ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2
DIDIT YUDIANTO 121134145
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Latar belakang penelitian ini adalah adanya masalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III di SDN Plaosan 2 masih dikatakan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI, (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Plaosan 2 berjumlah 22 siswa, sedangkan obyek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh persentase jumlah siswa yang minimal cukup aktif pada kondisi awal 30% dengan nilai keaktifan 40 (termasuk dalam kriteria siswa sangat kurang aktif), meningkat pada siklus I mencapai 77% dengan nilai keaktifan 64 (termasuk dalam kriteria siswa cukup aktif), dan pada siklus II mencapai 81,8%dengan nilai keaktifan 68,4 (termasuk dalam kriteria siswa aktif). Peningkatan prestasi belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 62 meningkat pada siklus I yaitu 76,54dan pada siklus II mencapai 79. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,3% meningkat pada siklus I menjadi 72,72% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,36%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT BY USING INDONESIAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PMRI) ON THE MATHEMATICS SUBJECT TO THE THIRD GRADE
STUDENTS OF SDN PLAOSAN 2
Didit Yudianto 121134145
Sanata Dharma University of Yogyakarta 2016
The background study of this research were activity problem and learning achievement of third grade students of SDN Plaosan 2. The purposes of this research are: (1) explain the learning implementation using Indonesian Realistic Mathematics Education Approach (PMRI) as the effort to increase the 3rd grade students’ activeness and learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2; (2) increase and know the enhancement of 3rd grade students’ activeness of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI Approach; (3) increase and know the enhancement of 3rdgrade students’ learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI.
This research uses Class Action Research by using 2 cycles. Subjects of this research are the 3rd grade students’ of SDN Plaosan 2 who are 22 students, whereas the objects of this research are the students’ activeness and learning achievement using PMRI.
The enhancement of students’ learning activeness based on the observation obtained the percentage on the first condition 30% by the values of the activeness are 40 (included in the criteria for the student who is so less active), the enhancement in the first cycles reached 77% by the values of the activeness are 64 (included in the criteria for the student who is fairly active), and the second cycles reached 81,8%by the values of the activeness are 68,4 (include in the criteria for the student who is active). The enhancement of students’ learning achievement based on the first condition of the class’ average values are 62, the first cycle increased until 76,54 and the second cycle increase until 79. The percentages of students’ pass score on the first condition are 47.3%, increased in the first cycle to 72.72%, and increased in the second cycle to 86,36%. The conclusion of the research shows the PMRI can enhance the activeness and the learning achievement of learning Mathematics in the 3rdgrade students’ of SDN Plaosan 2 in odd semester 2015/2016 academic year.
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Didit Yudianto
NIM: 121134145
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya dalam
hidupku.
2. Kedua orangtuaku: Bapak Sarjuni dan Ibu Sutinah yang selalu memberi
dukungan, menyayangi, mencintaiku serta mendoakanku.
3. Nenekku: Ibu Rubinah yang selalu mendoakanku.
4. Kakakku Dani Yuda Tama dan Widyasanti yang telah memberikan semangat.
5. Sahabat-sahabatku: Terimakasih atas semangat, dukungan, dan bantuan kalian.
v
MOTTO
Menghendaki sesuatu hanya karena tidak ada jalan lain adalah tindakan seorang hamba. Menghendaki sesuatu hanya karena tidak ada kesulitan adalah cara bertindak manusia yang berakal budi. Sedangkan menghendaki sesuatu walaupun
ada kesulitan di dalamnya karena berpegang teguh pada suatu cita-cita yang luhur, itulah cara bertindak seorang pahlawan.
-Narciso
Irala-Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri,
mereka memiliki rahasia kesuksesanyang pertama -Norman Vincent Peale-
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Didit Yudianto
NIM : 121134145
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
͞PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2͟
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 Februari 2016 Yang Menyatakan,
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Februari 2016 Penulis,
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2
DIDIT YUDIANTO 121134145
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Latar belakang penelitian ini adalah adanya masalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III di SDN Plaosan 2 masih dikatakan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI, (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Plaosan 2 berjumlah 22 siswa, sedangkan obyek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh persentase jumlah siswa yang minimal cukup aktif pada kondisi awal 30% dengan nilai keaktifan 40 (termasuk dalam kriteria siswa sangat kurang aktif), meningkat pada siklus I mencapai 77% dengan nilai keaktifan 64 (termasuk dalam kriteria siswa cukup aktif), dan pada siklus II mencapai 81,8%dengan nilai keaktifan 68,4 (termasuk dalam kriteria siswa aktif). Peningkatan prestasi belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 62 meningkat pada siklus I yaitu 76,54dan pada siklus II mencapai 79. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,3% meningkat pada siklus I menjadi 72,72% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,36%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT BY USING INDONESIAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PMRI) ON THE MATHEMATICS SUBJECT TO THE THIRD GRADE
STUDENTS OF SDN PLAOSAN 2
Didit Yudianto 121134145
Sanata Dharma University of Yogyakarta 2016
The background study of this research were activity problem and learning achievement of third grade students of SDN Plaosan 2. The purposes of this research are: (1) explain the learning implementation using Indonesian Realistic Mathematics Education Approach (PMRI) as the effort to increase the 3rd grade students’ activeness and learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2; (2) increase and know the enhancement of 3rd grade students’ activeness of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI Approach; (3) increase and know the enhancement of 3rd grade students’ learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI.
This research uses Class Action Research by using 2 cycles. Subjects of this research are the 3rd grade students’ of SDN Plaosan 2 who are 22 students, whereas the objects of this research are the students’ activeness and learning achievement using PMRI.
