1 A. Latar Belakang
Pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 telah dijelaskan bahwa salah satu tujuan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.
Dimana salah satu cara untuk memajukan kesejahteraan umum tersebut dengan cara meningkatkan perekonomian nasional. Peningkatan perekonomian tersebut akan berdampak pada majunya perekonomian nasional, yang dimana dapat ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
Selain ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat, majunya perekonomian suatu bangsa mendorong semakin banyaknya para pelaku usaha dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang sekarang sedang marak yaitu di sektor perumahan, dimana semakin banyaknya para pengembang (developer) perumahan swasta. Sebagai contoh dikota-kota besar seperti Jakarta dan kota besar lainnya, para pengembang perumahan semakin banyak, seperti perusahaan nasional Ciputra Raya, LIPPO Group, Agung Sedayu, dan lain-lain.
Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan masyarakat akan hunian tempat tinggal merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk menunjang keberlangsungan hidup serta peningkatan mutu lingkungan keluarga itu sendiri. Tempat tinggal masing-masing kebutuhan orang akan hunian itu mempunyai variasi yang sangat luas dan beragam, seperti ingin rumah yang dekat dengan jalan raya, atau ingin rumah yang jauh dari keramaian.
Untuk menjawab kebutuhan konsumen akan tempat tinggal yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginannya, para pelaku usaha perumahan hadir sebagai solusi agar konsumen memperoleh tempat tinggal yang layak, sesuai dengan keinginan konsumen, cara pembayaran yang tidak memberatkan serta kriteria lainnya yang diinginkan oleh konsumen. Salah satu sistem jual beli properti seperti rumah yang sekarang sedang booming adalah transaksi jual beli rumah pesan bangun.
Dimana pelaku usaha mempromosikan produknya namun barang tersebut belum ada, atau diserahkan dikemudian hari dengan di dahului adanya perjanjian antara pelaku usaha dan konsumen.
Kebutuhan yang semakin meningkat dari konsumen akan tempat tinggal menyebakan semakin menjamurnya para pengembang perumahan.
Maka hal tersebut menyebabkan semakin tinggi juga persaingan diantara pengembang perumahan. Berbagai upaya dari pengembang perumahan mengupayakan agar tetap dipercaya oleh para konsumennya dengan mengeluarkan berbagai produk yang menarik melalui iklan-iklan yang ditawarkan. Salah satunya adalah penawaran harga yang lebih rendah dari kompetitornya, penawaran kualitas rumah yang akan dijual, tempat atau wilayah yang strategis, hingga cara pembayaran yang meringankan pihak konsumen.
Namun kerap kali hal ini disalah gunakan oleh pelaku usaha dengan memberikan informasi mengenai produknya yang tidak sesuai dengan kenyataan dan hal itu juga yang menyebabkan kadang adanya prestasi yang tidak ditunaikan oleh pelaku usaha pada konsumen sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya pada perjanjian. Dalam hal ini konsumen selaku pihak yang dirugikan membutuhkan perlindungan hukum atas permasalahan tersebut. Namun karena kurang memahami atau mengetahui dengan jelas yang menjadi hak-haknya konsumen tidak menyadari dengan tentang perlindungan yang seharusnya diterima serta bentuk dari perlindungan hukum untuk konsumen itu sendiri.
