universitas Nurul Jadid untuk menjadikan program pertukaran

(5)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |63 mahasiswa-santri ini menjadikan mereka sebagai agen perubahan dan penguatan yang nyata

atas moral keagamaan di tengah-tengah era globalisasi dan kecanggihan teknologi saat ini.

Mahmud et al. (2021) menjelaskan tujuan dari program pertukaran mahasiswa-santri di antaranya untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan soft skill santri yang memiliki karakter Pancasila agar siap bergaul secara kooperatif dan kompetitif dengan berbagai kultur dan budaya masyarakat, bangsa lain di dunia demi martabat bangsa melalui pembelajaran terpadu; dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi melalui penguatan keunggulan komparatif antar perguruan tinggi pesantren.

Pada skema ini UNUJA bersama perguruan tinggi pesantren mitra melaksanakan program kampus merdeka mahasiswa melaksanakan perkuliahan di Program Studi lain di luar Perguruan Tinggi yakni d IAI Al-Qodiri. Jumlah mahasiswa yang mengikuti program ini disesuaikan melalui kesepatakan antara UNUJA dengan perguruan tinggi mitra. RS selaku salah satu mahasiswa yang telah melaksanakan program pertukaran mahasiswa-santri ini menyebutkan bahwa sedikitnya ada 8 orang dalam tahun pertama pelaksanaan program MBKM ini di UNUJA. Pelaksanaan Program Pertukaran Santri dilakukan selama 1 semester di luar perguruan tinggi dengan menempuh mata kuliah sebanyak maksimal 20 SKS.

Penilaian terhadap capaian pembelajaran disesuaikan dengan peraturan perguruan tinggi mitra masing-masing. Hasil capaian pembelajaran kemudian akan dikonversi ke Mata Kuliah Prodi perguruan tinggi asal mahasiswa. Dosen Pembimbing Lapangan untuk peserta Program Pertukaran Santri ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi sebagai DPL untuk kelompok mahasiswa yang ditempatkan di perguruan tinggi mitra tersebut.

Program pertukaran mahasiswa-santri ini disyaratkan untuk bisa membawa etika dan moral yang baik pada setiap kegiatannya. Sehingga hal tersebut yang menjadi suatu indikator capaian program ini (Ningrum et al., 2021). NAF menyebutkan bahwa etika mahasiswa-santri yang utama yakni menyelesaikan segala tugas yang diberikan dosen pembimbing dengan benar, rapi, dan tepat waktu. Kemudian Mahasiswa-santri bersikap jujur, disiplin, santun, profesional, dan menjaga etos kerja selama mengikuti Program Pertukaran Santri. Selain itu, program yang diikuti mahasiswa-santri pada Perguruan Tinggi Mitra yakni kegiatan-kegiatan yang linear dengan program studi di UNUJA. Dan kegiatan pada asrama tempat mukim/tinggal mahasiswa-santri yakni kegiatan pesantren berbasis nilai moral dan keagamaan Islam seperti internalisasi kegiatan sholat berjamaah, sholat sunnah rawatib dan tahajjud, pembacaan tadarus Qur’an, dan rutinan kajian kitab kuning tiap harinya. Berikut ini ditampilkan gambar dokumentasi pisah kenang usai melaksanakan program pertukaran mahasiswa-santri.

Gambar 1. Pisah Kenang Selesainya Program Pertukaran Mahasiswa-Santri Gambar 1 merupakan dokumentasi lepas pisah mahasiswi MBKM Santri dengan pengurus asrama dan Ning Khodijatul Qodriyah sebagai salah satu dosen IAI Al-Qodiri.

Kegiatan ini tentu membuat mahasiswi MKBM Santri sangat termotivasi dan tergugah semangat untuk selalu menjadi wanita muslim yang kuat iman, bernilai moderasi, produktif

(6)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |64 dan terpelajar. Kegiatan ini relevan dengan upaya pengarusutamaan sikap moderasi beragama

di lembaga pendidikan (Hamidy et al., 2022).