The enhancement of students’ learning activeness based on the observation obtained the percentage on the first condition 30% by the values of the activeness are 40 (included in the criteria for the student who is so less active), the enhancement in the first cycles reached 77% by the values of the activeness are 64 (included in the criteria for the student who is fairly active), and the second cycles reached 81,8%by the values of the activeness are 68,4 (include in the criteria for the student who is active). The enhancement of students’ learning achievement based on the first condition of the class’ average values are 62, the first cycle increased until 76,54 and the second cycle increase until 79. The percentages of students’ pass score on the first condition are 47.3%, increased in the first cycle to 72.72%, and increased in the second cycle to 86,36%. The conclusion of the research shows the PMRI can enhance the activeness and the learning achievement of learning Mathematics in the 3rdgrade students’ of SDN Plaosan 2 in odd semester 2015/2016 academic year.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan
Pendekatan Pendidikan Metamatika Realistik Indonesia (PMRI) Pada Mata
Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III SDN Plaosan 2” Penyusunan skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
(S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi
dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Ibu Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
xi
8. Ibu Sudarini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Plaosan 2 yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Wijiyanto, S.Pd., selaku guru kelas III SDN Plaosan 2 yang telah
membantu dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya.
10. Teman-teman PPL yang telah membantu dalam melaksanakan dalam
melaksanakan penelitian.
11. Siswa-siswi SDN Plaosan 2 yang telah menyambut dengan baik dan dapat
bekerja sama.
12. Orangtuaku dan nenekku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan,
doa, dan menunjang segala kebutuhan.
13. Kakakku yang tersayang yang telah memberikan semangat.
14. Sahabat-sahabatku: Dika, Deni, Yosafat, Ade, Vani, Christo, Mira, Epri, Eni,
Debora, Defirra, dan semua teman-teman kelas D terima kasih atas dorongan,
semangat dan bantuannya.
15. Teman-teman kelas D angkatan 2012.
16. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
banyak pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari segi isi, bahasa, dan penyusunannya, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tulisan ini.
Yogyakarta, 18 Februari 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ...xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Pembatasan Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Batasan Pengertian... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 8
2.1.2 Keaktifan Belajar ... 10
xiii
2.1.4 Matematika ... 16
2.1.5 PMRI ... 17
2.1.6 Perkalian ... 20
2.1.7 Pembagian... 20
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21
2.3 Kerangka Berpikir ... 23
2.4 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Setting Penelitian ... 27
3.3 Desain Penelitian ... 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.5 Instrumen Penelitian ... 36
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ... 42
3.7 Teknik Analisa Data ... 58
3.8 Indikator Keberhasilan... 61
3.9 Jadwal Penelitian ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 64
4.2 Hasil Penelitian ... 73
4.2.1 Keaktifan Siklus I dan Siklus II ... 73
4.2.2 Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II ... 82
4.3 Pembahasan ... 88
4.3.1 Peningkatan Keaktifan belajar Siswa ... 89
4.3.2 Peningkatan Prestasi Belajar ... 91
4.3.3 Penerapan PMRI ... 93
xiv
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 99
5.3 Saran ... 99
DAFTAR REFERENSI ...100
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Keaktifan Siswa ... 37
Tabel 3.2 Kriteria PAP tipe II ... 38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi ... 39
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ... 40
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ... 40
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi ... 41
Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus ... 43
Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP ... 45
Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS ... 46
Tabel 3.11 Hasil Validasi Materi Ajar ... 47
Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 49
Tabel 3.13 Hasil Validasi Keaktifan ... 49
Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ... 51
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ... 52
Tabel 3.16 Kualifikasi Reliabilitas ... 54
Tabel 3.17 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20 Siklus 1 ... 54
Tabel 3.18 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20 Siklus 2 ... 54
Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran ... 56
Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Siklus 1 ... 56
Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Siklus 2 ... 57
Tabel 3.22 Rentang Skor Keaktifan ... 59
Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan ... 62
Tabel 4.1 Kriteria Keaktifan Siklus 1 Pertemuan 1 ... 74
Tabel 4.2 Kriteria Keaktifan Siklus 1 Pertemuan 2 ... 75
xvi
Tabel 4.4 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 1 ... 78
Tabel 4.5 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 2 ... 79
Tabel 4.6 Kriteria Keaktifan Siklus 2 ... 80
Tabel 4.7 Peningkatan Keaktifan Kondisi Awal Siklus 1 dan 2 ... 82
Tabel 4.8 Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa... 83
Tabel 4.9 Rekap Nilai Yang Dicapai Siswa Pada Siklus 1 ... 84
Tabel 4.10 Data Nilai Rata-Rata KKM Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 84
Tabel 4.11 Rekap Nilai Yang Dicapai Siswa Pada Siklus 2 ... 86
Tabel 4.12 Analisis Data Siklus 2 ... 87
Tabel 4.13 Hasil Rekap Keaktifan Siswa ... 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu ... 23
Gambar 3.1 Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 27
Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment ... 51
Gambar 3.3 Rumus rata-rata skor keaktifan ... 59
Gambar 3.3 Rumus nilai keaktifan ... 59
