• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DESA KANEKES. Nomor 01 Tahun Tentang SABA BUDAYA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT TATAR KANEKES (BADUY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN DESA KANEKES. Nomor 01 Tahun Tentang SABA BUDAYA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT TATAR KANEKES (BADUY)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DESA KANEKES Nomor 01 Tahun 2007

Tentang

SABA BUDAYA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT TATAR KANEKES (BADUY)

Dengan mengharap rdho Yang Maha Kuasa,

Pemerintah Desa dan Lembaga Adat Masyarakat Adat Kanekes Menimbang :

1. Bahwa Masyarakat Kanekes (Baduy) sebagai masyarakat adat terkait oleh ketentuan adat, hidup dalam persekutuan hukum tertentu yang mengakui dan menerapkan ketentuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang pada kenyataannya mengalami berbagai masalah di dalam

penerapannya,berkenaan dengan interaksi dan aktivitas kunjungan masyarakat luar, yang tidak tunduk pada ketentuan adat;

2. Bahwa Masyarakat Kanekes dalam melakukan interaksi dan adaptasi tehadap aktivitas kunjungan masyarakat luar di b utuhkan sebuah peraturan adat yang bersifat formal, mengikat semua pihak yang berada di Tatar Kanekes dalam bentuk Peraturan Desa;

3. Bahwa diharapkan setelah terbentuknya peraturan dimaksud, di dapat satu kepastian hokum yang mengatur tata aturan pergaulan di lingkungan Tatar Kanekes

Mengingat :

a. Undang-undang Nomo 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Poko- pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);

b. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Nomor 3427);

c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

d. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara 3888);

e. Undang-undang Nomor 23 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten ( Lembaran Negara Nomor 182 tambahan Lembaran Negara Nomor 4010 tahun 2000);

(2)

f. Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi daerah ( Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 246 tambahan Lembaran Negara Nomo 4048);

g. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ( Lebar Negara tahun 2004 Nomor 32 tambahan Lembaran Negara Nomor 4377)

h. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ( Lembar Negara Nomor 125 tahun 2004);

i. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

j. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara tahun 2001 nomor 118,tambahan Lembaran Negara Nomor 4138)

k. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara tahun 2001 nomor 119,tambahan Lembaran Negara Noomor 4139);

l. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak nomor 15 tahun 1989 dan Nomor 33 tahun 1996 tentang Retribusi Masuk Kawasan Baduy

m. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak nomor 13 tahun 1990 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Adat Masyarakat Baduy di Kabupaten Daerah TK II Lebak;

n. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 30 tahun 2001 tentang

Rencana Strategis Kabupaten Lebak Tahun 2000-2005 (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2001 Nomor 63 Seri D)

o. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 31 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Urang Wilayah Kabupaten Lebak ( Lembaran Daerah Kabupaten tahun 2001 Nomor 54 Seri C);

p. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32 tahun 2001 tentang Perlindungan atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Nomor 65 Seri D tahun 2001);

q. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lebak ( Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 seri D tahun 2002) r. Surat Keputusan Bupati Lebak Nomor ; 590/kep.233/Huk/2002 tentang

Penetapan Batas batas Detail Hak Ulayat Masyarakat Adat Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak tertanggal 16 Juli 2002

s. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lebak nomor 29 tentang Pemerintahan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Nomor Seri D tahun 2003);

t. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 tahun 2004 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran

(3)

Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Lebak tahun 2004 nomor 4 seri D);

u. Surat Bupati Lebak Nomor: 556.4/85-Inkosbudpar/2005 tanggal 16 februari 2005 perihal Optimalisasi Pengelolaan Obyek Wisata Guna Peningkatan PAD Kabupaten Lebak;

v. Surat Keputusan Camat Leuwidamar Nomor: 556.4/305.Kec/XII/2005 tentang Penunjukan Penanggungjawab Pengelola Obyek Wisata Budaya Baduy Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak tanggal 31 Desember 2005

w. Surat Keputusan Camat Leuwidamar Nomor: 555.4/305.Kec/XII/2005 tertanggal 31 Desember 2005 tentang Pelimpahan wewenang pengelolaan pengunjung (saba) budaya Baduy dari pihak Pemerintah Kecamatan Leuwidamar kepada Pemerintah Desa Kanekes.