Program Santri Mengabdi sebagai Pembinaan dan Pembiasaan Karakter

Program mengabdi mahasiswa-santri ini bernafaskan Trilogi dan Pancakesadaran Santri milik pesantren Nurul Jadid yang membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara langsung dari dunia nyata dengan mempraktikkan experiental learning (Hefniy et al., 2022). Program “Santri Mengajar” bertujuan memberikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kepada mahasiswa untuk mengungkap fakta/fenomena dan menyelesaikan permasalahan di pondok Pesantren Nurul Jadid atau Pesantren Mitra. NK selaku salah satu mahasiswa-santri yang menjalankan tugas mengabdi di pesantren Nurul Jadid menjelaskan interaksi mahasiswa dengan santri di Pesantren Nurul Jadid atau Pesantren Mitra akan membangun kepekaan dan empati mereka terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di Pesantren. Program ini akan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, penyelesaian masalah, komunikasi, dan kolaborasi mahasiswa, dengan tetap berpegang teguh pada Trilogi dan Pancakesadaran Santri sebagai bentuk pengabdian mereka kepada Pondok Pesantren.

Gambar 2. Nilai Trilogi Gambar 3. Nilai Pancakesadaran Santri

Setiap mahasiswa ataupun mahasiswa-santri UNUJA diajarkan mempunyai nilai Trilogi dan Pancakesadaran Santri. Kebijakan ini dirumuskan guna setiap insan Nurul Jadid mempunyai nilai berbudi luhur yang bisa memanusiakan manusia dengan kaidah keislaman yang terpuji dan berempati terhadap sesama. Maka nilai Trilogi dan Pancakesadaran Santri ini yang menjadi bentuk pembinaan dan pembiasaan karakter terhadap setiap insan di Nurul Jadid.

Fiyah (2019) menerangkan pembinaan karakter khusunya pembinaan karakter religius bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, namun juga menanamkan kebiasaan tentang hal yang religi dan kebiasaan berperilaku baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan nilai norma yang baik dan terbiasa melakukannya. Habibah and Wahyuni (2020) juga menjelaskan pembinaan yang dapat menyokong maksimalisasi penanaman karakter religius santri yaitu dengan cara menerapkan budaya pesantren yang mengarah pada pembentukan budaya keagamaan, memberikan nasehat-nasehat yang baik, memberikan teladan yang baik, pembiasaan sholat fardhu berjamaah, membuat tata tertib dan larangan pada santri, menerapkan hukuman bagi santri yang melanggar peraturan, mengajarkan tentang akhlak dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas harian santri baik di dalam maupun di luar pondok pesantren.

Nilai Trilogi Kebersamaan

Integritas

Kemandi- rian Inovasi

Berke- lanjutan

Keunggulan Panca

kesadaran Santri Kesadaran

Beragama

Kesadaran Berilmu

Kesadaran Ber- masyarakat Kesadaran

Berbangsa dan Bernegara Kesadaran Berorganis

asi

(7)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |65 Program santri mengabdi ini termasuk program kampus merdeka bagi mahasiswa

melaksanakan pendidikan dan pengabdian di Pesantren secara langsung bersama-sama para santri mengidentifikasi potensi serta menangani masalah yang mereka temui di Pesantren (Rodiyah 2021). Kegiatan Program Santri Mengabdi mengasah soft skill kemitraan, kerja sama tim lintas disiplin / keilmuan (lintas kompetensi), dan leadership mahasiswa di Pondok Pesantren Nurul Jadid atau Pesantren Mitra. Bentuk kegiatan Santri Mengabdi mencakup, antara lain, mengabdi sebagai tenaga unit kerja pesantren, mengabdi sebagai wali asuh santri, dan mengabdi sebagai pembina santri bidang keagamaan. Sebagai lembaga perguruan tinggi di bawah Yayasan Nurul Jadid, UNUJA meluncurkan Program Santri Mengabdi ini sebagai upaya kampus pesantren ini dalam memberikan rekognisi kepada para mahasiswa santri yang mengabdi di Pesantren Nurul Jadid atau Pesantren Mitra dalam bentuk konversi mata kuliah dan program KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Kehadiran mahasiswa dari program santri mengabdi selama 2 semester ini mendampingi perencanaan program di pesantren. Mulai dari kajian potensi, masalah dan tantangan di pesantren, penyusunan prioritas program, perancangan program, desain sarana dan prasarana, pemberdayaan santri, supervisi program, hingga monitoring dan evaluasi.