Gambar 3.4 Rumus Rentang Skor Keaktifan ... 60
Gambar 3.5 Rumus Persentase Siswa Minimal Cukup Aktif ... 60
Gambar 3.6 Rumus menghitung nilai siswa ... 61
Gambar 3.7 Rumus menghitung nilai rata-rata kelas ... 61
Gambar 3.8 Rumus menghitung persentase siswa yang mencapai KKM ... 61
Gambar 4.1 Grafik Hasil Keseluruhan Persentase Keaktifan Siklus 1 ... 77
Gambar 4.2 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 1 ... 77
Gambar 4.3 Grafik Hasil Keseluruhan Persentasse Keaktifan Siklus 2... 81
Gambar 4.4 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 2 ... 81
Gambar 4.5 Grafik Capaian Kondisi Awal, Target Siklus 1 & Siklus 1 ... 85
Gambar 4.6 Grafik Nilai Capaian Kondisi Awal, Siklus 1, Target Siklus 2 & Siklus 2 ... 88
Gambar 4.7 Grafik Hasil Persentase Keaktifan Kondisi Awal, Siklus 1, & Siklus 2 ... 90
Gambar 4.8 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Kondisi Awal, Siklus 1, & Siklus 2 .. 90
Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ... 92
Gambar 4.10 Karakteristik 4 Siswa Menuliskan & Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok ... 94
Gambar 4.11 Karakteristik 3 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok ... 95
Gambar 4.12 Karakteristik 2 Siswa Menggunakan Media Dakon & Manik- Manik ... 96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...103
Lampiran 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ...104
Lampiran 3 Validasi Pembelajaran ...105
Lampiran 4 Silabus Pembelajaran ...128
Lampiran 5 RPP, Materi, Soal & Jawaban, dan Penilaian Pemb.1&2 Siklus 1..132
Lampiran 6 RPP, Materi, Soal & Jawaban, dan Penilaian Pemb.1&2 Siklus 2..147
Lampiran 7 Jawaban LKS Kelompok ...164
Lampiran 8 Lembar Observasi Keaktifan Siklus 1 & 2 ...169
Lampiran 9 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 & Siklus 2 ...177
Lampiran 10 Nilai Siklus 1 & Siklus 2 ...182
Lampiran 11 Tabulasi Validasi Siklus 1 & 2 ...184
Lampiran 12 Hasil Perhitungan SPSS 20 Siklus 1 & 2 ...188
Lampiran 13 Indeks Kesukaran Soal Siklus 1 & 2 ...190
Lampiran 14 Pedoman Wawancara ...192
Lampiran 15 Foto-Foto Kegiatan ...193
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreaktivitas berpikir siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang
baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013:187). Penggunaan konteks dalam
pembelajaran matematika dapat membuat konsep matematika menjadi lebih
bermakna bagi siswa (Wijaya, 2012:31). Fungsi matematika adalah untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan
simbol, serta mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari (Jihad,
2008:153). Pembelajaran matematika yang ideal senantiasa mengupayakan
aktivitas fisik siswa seperti aktivitas yang mudah dan dapat diamati langsung oleh
siswa karena terlihat dari bentuk kegiatan yang melibatkan fisik, serta aktivitas
psikis siswa seperti berdiskusi dan mengerjakan tugas. Pembelajaran matematika
sebaiknya menghadapkan siswa dengan masalah yang berkaitan dengan realitas
yang mengandung permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari pendidikan matematika merupakan salah satu
pendidikan yang dibutuhkan manusia. Namun dalam kenyataan yang ada
sekarang, penguasaan matematika, baik oleh siswa sekolah dasar maupun siswa
ujian nasional yang diselenggarakan memperlihatkan rendahnya persentase
kelulusan siswa dalam ujian tersebut, baik diselenggarakan ditingkat pusat
maupun di daerah. Pada umumnya, yang menjadi faktor penyebab ketidaklulusan
siswa dalam ujian nasional ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam materi
pelajaran matematika (Susanto, 2013:185). Kecenderungan pembelajaran saat ini
masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna
(Mohamad, 2012:75).
Salah satu materi atau pokok bahasan yang disajikan di kelas III SD adalah
perkalian dan pembagian. Siswa banyak mengalami kesulitan atau permasalahan
dalam hal perkalian dan pembagian dikarenakan siswa kesulitan dalam
menjumlahkan maupun mengurangkan bilangan. Dalam membelajarkan
matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih variasi pendekatan,
strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang
direncanakan akan tercapai (Daryanto dan Rahardjo, 2012:240).
Berdasarkan hasil observasi di kelas tanggal 11 Agustus 2015, ketika
pembelajaran berlangsung dikelas siswa terlihat diam. Siswa kurang memahami
materi yang diajarkan dan siswa terlihat pasif di dalam kegiatan pembelajaran.
Saat guru memberikan pertanyaan, hanya terdapat beberapa siswa yang
mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan. Pada proses pembelajaran,
siswa tidak dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari yang memuat masalah
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
kelas III pada tanggal 15 Agustus 2015, diperoleh informasi bahwa di kelas III ini
tingkat keaktifan siswa masih dikatakan rendah. Terlebih pembelajaran
matematika dalam operasi hitung perkalian dan pembagian. Materi yang dirasa
sulit oleh siswa terutama pada soal cerita, sehingga siswa pada materi tersebut
keaktifan belajar dapat dikatakan masih rendah dan nilai rata-rata kelas prestasi
belajar yang diperoleh siswa masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan.
Hal tersebut didukung dengan data dokumentasi keaktifan.
Hasil observasi dokumentasi keaktifan diperoleh data siswa yang masuk
kriteria minimal cukup aktif pada indikator 1 berjumlah 20% dengan nilai
keaktifan 40, indikator 2 berjumlah 30% dengan nilai keaktifan 45, dan indikator
3 berjumlah 20% dengan nilai keaktifan 40. Keseluruhan indikator nilai keaktifan
hanya 40 dengan persentase keseluruhan siswa yang memenuhi kriteria minimal
cukup aktif 30%. Siswa dikatakan sangat kurang aktif berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran, mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, dan tidak
bertanggung jawab terhadap tugas. Sedangkan, hasil observasi dokumentasi nilai
prestasi belajar diperoleh data bahwa hasil rata-rata nilai ulangan harian pada
Kompetensi Dasar memecahkan masalah yang melibatkan perkalian dan
pembagian SDN Plaosan 2 kelas III sebagai kondisi awal adalah 62. Siswa yang
sudah mencapai KKM adalah 9 siswa dari 19 siswa (47,3%). Nilai KKM
matematika yang ditetapkan adalah 65.
Permasalahan yang telah diuraikan diatas guru harus mencari suatu
pendekatan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
menggunakan pendekatan PMRI untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
prestasi belajar siswa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari
(Wijaya, 2012:20). Pendekatan ini dipilih karena dapat menghubungkan
matematika dengan permasalahan sehari-hari yang dapat dibayangkan oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang, peneliti ingin mengetahui peningkatan keaktifan
dan prestasi belajar menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik
indonesia (PMRI) pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas III SDN
Plaosan 2.
1.2 Pembatasan Masalah
Penerapan pendekatan PMRI dibatasi pada Standar Kompetensi 1. Pengerjaan
hitung bilangan sampai tiga angka dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
1.3 perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga
angka yang sering digunakan pada siswa kelas III SDN Plaosan 2. Pendekatan ini
menggunakan realitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dibayangkan oleh
siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, masalah dari penelitian
ini dapat dirumusan sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan
1.3.2 Apakah pelaksanaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan
pada siswa kelas III SDN Plaosan 2?
1.3.3 Apakah pelaksanaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi
belajar pada siswa kelas III SDN Plaosan 2?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Untuk menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai upaya
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2
pada mata pelajaran matematika.
1.4.2 Untuk menjelaskan peningkatan keaktifan belajar siswa kelas III SDN
Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran
pendekatan PMRI.
1.4.3 Untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SDN
Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran
pendekatan PMRI.
1.5 Batasan Pengertian
1.5.1 Pendekatan PMRI adalah pendekatan yang menghadapkan siswa pada
realitas kehidupan sehari-hari.
1.5.2 Keaktifan adalah siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
1.5.3 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti seluruh
kegiatan pembelajaran yang hasilnya berupa skor atau nilai.
1.5.4 Perkalian adalah penjumlahan yang dilakukan dengan cara berulang.
1.5.5 Pembagian adalah pengurangan yang dilakukan dengan cara berulang.
1.5.6 Siswa SD adalah siswa kelas III SD yang bersekolah di SDN Plasoan 2.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat teoritis
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan upaya meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI.
1.6.2 Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
1.6.2.1 Bagi siswa
Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam penggunaan Pendekatan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
1.6.2.2 Bagi guru
Guru mendapatkan pengalaman baru ketika memberikan pembelajaran
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
1.6.2.3 Bagi sekolah
Dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa,
1.6.2.4 Bagi peneliti
Peneliti mendapat pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Perkembangan Anak
Teori perkembangan anak ini telah membahas bagaimana anak mengalami
perkembangan sejak lahir sampai dewasa. Perkembangan ini dilihat dari berbagai
kondisi yaitu fisik dan kognitif. Fisik dilihat dari perkembangan kondisi tubuh
anak, sedangkan kogitif melihat perkembangan kemampuan berpikir anak. Tahap
perkembangan kognitif anak menurut Piaget (dalam Adisusilo, 2012:12). Menurut
Piaget ada 4 tahap perkembangan anak yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi,
tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal. Dalam tahap-tahap tersebut anak
dibagi dalam kategori sesuai umur.
2.1.1.1 Tahap sensorimotor
Tahap sensorimotor merupakan tahap paling awal dalam perkembangan
kognitif anak yang terjadi dari bayi lahir sampai berumur 2 tahun. Dalam tahap ini
pemikiran anak lebih menggunakan indera yang dimilikinya untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Dalam tahap ini anak belum dapat berbicara dengan
dengan bahasa. Biasanya anak hanya melakukan pergerakan menggunakan
anggota tubuh.
2.1.1.2 Tahap Praoperasi
Pada tahap praoperasi ini terjadi pada anak yang berumur 2 sampai 7 tahun.
Unsur simbol sudah digunakan dalam tahap ini. Anak sudah dapat menjelaskan
2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret
Tahap operasi konkret ini terjadi pada anak yang berumur 7 sampai 12 tahun.
Dalam tahap ini anak sedang duduk dalam bangku sekolah dasar. Anak sudah
dapat berpikir secara teratur dan terarah. Anak sudah memperkembangkan
operasi-operasi logis yang dapat dimengerti dalam dua arah yaitu suatu pemikiran
yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Misalnya, bila “a + b = c”, dapat
dibuat juga “c - b = a”. Dalam operasi ini, anak telah mengembangkan sistem
pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan
konkret yang dihadapi.
2.1.1.4 Tahap Operasi Formal
Pada tahap operasi konkret ini anak berusia 11 atau 12 tahun ke atas. Anak
sudah dapat dikatakan dewasa karena sudah dapat berpikir secara nyata ketika
menyelesaikan suatu masalah atau persoalan yang dihadapinya. Dalam tahap ini
logika anak mulai berkembang dengan baik seperti yang sudah dimiliki oleh
orang dewasa.
2.1.1.5 Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Kelas III SD
Dalam tahap perkembangan anak menurut Piaget, siswa kelas III SD yang
berumur 7-12 tahun termasuk dalam salah satu tahap perkembangan anak yaitu
tahap operasi konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif tersebut, siswa pada
umumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersifat abstrak.
Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh
siswa terutama siswa sekolah dasar pada umumnya. Siswa masih terikat dengan
bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
2.1.2 Keaktifan Belajar
2.1.2.1 Pengertian Keaktifan Belajar
Slameto (2010:31) berpendapat belajar aktif adalah suatu proses belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual, dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Menurut Zaini (2008:14) belajar aktif adalah salah satu
cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Sanjaya (2006:101) berpendapat bahwa keaktifan tidak hanya ditentukan oleh
aktivitas fisik, namun juga ditentukan oleh aktivitas non-fisik seperti mental,
intelektual, dan emosional. Sedangkan Yamamoto (dalam Daryanto dan Rahardjo,
2012:4) melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau
kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan guru)
dalam proses belajar mengajar.
Dari pendapat ahli, keaktifan memiliki kesamaan mengenai pengertian
keaktifan, yaitu dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dan non-fisik. Dari
kesamaan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan
segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun
non-fisik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2.1.2.2 Ciri-Ciri Keaktifan Belajar
Menurut Sanjaya (2006:140) keaktifan belajar terlihat dari keterlibatan siswa
1. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran.
2. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
3. Siswa melakukan kerjasama atau diskusi dalam kelompok.
4. Siswa terlibat dalam kegiatan mencari sumber belajar yang relevan dengan
tujuan pembelajaran.
5. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
6. Siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun siswa
lainnya dalam pembelajaran.
7. Siswa berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau timbul selama proses
pembelajaran.
8. Keterlibatan siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Keaktifan Belajar
Prinsip-prinsip keaktifan belajar menurut Ahmadi (1991):
1. Stimulasi belajar pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Proses pemberian stimulus tersebut dapat
berbentuk verbal, bahasa, visual, auditif, dan lainnya. Stimulus hendaknya
benar-benar mengkomunikasikan informasi yang dingin disampaikan guru
kepada siswa.
2. Perhatian dan motivasi perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama
dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil
belajar yang dicapai siwa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang diberikan
Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan selama proses
belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu diusahakan oleh guru untuk
menumbuhkan perhatian dan motivasi.
3. Respons yang dipelajari Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila
siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa
terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang
dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa
meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi,
tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar dan sebagainya.
Keterkaitan guru dan siswa dalam kaitannya dengan stimulus dan respon
didukung oleh penerapan strategi belajar yang tepat. Strategi pembelajaran
yang melibatkan guru dan siswa, lebih efektif daripada tanpa bantuan dari guru
4. Penguatan setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan
siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala
diperlukan. Hal ini berarti apabila respons siswa terhadap stimulus guru
memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah
laku tersebut. Sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan berasal
dari nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran,
hadiah dan lainnya.
5. Pemakaian dan pemindahan pikiran manusia mempunyai kesanggupan
menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan
informasi yang tidak terbatas penting sekali diperhatikan pengaturan dan
2.1.2.4 Indikator Keaktifan Belajar
Menurut (Uno, 2012:33) berpendapat indikator keaktifan (1) siswa aktif
mencari atau memberikan informasi, bertanya dan membuat kesimpulan (2)
adanya interaksi (3) adanya kesempatan siswa menilai hasil karyanya (4) adanya
pemanfaatan sumber belajar. Keachie (dalam Daryanto, 2012:4) berpendapat
keaktifan terjadi apabila terdapat partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa, kesempatan yang
diberikan kepada siswa.
Berdasarkan dari penjelasan para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan
indikator keaktifan menjadi 3 yaitu (1) Partisipasi Siswa dalam kegiatan
pembelajaran, meliputi Interaksi antar siswa satu dengan siswa yang lain,
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru, membaca sumber
belajar, mencatat informasi penting. (2) Keberanian mengungkapkan pendapat
dan pertanyaan. (3) tanggung jawab siswa terhadap tugas, meliputi turut serta
dalam mengerjakan tugas kelompok, saling mengingatkan dalam mengerjakan
tugas kelompok.
2.1.3 Prestasi Belajar
2.1.3.1 Pengertian Prestasi dan Belajar
Menurut KBBI (2005:895) pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dari yang telah dilakukan, dikerjakan). John Dewey (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 1999:44) mengemukakan belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:10)
menjelaskan bahwa “belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sikap stimilasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas
baru”. Suyono dan Hariyanto (2011:9) mengungkapkan bahwa belajar yakni suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
2.1.3.2 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi (1991:130-139), prestasi belajar adalah prestasi yang
dicapai seorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun faktor luar (faktor
eksternal) individu. Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan
oleh guru. Arifin (1988:3) berpendapat prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing.
Berdasarkan penjelasan dari ahli mengenai prestasi belajar, peneliti
menyimpulkan prestasi belajar adalah hasil berupa nilai yang diperoleh seseorang
dari bidang tertentu yang dicapai melalui kegiatan pembelajaran.
Arifin (1988:3) menyatakan prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pengenalan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya:
1. Faktor Internal
Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya
penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Ke dua adalah faktor psikologis
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial
meliputi hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial. Contoh, Sekolah,
masyarakat, teman, lingkungan keluarga, dan lain-lain. Faktor non-sosial bukan
menyangkut seperti keadaan fisik atau lingkungan alam, melainkan lebih ke
2.1.4 Matematika
2.1.4.1 Pengertian Matematika
Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan
ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang
terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari (Susanto, 2013:185). Menurut Hans Freudental (dalam Susanto, 2013:189)
matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan
dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis
yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk aturan-aturan yang telah
ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Soedjadi (2000:11) berpendapat
bahwa matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi,
pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
Dari pendapat ahli mengenai matematika, peneliti menyimpulkan bahwa
matematika adalah pengetahuan dengan kegiatan berhitung menggunakan
bilangan dan simbol-simbol yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan realita kehidupan sehari-hari.
2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Matematika
Departemen Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2013:190) menyatakan bahwa
ada lima tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, keterkaitan antar konsep dan penerapan
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.1 Pengertian PMRI
Suryanto (2010:37) berpendapat PMRI merupakan pendekatan yang
mengadopsi pendekatan dari Belanda yaitu Realistik Mathematics Education (RME) yang mana disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan
masyarakat Indonesia. PMRI sendiri merupakan pendekatan pembelajaran
matematika yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat
dibayangkan oleh siswa (Wijaya, 2012:20). Susanto (2013:205) berpendapat
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang berhubungan dengan masalah-masalah sehari-hari.
Penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukan adanya hubungan
Realistik yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa
dibayangkan oleh siswa.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa PMRI dapat menghadapkan
siswa pada realitas kehidupan sehari-hari.
2.1.5.2 Karakteristik PMRI
Suryanto (2010:44) merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika
Realistik, diantaranya:
1. Menggunakan konteks
Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf
penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. Konteks yang
dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata baik aspek budaya maupun aspek
geografis.
2. Menggunakan model
Pembelajaran suatu topik matematika sering memerlukan waktu yang
panjang, serta bergerak dari berbagai tingkat abstraksi. Dalam abstraksi itu perlu
digunakan model. Model itu dapat bermacam-macam, dapat konkret berupa
benda, atau semikonkret berupa gambar atau skema, yang kesemuanya
dimaksudkan sebagai jembatan dari konkret ke abstrak atau dari abstrak ke
abstrak yang lain. Jembatan dapat berupa model yang serupa atau mirip dengan
masalah nyatanya.
3. Menggunakan kontribusi siswa
Dalam pembelajaran perlu seakli diperhatikan sumbangan atau kontribusi
siswa, yang berupa ide, atau variasi jawab, atau variasi pemecahan
siswa yang perlu dilakukan atau diproduksi yang perlu dihasilkan sehubungan
dengan pemecahan masalah kontekstual.
4. Menggunakan format interaktif
Dalam pembelajaran jelas bahwa sangat diperlukan adanya interaksi, baik
antara siswa dan siswa, atau antara siswa dan guru yang bertindak sebagai
fasilitator. Interaksi mungkin juga terjadi antara siswa dan sarana, atau antara
siswa dan matematika atau lingkungan. Bentuk interaksi itu dapat juga
macam-macam, misalnya diskusi, negoisasi, memberi penjelasan, atau komunikasi, dan
sebagainya.
5. Memanfaatkan Keterkaitan
Dalam pembelajaran matematika perlu disadari bahwa adalah suatu ilmu yang
terstruktur, dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik, konsep,
operasi, dan sebagainya sangat kuat, sehingga sangat dimungkinkan adanya
integrasi antara topik-topik dan sebagainya, bahkan mungkin saja antara
matematika dan bidang studi lain, untuk lebih mempertajam kebermanfaatan
belajar matematika.
2.1.5.3 Keuntungan PMRI
Menurut Jihad (2008:150) keuntungan pembelajaran matematika realistik
antara lain:
1. Melalui penyajian masalah yang kontekstual, pemahaman konsep siswa
meningkat dan bermakna, mendorong siswa melek matematika, dan memahami
keterkaitan matematika dengan dunia sekitarnya.
2. Siswa terlibat langsung dalam proses kegiatan matematika sehingga mereka
3. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan
sehari-hari dan mempelajari bidang studi lainnya.
4. Memberi peluang pengembangan potensi dan kemampuan berpikir alternatif.
5. Kesempatan cara penyelesaian yang berbeda.
6. Melalui belajar kelompok: berlangsung pertukaran pendapat dan interaksi antar
guru-siswa dan antar siswa, saling menghormati pendapat yang berbeda, dan
menumbuhkan konsep diri siswa.
7. Melalui matematisasi vertikal, siswa dapat mengikuti perkembangan
matematika sebagai suatu disiplin.
2.1.6 Perkalian
Soesilowati (2011:35) berpendapat perkalian sebenarnya adalah bentuk lain
dari penjumlahan yang berulang. Heruman (2007:22) menyatakan bahwa
kemampuan prasarat yang harus dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari
perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Ruseffendi (1990:38) perkalian bagi
anak-anak di tingkat rendah dijelaskan dengan menggunakan peraga atau gambar
benda-benda konkret dan dikaitkan pula dengan kehidupan sehari-hari. Alat
peraga itu misalnya dengan dakon dan manik-manik.
Penggunaan alat peraga sempoa dan kelereng, misalnya mengelompokkan
kelereng menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok berisi 4 kelereng, guru
menjelaskan bahwa 5 x 4 adalah 20. Dengan cara mengelompokkan, guru
menunjukkan bahwa 4 x 5 juga 20. Sama hasilnya tetapi beda makna
perkaliannya. Dapat disimpulkan bahwa 5 x 4 = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 20, atau 4 x 5
= 5 x 5 x 5 x 5 = 20. Hasil perkalian tersebut sama, namun konsep perkalian itu
perkalian 3 x 1 adalah obat itu diminum tiga kali sehari sebanyak satu butir setiap
kali minum. Berbeda sekali dengan 1 x 3 yang artinya bahwa obat itu diminum
satu kali sehari sebanyak tiga butir satu kali minum.
2.1.7 Pembagian
Heruman (2007:26) berpendapat pembagian merupakan lawan dari perkalian.
Pembagian disebut juga pengurangan berulang sampai habis. Pembagian juga
terdapat soal cerita. Soal cerita adalah soal diungkapkan atau dinyatakan dengan
kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari (Heruman 2007:122). Misalnya Pak Husna mempunyai 12
telur. Untuk membuat 1 adonan kue dibutuhkan 4 telur. Jika Pak Husna
menggunakan semua telur untuk membuat adonan kue, berapa adonan kue yang
dibuatnya? Arti pembagian tersebut adalah 12 : 4 =..., 12 - 4 - 4 - 4 = 0.
Pengurangan dengan nilai 4 dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi 12 : 4 = 3.
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian pertama dilakukan oleh Cosmas Petrus Billi (2014) yang berjudul
peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif dalam operasi hitung campuran
menggunakan garis bilangan pada siswa kelas IV SD Kanisius Notoyudan
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukkan
1) pada kondisi awal skor rata-rata keaktifan siswa sebesar 45,80 yang termasuk
kategori rendah sedangkan akhir sikluss II skor rata-rata sebesar 53,43 dan
persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 11,12 % sedangkan akhir siklus II
65,38%.2) penggunaan garis bilangan dilakukan melalui a) pengenalan media
garis bilangan, b)media garis bilangan, c) menentukan hasil operasi hitung
campuran menggunakan media garis bilangan secara berkelompok, dan d)
presentasi hasil operasi hitung campuran menggunakan media garis bilangan
meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa.
Penelitian kedua dilakukan oleh Poliyon Sugiro (2012) yang berjudul
Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perkalian
dan Pembagian Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Mencari
Pasangan Kelas III Semester I SD Kanisius Kintelan I Tahun Pelajaran
2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai diatas
ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa atau 83,79 %, dari 37 siswa. Peningkatan
prestasi belajar siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II mencapai 45,95%.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Melania Dwi Kristanti (2013) yang berjudul
peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius
Kentelan dengan menggunakan pendekatan PMRI. Hasil penelitian ini
menunjukkan hasil belajar sebelum tindakan ketuntasan klasikal hanya sebanyak
20 siswa (66,6%) dari 30 siswa, setelah tindakan meningkat menjadi 25 siswa
(83,3%) atau meningkat sebanyak 5 siswa (36,6%). Peningkatan kerjasama dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum melakukan tindakan, kerjasama
sebanyak 11 siswa (36,6%). Setelah dilakukan tindakan hasil kerjasama siswa
meningkat menjadi 23 siswa (76,6%) atau meningkat sebanyak 12 siswa atau
sebesar 40%.
Penelitian yang relevan yang digunakan sebagai pandangan pada penelitian
pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI) pada mata
pelajaran matematika untuk siswa kelas III SDN Plaosan 2. Adapun perbedaan
dari penelitian yang relevan adalah model pembelajaran menggunakan garis
bilangan digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif,
model pembelajaran cooperative teknik mencari pasangan digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar, dan pendekatan PMRI digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dan kerjasama. Berikut literatur map dari
penelitian-penelitian sebelumnya:
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan sangat penting untuk seseorang. Pendidikan tidak hanya menjadi
keinginan sesorang tetapi juga kebutuhan sesorang. Pendidikan yang didapat (Peningkatan I SD Kanisius Kintelan I tahun pelajaran 2011/2012
seseorang salah satunya adalah di Sekolah Dasar melalui pembelajaran di kelas.
Salah satu mata pelajaran yang diperoleh dalam pembelajaran di Sekolah Dasar
adalah mata pelajaran matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang
menggunakan operasi berhitung dengan menggunakan bilangan dan
simbol-simbol matematis. Dalam proses pembelajaran siswa dihadapkan pada realitas
kehidupan sehari-hari. Siswa akan mudah memahami materi pelajaran apabila
materi tersebut terkait dan berhubungan dengan apa yang ditemui dan diketahui
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa akan menjadi aktif ketika
mengikuti pembelajaran.
Keaktifan belajar siswa dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dari
hasil observasi menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih dikatakan rendah.
Hanya beberapa siswa saja yang dominan bertanya serta menjawab pertanyaan.
Rendahnya keaktifan belajar membuat prestasi belajar yang dicapai siswa belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan.
Diperlukannya suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
Pendekatan yang dirasa sesuai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah pendekatan PMRI. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh
siswa.
Berdasarkan uraian dari paragraf sebelumnya, peneliti berinisiatif untuk
untuk operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas III SDN
Plaosan 2 sebagai solusi dari permasalahan yang terdapat di SD tersebut.
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
2.4.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas
III SDN Plaosan 2 dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka
melalui penerapan pendekatan PMRI yakni dengan menggunakan
karakteristik pendekatan PMRI antara lain, (a) menggunakan konteks (b)
menggunakan model (c) menggunakan kontribusi siswa (d) menggunakan
format interaktif dan (e) memanfaatkan keterkaitan.
2.4.2 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka pada
kelas kelas III SDN Plaosan 2.
2.4.3 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan Prestasi belajar
matematika dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka pada
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah, 2010:9). Arikunto
(2002:3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib,
2008:5).
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart.
Model penelitian Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa
langkah-langkah dengan setiap langkah-langkah terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus
(Kunandar, 2008:71-75). Setelah satu siklus dilaksanakan, akan diadakan refleksi
dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan perencanaan
ulang untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Siklus dikatakan tercapai
apabila telah mencapai target yang direncanakan. Lebih jelasnya dapat dilihat
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan PTK menurut Kemmis dan Mc.
Taggart
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ada empat tahap dalam setiap siklus yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD N Plaosan 2 yang beralamat di
Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan
sekolah tersebut terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas satu
sampai kelas enam, ruang UKS, kantin sekolah, ruang perpustakaan dan
komputer, lapangan olahraga, taman bermain, mushola, tempat parkir guru dan
siswa, serta toilet guru dan siswa.
Observasi Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi Perencanaan
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Plaosan 2 Tahun Pelajaran
2015/2016 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah 1) Peningkatan keaktifan mata pelajaran matematika
siswa kelas III SDN Plaosan 2 menggunakan PMRI, 2) Peningkatan prestasi
belajar mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2 menggunakan
PMRI.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu pada semester gasal tahun ajaran
2015/2016 di SDN Plaosan 2 yaitu pada bulan september.
3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa hal yang berkaitan
dengan penelitian, yaitu: 1) Meminta surat ijin dari kampus melalui sekertariat
PGSD untuk melaksanakan observasi, 2) Meminta ijin kepada Kepala Sekola dan
Guru kelas III SD N Plaosan 2 untuk mengadakan penelitian, 3) Melakukan
observasi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui gambaran mengenai
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SD mata pelajaran matematika, 4)
Melakukan wawancara dengan guru kelas III SDN Plaosan 2, 5) Mengidentifikasi
masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah, 6) Menentukan materi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan Soal evaluasi
untuk diterapkan dalam pembelajaran, 8) Menyiapkan alat dan bahan, sumber
belajar, dan media belajar yang diperlukan selama proses pembelajaran, 9)
Melaksanakan uji coba instrumen penelitian berupa soal di SD.
3.3.2 Siklus 1
3.3.2.1 Rencana Tindakan
Siklus pertama dilakukan dalam dua kali pertemuan di setiap pertemuan
beralokasi 2 JP (2 x 35 Menit) berikut ini tahapan pelaksanaan tindakan secara
umum, meliputi: 1) Peneliti mengidentifikasi data awal siswa mengenai tingkat
kemampuan siswa, 2) Peneliti membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP,
LKS, soal evaluasi, bahan ajar, lembar observasi, media, dan sumber belajar).
3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan 1
Eksplorasi
1. Guru bertanya jawab tentang perkalian.
2. Guru memberikan penjelasan mengenai dasar perkalian.
Elaborasi
3. Setelah guru memberi contoh, salah satu siswa diminta maju kedepan untuk
mengerjakan soal.
4. Siswa dibagi dalam 5 kelompok kelompok.
5. Guru memberikan media dakon kepada kelompok.
6. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal dengan ditambah media
dakon
Konfirmasi
8. Setiap kelompok memberikan tanggapan atas pekerjaan kelompok lain yang
ditulis didepan kelas.
9. Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa.
2. Pertemuan 2 Eksplorasi
1. Siswa diberi penjelasan bagaimana cara menyelesaikan perkalian dengan cara
pengelompokkan.
2. Guru memberikan contoh bagaimana menyelesaikan soal berbentuk cerita
dengan cara pengelompokan.
Elaborasi
3. Salah satu siswa diminta maju ke depan untuk mengerjakan soal.
4. Siswa dibagi dalam 5 kelompok.
5. Guru memberikan soal berbentuk cerita kepada setiap kelompok.
6. Siswa berdiskusi mengerjakan soal secara berkelompok dengan menggunakan
media.
7. Siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan.
Konfirmasi
8. Siswa memberi tanggapan atas hasil pekerjaan temannya.
9. Siswa bersama Guru menanggapi pekerjaan siswa.
3.3.2.3 Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi
dengan pengumpulan hasil pekerjaan kelompok untuk mengetahui tingkat
perkembangan siswa dalam memahami materi.
3.3.2.4 Refleksi
1. Melihat proses pembelajaran, hasil tes, dan mengidentifikasi dampak dari
tindakan dalam siklus sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar yang diharapkan peneliti.
2. Membuat kesimpulan mengenai dampak siklus yang sudah dilakukan.
3.3.3 Siklus II
3.3.3.1 Rencana Tindakan
Rencana dan pelaksanaan yang dilakukan pada siklus kedua ini hampir sama
dengan siklus pertama. Kegiatan dalam siklus II meliputi; 1) Peneliti
merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang dilakukan atas hasil yang
diperoleh siklus I, 2) Peneliti mengidentifikasi data awal siswa mengenai tingkat
kemapuan siswa, 3) Peneliti membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP,
LKS, soal evaluasi, bahan ajar, lembar observasi, media, dan sumber belajar).
3.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan 1
Eksplorasi
1. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pembagian.
2. Guru menjelaskan tentang konsep pembagian.
Elaborasi
4. Guru membagikan soal kepada kelompok disertai media dakon dan
manik-manik.
5. Siswa berdiskusi di dalam kelompok.
6. Siswa menyelesaikan soal dalam kelompok dengan media dakon dan
manik-manik.
7. Setiap kelompok menuliskan hasil di depan.
Konfirmasi
8. Siswa bersama Guru melakukan perbaikan mengenai konsep pembagian.
9. Siswa mengerjakan soal individu untuk melihat pemahaman materi yang
dipelajari.
10. Siswa bersama Guru melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban
yang telah dikerjakan siswa.
2. Pertemuan 2 Eksplorasi
1. Siswa diberi penjelasan bagaimana cara menyelesaikan pembagian dengan cara
bersusun panjang dan bersusun pendek.
2. Guru memberikan contoh menyelesaikan soal.
3. Siswa maju di depan untuk mengerjakan soal.
Elaborasi
4. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok satu kelompok berisi 4 orang.
5. Guru memberikan permasalahan berupa soal dan penyelesaiannya harus
menggunakan cara bersusun panjang dan bersusun pendek.
6. Siswa mendiskusikan soal dalam kelompok.