Perumahan Taman Sarajaya Permai yang beralamat di Desa Sarajaya, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu produk perumahan yang dipasarkan oleh PT. Hanaz Cipta Sarana selaku pelaku usaha dibidang properti perumahan. Perumahan ini terletak tidak jauh dari pusat keramaian, dekat dengan fasilitas umum dan hal lainnya. Dalam transaksi jual beli rumah di Perumahan Taman Sarajaya Permai ini menggunakan sistem pesan rumah terlebih dahulu yang disertai dengan booking fee (pembayaran pemesan) oleh konsumen kepada pihak pelaku usaha (developer). Tahap selanjutnya yaitu konsumen
menyerahkan berkas-berkas yang telah ditentukan oleh pihak pelaku usaha sebagai syarat kelengkapan dokumen untuk kemudian dibuatkan kontrak jual beli. Kontrak jual beli ini dilakukan antara konsumen dengan pelaku usaha yang disaksikan oleh Notaris. Segala bentuk pembayaran baik tunai, angsuran 3 (tiga) bulan bertahap dan pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semuanya harus mengikuti tata cara yang telah ditentukan oleh developer dengan disetujui pihak konsumen.1
Transakasi yang dilakukan berdasarkan keterangan diatas berdasarkan Hukum Islam termasuk pada akad jual beli pesanan dimana pembayarannya dapat dilakukan penuh dimuka, dan atau bisa di cicil hingga akhir jangka waktu yang telah disepakati. Lalu penyerahan rumah dilakukan diakhir setelah proses produksi selesai karena dibutuhkan jangka waktu dalam penyelesaian pembangunan rumah. Meskipun begitu, adalah sebagian unit rumah yang sudah dibangun namun fasilitas di dalamnya ada yang belum dilengkapi oleh pihak developer, maka dari itu jual beli diperumahan ini berupa bentuk pesanan atau kata lain menurut pihak developer adalah sistem pesan rumah.
Transkasi jual beli merupakan hal yang sangat sering dilakukan masyarakat umum, baik dilakukan antara perusahaan dengan perusahaan, perusahaan dengan perorangan atau perorangan dengan perorangan.
Didorong dengan perkembangan teknologi yang semakin maju para era globalisasi ini, masyarakat secara alami akan turut serta dalam perdagangan bebas. Dampak dari hal tersebut salah satunya yaitu banyaknya berbagai macam produk barang atau pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi, iklan maupun penawaran barang sacara langsung. Namun hal tersebut menyebabkan permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi oleh konsumen, serta perlindungan konsumen atas barang/jasa yang di belinya dari pelaku usaha tersebut. Undang-Undang tentang perlindungan konsumen ini memang telah di terbitkan namun dalam proses pelaksanaan atau aplikasi dari Undang-Undang itu sendiri belum maksimal atau dengan
1 Hasil Wawancara Dengan Bapak Wawan, Kepala Kantor Pemasaran Perumahan Taman Sarajaya Permai. Dilakukan Pada Hari Kamis, 19 Oktober 2017.
kata lain peraturan yang ada dalam Undang-Undang tidak sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah dijelaskan mengenai Hak dan Kewajiban Konsumen, yaitu pada pasal 4 huruf yang menyatakan bahwa:
“Hak konsumen adalah: Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.2
Tapi pada kenyataan tidak semua konsumen mengetahui atau paham mengenai perlindungan hak yang seharusnya ia terima dalam bentuk pemenuhan prestasi yang tidak sesuai perjanjian dari pihak developer seperti bangunan yang tidak sesuai dengan spesifik awal, penyerahan rumah yang terlambat dari perjanjian, penyerahan sertifikat hak milik yang telat dan lain-lain, serta belum maksimalnya pelaksanaan dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Di sisi lain saat konsumen merasa kecewa atas barang atau jasa yang diterima nya tidak sesuai dengan perjanjian diawal dan memutuskan untuk membatalkan jual belinya, justru uang booking fee yang konsumen berikan pada pihak Developer tidak dapat ditarik kembali dengan dalih bahwa uang tersebut merupakan syarat pemesanan barang (rumah). Permasalahan ini yang sering muncul dan dikeluhkan oleh konsumen, maka dari itu konsumen selaku pihak yang dirugikan dari pelaku usaha dalam hal ini Developer memerlukan adanya perlindungan hukum. Khususnya dalam hal ini konsumen sebagai pihak yang kedudukannya lemah dan perlu dilindungi dari bentuk ketidak sesuaian perjanjian jual beli rumah dengan sistem pesan bangun yang konsumen beli dari pihak pengembang perumahan (developer) dan perlindungan yang didapatkan konsumen jika terjadi pembatalan setelah terjadinya perjanjian jual beli.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dengan ini penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan dan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pada Jual Beli Rumah Pesan Bangun Di Perumahan Sarajaya Permai
2Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Kajian
Wilayah kajian pada penelitian ini adalah Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah berdasarkan pengalaman penelitiannya berupa fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat.3
Dengan kata lain, pendekatan kualitatif berusaha mengkombinasikan pendekatan nomatif dan empiris.4 Jadi penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, peraturan yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Pembatasan Masalah
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh penulis pada latar belakang di atas, maka penulis hanya membahas mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Sarajaya Permai Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentan Perlindungan Konsumen.