Memperhatika : Usulan dan saran Baris Kolot Adat Tatar Kanekes dalam musyawarah adat tanggal 30 Juni 2007

Dengan Persetujuan

MAJELIS PERMUSYAWARATAN ADAT MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN DESA DAN LEMBAGA ADAT KANEKES TENTANG SABA BUDAYA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT TATAR KANEKES (BADUY)

(4)

BAB I

PENGERTIAN UMUM Peristilahan

Pasal 1 Dalam Peraturan ini , yang dimaksud dengan;

1) Areal Larangan adalah kawasan tanah ulayat di Desa Kanekes (Baduy) yang dilarang untuk dikunjungi dan dimanfaatkan sebagaimana telah ditetapkan oleh ketentuan adat 2) Babakan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kampong baru yang terpisah

dengan kampung induk sebagaimana telah ditetapkan oleh ketentuan adat

3) Baduy adalah sebutan bagi masyarakat adat Kanekes yang dikenal masyarkat luas untuk menunjuk berbagai unsure yang terdapat di Tatar Kanekes

4) Baduy Dalam ataupun Tangtu Tilu, adalah sebutan bagi masyarakat adat dan berbagai hal lain terkait dengan Desa Kanekes yang berdomisili di kampong Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawana, sebagaimana telah di tetapkan oleh ketentuan adat

5) Baduy luar adalah sebutan untuk penduduk desa kanekes yang mendiami

perkampungan diluar Tantu Tilu, sebagaimana telah ditetapkan melalui ketentuan adat 6) Bale adalah rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat musyawarah adat,

sebagaimana telah di tetapkan oleh ketentuan adat.

7) Baresan adalah kelompok perangkat adat yang diperbantukan pada tokoh adat sebagai pengawal keamanan dan ketertiban, sebagaimana telah di tetapkan oleh ketentuan adat.

8) Cendera mata adalah pernik atau material , dan atau idom tertentu yang memiliki nilai ekonomis

9) Dangka adalah areal yang secara administratif berada di luar wilayah Desa Kanekes , yang pada umumnya penduduknya masih memiliki keterkaitan kekerabatan dan kosmik dengan warga serta tata aturan dan sistem yang berlaku di Tatar Kanekes 10) Dibuat atau dengan sebutan lain Ngetem adalah memanen padi yang sudah

menguning

11) Dibuat Serang adalah upacara adat memanen padi

12) Huma adalah tegalan yang difungsikan sebagai area produksi bercocok tanam 13) Huma Serang adalah tegalan yang difungsikan sebagai area produksi bercocok tanam

yang terdapat diwilayah Tangtu Tilu.

14) Hak Ulayat adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam termasuk tanah,dalam wilayah tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul dari hubungan secara lahiriah dan batinilah turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan

15) Imah Kolot adalah rumah yang didirikan di tiap kampung Panamping yang tidak boleh disinggahi oleh Pengunjung

(5)

16) Leuweung Kolot adalah kawasan tertentu yang ditetapkan secara adat sebagai kawasan/hutan larangan

17) Jaro Pamarentah adalah perangkat adat yang berfungsi sebagai pelaksana

pemerintahan Desa Kanekes, sebagaimana telah ditetapkan oleh ketentuan adat dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Bupati Lebak

18) Jaro Tangtu adalalah perangkat adat yang berfungsi sebagai wakil Puun yang berkenaan dengan urusan luar.

19) Jaro Tujuh adalah perangkat adat yang ada di panamping, bertugas untuk menangani masalah keamanan diseluruh wilayah Panamping

20) Kawalu,adalah upacara syukuran/selametan dari hasil huma serang. Dilakukan dalam waktu berturut-turut.

21) Kolenjer adalah kalender atau sistem penanggalan yang dipergunakan masyarakat adat kanekes dan berlaku secara turun menurun.

22) Kokolotan/ Kokolot , adalah para sesepuh kampong Panamping

23) Leuit adalah tempat persediaan / pengawetan padi hasil huma yang dimiiliki keluarga masyarakat adat Kanekes

24) Masyarakat Baduy adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak yang mempunyai cirri kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat dissektarnya.

25) Masyarakat Luar Baduy adalah masyarakat yang bertempatan tinggal diluar dan atau disekitar Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak

26) Nebas atauNuaran Kakaypn adalah menebangi pepohonan dan semak belukar yang terdapat di tanahgarapann

27) Ngaduruk adalah suatu kegiatan proses pembersihan huma dengan membakar sampah orgganik secara terukur dan terawasi

28) Nganngkut adalah proses pengangkutan hasil panen ke rumah masing-masing da di simpan di leuit.

Ngaseuk adalah proses penanaman benih yang dilakukan dengan membuat lubang dengan jarak tertentu diareal huma dengan menggunakan sebuah tongkat kayu yang runcing.

