• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Efektivitas Pirantel Pamoat Pada Murid-Murid MI Al-Unayah Cijerokaso Kelas III,IV,V Yang Menderita Ascariasis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengamatan Efektivitas Pirantel Pamoat Pada Murid-Murid MI Al-Unayah Cijerokaso Kelas III,IV,V Yang Menderita Ascariasis."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGAMATAN EFEKTMTAS PIRANTEL PAMOAT PADA MURID-MURID MI-AL INAYAH CIJEROKASO KELAS lII,lV,V YANG MENDERITA

ASCARIASIS

Angeline Novia T,2003, Pembimbing I : Meilinah Hidayat,dr,Mkes Pembimbing II : Budi Widyarto,dr

Anak-anak adalah sasaran utama pada pemberian Anthelmintik karena mempunyai resiko tertinggi untuk tertular. Sejauh ini banyak dikenal obat-obat cacing dalam masyarakat seperti Pirantel pamoat, Mebendazol dan Levamisol. Pirantel pamoat merupakan obat pilihan pertama pada Ascariasis karena efektif pada 85-100% kasus pasien . Obat ini adalah obat cacing yang digunakan oleh pemerintah pada program pemberantasan kecacingan pada anak SD.

Tujuan dari penelitian ini agar murid-murid SD yang menderita infeksi Ascariasis dapat ditangani dengan baik.

Pemeriksaan telur cacing pada penelitian ini menggunakan Metode KATO. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian obat pada anak yang terinfeksi Ascariasis. Sebanyak 66 orang anak yang diberi terapi dan setelah satu minggu kemudian diperiksa kembali tinjanya.Dosis yang diberikan l x 250 mg.

murid MI Al-Inayah yaitu 100 % dan tidak ditemukan kembali telur cacing Ascaris

L um b r icoides.

pengobatan Ascariasis di MI Al-Inayah adalah 100% dari kasus penderita.

pengobatan Ascariasis sesuai program pemerintah dan sebaiknya pengobatan massal diberikan pada seluruh murid SD 3-4 kali dalam setahun agar didapatkan hasil yang maksimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Pirantel pamoat penderita Ascariasis

Berdasarkan hasil penelitian ini diambil kesimpulan efektifitas Pirantel pamoat pada

(2)

ABSTRACT

OBSERVATION OF THE EFFECTIVITY OF PIRANTEL PAMOAT FOR

INFECTED BY ASCARIASIS

STUDENTS OF MI AL-INA YAH CIJEROKASO

CLASS

III,IV, V WHO ARE

Children are the target of being given Anthelmintics because they are high risk to be infected. Today,there is a lot of Anthelmintics such as Pirantel pamoat, Mebendazol, and Levamisol. Pirantel pamoat is the drug of choice that is used to overcome Ascariasis. Because the efectivity of this drug can cure 85 - 100 % patients. This Anthelmintics have

been used by the government to erradicate worms infection. Especially for elementary school students.

The aim of this research is how to get a goodsolution for elementary school students who are infected by Ascariasis.

In this research worm egg checking use KA TO method. Afterwords the students who are infected by Ascariasis are given Anthelmintics single dose

.

There are 66 children who are given and after one week their feces have been checked. The doses given is 1 x

250 mg. The result of research shows the effectivity of Piruntel pamoat to the Ascariasis patient is 100 % because the egg of Ascaris lumbricoides were not found.

Ascuriasis patient is 100 %

.

suggested that the Government distribute Anthelmintics to all students of elemantry school 3-4 x a year.

From that result,we can conclude that the effectivity of Pirantel pamoat to the

Piruntel pamoat is still effective to combat Ascariasis and still drugs of choice. It's

(3)

DAFTAR

1.2. Identifikasi Masalah.. .2

1.3. Maksud Dan Tujuan.. . 2

2.1.1. Infeksi Ascaris Lumbricoides.. 5

2.1.2. Siklus Hidup Ascaris Lumbricoides.. .6

2.1.3. Khemotherapy Ascaris Lumbricoides.. .6

2.2.1. Pengertian Umum Anthelmintik.. 7

2.2.2.Prinsip Kerja Anthelmintik..

