• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFIKASI HERBISIDA (Triklopir Butoksil Etil Ester) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza Sativa L.) VARIETAS INPARI 32

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UJI EFIKASI HERBISIDA (Triklopir Butoksil Etil Ester) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza Sativa L.) VARIETAS INPARI 32"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFIKASI HERBISIDA (Triklopir Butoksil Etil Ester) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI

(Oryza Sativa L.) VARIETAS INPARI 32

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian

Universitas Subang

Oleh :

AKHMAD SYAHID FIB 19.0729

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROBISNIS DAN REKAYASA PERTANIAN UNIVERSITAS SUBANG

2022

(2)

UJI EFIKASI HERBISIDA (Triklopir Butoksil Etil Ester) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI

(Oryza Sativa L.) VARIETAS INPARI 32

SKRIPSI

Oleh :

AKHMAD SYAHID FIB 19.0729

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROBISNIS DAN REKAYASA PERTANIAN UNIVERSITAS SUBANG

2022

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : UJI EFIKASI HERBISIDA (Triklopir Butoksil Etil Ester) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oriza Sativa L.) VARIETAS INPARI 32

NAMA : AKHMAD SYAHID

NPM : F1B.19.0729

STUDI :

AGROTEKNOLO GI

FAKULTAS : AGROBISNIS DAN REKAYASA PERTANIAN

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Lusiana. S.P., M.P.

NIDN 0405107807

Hamdan D.A, S.Hut., M.P.

NIDN 0413018706 Mengesahkan

Ketua Program Studi Agroteknologi Dekan Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian

Lusiana, S.P., M.P. NIK 0410420081

Dr. H Kamal Ma’ruf, S.E., M.Si.

NIK 0410420158

(4)

ABSTRAK

Akhmad Syahid 2022. Uji Efikasi Herbisida Bahan Aktif Triklopir Butoksil Etil Ester Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanpa Olah Tanah. Dibawah bimbingan Lusiana dan Hamdan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efikasi herbisida bahan aktif triklopir butoksil etil ester dalam menekan pertumbuhan gulma pada tanaman padi (Oryza sativa L.) Tanpa Olah Tanah. Percobaan dilakukan dari bulan Juni 2022 sampai dengan September 2022 di Desa Tanjung, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, dengan ketinggian tempat ±15 mdpl dan suhu rata-rata 280C-340C. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang teruji dari : Tanpa Olah Tanah dan dosis 0,75 (1/ha), Tanpa Olah Tanah dan, dosis 1,00 (1/ha), Tanpa Olah Tanah dan dosis 1,25 (1/ha), Tanpa Olah Tanah, dan dosis 1,50 (1/ha), Tanpa Olah Tanah+ Penyiangan Manual, Kontrol Olah Tanah Sempurna Tanpa penyiangan. Parameter yang diamati dalam penelitian diantaranya: dominansi gulma, bobot kering gulma, uji fitoksitas, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, bobot kering panen, bobot kering giling dan bobot 1000 butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) herbisida bahan aktif triklopir butoksil etil ester efektif menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar (Water Spinach dan Monocharia Vaginalis), teki (Cyperus Rotondus), dan rumput (Leptophloa Chinesis). (2) triklopirbutoksil etil ester berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. (3) Perlakuan aplikasi herbisida Trichlopyr butoxyethil ester dosis 1,25 1/ha paling efektif menekan pertumbuhan gulma.

Kata Kunci : Triklopir Butoksil Etil Ester, Gulma, Konsentrasi, Tanpa Olah Tanah.

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Uji Efikasi Herbisida (Triklopir Butoksil Etil Ester) Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Tanpa Olah Tanah”, sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada di dalamnya

yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Subang, September 2022 Yang Membuat Pernyataan

Akhmad Syahidi NPM : F1B.19.0729

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Pemikiran ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran... 4

1.6 Hipotesis ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tanaman Padi... 8

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi ... 8

(7)