Ngored adalah membersihkan rumput di sekitar tanaman padi.

Kalanjakan-Kapundayan adalah upacara adat tasyakuran atas hasil panen.

Panamping ataupun Kaluaran, adalah areal wilayah yang berada di luar Tangtu Titu.

Pas pengunjung adalah identitas pengunjung yang disertakan oleh pengelola sebagai tanda klasifikasi dan luasan wilayah kunjungan.

Pemandu adalah orang atau seseorang yang memiliki ijin untuk melakukan pemanduan dalam saba Budaya Baduy/ Kanekes.

(6)

Penggunaan lahan adalah setiap upaya yang dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh kelompok orang tertentu/badan yang berkaitan dengan pengusahaan lahan bagi peruntukan, pertanian, perkebunan, dan pemanfaatan hasil alam lainnya.

Perlindungan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam melindungi tatanan masyarakat Baduy dari upaya-upaya yang mengganggu/merusak yang berasal dari luar masyarakat Baduy;

Perter adalah pekarya/ tenaga bantuan yang disediakan oleh perangkat desa Kanekes sebagaimana yang di tetapkan oleh jaro Pamarentah Desa Kanekes.

Pu’un adalah pimpinan tertinggi masyarakat adat Kanekes yang ada pada tiap kampung Tangtu.

Sasak adalah sebutan masyarakat Kanekes yang menunjuk pada jembatan penyebrangan antar wilayah yang melintas sungai.

Saung lisung adalah tempat penumbukan padi yang pengembangan dan penempatan, serta pemanfaatannya diatur oleh ketentuan adat.

Seba tahun adalah upacara adat silaturahmi kepada pemerintahan daerah (Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan Provinsi Banten- dulu Keresidenan Banten).

Tanah ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu.

Tangkesan adalah pengatur adat yang ada di Tangtu Titu.

Tangtu Pada Ageung, adalah istilah yang diberikan kepada penghuni Kampung Cikeusik.

Tangtu Parahiyang, adalah istilah yang diberikan kepada penghuni Kampung Cibeo

Tangtu Kadu Kujang adalah istilah yang diberikan kepada penghuni Kampung Cikartawana Tangtu tilu adalah keseluruhan sistem adat di Baduy dalam

Urang Tangtu adalah sebutan bagi masyarakat Baduy Dalam Urang Panamping adalah bagi masyarakat Baduy Luar

(7)

BAB II WILAYAH Wilayah Administratif

Pasal 2

Tatar Kanekes adalah Kesatuan wilayah administrasi Desa Kanekes sebagaimana diatur dalam peraturan Daerah kabupaten Lebak Nomor 32 tahun 2001 tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy.

Secara administrative Tatae kenekes merupakan wilayah khusus yang didalamanya memuat aturan adat dan aturan administrasi pemerintahan desa pada umumnya

Tatar Kanekes merupakan wilayah setingkat desa dalam tata administrasi Kabupaten Lebak dengan sebaran dan nama kampung sebagai berikut:

1. Kaduketug 1 2. Kaduketug 2 3. Cipondok 4. Kadukaso 5. Cihulu 6. Marengo 7. Balingbing 8. Gajeboh 9. Cigula

10. Kadujangkung 11. Karahkal 12. Kadugede 13. Kaduketer 1 14. Kaduketer 2 15. Cicatang 1 16. Cicatang 2 17. Cikopeng 18. Cibongkok 19. Sorokokod 20. Ciwaringin 21. Cibitung 22. Bataran 23. Penyerangan 24. Cisaban 1 25. Cisaban 2 26. Leuwihandam 27. Kadukohak 28. Cirancakondang

(8)

29. Kaneungai 30. Cicakalmuara 31. Cicakal tarikolot 32. Cipaler 1

33. Cipaler 2

34. Cicakal girang 1 35. Babakan cicakal girang 36. Cicakal girang 2 37. Cipiit lebak 38. Cipiit tonggoh 39. Cikadi cinangsih 40. Cikadu 1

41. Cijangkar 42. Cijengkol 43. Cilingsung 44. Cisagu 1 45. Cisagu 2 46. Babakan eurih 47. Cijanar

48. Cibeo 49. Cikeusik 50. Cikartawana 51. Ciranji

52. Cikulingseng 53. Cicangkudu 54. Cibagelut 55. Cisadane 56. Barubeuah 57. Cibogo 58. Pamoean

Posisi Astronomis Pasal 3 Secara Atronomis, Tatar kanekes berada pada posisi;

60 27’ :27 0 Lintang Selatan (LS) sampai dengan 60 30’ :000 Lintang Selatan (LS)

1080 3’ :90 Bujur Timur 1060 4’:55 Bujur Timur (BT)

(9)

Batas Wilayah Administratif Pasal 4

Desa Kanekes sebagai wilayah Masyarakat Baduy yang memiliki batas-batas desa sebagai berikut:

a. Utara : 1. Desa Bojongmenteng Kecamatan Leuwidamar.