3Boedi Abdullah Dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah), 49.
4Fahmi M. Ahmadi Dan Jaenal Arifin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010) , 31.
3. Pertanyaan
Penulis akan menyajikan pertanyaan penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai ditinjau dari Hukum Islam?
b. Bagaimana penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai?
c. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip syariah mengenai perlindungan konsumen dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumenpada jual beli rumah pesan bangun?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui mengenai konsep pengaturan perlindungan hukum terhadap konsumen pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta tinjauannya menurut Hukum Islam.
Kemudian secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan dan kegunaan yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat terutama konsumen perumahan. Tujuan tersebut antara lain:
a. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah di Perumahan Taman Sarajaya Permai dengan sistem pesan bangun tinjauan Hukum Islam.
b. Untuk mengetahui penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai.
c. Untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip syariah dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada jual beli rumah pesan bangun.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
a. Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah terutama tentang pelaksanaan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam jual beli rumah dengan sistem pesan bangun (rumah inden) ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
b. Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon dalam hal ini para konsumen perumahan agar bisa lebih berhati-hati dan teliti dan melakukan transaksi jual beli jika hendak membeli perumahan, terutama dengan sistem rumah pesan bangun.
D. Penelitian Terdahulu (Literatur Riview)
Penelitian ini akan membahas tentang “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pada Jual Beli Rumah Pesan Bangun Di Perumahan Sarajaya Permai Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”. Dalam penelitian ini, penyusun memperoleh ide mengenai penelitian ini dari fenomena yang terjadi lingkungan sekitar peneliti dan dari hasil riview serta bahasan dari buku-buku, artikel, jurnal serta karya ilmiah lainnya. Adapun penulis merujuk dari Buku Janus Sidabalok yang berjudul “Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia” dimana di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa konsumen berhak mengetahui secara jelas mengenai produk yang dibelinya dan mendapatkan perlindungan dari periklanan yang dijanjikan oleh pelaku usaha dalam hal ini Pengembang Perumahan (developer).
Sebagai bahan pertimbangan lain dalam penelitan ini, penyusun menyertakan hasil penelitian terdahulu (literatur riview) sebagai perbandingan tinjauan kajian materi sebagai berikut:
1. Skripsi Masnuah (2017)
Skripsi yang disusun oleh Masnuah berjudul “Perlindungan Konsumen Terrhadap Jual Beli Pesanan Pada Genter Jati Meubel Kabupaten Cirebon: Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”. Pada penelitian ini lebih difokuskan terhadap bentuk transaksi jual beli pesanan atau dikenal dengan akad salam dan istishna. Skripsi mengangkat permasalahan mengenai perlindungan konsumen pada jual beli pesanan (salam) menurut hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta implikasinya terhadap pelaku usaha Genter Jati Meubel Kabupaten Cirebon dan Konsumen. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yaitu, bagaimana bentuk Perlindungan Konsumen terhadap jual beli pesanan pada Genter Jati Meubel Kabupaten Cirebon menurut Hukum Islam, dan bagaimana penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan implikasinya terhadap pelaku usaha Genter Jati Meubel Kabupaten Cirebon.5