2.1.2 Morfologi Tanaman Padi ... 9

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Padi ... 11

2.1.4 Tanaman Padi Varietas Inpari 32 ... 11

2.2 Gulma ... 12

2.3 Herbisida ... 14

2.4 Sistem Tanpa Olah Tanah ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Alat dan Bahan Percobaan ... 18

3.3 Rancangan Percobaan ... 19

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 21

3.4.1 Analisis Vegetasi ... 21

3.4.2 Pengolahan Tanah ... 21

3.4.3 Persiapan Benih dan Persemaian ... 22

3.4.4 Penanaman ... 22

3.4.5 Pemeliharaan ... 22

3.4.6 Panen ... 23

3.5 Pengamatan ... 24

3.5.1 Pengamatan Penunjang ... 24

3.5.2 Pengamatan Utama ... 25

(8)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Pengamatan Penunjang ... 29

4.1.1 Analisis Tanah ... 29

4.1.2 Curah Hujan ... 31

4.1.3 Hama dan Penyakit ... 32

4.2 Pengamatan Utama ... 33

4.2.1 Komponen Gulma ... 33

4.2.1.1 Analisis Vegetasi Gulma... 33

4.2.1.2 Biomasa Gulma ... 35

4.2.2 Komponen Pertumbuhan Tanaman Padi ... 42

4.2.2.1 Fitoksitas Tanaman Padi ... 42

4.2.2.2 Tinggi Tanaman ... 43

4.2.2.3 Jumlah Anakan... 45

4.2.2.4 Pengaruh Herbisida Triklopit BEE Terhadap Bobot Per Malai... 46

4.2.2.5 Pengaruh Herbisida Triklopit BEE Terhadap Bobot Per Petak ... 47

4.2.2.6 Pengaruh Herbisida Triklopit BEE Terhadap Bobot 1000 Bulir ... 48

4.2.2.7. Pengaruh Herbisida Triklopit BEE Terhadap Bobot GKP ... 49

4.2.2.8. Pengaruh Herbisida Triklopit BEE Terhadap Bobot GKG... 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN... 59

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Sidik Ragam... 20

2. Hasil Tipe Klasifikasi Curah Hujan 2009-2019... 31

3. Hasil Analisis Sebelum Aplikasi ... 34

4. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Gulma Water Spinach ... 35

5. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Gulma Cyperuus Rotondus ... 37

6. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Gulma Laptophloa Chinesis .... 38

7. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Gulma Monocharia Vaginalis . 39 8. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Gulma Lain-Lain ... 41

9. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Fitoksitas ... 43

10. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Tinggi Tanaman ... 44

11. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Jumlah Anakan ... 45

12. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Bobot Per Malai ... 47

13. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Bobot Per Rumpun ... 47

14. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Bobot 1000 Butir ... 47

15. Pengaruh Herbisida Triklopir BEE Terhadap Bobot GKP dan GKG... 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Deskripsi Padi Inpari 32... 59

2. Herbisida Triklopor Butoksil Etil Ester ... 60

3. Denah Tata Letak Percobaan ... 61

4. Analisis Tanah ... 62

5. Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir ... 63

6. Pembagian Tipe Iklim ... 64

7. Kalibrasi Semprot Herbisida ... 66

8. Perhitungan Pupuk ... 67

9. Hasil Perhitungan Analisis Vegetasi ... 69

10. Data Bobot Kering Water Spinac 1 Hst ... 70

11. Data Bobot Kering Water Spinach 21 Hst ... 71

12. Data Bobot Kering Water Spinach 42 Hst ... 72

13. Data Bobot Kering Cyperus Rotondus 1 Hst ... 73

14. Data Bobot Kering Cyperus Rotondus 21 Hst ... 74

15. Data Bobot Kering Cyperus Rotondus 42 Hst ... 75

16. Data Bobot Kering Leptophloa Chinesis 1 Hst... 76

17. Data Bobot Kering Leptophloa Chinesis 21 Hst... 77

18. Data Bobot Kering Leptophloa Chinesis 42 Hst... 78

19. Data Bobot Kering Gulma Monocharia Vaginalis 1 Hst ... 79

20. Data Bobot Kering Gulma Monocharia Vaginalis 21 Hst ... 80

21. Data Bobot Kering Gulma Monocharia Vaginalis 42 Hst ... 81

22. Data Bobot Kering Gulma Lain-Lain 1 Hst ... 82

(12)