2. Desa Cisimeut Kecamatan Leuwidamar.

3. Desa Nyagati Kecamatan Leuwidamar

b. Barat : 1. Desa Parakan Beusi Kecamatan Bojongmanik 2. Desa Keboncau Kecamatan Bojongmanik 3. Desa Karang Nunggal Kecamatan

c. Selatan : 1. Cikate Kecamatan cijaku

d. Timur : 1. Karang Combong Kecamatan Muncang 2. Desa Cilebang Kecamatan Muncang

Batas Alam Pasal 5

Wilayah masyarakat baduy yang berlokasi di Desa Kanekes memiliki batas-batas alam sebagai berikut:

a. Utara : Sungai Ciujung b. Selatan : Sungai Cidikit c. Barat : Sungai Cibarani d. Timur : Sungai Cisimeut

Pasal 6

Batas-batas yang telah terperinci tentang keberadaan Hak Ulayat Masyarakat baduy yang diukur berdaarkan hasil pengukuran dan pematokan oleh Dinas/Instansi terkait ditetapkan dengan keputusan Bupati Kabupaten Lebak

(10)

BAB III WAKTU Sistem Penaggalan

Pasal 7

Masyarakat adat Kanekes mempergunakan sistem penanggalan dan orientasi waktu berdasarkan peredaran bulan (lunar), sebagaimana diyakini dan digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Sebagaimana diatur dan ditetapkan oleh aturan adat.

Kalender Adat Pasal 8

Masyarakat Kanekes mempergunakan Kolenjer sebagai instrument penanggalan dan

penentuan Tarikh dalam berbagai kepentingan, sebagaimana diatur dan diyakini berdasarkan aturan adat.

Waktu Larangan Pasal 9

Tidak seluruh waktu dalam penanggalan dimaksud, masyarakat Kanekes dapat dikunjungi sebagaimana diatur oleh ketentuan adat.

(11)

BAB IV

TUJUAN DAN ALUR Tujuan

Pasal 10

1. Tiap-tiap kunjungan ke Tatar Kanekes diatur dan dikelola secara sistematis melalui aturan dan fungsionalitas perangkat desa.

2. Tujuan Kunjungan disampaikan disampaikan secara tertulis dan atau diketahui oleh Jaro Pamarentah, dan atau perangkat adat yang mendapat mandat.

3. Alur kunjungan meliputi lintasan perjalanan yang diatur berdasarkan adat.

Bentuk Kunjungan Pasal 11

1. Bentuk-bentuk kunjungan ke Tatar Kanekes diatur dan dikelola secara sistematis melalui aturan dan fungsionalisasi perangkat adat.

2. Bentuk kunjungan sebagaimana dimaksud diantaranya;

a. Penelitian, dan atau kegiatan sejenis sebagaimana dinyatakan atau termaktub dalam surat pengantar dari instansi/lembaga peneliti yang bersangkutan, dan mendapat rekomendasi dari dinas informasi Komunikasi Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak.

b. Silaturhami/kunjungan biasaa.

c. Ziarah Budaya.

Alur Pasal 12

1. Alur kunjungan ke Tatar Kanekes diatur dan dikelola secara secara sistematis melalui aturan dan fungsionalisasi perangkat adat.

2. Alur kunjungan sebagaimana dimaksud, disusun dengan tata urutan sebagai berikut;

a. Pintu masuk dan keluar melalui Kaduketug dan diketahui oleh perangkat desa.

b. Melalui alur sebagaimana ditetapkan oleh perangkat desa;

b.1. Alur dua; Kaduketug-Dangdang-Kaduketer-Kiara Lawang; (kawasan tangtu) Cibeo, Alur pulang sebaliknya dan atau alur kedua.

b.2. Alur satu; Kaduetug-Balingbing-Marengo-Gajeboh; (kawasan tangtu) Leuwibuled-Cipaler-Cipiit-Cijengkol-Cikadu-Cikartawana-Cibeo, dan alur pulang sebaliknya dan atau alur satu.