2.3.1 .Pengenalan Umum Pirantel Pamoat . 8

2.2. Penanganan Ascaris lumbricoides

2.3. Pirantel Pamoat Sebagai Pilihan Obat Ascariasis

2.3.2.Efek farmakologi Dan Kerja Anthelmintik.. .9 2.3.3 .Dosis dan Pembagian Pirantel Pamoat.. 10 2.3.4.Indikasi Dan Kegunaan Klinil Pirantel Pamoat.. 10

2.3.5.Efek samping Pirantel Pamoat.. 1 1

3.1.1 Bahan yang diperiksa.

3.1.2.Bahan Kimia yang digunakan.. .13

3.1.3 . yang digunakan.. .13

3.2.1.Pemeriksaan tinja (Metode KATO).. 14

BAB

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.. 19

5.1. Kesimpulan .19

BAB Ill BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Dan Alat Yang Digunakan

13

3.2. Metode Penelitian

(4)

5.2. Saran 19

DAFTAR PUST AKA 20

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN 1. DAFTAR MURID MI AL-INAYAH YANG MENDERITA

ASCARIASIS 21

LAMPIRAN 2. HASIL PEMERIKSAAN TINJA SETELAH DIBERI OBAT

PIRANTEL PAMOAT 24

LAMPIRAN 3. FOTO TELUR ASCARIS LUMBRICOIDES DARI HASIL

PEMERIKSAAN METODE KATO 28

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkungan hidup sehari-hari, kecacingan atau penyakit cacing

merupakan masalah kesehatan yang cukup mengkhawatirkan. Masalah-masalah

kecacingan ini umumnya tersebar pada daerah yang status kebersihannya kurang.

Akibat masalah penyakit cacing ini ,dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak. Untuk mengatasi masalah kecacingan ,WHO

menganj urkan agar anak-anak ini rutin diberi obat -obat cacing, khususnya pada

negara-negara berkembang yang memiliki status kebersihan yang kurang.

Jenis cacing yang sering terdapat dalam usus manusia yaitu cacing gelang,

cacing tambang,cacing cambuk,cacing kremi. Walaupun secara umum kecacingan

tidak menimbulkan kematian secara langsung namun kasus kecacingan dapat

menurunkan produktivitas penderitanya.

Pemberian obat cacing diberikan kepada anak yang terinfeksi, setelah

ditemukan pada pemeriksaan tinja.Ini ditempuh agar obat cacing yang diberikan

kepada anak tersebut sesuai dengan jenis cacing yang ditemukan pada anak .

Sejauh ini sudah dikenal beberapa jenis obat cacing antara lain : Mebendazole,

Pirantel pamoat dan Levamisol. Efektivitas masing-masing obat yaitu 1) Pirantel

pamoat pada dosis tunggal dilaporkan dapat menyembuhkan Ascariasis sampai 85 -

100 % (Goldsmith,1986) , 2) Mebendazol pada dosis tunggal dilaporkan dapat

menyembuhkan Ascariasis 90 -100 %, Ankylostomiasis sampai 70 - 95 %, untuk Trichuriasis 60 - 90 % (Robert S. Goldsmith,1989).

(7)

2

3) Levamisol efektif pada Ascariasis 90 % dan cacing tambang 80 % ( Tan Hoan

Tjay,Kirana Rahardja,2002) .

Sekitar 60 - 80 % siswa-siswi SD di Indonesia mengidap cacingan. Pemberian obat cacing pada anak-anak SD dalam program pemberantasan cacing yang

dilakukan oleh pemerintah adalah Pirantel pamoat yang efektif terhadap cacing

gelang dan cacing tambang.

Alternatif pemilihan obat lain seperti Mebendazol juga memberikan

pengobatan yang baik terhadap cacing gelang,cacing cambuk , cacing tambang dan

cacing kremi namun obat ini sulit diperoleh .

