• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Cinta Produk Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Cinta Produk Indonesia."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...……….i

LEMBAR PENGESAHAN………ii

KATA PENGANTAR………..…..……...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………...….……..v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………..vi

DAFTAR ISI………..…...……vii

DAFTAR TABEL………..……….…x

DAFTAR GAMBAR………..…..……….xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup……….………4

1.2.1 Permasalahan……….4

1.2.2 Ruang Lingkup……….……….4

1.3Tujuan Perancangan……….………...4

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….4

1.2.1 Sumber………..……….4

1.2.2 Teknik Pengumpulan Data………...….……….5

1.5Skema Perancangan………6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye………...…7

2.1.1 Tujuan Kampanye ………...…..7

2.1.1 Faktor-faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye………8

(2)

2.4 Desain Komunikasi Visual………...………13

2.5 Logo………..14

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta………..16

3.1.1 Globalisasi.……….…..16

3.2 Analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta………...………….33

3.2.1 Tabel Analisis………..…………33

3.2.2 Analisis SWOT………34

3.2.3 Segmentasi, Targeting, Positioning………...……..35

(3)

4.4.3.1 Billboard Informing……….………66

4.5 Timeline Media Kampanye……….………..93

4.6 Budgeting Media………...………94

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR UCAPAN TERIMAKASIH

DATA PENULIS

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Beberapa fakta mengenai keadaan industri lokal di Indonesia setelah ACFTA Tabel 2 Perbandingan antara produk Indonesia dengan produk China

Tabel 3 Frekuensi responden adalah sebanyak 65 anak muda pernah mendengar tentang ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement)

Tabel 4 Frekuensi responden adalah sebanyak 51 anak muda memahami pengertian tentang ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement)

Tabel 5 Frekuensi responden adalah sebanyak 75 anak muda tidak pernah melihat atau mengetahui tentang logo 100% Cinta Indonesia

Tabel 6 Frekuensi responden adalah sebanyak 51 anak muda sering membeli dan menggunakan produk luar negeri dibandingkan produk Indonesia

Tabel 7 Frekuensi responden adalah sebanyak 55 anak muda sering membeli dan menggunakan produk-produk China

Tabel 8 Frekuensi responden adalah sebanyak 71 anak muda ragu produk China berkualitas baik

Tabel 9 Frekuensi responden adalah sebanyak 57 anak muda membeli produk China karena harganya lebih murah dibandingkan produk Indonesia

Tabel 10 Frekuensi responden adalah sebanyak 58 anak muda membeli produk China karena visualnya lebih menarik dibandingkan produk Indonesia, misalnya visual gambar pada kaos dan packaging

Tabel 11 Frekuensi responden adalah sebanyak 44 anak muda biasa saja membeli dan menggunakan produk Indonesia

Tabel 12 Frekuensi responden adalah sebanyak 56 anak muda ragu produk Indonesia berkualitas baik

Tabel 13 Frekuensi responden adalah sebanyak 52 anak muda dapat membedakan produk China dengan produk Indonesia, misalnya batik China dan batik Indonesia Tabel 14 Frekuensi responden adalah sebanyak 41 anak muda ragu produk China lebih baik dibandingkan produk Indonesia

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo 100% Indonesia Gambar 2 Warna Logo Kampanye Gambar 3 Logo Grid

Gambar 4 Logo Event

Gambar 5 Warna Logo Event Gambar 6 Aplikasi Logo

Gambar 7 Referensi Desain Tradisional yang Menggunakan Elemen Pita Gambar 8 Poster Seri Informing 1

Gambar 9 Poster Seri Informing 2 Gambar 10 Poster Seri Informing 3 Gambar 11 Poster Seri Informing 4 Gambar 12 Poster Seri Informing 5 Gambar 13 Poster Seri Informing 6 Gambar 14 Poster Seri Informing 7 Gambar 15 Poster Seri Event 1 Gambar 16 Poster Seri Event 2 Gambar 17 Poster Seri Event 3 Gambar 18 Poster Seri Event 4 Gambar 19 Billboard Informing 1 Gambar 20 Billboard Informing 2 Gambar 21 Billboard Informing 3 Gambar 22 Billboard Informing 4