Pintu Masuk Pasal 13

1. Untuk masuk ke wilayah Tatar Kenekes, hanya diperbolehkan melalui Kampung Kaduketug.

2. Pengunjung yang masuk melalui jalur selain Kampung Kaduketug dinyatakan sebagai pengunjung ilegal.

(12)

Larangan Pasal 14

1. Hutan Larangan

2. Areal rumah tempat tinggal Pu’un Cibeo, Cikertawana dan Cikeusik.

3. Areal Imah Adat yang ada di tiap kampung

4. Pengunjung non muslim, hanya diperbolehkan berkunjung ke lokasi yang telah ditetapkan oleh adat.

5. Batas wilayah yang bisa dikunjungi oleh pengunjung non muslim, adalah Kampung Gajeboh dan Kampung Kaduketer.

6. Tempat lainnya yang diberitahukan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan.

BAB V

PAS KUNJUNGAN Bentuk Pas

Pasal 16

1. Pengunjung mendapat izin masuk/pas setelah melakukan pelaporan kedatangan.

2. Bentuk pas dikategorikan sesuai dengan bentuk dan tujuan kunjungan.

3. Pengunjung yang telah melalui prosedur sebagaimana ditetapkan dalam pasal 11 ayat (2) akan diberikan Pas Kunjungan yang berlaku selama berada dalam wilayah Tatar Kanekes.

4. Pas diberikan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan.

BAB VI

JUMLAH KUNJUNGAN DAN PENGELOMPOKAN Jumlah Pengunjung

Pasal 17

1. Jumlah Pengunjung dibatasi berdasarkan kelipatan jumlah setara 40 (empat puluh) orang, dan diberlakukan kelipatan dalam pengelompokan.

2. Pengelompokan dilakukan bersama perangkat desa saat pelaporan kedatangan.

PENGELOMPOKAN Pasal 18

1. Untuk memepermudah pengawasan dan kepuasan pengunjung, maka atas pengunjung rombongan, akan diadakan pengelompokan sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) 2. Setiap kelompok akan didampingi oleh seseorang pemandu untuk mengantar ke tempat tujuan

di Tatar Kanekes.

3. Setiap kelompok akan dibekali tanda Pas Pengunjung yang berlainan.

(13)

Interval Pemberangkatan Pasal 19

1. Untuk menertibkan pengunjung serta memperhatikan daya dukung lingkungan, pemberangkatan pengunjung diatur berdasarkan interval pemberangkatan kelompok.

2. Interval diberlakukan antar kelompok sebagaimana disampaikan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan.

BAB VII

PERBEKALAN DAN PERLENGKAPAN Perbekalan

Pasal 20

1. Perbekalan pengunjung yang dikemas dalam kemasan plastik dan atau bahan lain yang tidak dapat terurai secara alami harus dibawa kembali dan dibuang di tempat yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis perbekalan yang dilarang memasuki Tatar Kanekes, sebagaimana disampaikan oleh perangkat desa pada saaat pelaporan kedatangan.

Perlengkapan Pasal 21

1. Perlengkapan pengunjung diatur dan dikelola melalui ketentuan desa dan pengawasan dilakukan oleh perangkat desa.

2. Jenis-jenis perlengkapan yang termasuk dilarang dipergunakan di wilayah tangtu, akan diberitahukan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan.

BAB VIII

PEMANDUAN DAN PEKARYA (PORTER) Pemanduan

Pasal 22

1. Pemanduan pengunjung di Tatar Kanekes disusn dan dikelola berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur melalui ketentuan desa.

2. Rekomendasi dan sertifikasi dilakukan oleh Dinas Informasi Komunikasi Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak.

(3) Pemeriksaan rekomendasi dan sertifikasi dilakukan oleh perangkat desa sebagaimana yang berlaku.

Pekarya (porter) Pasal 23

(14)

1) Pekarya (porter) baik yang dibawa pengunjung maupun yang disediakan oleh perangkat desa harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2) Pemeriksaan/ penyediaan pekarya (porter) dilakukan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan

BAB IX

PERANGKAT PELAKSANA Pasal 24

1) Pengelolaan Saba Budaya Kanekes diupayakan sebagai bagian perwujudan kelestarian sumber daya hayati dan keseimbangan ekosistem di Tatar Kanekes sehingga dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat

2) Pengelolaan Saba Budaya Kanekes dilakukan oleh suatu perangkat yang menjadi bagian dari perangkat desa

3) Jaro Pamarentah memilih dari atau menunjuk personalia perangkat Saba Budaya Kankes, baik yang berasal dari perangkat desa adat atau dari maasyarakat berdasarkan keahlian khusus.