2. Skripsi Intan Alfiah (2016)
Skripsi yang disusun oleh Intan Alfiah berjudul “Perlindungan Konsumen Jajan Pasar Berdasarkan Pasal 8 Dan Pasal 62 Peraturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Pasar Kue Plered Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon)”, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2016.Penelitian ini memfokuskan pada implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada peredaran jajanan pasar yang tidak
5Masnuah, “Perlindungan Konsumen Terrhadap Jual Beli Pesanan Pada Genter Jati Meubel Kabupaten Cirebon: Tinjauan Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”.(Skripsi Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2017)
bersertifikat halal dan tidak ada ijin BPOM di Pasar Kue Plered Kabupaten Cirebon. Dalam UUPK yang mewajibkan produsen untuk mencantumkan tanggal kadaluarsa pada produk makanannya. Hal-Hal yang merugikan konsumen tersebuy bisa saja disebabkan karena kurangnya pengawasan dan sosialisasi dari pemerintah serta badan- badan hukum seperti kepolisian, BPOM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriftif.6
3. Skripsi Oni Farihah (2015)
Berjudul “Upaya Perlindungan Konsumen Terhadap Produk yang Mencantumkan Label Halal atau Haram (Studi Kasus Konsumen di Kabupaten Ciirebon)”. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Syekh Nurrjati Cirebon 2015. Penelitian ini menfokuskan pada bagaimana proses labelisasi halal di MUI Kabupaten Cirebon serta pengawasan yang dilakukan oleh BPOM terhadap pelaku usaha dan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripstif.7 4. Skripsi Marwan (2014)
Penelitian yang dilakukan Marwan berjudul “Perlindungan Konsumen Dalam Kontrak Jual Beli Rumah Di Perumahan Harapan Indah Bekasi”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Tahun 2014. Penelitian ini difokuskan pada Kontrak Jual Beli Rumah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang perlindungan hukum yang didapat oleh konsumen terhadap perumahan khususnya dalam rumah yang mengandung caacat tersembunyi. Dalam penelitian ini dibahas upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan haknya memperoleh rumah sesuai kontrak. Dan bentuk tanggung jawab seperti apa yang diberikan oleh developer.
6Intan Alfiah, “Perlindungan Konsumen Jajan Pasar Berdasarkan Pasal 8 Dan Pasal 62 Peraturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Pasar Kue Plered Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon”, (Skripsi, Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016)
7Oni Farihah, “Upaya Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Yang Mencantumkan Label Halal Atau Haram (Studi Kasus Konsumen Di Kabupaten Ciirebon)”, (Skripsi, Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yuridis Normatif, yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya Pendekatan Perundang-Undangan, dan Pendekatan Kasus. Undang- Undang yang digunakan diantaranya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Sebagai pertimbangan sekaligus pembeda, penelitian yang akan diangkat oleh penyusun adalah cakupan bahasan skripsi yang lebih fokus pada perjanjian jual beli rumah diperjanjikan oleh pelaku usaha pada konsumen namun dengan kenyataan yang tidak sesuai.8
5. Skripsi Yahya Muhaymin Hatta(2016)
Judul skripsi Yahya Muhaymin Hatta yaitu “Perlindungan Hukum Konsumen Pengguna Jasa Wasathah Terhadap Akad Wasathah Yang Mengandung Unsur Gharar Fahisy Dalam Bisnis Properti”Di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme/prosedur akad wasathah dalam bisnis properti berdasarkan perspektif ekonomi syariah serta untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum konsumen pengguna jasa wasathah terhadap akad wasathah yang mengandung unsur gharar fahisy dalam bisnis properti.
Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian, baik data primer dan data sekunder dianalisis secara kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menganalisis data berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumen. Penelitan ini menghasilkan kesimpulan, mekanisme/prosedur terkait akad wasathah berdasarkan perspektif ekonomi syariah terbagi menjadi dua. Ada mekanisme/prosedur yang melibatkan Lembaga Keuangan Syariah
8Marwan, “Perlindungan Konsumen Dalam Kontrak Jual Beli Rumah Di Perumahan Harapan Indah Bekasi” (Skripsi, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
(LKS) dan ada juga mekanisme/prosedur yang tidak melibatkan LKS.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) sebagai Undang- Undang payung perlindungan konsumen telah mengakomodir perlindungan terhadap hak-hak konsumen terhadap penggunaan barang dan/atau jasa yang terdapat dalam masyarakat termasuk perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wasathah. UUPK memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada konsumen untuk menyelesaikan sengketa berdasarkan pilihannya termasuk menyeleseikan sengketa berdasarkan syariah seperti melalui metode musyawarah, perdamaian (as-sulh), arbitrase (al-tahkim), dan/atau pengadilan (al-qadha).9
6. Skripsi Apriyanti (2014)
Skripsinya berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce Di Tinjau Dari Hukum Perikatan” Di Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Dalam penelitian ini, penyusun memfokuskan hanya pada pembahasan tentang jual beli E- Commerce.10
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai perlindungan konsumen penyusun jadikan sebagai pedoman untuk pembanding dan pembeda agar menghasilkan hal-hal baru yang lebih berkualitas. Dari seluruh penelitian terdahulu dapat diketahui beberapa perbedaan, diantaranya tempat penelitian, waktu penelitian, dan objek penelitian. Maka dari itu, penyusun mengajukan penelitian skirpsi yang berjudul, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pada Jual Beli Rumah Pesan Bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai Tinjauan Hukum Islam dan
9Yahya Muhaymin Hatta, “Perlindungan Hukum Konsumen Pengguna Jasa Wasathah Terhadap Akad Wasathah Yang Mengandung Unsur Gharar Fahisy Dalam Bisnis Properti”(Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar,2016)
10Apriyanti, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce Di Tinjau Dari Hukum Perikatan” (Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014).
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”.
E. Kerangka Pemikiran
Perumahan Taman Sarajaya Permai merupakan salah satu produk perumahan dari pelaku usaha di bidang properti yaitu PT. Hanaz Cipta Sarana yang berada di Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon.11 Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Sedangkan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.12
Transaksi jual beli di perumahan Taman Sarajaya Permai salah satunya menggunakan sistem pesanrumah atau dikenal dengan istilah pesan bangun, dimana pihak konsumen akan diberitahu mengenai spesifikasi rumah secara detail, memberikan uang muka jual beli untuk mengikat transaksi, dan perjanjian lainnya yang dilakukan antara konsumen dengan pelaku usaha.
Dalam Islam, istilah jual beli pesan bangun termasuk pada akad jual beli Istishna. Istishna adalah akad yang mengandung tuntutan atau permintaan agar Shini’ (produsen/pelaku usaha) membuatkan suatu barang (pesanan) dari mustashni (pemesan/konsumen) dengan ciri-ciri dan harga tertentu. Dalam Istishna bahan baku/modal pembuatannya dari pihak produsen. Sedangkan konsumen adalah pihak pemesan barang dengan ciri, bentuk, jumlah, jenis dan lain-lain yang sesuai dengan apa yang dikehendakinya.13 Di Perumahan Taman Sarajaya Permai, sebagaimana yang dijelaskan diatas maka sistem pesan rumah tersebut masuk pada akad jual beli istishna. Dalam hal sebuah pemesanan barang berupa rumah,
11Hasil Wawancara Dengan Bapak Wawan Supriadi, Kepala Kantor Pemasaran Perumahn Taman Sarajaya Permai, Pada 19 Oktober 2017.
12Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Pemukiman
13Yazid Afandi, Fiqh Muamalah Dan Implementasinya Dalam Lembaga Keuangan Syar’iah, (Yogjakarta: Logung Pustaka, 2009), 169.
yang memerlukan waktu cukup lama pada pembangunannya tidak jarang mengalami hambatan baik karena hal alamiah maupun wanprestasi yang dilakukan oleh pihak developer. Sebagai contoh, keterlambatan penyerahan rumah, ketidaksesuaian bangunan dengan spesifikasi yang telah disetujui sebelumnya, keterlambatan penyerahan surat-surat Hak Milik dari pihak developer kepada konsumen. Hal tersebut tentunya akan sangat merugikan pihak konsumen, namun karena kurang pahamnya konsumen mengenai hak perlindungan hukum yang harusnya ia terima.14
Konsumen sendiri menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen diartikan sebagai setiap orang yang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.15 Meskipun konsumen posisinya sebagai pihak yang membutuhkan barang, tidak seharusnya pihak developer bisa berlaku sewenang-wenang apalagi sampai tidak menunaikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati di awal perjanjian. Maka dalam hal ini konsumen memerlukan perlindungan hukum untuk memperoleh haknya sebagai konsumen yang telah melakukan akad atau perjanjian jual beli dengan pihak developer tersebut.