23. Data Bobot Kering Gulma Lain-Lain 21 Hst ... 83

24. Data Bobot Kering Gulma Lain-Lain 42 Hst ... 84

25. Data Tinggi Tanaman 14 Hst ... 85

26. Data Tinggi Tanaman 21 Hst ... 86

27. Data Tinggi Tanaman 42 Hst ... 87

28. Data Jumlah Anakan 14 Hst ... 88

29. Data Jumlah Anakan 21 Hst ... 89

30. Data Jumlah Anakan 42 Hst ... 90

31. Data Bobot Per Malai... 91

32. Data Bobot Per Petak ... 92

33. Data Bobot 1000 Butir ... 93

34. Data Bobot Gabah Kering Panen (GKP) Per Petak ... 94

35. Data Bobot Gabah Kering Giling (GKG) Per Petak ... 95

(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Pengukuran Lahan ... 96

2. Penyemprotan Lahan ... 96

3. Pembuatan Petakan ... 96

4. Tanam ... 96

5. Pemasangan Ajir ... 96

6. Pengeringan Gulma ... 96

7. Penimbangan Gulma ... 96

8. Pengukuran Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan ... 96

9. Panen ... 96

10. Pendataan ... 96

11. Perontokan ... 96

12. Penimbangan Hasil ... 96

(14)

12 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.

Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting setelah gandum dan jagung, karena beras masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia terutama Asia sampai sekarang. Padi diduga berasal dari India dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. (Ivan Humphrey : 2009). Kebanyakan lahan pertanian padi tidak diimbangi dengan pengolahan lahan yang memadai. Hanya lahan pertanian padi besar milik orang-orang mampu saja yang pengolahannya sudah lumayan.

Sementara lahan padi lainnya diolah seadanya, bahkan ada yang tidak dirawat dan hanya mengandalkan pertumbuhan alami, akibatnya produktifitas padi menjadi rendah.

Penanaman padi selama ini dilakukan dengan mengolah tanah secara sempurna yang diakhiri dengan pelumpuran. Pelumpuran akan menekan pertumbuhan gulma dan membuat perakaran tanaman padi mudah berkembang, tetapi pengolahan tanah membutuhkan waktu, tenaga kerja dan biaya yang besar (Sharma Pk., 1988). Menurut Balitan (2010), menyatakan teknologi tanam tanpa olah tanah (TOT) merupakan salah satu cara pengolahan lahan yang prospektif dikembangkan untuk mengatasi beberapa kelemahan olah tanah sempurna (OTS).

Menurut Isnaini (2005), mengungkapkan bahwa pengurangan kegiatan pengolahan tanah pada sistem tanpa olah tanah (TOT) mampu menurunkan kebutuhan tenaga kerja hingga 65%

(15)

13

daripada olah tanah sempurna (OTS). Sistem tanpa olah tanah (TOT), disamping tanah dan air dapat dilestarikan, energi, biaya, dan waktu juga dapat dihemat, bahkan jumlah tenaga kerja petani dapat ditekan, dengan begitu biaya produksi untuk tanaman padi dapat berkurang. Tanpa olah tanah (TOT) adalah cara persiapan tanah untuk budidaya tanaman dengan cara tanpa mengganggu tanah. Tanah dibiarkan seperti apa adanya, kecuali tempat bertanam atau tempat benih ditugal, akan tetapi tanpa olah tanah (TOT) dapat menimbulkan pertumbuhan gulma yang tidak terkendali akibat tidak adanya pengolahan tanah dan pelumpuran. Pertumbuhan gulma dan sisa pertanaman musim sebelumnya dapat dikendalikan dengan herbisida (Dickey dkk, 1992).

Keberadaan gulma yang akan menurunkan hasil panen juga sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi dalam peningkatan produksi padi di Indonesia. Gulma adalah tumbuhan liar yang mudah tumbuh yang mengganggu tanaman pokok dan tumbuh dimana saja. Gulma tanaman padi umumnya didominasi oleh gulma berdaun lebar, gulma teki, dan gulma rerumputan (Kadir, 2007).

Penurunan hasil panen akibat gulma sangat merugikan petani. Beberapa upaya dilakukan untuk mengendalikan gulma tanpa merusak pertumbuhan tanaman padi diantaranya pengendalian gulma secara kimia dan pengendalian secara manual. Pengendalian gulma secara kimia biasanya menggunakan bahan kimia yang dapat menghentikan pertumbuhan gulma dan digunakan untuk ukuran yang tepat. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida memperoleh hasil yang cukup memuaskan (Sembodo, 2010). Pengendalian gulma selain menggunakan bahan kimia juga dapat dilakukan dengan cara manual atau tidak menggunakan zat kimia melainkan dengan cara penyiangan menggunakan alat sederhana seperti parang dan arit atau dicabut. Pengendalian gulma secara manual dianggap kurang efisien dan efektif karena dapat menambah biaya tenaga kerja.