MI Al-Inayah dipilih dalam penelitian ini karena keadaan status kebersihan

individu anak-anak yang kurang , dan tingkat kehidupan ekonominya kurang.

1.2. Identifikasi Masalah

- Berapa persen angka kesembuhan Ascariasis oleh Pirantel pamoat di MI Al-

Inayah Cijerokaso?

- Bagaimana efektivitas Pirantel pamoat sebagai pilihan obat Ascariasis?

1.3.Maksud dan Tujuan Maksud

Maksud dari karya tulis ini adalah untuk mendapatkan gambaran

mengenai efektivitas obat Pirantel Pamoat sebagai Anthelmintik pada anak

MI

AL-Inayah Cijerokaso yang menderita Ascariasis,dengan menghitung jumlah

telur cacing sebelum dan sesudah diobati.

Tuj uan

Tujuan dari karya tulis ini adalah,agar anak MI AL-Inayah Cijerokaso

(8)

3 1.4.Kegunaan Penelitian

Kegunaan karya tulis ini yaitu menambah pengetahuan mengenai efektivitas

obat Anthelmintik dan penanganan pasien kecacingan serta menurunkan

prevalensi Ascariasis.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pemeriksaan tinja pada kecacingan diikuti dengan pemberian obat cacing,

dengan memperhatikan obat cacing yang sesuai dengan jenis cacing yang

terdapat dalam usus.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut:

1 .Pirantel Pamoat cukup efektif untuk mengatasi kecacingan di MI Al-Inayah

Cijerokaso

2.Pirantel Pamoat juga menyebabkan efek samping pusing, mual, muntah,

serta kelainan GIT ringan.

1.6. Metode

Sebelum melakukan penelitian,murid-murid diberikan penjelasan m ngenai

pengambilan tinja.Kemudian diambil sampel berupa tinja murid-murid kelas III,

IV, V Madrasah Ibtidayah Al Inayah Cijerokaso.

Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan yaitu pot untuk wadah tinja,

objek glass dan mikroskop perbesaran 10-40 kali untuk melihat dan menghitung

telur cacing.

Bahan-bahannya adalah sample tinja dan kertas mika dalam Larutan Kato.

Metode yang dipakai untuk pemeriksaan sediaan tinja adalah Metode Kato.

Setelah didapat data hasil pemeriksaan tinja, maka pada anak yang positif

Ascariasis diberikan Pirantel pamoat dosis tunggal 1 x 250 mg. Kemudian setelah

(9)

4

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan

di

Madrasah Ibtidayah Al Inayah Cijerokaso serta

laboratorium Parasitologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan April-Mei

(10)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Efektivitas Pirantel pamoat pada pengobatan Ascariasis di MI AL-Inayah

Cijerokaso adalah 100 % dari kasus penderita.

Efektivitas Pirantel pamoat antara lain dipengaruhi sifat kerja sebagai obat

Anthelmintik yang bekerja secara lokal dan sistemik . Secara lokal membasmi cacing

pada saluran cema dan secara sistemik membunuh cacing agar tidak menginvasi organ -

organ atau jaringan tubuh lain. Kemampuan absorbsi yang kecil dari Pirantel pamoat

memperkuat distribusi yang selektif pada saluran cema . Hal ini mendukung selektifitas

dan efektifitas Pirantel pamoat pada pengobatan Ascariasis.

5.2 Saran

Pirantel pamoat masih efektif dalam pengobatan Ascariasis maka dapat diberikan

pada pengobatan massal sesuai anjuran program pemerintah dan untuk mendapatkan hasil

lebih baik diberikan 3-4 x dalam setahun.

Pirantel pamoat merupakan drug of choice cacing gelang,cacing tambang, cacing

cambuk. Untuk jenis cacing lain perlu penelitian lebih lanjut.

Pirantel pamoat harus diberikan sesuai dengan dosis yang ditentukan yaitu 2-3

tablet 250 mg (dewasa) dan 10 mg / kg bb (anak-anak) .

Pengawasan pemberian obat dan pemeriksaan tinja harus segera dilakukan agar

hasil pemeriksaan tidak rancu, dan telur cacing tidak lisis.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Theodorus., 1991. Catatan kuliah farmakologi bagian I. edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Robert S. Goldsmith., Bertram G. Katzung ., 1986. Basic and clinicalpharmacology.

Third Edition. Jakarta : Pe Bertram G. Katzung., nerbit Buku Kedokteran EGC.

Robert S. Goldsmith., Bertram G. Katzung., 1984. Basic and clinicalpharmacology.

Second edition. UK: Lange Medical Publications.

Louis S. Goodman., Alfred Gilman., 1975. Pharmalogical Basics of Theraupeutic. Fifth Edition. UK: Macmillan Publishing co,inc.

Drs. Tan Hoan Tjay., Drs.Kirana Rahardja., 2002, Obat-obat penting (Khasiat, P enggunaan, dan Efek-efek Sampingnya). Edisi kelima .Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Drugs used in Parasitic diseases : Model prescribing information - WHO.

Jeffrey., Leach., 1975. Atlas of Medical Helmintology and P rotozoology. Second Edition. Churchill Livingstone plate 4.

Liu LX et al. 1996. Antiparasitic drugs. N. England J Med ; 334: 1178-84.

Bundy DAP. 1997. This Wormy World (then and now). Parasitology today ; 13: 407-8. Sukarno S., Sardjono O.Santoso., 1995. Farmakologi dun Terapi. Edisi 4.Jakarta:Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Silva

N

de et al. 1997. Anthelmintics. A comparative review of their clinical pharmacology Drugs; 53 :769-88.

Kager PA., Anthelmintica NTvG 1998 ; 142 : 1364-8.

http : // martin.parasitology.mcgill.ca/jimspage/hookworm.htm.

http : // www.missouri.edu/ ^umicrorc / Nematoda / Strongylids / Hook / Necator. Htm. http : // patchuric 1 .swmed.edu / Microbiology / Lab Ref / Parasites / Nematodes / PSN 1 A.html.

http : // patchuric 1 .swmed.edu / Microbiology / Lab Ref / Parasites / Nematodes /PSN 1 T. html.

http : // school sand health .org/ bibliography /bibliography %20-%20 ascaris.htm.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat pada Tabel 3, penggunaan variasi learning rate dinilai kurang mempengaruhi hasil akhir peramalan, dilihat dari rata-rata hasil train error tertinggi dan terendah hanya

Jika orang tua mendidik anak dengan benar, maka mereka tidak perlu memukul atau memperbaiki sebanyak itu karena disiplin merupakan sebagian dari karakter yang

Namun dalam pelaksanaannya bagi siswa yang merupakan anak dari guru dari SMAN 1 Bandar dan anak dari anggota Komite Sekolah dibebaskan dari pembayaran sumbangan tersebut. Namun

Calon bagi lantikan hendaklah memiliki Kepujian (sekurang-kurangnya Gred C) dalam subjek Bahasa Melayu pada peringkat Sijil Pelajaran Malaysia/ Sijil Vokasional Malaysia atau

Tapi berbeda dengan latihan fisik, tidak ada kemajuan dengan buku ini”, kutipan tersebut menggambarkan watak tokoh Raib yang pantang menyerah dalam berlatih fisik

Dari gambar kanvas strategi baru dapat dilihat bahwa faktor waktu pembuatan video C.V Lotus Cinema Indonesia berada pada kurva nilai yang sama dengan Perusahaan X,

Dari kalimat di atas dapat di analisis adanya campur kode bahasa jawa ke dalam bahasa Indonesia.Kata perintahipun merupakan bentuk kata dalam bahasa jawa yang memiliki arti

Gardu induk merupakan lokasi dimana sistem transmisi harus menyalurkan daya sebesar total beban pada semua feeder yang terhubung dengan gardu induk tersebut ( level