Gambar 23 Aplikasi Billboard Informing Gambar 24 Billboard Event 1

Gambar 25 Billboard Event 2

Gambar 26 Aplikasi Billboard Event Gambar 27 Website Halaman Home Gambar 28 Website Halaman About

(6)

Gambar 29 Website Halaman News Gambar 30 Website Halaman Event Gambar 31 Website Halaman Contact Gambar 32 X-Banner 1

Gambar 33 X-Banner 2

Gambar 34 Iklan Koran Kompas Gambar 35 Iklan Koran Pikiran Rakyat Gambar 36 Iklan Majalah Cosmo Girl Gambar 37 Iklan Majalah Suave Gambar 38 Iklan Majalah Hai Gambar 39 Flyer Variasi 1 Gambar 40 Flyer Variasi 2 Gambar 41 Flyer Variasi 3 Gambar 42 Flyer Variasi 4

Gambar 43 Bus Informing Bagian Depan dan Belakang Gambar 44 Bus Informing Bagian Sisi 1

Gambar 45 Bus Informing Bagian Sisi 2

Gambar 46 Bus Event Bagian Depan dan Belakang Gambar 47 Bus Event Bagian Sisi 1

Gambar 48 Bus Event Bagian Sisi 2 Gambar 49 Ambient pada Lift Gambar 50 Baligo Variasi 1 Gambar 51 Baligo Variasi 2 Gambar 52 Baligo Variasi 3 Gambar 53 Baligo Variasi 4 Gambar 54 Umbul-umbul 6 variasi Gambar 55 Backdrop

Gambar 56 Standing Display Gambar 57 Variasi Pin Gambar 58 Mug

Gambar 59 Variasi Kipas 1 Gambar 60 Variasi Kipas 2

(7)

Gambar 61 Kaos

Gambar 62 Shopping Bag

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Globalisasi mencakup seluruh kehidupan manusia di dunia, terutama dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Budaya bangsa asing perlahan-lahan menghilangkan budaya lokal sehingga nilai-nilai nasionalisme bangsa lama kelamaan semakin menghilang. Globalisasi menyebabkan adanya perdagangan bebas antar negara tanpa batas dengan adanya perjanjian perdagangan bebas atau dikenal dengan Free Trade Agreement (FTA) dimana penjualan produk antar negara terbebas dari pajak

ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya yang sudah dimulai pada tahun 2002. Kemudian disusul dengan berbagai perjanjian perdagangan bebas lainnya yang dapat mengancam industri dalam negeri, seperti perjanjian perdagangan bebas dengan Australia, New Zealand, dan Korea.

Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) merupakan kesepakatan yang telah

ditandatangani sejak delapan tahun lalu dan perdagangan bebas tersebut telah dilaksanakan secara nyata pada awal Januari 2010 antara negara-negara ASEAN yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, dan China sedangkan negara anggota ASEAN lainnya seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam akan menjalankan FTA pada tahun 2015. Dengan adanya perdagangan bebas ini maka negara Indonesia akan dipenuhi dengan produk luar negeri yang akan memberikan dampak positif serta dampak negatif. Positifnya adalah pilihan produk semakin banyak, persaingan akan meningkatkan daya kompetitif bagi produk dalam negeri. Jika kita tidak berhati-hati maka dampak negatifnya adalah akan mematikan produk dalam negeri, meningkatnya mental konsumen impor, dan meningkatnya pengangguran yang dapat merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa kuli. Menurut Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Rekson Silaban, diprediksi 1,5-2 juta orang terkena PHK khususnya dari UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan banyaknya industri dalam negeri yang akan gulung tikar akibat

(9)

ACFTA. Ironisnya, kebijakan serbuan barang-barang impor ini belum didukung dengan kesiapan pemerintah untuk mengantisipasi, nilai suku bunga yang masih tinggi membuat biaya produksi pun melambung sehingga produk dalam negeri sulit bersaing dengan produk impor dari segi harga.