Program ini juga memberikan pengalaman dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan santri di pondok pesantren untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai generasi andal, bertakwa, dan berakhlak karimah.

Pada skema ini UNUJA bekerja sama dengan Pesantren Nurul Jadid dalam melakukan pembangunan dan pemberdayaan pesantren berdasarkan kebutuhan, peluang, dan kondisi Pesantren Nurul Jadid dalam bentuk paket kompetensi yang akan diperoleh mahasiswa dalam pelaksanaan program. Jumlah dan bidang mahasiswa yang mengikuti program ini menyesuaikan dengan kebutuhan program di Pesantren Nurul Jadid dan disetujui oleh Biro Kepesantrenan Nurul Jadid atau biro-biro lain yang terkait. Pelaksanaan Program Santri Mengabdi dilakukan selama 2 semester di lokasi atau setara dengan maksimal 20 SKS. Tidak hanya mengabdikan dirinya sebagai asistenti tenaga kerja pesantren, mahasiswa-santri juga diberikan kajian dan pembinaan kitab kuning mengenai nilai-nilai religius. Berikut ini disajikan tabel jadwal kegiatan dan pembinaan mahasiswa MBKM santri selama mengikuti program santri mengajar.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan dan Pembinaan Mahasiswa MBKM Universitas Nurul Jadid

NO HARI WAKTU KEGIATAN NARASUMBER/DOSEN

PENDAMPING

1 Senin 20 .00 –21.00 Manaqib, Tahli, Burdah, Diba'iyah (MAHABUDI) & Khitobah

Ny. Khodijatul Qodriyah, S.Ag, M.M.pub, M.Si

Zakiyah BZ, M.Pd.I Salmatus Sa’adah, M. Pd 2 Selasa 19.30 – 21.30 Kepesantrenan Ponirin Mika, M.Pd.I 3 Rabu 19.30 – 21.00 Tafsir Alfatihah/Syu’abul Iman Moh. Tohet. M.Pd.I 4 Kamis 15.30 – 17.00 Riyadussholihin & tafsir Jalalain KH. Moh. Zuhri Zaini, BA 5 Jum'at 09.00 – 11.00 Khatmil Qur’an + Kultum Pengurus Asrama

19.30 – 21.00 Kajian Kitab Ta’lim Al-muta’allim Ny. Mamnuhatur Rohmah 6 Sabtu 19.30 – 21.00 Kajian Akhlak Saili Aswi, S.H.I

7 Ahad 19.30 – 21.00 Kajian kitab Arba’in Nawawi dari berbagai perspektif

Ny. Khodijatul Qodriyah, S.Ag, M.M.pub, M.Si

21.00 – 23.00 Kajian Kitab 'Uqudul Ijen Saili Aswi, S.H.I

Tabel 1 menunjukkan bahwasanya program MBKM Santri yang dilaksanakan di Universitas Nurul Jadid menunjang pembentukan karakter religius. Kegiatan terkemas dalam jadwal pembinaan dan kajian harian dengan didampingi serta dilatih oleh dosen-dosen

(8)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |66 profesional. Tentunya dari kegiatan di atas menjadi bentuk pembinaan terhadap nilai moral dan

keagamaan mahasiswa-santri selama di pesantren. Sehingga tidak hanya pengalaman, pengetahuan mereka akan nilai agama juga diberikan pembinaan. Dengan jadwal yang tersedia, mahasiswa-santri akan terbiasa melakukan segala sesuatu tanpa paksaan. Mereka disodorkan dengan segala macam kegiatan pesantren yang bersifat keagamaan guna membentuk karakter keagamaan. Di antaranya; shalat berjamaah, kajian kitab kuning, kajian akhlak, membaca Al- Qur’an, membaca burdah dan sebagainya.

Program Santri Mengajar sebagai Asistensi Praktisi Pendidikan

Santri Mengajar merupakan program kampus merdeka bagi santri untuk melaksanakan asistensi mengajar di Pesantren Nurul Jadid dan Pesantren Mitra. Kegiatan Program Santri Mengajar diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensi mengajar dan membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan di Pesantren. Bentuk kegiatan Santri Mengajar mencakup, antara lain, mengajar di dalam unit kerja pesantren dan mengajar di lembaga pendidikan formal dan informal di bawah naungan pesantren. Sebagai lembaga perguruan tinggi di bawah Yayasan Nurul Jadid, UNUJA meluncurkan Program Santri Mengajar ini sebagai upaya kampus pesantren dalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta mengaplikasikan ilmunya di Lembaga dan memberikan kesempatan bagi masyarakat memperoleh kemajuan melalui kehadiran mahasiswa untuk mengajar, mendidik, dan menginspirasi.

LQ selaku salah satu mahasiswa-santri Program Mengajar ini menjelaskan bahwasanya kehadiran mahasiswa selama 2 semester secara berkelanjutan mendampingi perencanaan program di pesantren, lembaga formal, dan/atau lembaga pendidikan keagamaan Islam nonformal mulai dari kajian kurikulum, metode pembelajaran, penyusunan prioritas program, perancangan program, desain sarana dan prasarana, pemberdayaan, supervisi program, hingga monitoring dan evaluasi. Selanjutnya NS juga menyebutkan bahwa program mengajar ini membantu pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar serta menengah dengan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman. Manfaat dari diterapkannya program ini yakni membantu mengisi kekurangan Guru dan/atau Ustadz di lembaga yang membutuhkan.

Dalam rangka mengapresiasi mahasiswa, baik perorangan maupun kelompok, yang mengikuti Program Santri Mengajar dalam rentang waktu tertentu, UNUJA memberikan penghargaan (rekognisi) sebesar 20 SKS dengan rincian Penghargaan konversi mata kuliah sebanyak 16 SKS dan Penghargaan konversi Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebanyak 4 SKS.

Setiap bentuk upaya mahasiswa-santri sebagai asistensi tenaga pengajar juga dibutuhkan untuk menyelesaikan studi di Perguruan tinggi. Program ini menunjukkan bahwasanya efektifitas dan efisiensi kegiatan ini dengan menyelaraskan antara kegiatan sosial di pesantren dengan pendidikan berjalan secara beriringan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang kental akan nilai keagamaan menjadi tonggak mahasiswa-santri bisa merasakan bahwa setiap upaya yang dilakukan semata-mata menambah keimanan, ketaqwaan, serta etensi terhadap dakwah Islam.

Setiap mahasiswa-santri UNUJA dibekali dengan nilai Trilogi dan Pancakesadaran santri yang memudahkan mereka untuk terjun kepada kondisi sosial masyarakat yang berbeda.

Mulyono, Rozi, and Nuhe (2022) menyatakan program MBKM santri ini menciptakan mahasiswa-santri melatih dan menyalurkan soft skill dan hard skill sesuai minat dan bakatnya.

Tidak hanya itu, Widat, Rozi, and Lestari (2022) menjelaskan dengan program MBKM ini menunjukkan soft skill mahasiswa-santri berempati, bersosialisasi, dan mampu berinovasi dalam organisasi pendidikan dengan baik sesuai akidah Islam. Pada aspek hard skill, mereka menunjukkan usaha dan perilaku mereka dalam melaksanakan setiap kegiatan mampu menjunjung toleransi, kolaborasi, dan kooperatif yang tinggi dalam situasi dan permasalahan apapun. Hal ini merupakan bagian dari dampak penanaman nilai moderasi melalui MBKM Santri (Hamidy et al., 2022). Memasuki era 5.0, maka program MBKM ini menjadi solutif bagi dunia pendidikan menanamkan soft skill dan hard skill siswa yang mampu menghadapi tantangan globalisasi.

(9)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |67 KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini mengungkapkan bahwa program MBKM sebagai upaya penguatan nilai keagamaan mahasiswa MBKM Santri pada era 5.0 melalui tiga program pokok yakni; 1) program pertukaran santri sebagai kegiatan pemahaman lintas budaya, 2) program santri mengabdi sebagai pembinaan dan pembiasaan karakter, serta 3) program santri mengajar sebagai asistensi praktisi pendidikan. Program MBKM santri ini menciptakan mahasiswa- santri melatih dan menyalurkan soft skill dan hard skill sesuai minat dan bakatnya. Setiap mahasiswa-santri UNUJA dibekali dengan nilai Trilogi dan Pancakesadaran santri yang memudahkan mereka untuk terjun kepada kondisi sosial masyarakat yang berbeda. Memasuki era 5.0, maka program MBKM ini menjadi solutif bagi dunia pendidikan menanamkan soft skill dan hard skill siswa yang mampu menghadapi tantangan globalisasi. Berpijak pada penelitian ini yang hanya membahas program MBKM Santri dalam internal suatu kampus, maka diharapkan adanya penelitian lanjutan untuk menguji efektivitas setiap program pengembangan MBKM Santri dengan metode penelitian yang lebih bervariasi dan objek penelitian yang lebih kompleks.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian ini terutama berterima kasih kepada Dosen Pembina Lapangan Universitas Nurul Jadid, IAI Al-Qodiri dan mahasiswi MBKM Santri yang telah bersedia sebagai informan.

REFERENSI

Afkarina, I., Rahman, K., & BZ, Z. (2022). MBKM Santri Program; Manifestation Of Student Character Forming in Pesantren. Edureligia: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 06(02), 161–171. https://doi.org/http://doi.org/10.33650/edureligia.v6i2.4576

Almu, A. (2019). Berkaca Nu Dan Muhammadiyah Dalam Mewujudkan Nilai-Nilai Moderasi Islam di Indonesia. Jurnal Agama Sosial Dan Budaya, 1(2), 199–212.

Bulujaya, B., & Alviana, V. (2018). Degradasi Moral Siswa Madrasah Aliyah. 1(3), 13.

Firdaus. (2017). Urgensi Soft Skills Dan Character Building Bagi Mahasiswa. Jurnal TAPIS, 14(1), 89–101.

Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi penelitian; penelitian kualitatif , tindakan kelas &

study kasus. In CV Jejak.

Fiyah, L. Al. (2019). Peran Guru PAI Dalam Pembinaan Karakter Religius SMK Berbasis Pondok Pesantren. 1–260.

Fuadi, T. M., & Aswita, D. (2021). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Bagaimana Penerapan Dan Kedala Yang Dihadapi Oleh Perguruan Tinggi Swasta di Aceh. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 8848(2), 603–614.

Habibah, M., & Wahyuni, S. (2020). Literasi Agama Islam Sebagai Strategi Pembinaan Karakter Religius Siswa RA KM Al Hikmah Kediri. Journal of Childhood Education, 4(1), 46–61.

Hamidy, A., Azizah, Y. N., & Iswanto, B. (2022). East Kalimantan Madrasah Teachers’

Perception of Religious Moderation. Southeast Asian Journal of Islamic Education, 4(2), 261–271. https://doi.org/10.21093/SAJIE.V4I2.4935

(10)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |68 Hefniy, Dinihari, A. N., Aini, N., & Tunnaja, A. (2022). Management of Parenting Activities

in Forming Character of Early Childhood. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 3169–3179. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2065

Ibrahim, T., & Robandi, B. (2020). Representasi Kesadaran Agensi Moral Sebagai Guru: Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Karakter, X(1), 69–89.

Kholil, M., Rozi, F., & Fadholi, A. (2022). Peningkatan Daya Saing Madrasah di Era Society 5.0 dengan Strategi Manajemen Branding Image di Madrasah. Tafaqquh : Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman, 10(2), 317–335.

Komarudin, M., & Aziz, I. A. (2022). Analisis Presepsi Mahasiswa Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tadbir Muwahhid, 6(2), 207–

222. https://doi.org/10.30997/jtm.v6i2.6556

Kusumaningrum, A., Rozi, F., & Wahyuni, E. (2022). Prodistik ; madrasah management to develop IT skill in industrial revolution 4 . 0 era. Attarbiyah : Journal of Islamic Culture and Education, 7(1), 31–43. https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v7i1.31-43

Latifah, S., Gibran, Z., Saadiah, H., Prasetyawijaya, G., & Soraya, A. (2021). Pertukaran Pelajar Unram-UPM : Inovasi Pembelajaran Mbkm Dalam Menumbuhkan Ketangguhan Lulusan Sarjana Kehutanan. 2(1), 46–51.

Madyawati, L., Marhumah, M., & Rafiq, A. (2021). Urgensi Nilai Agama Pada Moral Anak Di Era Society 5.0. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 18(2), 132–143.

https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2021.vol18(2).6781

Mahmud, E., Hefniy, Syakroni, A., Muali, C., Widad, R., Azizah, N., Zuhriya, S. A., &

Abdullah, D. (2021). The Effect of Using Edmodo Application on Students’ Mastery Skill of Technology. Journal of Physics: Conference Series, 1899(1).