Perlindungan konsumen bertujuan untuk memberikan kepastian hukum kepada konsumen atau segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen. Pada penelitian ini, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ditinjau oleh penulis menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta implementasi prinsip syaiah dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 terhadap Perlindungan Hukum yang diterima oleh Konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai.
Dalam muamalah pada umumnya terdapat prinsip yang menjelaskan bahwa segala bentuk muamalah adalah mubah kecuali oleh Al-Quran dan
14Andika Wijaya Dan Wida Peace Ananta, Hukum Bisnis Properti Di Indonesia, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2009), 230.
15Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Sunah Rasul ditentukan lain; muamalah dilakukan sukarela tanpa mengandung unsur paksaan, muamalah dilakukan dengan pertimbangan mendatangkan manfaat, menghindari madharat dalam hidup bermasyarakat, dan muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari pengambilan kesemapatan dalam kesempitan.16
Maka dari itu, dalam melakukan transaksi jual beli khususnya jual beli rumah harus memperhatikan hak serta kewajiban diantara kedua belah pihak, yaitu pihak konsumen dan pengembang perumahan (developer) selaku pelaku usaha untuk melindungi hak-hak dari konsumen. Diantara keduanya harus seimbang, agar tidak ada yang dirugikan, sekalipun kedudukan konsumen sebagai pihak yang membutuhkan rumah namun tidak serta merta hal itu menjadi alasan pihak produsen untuk berlaku curang dengan melakukan wanprestasi kepada konsumen.
Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen merupakan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen sebagai pemakai suatu barang/jasa pada tingkat akhir. Pada undang-undang ini dijelaskan mengenai asas tujuan, hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha, tanggung jawab pelaku usaha, badan atau lembaga perlindungan konsumen hingga penyelesaian sengketa konsumen.
16Ahmad Azhar Bashir, Asas-Asas Hukum Muamalat: Hukum Perdata Islam, (Yogjakarta:
UII Press, 2004), 125.
Berdasarkan pemaparan mengenai kerangka pemikiran diatas, maka berikut penulis sajikan skema dari Kerangka Pemikiran pada penelitian ini:
Skema 1.1 Kerangka Pemikiran F. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian adalah serangkaian cara yang sistematis yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam proses identifikasi dan penjelasan berbagai fenomena yang sedang diteliti dan dianalisis.17
Penelitian ini menjelaskan pandangan Hukum Ekonomi Syariah terhadap perlindungan konsumen dalam jual beli perumahan. Metode penelitian ini terdiri dari:
1. Ruang Lingkup a. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah developer dan konsumen Perumahan Sarajaya Permai yang berada di Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
17Boedi Abdullah Dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah), 20.
Perlindungan Konsumen Tinjauan Hukum Islam
Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pada
Jual Beli Rumah Di Perumahan Taman Sarajaya
Permai
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
b. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah dengan sistem pesan bangun.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan penelitian hukum. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan data yang diperoleh dari penelitian langsung pada kegiatan di lapangan kerja penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian non doktrinal, yaitu menggunakan teori yang sudah ada kemudian dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi di lapangan.18Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Sarajaya Permai, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon.
3. Sifat Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu tipe penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu gejala atau fenomena, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang sudah ada, atau mencoba merumuskan teori baru. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.19 4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak-
18Supriadi, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogjakarta: UII Press, 2005), 34.
19Sumardi Suryabrata, Metedologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2004) 76
pihak terkait yang mengetahui tentang masalah yang sedang dibahas.20
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dalam sumbernya yaitu diperoleh oleh pihak lain, bukan dari subjek penelitian.21 Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan seperti buku dan literatur lain yang berhubungan dengan perlindungan konsumen dalam jual beli perumahan.
5. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Lapangan
1.) Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatatan sistematis terhadap fenomena yang diteliti. Obervasi penyusun lakukan di kantor pemasaran perumahan Sarajaya Permai.