4) Jaro Pamarentah melaporkan pengolahan kepada Baris Kolot secara periodic sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun dalam kalender masyarakat Kanekes dan di atur oleh permusyawaratan adapt.

Pasal 25

Untuk kelangsungan pengelolaan. Jaro Pamarentah dapat mengeluarkan ketentuan terperinci lainnya dengan persetujuan Masyarakat Adat.

Pasal 26

Dalam keadaan tertentu, dan sangat diperlukan dalam rangka mempertahankan dan atau memulihkan harmoni dan kelestarian manusia dan lingkungan di Tatar Kanekes. Jaro

Pamarentah dapat menghentikan kegiatan tertentu dan atau menutup Tatar Kanekes terhadap semua kunjungan atas persetujuan Musyawarah Adat

Struktur Perangkat Pengelola Pasal 27

1) Struktur Perangkat Pengelola disusun dan di atur oleh Jaro Pamarentah adat.

2) Perangkat Pengelola bertanggung jawab kepada Jaro Pamarentah

(15)

3) Personal Pengelola memiliki kewenangan masa bakti 1 (satu) tahun dan di atur melalui Surat Keputusan Jaro Pamarentah.

BAB X RETRIBUSI

Tata Cara Pasal 28

Retribusi di atur dalam tata cara sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan daerah Kabupaten Lebak

Pemungutan Pasal 29

Pemungutan retribusi dilakukan oleh Pengelola pada saat pelaporan kedatangan.

Besaran Pasal 30

Besaran Retribusi ditentukan berdasarkan aturan retribusi sebagaimana di atur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak dan disampaikan oleh perangkat desa pada saat pelaporan kedatangan.

BAB XI SANKSI Jenis Sanksi

Pasal 31

1) Pelaksanaan sanksi dilakukan oleh Jaro Pamarentah sebagai pemegang mandate dari perangkat adat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Sanksi yang diperlakukan berdasarkan keputusan yang merujuk kepada ketentuan adat dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku

3) Bentuk sanksi dapat berupa

a. Teguran oleh Jaro Pamarentah dan atau perangkat desa lainnya yang di beri mandat;

b. Denda sebagaimana di atur dalam ketentuan yang berlaku;

c. Pengusiran oleh perangkat adat;

d. Peradilan adat;

e. Pengursiran oleh Jaro Pamarentah yang selanjutnya diserahkan kepada aparat kepolisian Sektor Leuwidamar

(16)

BAB XI

KETENTUAN TAMBAHAN Perbaikan dan Penafsiran

Pasal 32

Dalam rangka menghidari perselisihan dan kesimpangsiuran pengelolaan Saba Budaya Kanekes dari Kepentingan perorangan serta sebagai wujud pengakuan hak Masyarakat Adat, maka segala sesuatu yang belum memiliki kejelasan dan atau terjadi perbedaan pennafsiran akan di atur kemudian dengan ketentuan yang sederajat secaara persial dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 33

Peraturan Desa (perdes) ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengudangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Kanekes.

Disahkan di Kaduketugpada tanggal 15 juli 2007 JARO PAMARENTAH/ KEPALA DESA KANEKES

DAINAH

Diundangkan di Kaduketug pada tanggal, 15 juli 2007 SEKRETARIS DESA KANEKES

H. SAFIN

(17)

PENJELASAN

PERATURAN DESA KANEKES Nomor 01 Tahun 2007

Tentang

SABA BUDAYA DAN PERLINDUNGAN

MASYARAKAT ADAT TATAR KANEKES (BADUY)

UMUM

1. Gambaran umum masyarakat adat Kanekes

Masyarakat Desa Kanekes merupakan masyarakat adat yang berpegang teguh kepada ketentuan adatdalam segala dinamika kehidupannya, namun demikian dalam interetasi administrasi eksistensinya mengakui keberadaan tatanan adminstratif yang dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia dalam semua tingkatan dan melakukan adaptasi harmonis secara berproses dari waktu ke waktu. Eksistensi yang demikian diakui dan di lindungi pemerintah sebagai kesatuan hokum masyarakat yanag memiliki asas kedaulatan untuk mengelola alam dan lingkungan secara otonom.

Pemerintah melakukan perlindungan di seputar perlindungan hak ulayat yang dimiliki masyarakat desa Kanekes, serta menjamin keterkaitannya terhadap pola dan tata laksana dinamika kehidupan lainnya, sehingga dimungkinkan bai terciptanya peranngkat aturan- aturan yang mengaatur secara spesifik.