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1899/1/012157

Marisa, M. (2021). Curriculum Innovation “ Independent Learning ” in The Era Of Society 5.0. Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora, 5(1), 66–78.

https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN

Muali, C., Bali, M. M. E. I., Rozi, F., Rodiah, L. N., Munawaroh, Z., & Aminah, S. (2021).

Learning Strategies for Mobile-Assisted Seamless Learning: A Students’ Initial Perceptions. Proceedings of the First International Conference on Science, Technology, Engineering and Industrial Revolution (ICSTEIR 2020), 536(Icsteir 2020), 557–560.

https://doi.org/10.2991/assehr.k.210312.089

Mulyono, & Nuhe, A. (2022). Manajemen Pendidikan Madrasah Berkarakter melalui Program Gefa dalam Mewujudkan Generasi Berakhlakul Karimah. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 6395–6403.

Ningrum, M. N. W., Bupu, J. M., Pandina, S., & Halim, A. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Minat dan Kendala Mbkm Pertukaran Pelajar Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang. Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH), 1033–1038.

Ramadhan, M. R. (2021). Implikasi Era Society 5 . 0 Dalam Menguatkan Sikap Moderasi Beragama Bagi Siswa Sekolah Dasar. JIEES : Journal of Islamic Education at Elementary School, 2(2), 72–77.

(11)

Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 10, No.1 | |69 Rodiyah, R. (2021). Implementasi program merdeka belajar kampus merdeka di era digital

dalam menciptakan karakter mahasiswa hukum yang berkarakter dan profesional.

Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, 7(2), 425–434.

Rosi, F., Rozi, F., Baharun, H., & Rizqiyah, E. F. (2022). Smart Parenting in Building Children

’ s Personality Through Religion - Based Habituation. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 731–740. https://doi.org/10.35445/alishlah.v14i1.1303

Sopiansyah, D., Masruroh, S., Zaqiah, Q. Y., & Erihadiana, M. (2022). Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4(1), 34–41.

Sulistyo Basuki. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Aswaja Pressido.

Umi, M. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Film Super 30 karya Vikas Bahl serta Relevansi dengan Pendidikan Akhlak. Jurnal Pendidikan - Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 8(2), 354–366.

Wahyudin, Y., Lesmana, D., Mumpuni, F. S., & Farastuti, E. R. (2022). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Evaluasi Dampak Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ) pada Bidang Studi Akuakultur. 4(1), 1551–1564.

Wati, D. C., & Arif, D. B. (2017). Penanaman Nilai-nilai Religius di Sekolah Dasar untuk Penguatan Jiwa Profetik Siswa. November.

Widat, F., & Lestari, P. (2022). Pembiasaan Prektek Keagamaan Sholat , Mengaji , Doa , Asmaul Husna ( SMDH ) dalam Meningkatkan Pendidikan Moral Anak. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 4766–4775.

Zamroni, Baharun, H., Sholeha, W., & Anggraini, Y. (2022). Intercultural Communication : Strategy to Improve School Competitiveness Based on Public Demand. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 438–447.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2123

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan pada sektor ekoturisme. Pertama, pengenalan ekoturisme secara universal yang membutuhkan berbagai usaha..

Verifikasi dan Konsep Persetujuan Berdasarkan dokumen permohonan yang diterima, Unit Teknis menyiapkan konsep Surat Keputusan, Nota Dinas pengantar penandatanganan

Fitria Cholifah, L100080082, Strategi Employee Relations dalam Meningkatkan Loyalitas dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Strategi Employee Relations di PT.

Teknik perlindungan investasi konstruksi terhadap serangan organisme perusak yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama pada kayu bangunan yang digunakan adalah

Ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina KDS) yang diberikan pada induk bunting secara oral setiap hari selama 1-13 hari masa kebuntingan dapat mempercepat

Mengangkat sebuah cerita perjuangan rakyat menjadi bentuk pertunjukan teater modern berbasis teater tradisi Dul Muluk, perlu ditentukan beberapa teori untuk

BB081 -Adiatma Yudistira Manogar Siregar, SE.,MEconSt..