Penggunaan herbisida dinilai jauh lebih efisien, murah, dan cepat karena hemat tenaga kerja yang

(16)

14

diperlukan untuk penyiangan (Tjitrosoedirjo dkk., 1984). Sekarang ini banyak bermunculan merek dagang herbisida yang dijual dipasaran dengan berbagai kandungan bahan aktifnya. Untuk pemilihan herbisida yang efektif dan efisien untuk beberapa jenis gulma tertentu, harus diketahui jenis kandungan bahan aktif yang terkandung dalam herbisida serta dosis yang tepat. (Hafiz, 2013).

Bahan aktif triklopir butoksil etil ester merupakan salah satu herbisida sistemik selektif yang digunakan untuk pengendalian gulma. Tidak hanya gulma yang dominan saja, tetapi gulma pada tanaman budidaya padi pun dapat digunakann sebagai pengendali gulma (TU. C. Hard, R.

Robinson dkk, 2001).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Apakah herbisida berbahan aktif triklopir butoksil etil ester efektif terhadap pengendalian gulma ?

2. Apakan terdapat pengaruh herbisida bahan aktif triklopir butoksil etil ester pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi sistem tanpa olah tanah (TOT) ?

3. Apakah terdapat dosis yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman padi terbaik ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah aplikasi herbisida bahan aktif triklopir butoksil etil ester efektif dalam menekan pertumbuhan gulma pada budidaya tanaman padi dengan sistem tanpa olah tanah (TOT).

(17)

15

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan aktif triklopir butoksil etil ester terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi dengan sistem tanpa olah tanah (TOT).

3. Untuk mengetahui dosis berapakah yang terbaik dalam mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman padi dengan sistem tanpa olah tanah (TOT).

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan pertanian yang berkaitan dengan pengaruh dosis dan aplikasi herbisida terhadap pertumbuhan tanaman padi.

Selanjutnya untuk informasi yang berguna bagi petani berkaitan dengan penggunaan herbisida sesui anjuran.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kebutuhan bahan pangan terutama beras di Indonesia terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari 90% penduduk Indonesia (Kementan, 2011).

Upaya pemerintah dalam peningkatan produktivitas padi semakin berkurang dengan adanya kendala penurunan kualitas sumberdaya lahan (Land degradation) yang berdampak terhadap penurunan produktivitas dan konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan. Selain itu keterbatasan tenaga kerja juga menjadi kendala, dimana terdapat penurunan tenaga kerja pada bidang pertanian.

Budidaya tanaman padi dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) dikenal sebagai teknologi tanpa olah tanah konservasi karena memiliki beberapa keuntungan antara lain mencegah erosi,

(18)

16

mempertahankan keanekaragaman biologi, menekan populasi beberapa jenis gulma dan hama invertebrata, memperbaiki efisiensi penggunaan pupuk, meningkatkan intensitas penanaman dan pendapatan (Effendi dan Utomo 1993; Lamid dkk, 1996; Lamid 1998; Lamid 2011). Pengurangan intensitas pengolahan tanah melalui sistem TOT dapat menghemat kebutuhan air hinggga 30%

(Utomo dkk, 1995). Namun, dengan tidak dilakukannya pengolahan tanah secara sempurna mengakibatkan tumbuhnya gulma yang tidak terkendali. Selain itu gulma dapat mengeluarkan senyawa allelophaty dan dapat menjadi inang bagi hama dan patogen tanaman budidaya (Aldrich, 1984).

Penurunan hasil padi akibat gulma berkisar antara 60-87%. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi secara nasional akibat gangguan keberadaan gulma 15-42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87% (Pitoyo, 2006 dalam Kastanja, 2011). Gulma mempunyai sifat sangat kompetitif karena mempunyai mekanisme perkembangbiakan yang efisien yaitu mampu berkembangbiak secara generatif dengan menghasilkan banyak biji dan secara vegetatif, sehingga sangat menurunkan hasil tanaman budidaya (Booth, 2003).

Untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik, maka setiap kendala harus dihilangkan.

Gulma sebagai salah satu komponen organisme pengganggu tanaman pertanian harus dihilangkan atau ditekan dengan cara yang benar. Setiap cara pengendalian gulma mempunyai karakter masing-masing dalam mempengaruhi tanaman pertanian, gulma atau lingkungan, misalnya pengendalian mekanis bersifat tidak selektif terhadap target gulma. Hasil pengendalian adalah menunjukkan potensi pertumbuhan kembali gulma-gulma tersebut (Utomo dkk, 1995).

Keberadaan gulma dapat dikendalikan dengan beberapa cara seperti pengendalian gulma dengan cara manual maupun kimia. Pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap produksi

(19)

17

tanaman (Imelda, 2013). Dalam pengendalian gulma petani lebih kepada menggunakan herbisida karena dinilai lebih mampu dan cepat dalam pengendalian gulma. Beberapa herbisida yang telah dipasarkan biasanya telah diuji oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk tersebut efektif.

Penggunaan herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma, hal ini sesuai menurut Barus (2003), yang menjelaskan tentang pemakaian herbisida sebagai bentuk dari metode kimia banyak digunakan karena dianggap lebih praktis dan menguntungkan. Terutama jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang sedikit dan waktu pelaksanaan relatif singkat.

Berdasarkan penelitian Hafiz (2013), herbisida bahan aktif triklopir butoksil etil ester sangat efektif dalam mengendalikan gulma dengan mengganggu keseimbangan pertumbuhan dari gulma- gulma tersebut. Hal ini sesuai literatur dari Ganapathy (1997), yang menyatakan bahwa triklopir bertindak sebagai auksin sintetis yang memberikan tanaman sebuah auksin overdosis 1000 kali tingkat alami, yang mengganggu keseimbangan hormon dan mengganggu pertumbuhan gulma.

Menurut Hafiz (2013), herbisida berbahan aktif triklopir dengan dosis 1,00 L/ha lebih efektif dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Kandungan bahan aktif pada herbisida jenis ini akan mengendalikan gulma dengan efektif sehingga gulma akan mati menyebabkan bobot kering yang diambil sesudah aplikasi akan sedikit. Hal ini sesuai dengan literatur dari C. Hard, R. Robinson (2001), yang menyatakan bahwa triklopir adalah herbisida sistemik selektif digunakan untuk mengendalikan gulma kayu dan berdaun lebar. Triklopir berdampak sedikit atau tidak sama sekali pada rerumputan. Tanaman dengan cepat menyerap triklopir melalui daun dan akar. Triklopir mengendalikan gulma dengan meniru hormon auksin tanaman, menyebabkan tanaman tidak terkendali pertumbuhannya.

(20)

18

1.6 Hipotesis

1. Terdapat pengaruh aplikasi herbisida berbahan aktif triklopir butoksil etil ester terhadap pertumbuhan gulma dan hasil tanaman padi.

2. Herbisida berbahan aktif triklopir butoksil etil ester efektif terhadap pengendalian gulma.

3. Terdapat dosis herbisida yang mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman padi terbaik.

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi yang patut untuk diwaspadai dari adanya pengaturan tersebut adalah keberadaan pasal-pasal yang memberikan wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan hubungan luar

Salah satu masalah yang paling sulit di dalam mengembangkan sistem AQG adalah menemukan kecocokan antara pertanyaan yang dihasilkan dengan teks atau dokumen

Dengan melihat judul dari penelitian ini maka batasan masalah dari penelitian ini adalah kualitas bahan baku yang digunakan serta proses produksi dari bahan baku menjadi barang

Vaikka hän on Schumpeterin kanssa yhtä mieltä siitä, että kansalaiset tuskin koskaan voivat olla kiinnostuneita kaikista kansallisen tason päätöksistä yhtä paljon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh model pembelajaran Joyful Learning dengan media infografis dan poster terhadap prestasi belajar kognitif, di mana siswa

Dengan ini adalah diberitahu bahawa, selaras dengan seksyen 32 Ordinan Pentadbiran Harta Pusaka [Bab 80], Surat Kuasa Pentadbir kepada harta pusaka Mendiang Andrew bin

18 GANESH Universitas Pendidikan Ganesha 19 WISANGGENI_USRC Universitas Negeri Malang 20 ETAM – X2 Institut Teknologi Kalimantan 21 KING PHOENIX Universitas Ahmad Dahlan 22

3 Hari Setelah Aplikasi Pada Herbisida