2. Saba Busaya da implikasinya terhadap kelestarian adat lingkungan hidup di Desa Kanekes

Masyarakat Baduy bukanlah masyarakat terasing, tetapi masyarakat yang relative

terbuka dan menjalani interaksi positif dengan masyarakat lainnya, meskipun demikian dalam upaya perlindungan,kebutuhan aturan-aturan spesifik menjadi sangat mendasar. Termasuk Peraturan Desa yang mengatur sistem kunjungan dalam istilah Saba Budaya, tidak saja merupakan pagar penjamin , akan tetapi lebih dari itu di harapkan menjadi pendorong dinamika sosial bermartabat dan menjungjung tinggi nilai manusia dan kemanusiaan.

Penjelasan pasal demi pasal Pasal 1

Cukup Jelas Pasal 2

(18)

Cukup Jelas Pasal 3

Cukup Jelas Pasal 4

Cukup Jelas Pasal 5

Cukup Jelas Pasal 7

System penanggalan merupakan proses kreatif masyarakat Kanekes sebagai Upaya menjaga orientasi dimana seluruh sistem dan perilakuan hidup merupakan peribadatan dari totalitas hidup. Sistem penanggalann menggunakan alat bantu yang disebut kolenjer, dimana sistem perhitungan tanggal dan.

Bulan berdasarkan pola rotasi bulan (ekliplunar). Segala aktivitas hidup diberi makna dan penerjemahan sebagai upaya menjaga harmoni dan kearifan local.

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Pemberitahuan atau publiaksi larangan waktu kunjungan akan dilakukan oleh jaro pamarentah kepada semua pihak yang dianggap berkepentingan. Termasuk pelaporan kepada camat Leuwidamar dan instansi teknis lainnya ditingakat kabupaten.

Pasal 10

(1) Cukup jelas

(2) Pemberitahuan tujuan kunjungan adalah keterangan yang tercantum dalam surat pengantar maupun surat rekomendasi dari Lembaga, instansi pengunjung, dan atau keterangan yang tercantum pada buku tamu di kantor desa Kanekes

(3) Cukup jelas.

Pasal 11

(19)

(1) Cukup jelas

(2) Bagi kunjungan yang memiliki tujuan penelitian wajib menyerahkan copy outline penelitian sehingga perangkat adat/desa dapat memahami maksud dan tujuan penelitian, serta peneliti mengisi surat pernyataan diatas kertas bermaterai secukupnya berupa kesediaan untuk memberikan 1 (satu) hard copy laporan penelitian.

Pasal 12

(1) Cukup jelas

(2) Alur perjalanan dimaksud adalah alur sebagaimana tergambar dalam peta desa Kanakes.

Pasal 13

(1) Cukup jelasa (2) Cukup jelas Pasal 14

(1) Cukup jelas

(2) Yang dimaksud dengan benda elektronik adalah: kamera baik kamera konvesional, digital maupun kamera dari telepon seluler serta, alat perekam suara dan gambar (audio dan video) berupa tape recorder, celuler audio video recorder, i-Podcorder dengan berbagai variasinya, DV/CD-cam audio video recorder, dan turunan perlengkapan teknologi audio video yang bersifat mobile lainnya.

Pasal 15

Cukup jelas Pasal 16

(1) Bentuk Pas Kunjungan berwujud kartu yang memiliki tanda pengesahan oleh jaro Pamarentah dan memiliki perbedaan warna. Warna kartu yang pas merupakan tanda batas lingkup dan tujuan kunjungan. Warna putih merupakan warna yang memiliki kisaran tujuan kunjungan terluas dan terlama sesuai dengan ketentuan. Sedangkan warna kuning mencakup kunjungan selama-lamanya 2 (dua) hari, sedangkan warna merah merupakan kartu pas dengan kisaran waktu dan lingkup kunjungan terbetas.

(2) Cukup jelas

(20)

(3) Cukup jelas (4) Cukup jelas Pasal 17

(1) Pembatasan jumlah serta interval kelompok dilakukan demi menjaga daya dukung budaya dan ekosistem yang ada, serta memudahkan dalam mekanisme pengawasan oleh perangkat desa atau petugas yang ditunjuk oleh jaro Pamarentah

(2) Cukup jelas Pasal 18

(1) Cukup jelas (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas Pasal 19

(1) Cukup jelas (2) Cukup jelas Pasal 20

(1) Pembekalan berupa makanan dan minuman dengan kemasan pembungkus plastik, alumunium foil dan atau bahan kemasan lainnya yang tidak bisa terurai secara alamiah, harus dibawa Kembali dan menjadi tanggungjawab pimpinan kelompk/rombongan untuk membawanya Kembali ke pintu masuk Kampung Kaduketug ditempat yang telah ditentukan dan ditunjukan oleh perangakat desa

(2) Cukup jelas Pasal 21

(1) Cukup jelas (2) Cukup jelas Pasal 22

(1) Pemandu merupakan seseorang yang memiliki sertifikasi dari asosiasi Himpunan Pemandu Indonesia (HPI) berdasarkan rekomendasi, atau usulan Jaro pamarentah melalui Dinas Inkosbudpar Kabupaten Lebak.