2.) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu data tertentu.
Pada penelitian ini, penyusun menggunakan wawancara semiterstruktur (semi structure interview), kategori wawancara ini adalah in-dept interview. Dimana pelaksanaannya tanya jawab dengan narasumber lebih bebas. Tujuannya adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Responden diminta pendapat dan idenya-idenya. 22 Wawanacara pada penelitian ini dilakukan dengan narasumber dari pihak developer dan konsumen Perumahan Taman Sarajaya Permai.
20Boedi Abdullah Dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah), 49.
21Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Roosdakarya, 2014), 11.
22Boedi Abdullah Dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah), 207-208.
3.) Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menyelidiki benda-benda tertulis dari catatan dokumen arsip, dan buku-buku. Dokumen yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa data yang terdapat pada kantor pemasaran, seperti peta lokasi perumahan, bukti jual beli dengan konsumen, perjanjian tertulis jual beli, dan lain-lain.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan atau lebih dikenal dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku, kitab, notulensi, makalah, peraturan, buletin dan lain-lain.23
Penyusun menggunakan cara dokumentasi untuk mencari dan mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan materi-materi dalam penelitian ini.
6. Uji Keabsahan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.24 Dari hasil sumber data yang diperoleh, penulis memilih, mengelompokan dan menghubungkan dari hasil wawancara, observasi, dokumen, serta studi kepustakaan yang sesuai dengan rumusan masalah.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. akan tetapi penulis akan menggunakan beberapa strategi validitas kualitatif yang sering digunakan yaitu diantaranya:
23Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) ,231.
24Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 330.
a. Reduksi Data
Reduksi Data merupakan bagian dari analisis, yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.25
b. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data, maka tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penulis menggunakan penyajian data berupa teks yang bersifat naratif tentang perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah pesan bangun tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
c. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan dalam hal ini diartikan menyimpulkan semua data yang telah dianalisis pada dua cara analisis diatas, yaitu triangulasi dan reduksi data. Dari hasil keabsahan analisis triangulasi data dan reduksi data, penulis menarik kesimpulan yang menjadi jawaban dari penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian adalah suatu susunan untuk mempermudah dalam mengarahkan penyusun agar tidak membahas hal-hal yang tidak berhubungan dengan masalah yang hendak diteliti. Hal ini digunakan penyusun dalam rangka mempermudah dalam memahami maksud penyusunan skripsi yang terdiri dari lim bab penting dan tersusun atas unsur-unsur pentin yang berpengaruh terhadap hasil penelitian.
Sistematika penelitiannya yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang merupakan pendoman dalam mengantarkan pembahasan skripsi secara kesuluruhan. Bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
25Https://Www.Kompasiana.Com/Unik/Penelitian-Kualitatif , Diakses Pada Hari Kamis 19 Oktober 2017 Pukul 20.17.
penelitian, kerangka penelitian, literatur riview, metode penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II membahas tentang tinjauan pustaka mengenai penggambaran umum Perlindungan Konsumen. Pada Bab ini membahas gambaran umum tentang Perlindungan Hukum, Perlindungan Konsumen, Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha, Badan dan Lembaga Perlindungan Konsumen, Klausula Baku, Tinjauan Umum Bisnis Perumahan, Jual Beli, dan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Bab III membahas tentang gambaran umum perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai.
Bab IV Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Di Perumahan Taman Sarajaya Permai Tinjauan Hukum Islam ,membahas mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai tinjauan Hukum Islam, penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai dan penerapan prinsip-prinsip perlindungan konsumen dalam Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsmen pada jual beli rumah pesan bangun di Perumahan Taman Sarajaya Permai.
Bab V Penutup merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah hasil dari pembahasan di Bab sebelumnya. Sedangkan saran merupakan rekomendasi dari hasil pembahasan yang diberikan oleh penulis bagi para pihak, seperti developer Perumahan Taman Sarajaya Permai selaku pelaku usaha dan konsumen dari Perumahan Taman Sarajaya Permai