Pengamat ekonomi dari Universitas Andalas Padang, Prof. Dr. Elfindri mengatakan bahwa China akan mendominasi perdagangan bebas karena produktivitas tenaga kerja tinggi dan massal, harga produk-produk China murah serta mampu menembus pelosok daerah di Indonesia seperti Kalimantan sementara produk Indonesia sendiri belum dapat ke sana. China pun telah memproduksi berbagai barang kebutuhan sehari-hari mulai dari makanan, pakaian, dan barang elektronik dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk lainnya bahkan China telah memproduksi batik printing yang mematikan perajin batik Pekalongan di Indonesia walaupun dari segi kualitas batik Indonesia jauh lebih bagus.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia masih impor minded karena dalam pemikiran mereka kualitas produk dalam negeri kurang bagus dan harganya lebih tinggi daripada produk impor. Namun dalam kenyataannya, produk-produk Indonesia telah diakui baik secara internasional, misalnya saja pakaian yang pernah digunakan oleh istri Presiden Obama, Michelle Obama, bahan bakunya dari produsen tekstil asal Semarang. Selain itu, harga produk-produk China yang jauh lebih murah mendorong masyarakat Indonesia memilih untuk membeli produk China daripada produk Indonesia yang lebih mahal tetapi berkualitas. Oleh karena itu diperlukan sebuah perubahan pola pikir untuk masyarakat Indonesia dimana produk-produk Indonesia berkualitas jauh lebih baik walaupun harganya lebih tinggi daripada produk impor, khususnya produk China. Produk-produk Indonesia seperti kerajinannya dibuat lebih rapi karena dikerjakan secara handmade daripada kerajinan China yang dibuat secara massal. Jika pola pikir masyarakat Indonesia masih impor minded maka akan menyebabkan ribuan usaha dalam negeri mengalami kebangkrutan yang akan membuat ribuan orang pengangguran. Hal ini akan menyebabkan kemiskinan dan tingkat kejahatan semakin meningkat.

(10)

Untuk mengantisipasi persaingan perdagangan bebas yang dimulai pada tahun 2010, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden (inpres) No. 2/2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang dan Jasa. Pemerintah pun telah mengeluarkan logo 100% Cinta Indonesia dengan slogan Cinta Produk Indonesia sebagai wujud membangkitkan nasionalisme bangsa Indonesia yaitu menggugah rasa bangga terhadap tanah air Indonesia serta meningkatkan rasa percaya diri sebagai bangsa Indonesia. Apresiasi dan rasa bangga tersebut termasuk ditujukan terhadap produk Indonesia, misalnya menggunakan produk-produk dan jasa dari Indonesia.

Fakta yang diambil dari nusantaranews membuktikan bahwa kecintaan untuk menggunakan produk dalam negeri dapat membuat perekonomian dan kesejahteraan bagi sebuah negara seperti Korea Selatan. Mentalitas rakyat Korea sudah terbentuk dengan bangga dan cinta menggunakan produk lokal dan paling benci menggunakan produk dari negara yang pernah menjajahnya yakni Jepang. Anak-anak muda di Korea pun sangat bangga menggunakan semua produk buatan Korea, berbeda dengan anak-anak muda Indonesia yang merasa bangga menggunakan produk luar negeri. Untuk menggunakan produk canggih, secara bertahap dan mandiri, Korea memproduksi sendiri. Karakter bangsa yang cinta akan produk dalam negeri ini membuat perusahaan-perusahaan Korea jaya di dalam negeri sekaligus bertahap jaya di luar negeri. Padahal di awal tahun 1960, ekonomi bangsa Indonesia tidak jauh berbeda dengan Korea. Namun lima puluh tahun kemudian, Indonesia tertinggal jauh dari Korea Selatan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kampanye sebagai langkah desain komunikasi visual yang menarik untuk menjangkau masyarakat Indonesia agar mencintai dan bangga menggunakan produk-produk Indonesia.

(11)

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

Ditinjau kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual maka penulis merumuskan beberapa masalah mengenai topik yang diangkat yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang strategi visual kampanye yang menarik bagi anak muda Indonesia sehingga merasa tergugah untuk mencintai dan bangga menggunakan produk-produk Indonesia?

2. Bagaimana memilih media yang tepat untuk mengkampanyekan cinta produk Indonesia kepada anak muda Indonesia?

1.2.2 Ruang Lingkup

Mengingat luasnya permasalahan dalam laporan pengantar tugas akhir ini maka penulis membatasi permasalahan yaitu dengan target audience adalah anak muda usia 18-25 tahun yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan di Indonesia khususnya yang tinggal di kota Bandung dan Jakarta pada tahun 2010. Dari target utama tersebut maka penulis akan membahas mengenai strategi kampanye yang sesuai dan media kampanye yang akan digunakan untuk mencapai target yang tepat sasaran.

1.3Tujuan Perancangan Tujuan perancangan ini adalah:

1. Untuk memecahkan strategi visual kampanye yang menarik bagi remaja Indonesia sehingga merasa tergugah untuk mencintai dan bangga menggunakan produk-produk Indonesia.

2. Untuk memilih media yang tepat dalam mengkampanyekan cinta produk Indonesia kepada remaja Indonesia sehingga tumbuh rasa cinta dan kebanggaannya menggunakan produk-produk Indonesia.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Sumber

Sumber untuk kelengkapan data dan fakta diperoleh dari media massa, yaitu koran Pikiran Rakyat, Kompas, majalah Tempo, dan siaran berita Liputan 6 SCTV. Selain

(12)

itu diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, pedagang di Pasar Baru Bandung dan Pasar Mangga Dua Jakarta, konsumen di Bandung dan Jakarta, serta buku dan situs internet.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi aktif dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat serta Pasar Baru Bandung dengan objek observasi adalah pedagang batik Indonesia. Observasi pasif dilakukan melalui pengumpulan data dan artikel yang diperlukan.

2. Kwesioner

Kwesioner dibagikan kepada 100 anak muda Indonesia usia 18-25 tahun baik laki-laki maupun perempuan di kota Bandung dan kota Jakarta untuk mengetahui kebiasaan produk yang dibeli dan pandangan terhadap produk Indonesia.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan fakta, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab dengan Bapak Syarief Hidayat Syam, Kepala Sub Bagian Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, serta Ibu Yanna Diah Kusumawati selaku dosen mata kuliah jewellery di FSRD Universitas Kristen Maranatha dan ahli dalam craft. Penulis juga melakukan wawancara dengan Pak Yatno dan Bu Yuni yaitu penjual batik Indonesia di Pasar Baru Bandung, Yuanita (penjual produk-produk China di Pasar Mangga Dua Jakarta), Cindy (konsumen produk luar asal Jakarta), dan Tedja (konsumen asal Bandung).

4. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan melalui buku, koran, dan majalah sebagai referensi. Studi pustaka juga dilakukan melalui internet untuk mengetahui perkembangan berita terbaru dan kelengkapan data.

(13)

1.5Skema Perancangan

(14)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya mengenai pola pikir remaja yang menganggap produk-produk Indonesia kurang berkualitas maka diperlukan upaya untuk merubah pola pikir tersebut dengan menggunakan sebuah media untuk menyampaikan pesan bahwa kualitas produk-produk Indonesia baik dan tidak kalah dengan produk luar sehingga dapat timbul tindakan dari masyarakat khususnya anak muda untuk mencintai dan menggunakan produk-produk Indonesia.

Dalam hal ini, dilakukan sebuah kampanye melalui dua tahap yaitu pada tahap awal, diberikan informasi akan keunggulan produk-produk Indonesia yang dibuat secara unik dan terbuat dari bahan alami yang aman untuk digunakan sehingga masyarakat tertarik untuk mengetahui sampai pada akhirnya dapat mencintai dan menggunakan produk-produk Indonesia. Masyarakat pun diberikan pesan sebagai tujuan akhir dari kampanye cinta produk Indonesia ini bahwa dengan menggunakan produk-produk Indonesia maka akan mensejahterakan bangsa.

Cara yang efektif untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk mengenal, mencintai, dan menggunakan produk Indonesia adalah dengan mengajak target sasaran melalui berbagai media yang lebih fun dan menarik agar anak muda sebagai target sasaran kampanye dapat tertarik untuk mengikuti pesan yang disampaikan sampai pada akhirnya melakukan action yang diharapkan dari kampanye cinta produk Indonesia ini.

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan oleh kesimpulan yang ada maka penulis mencoba untuk memberikan masukan dan saran yang mungkin dapat berguna dalam melakukan kampanye, yaitu melakukan riset sebanyak-banyaknya

(15)

dan selengkap-lengkapnya, membuat kerangka berpikir, dan juga timeline yang jelas untuk mendukung kelancaran dari sebuah kampanye, serta memilih media-media kampanye yang tepat sesuai dengan target sasaran.

Untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia diperlukan sebuah cara lain yang menarik agar masyarakat menjadi ingin tahu dan tertarik untuk mengetahui sampai akhirnya dapat menjadi yakin untuk mencintai dan menggunakan produk-produk Indonesia, terutama memberikan informasi mengenai keunggulan produk-produk Indonesia yang tidak dimiliki oleh produk-produk buatan negara lain.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana (2001). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jamli, Edison dkk (2005). Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa (1991) Edisi 2. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusrianto, Adi (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Rakhmat, Jalaluddin (2005). Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, John (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Venus, Antar (2004). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

www.anggrek.org, 22 April, 20:45 www.antara.co.id, 8 Januari, 08:15

www.beritajakarta.com, 8 Januari 2010, 13:00 www.berita.liputan6.com, 8 Januari 2010, 10:25 www.depdag.go.id, 16 Februari 2010, 08:30 www.disperindag.go.id, 16 Februari 2010, 19:00 www.ekonomirakyat.org, 4 Februari 2010, 14:20

www.filsafat.kompasiana.com/2010/03/09/filsafat-canting/, 22 April 2010, 18:30 www.inacraft.co.id, 23 Januari 2010, 22:20

www.indonesia.go.id, 8 Januari 2010, 18:00

(17)

www.kompas.com, 8 Januari 2010, 17:00

www.bk.menlh.go.id/florafauna/home.htm, 15 Februari 2010, 10:20 www.pikiran-rakyat.com, 8 Januari 2010, 17:30

www.pustaka.unpad.ac.id, 17 Januari 2010, 12:02 www.republika.co.id, 8 Januari 2010, 18:50 www.tempointeraktif.com, 8 Januari 2010, 19:00 www.vivanews.com, 8 Januari 2010, 11:10

www.wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/motif-batik-indonesia/, 23 Februari 2010, 23:15

www.waspada.co.id, 8 Januari 2010, 20:15

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya integrasi antara Grid Engine Portal sebagai antarmuka dari aplikasi Bio-Cluster Grid dan Sun Grid Engine sebagai pusat dari pengaturan sumber daya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari gerund dan fungsi dari frase gerund atau gerundial di dalam buku teks: Getting Started with English

Dari analisis data juga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes awal yang dilakukan masih rendah, maka dilakukan pembelajaran melalui variasi pembelajaran pada

Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney response time perawat terhadap pelayanan gawat darurat di UGD Pancaran Kasih dan di UGD RSU Tk III Robert Wolter Monginsidi

Kualitas informasi dari website yang ditampilkan pada perguruan tinggi merupakan salah satu faktor yang digunakan pengguna untuk mengukur kepuasan. Informasi yang

Keberadaan kelembagaan tersebut menjadi sangat strategis dalam upaya membantu pemenuhan kebutuhan unggul padi khususnya dalam mendukungprogram Peningkatan Produksi Beras

Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk membuktukan hipotesis mengenai pengaruh variabel Peringatan Kesehatan Pada