(21)

(2) Dinas Inkosbudpar memiliki kewenangan dan memfasilitasi peningkatan kualitas pemanduan di Kabupaten Lebak termasuk dalam rangkaian Kunjungan/Saba Budaya Kanekes/Baduy.

(3) Cukup jelas Pasal 23

(1) Tenaga perbantuan baik yang berasal dari dalam maupun luar Desa Kanekes yang ditunjuk berdasarkan keputusan Jaro Pamarentah

(2) Cukup jelas Pasal 24

(1) Pengelola Saba Budaya Kanekes diupayakan sebagai bagian perwujudan kelestarian sumber daya hayati dan keseimbangan ekosistem di Tatar Kanekes sehingga dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat

(2) Cukup jelas

(3) Jaro Pamarentah mamilih dan atau menunjukan personalia perangkat Saba Budaya Kanekes, baik yang berasal dari perangkat adat atau dari masyarakat lainnya berdasarkan keahlian khusus.

(4) Jaro Pamarentah melaporkan pengelolaan kepada Baris Kolot secara periodic sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun dalam kalender masyarakat Kanekes dan diatur oleh permusyawaratan adat

Pasal 25

Bentuk peraturan perlengkapan ataupun peraturan pelaksanaan, bisa berbentuk Peraturan Jaro Pamarentah atau keputusan Jaro Pamarentah

Pasal 26

Dalam keaadan tertentu (force majeur) dan sangat diperlukan dalam rangka (mempertahankan) dan atau (memulihkan harmoni dan kelestarian) manusia dan lingkungan di Tatar Kanekes, Jaro Pamarentah dapat menghentikan kegiatan tertentu dan atau mentup Tatar Kanekes terhadap semua kunjungan atas persetujuan musyawarah adat Pasal 27

(22)

(1) Struktur perangkat pengelola disusun dan diatur oleh Jaro Pamarentah atas persetujuan Lembaga adat.

(2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas Pasal 29

Cukup jelas Pasal 30

Berdasarkan retribusi merupakan besaran yang ditentukan oleh sistem tarif/ retribusi yang berlaku di Kabupaten Lebak, sebagaimana dinyatakan dan terpampang pada lembar ketentuan tarif di kantor Desa Kanekes

Pasal 31

(1) Jatuhnya sanksi atas perbuatan yang secara langsung ataupun tidak langsung dilakukan oleh seseorang subjek Perdes ini, dilaksanakan dan dilakukan oleh Jaro Pamarentah dengan dihadiri oleh perangkat Adat dan atau pemegang mandat perangkat adat lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Cukup jelas

(3) Bentuk sanksi dapat berupa:

a. Cukup jelas

b. Pelanggaran dengan sanksi berupa denda, mekanismenya diatur dalam ketentuan adat yang berlaku;

c. Tindakan pengusiran yang dilakukan oleh jaro Pamarentah, merupakan sanksi yang dijatuhkan atas pelanggaran yang dikualifikasikan sebagai pelanggaran yang melahirkan kewajiban-kewajiban bagi masyarakat adat Kanekes untuk memulihkan sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku.

d. Peradilan adat dilaksanakan setelah terjadi pelanggaran berat berupa Tindakan yang dikualifikasikan sebaagai perbuatan yang merusak harmoni tatanan adat

(23)

yang akibatnya disamping melahirkan kewajiban-kewajiban bagi masyarakat adat Kanekes untuk memulihkan, juga aktivitas-aktivitas lainnya baik bersifat phisik maupun psykhis guna mengembalikan harmoni yang terganggu tersebut sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku

e. Tindakan pengusiran oleh Jaro Pamarentah yang selanjutnya diserahkan kepada apparat kepolisian Sektor Leuwidamar, merupakan sanksi atas perbuatan baik langsung ataupun tidak langsung, perbuatannya ataupun akibatnya yang kualifikasikan sebagai perbuatan pidana dalam hukum positif Republik Indonesia.

Pasal 32

Cukup jelas Pasal 33

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait