• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Data Uji Validitas Kuesioner Variabel Standar Operasional Prosedur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Data Uji Validitas Kuesioner Variabel Standar Operasional Prosedur"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Instrumen Data

Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Caranya adalah dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan total skor individu. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan computer menggunakan SPSS for windows versi 26.0. Dalam penelitian ini pengujian validitas hanya dilakukan terhadap 30 responden. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) >rtabel sebesar 0,316.

Uji Validitas Kuesioner Variabel Standar Operasional Prosedur

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel standar operasional prosedur dengan 10 item pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1

Hasil Uji Validitas Variabel Standar Operasional Prosedur

Butir

Nilai Corrected Item Total Correlation

/ r hitung

r tabel Sig Kriteria

1 0.449 0.316 0.000 Valid

2 0.657 0.316 0.000 Valid

3 0.776 0.316 0.000 Valid

4 0.558 0.316 0.000 Valid

5 0.685 0.316 0.000 Valid

6 0.756 0.316 0.000 Valid

7 0.63 0.316 0.000 Valid

8 0.678 0.316 0.000 Valid

9 0.754 0.316 0.000 Valid

10 0.732 0.316 0.000 Valid

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.1, maka dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan untuk variabel Standar Operasional Prosedur memiliki status valid, karena memiliki nilai rhitung(Corrected Item-Total Correlation)>rtabel sebesar 0.316.

(2)

Uji Validitas Kuesioner Variabel Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan 16 item pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Hasil Uji Validitas Variabel Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Butir

Nilai Corrected Item Total Correlation

/ r hitung

r tabel Sig Kriteria

1 0.736 0.316 0.000 Valid

2 0.74 0.316 0.000 Valid

3 0.594 0.316 0.000 Valid

4 0.632 0.316 0.000 Valid

5 0.65 0.316 0.000 Valid

6 0.709 0.316 0.000 Valid

7 0.613 0.316 0.000 Valid

8 0.616 0.316 0.000 Valid

9 0.641 0.316 0.000 Valid

10 0.743 0.316 0.000 Valid

11 0.796 0.316 0.000 Valid

12 0.637 0.316 0.000 Valid

13 0.743 0.316 0.000 Valid

14 0.535 0.316 0.000 Valid

15 0.619 0.316 0.000 Valid

16 0.637 0.316 0.000 Valid

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan dari tabel 4.2 maka dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan untuk variabel kesehatan dan keselamatan kerja memiliki status valid karena memiliki nilai rhitung(Corrected Item-Total Correlation)>rtabel sebesar 0.316.

Uji Validitas Kuesioner Variabel Kecelakaan Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel kecelakaan kerja dengan 8 butir pernyataan adalah sebagai berikut:

(3)

Tabel 4. 3

Hasil uji validitas variabel kecelakaan kerja

Butir

Nilai Corrected Item Total Correlation

/ r hitung

r tabel Sig Kriteria

1 0.637 0.316 0.000 Valid

2 0.712 0.316 0.000 Valid

3 0.633 0.316 0.000 Valid

4 0.682 0.316 0.000 Valid

5 0.746 0.316 0.000 Valid

6 0.769 0.316 0.000 Valid

7 0.737 0.316 0.000 Valid

8 0.794 0.316 0.000 Valid

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan untuk variabel kecelakaan kerja memiliki status valid karena nilai rhitung(Corrected Item-Total Correlation)>rtabel sebesar 0.316.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang dinyatakan valid.

Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap pernyataan selalu konsisten. Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus “Alpha Cronbach”.

Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Adapun reliabilitas untuk masing-masing variabel hasilnya disajikan pada tabel dibawah ini.

(4)

Tabel 4. 4

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel r alpa r krits Kritera

1

Standar Operasional Prosedur (SOP)

.859 0.6 Reliabel

2

Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (K3)

.916 0.6 Reliabel

3 Kecelakaan

Kerja .862 0.6 Reliabel

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.4 uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakan valid. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap pernyataan selalu konsisten. Jadi hasil koefisien reliabilitas instrumen standar operasional prosedur adalah sebesar rll = 0.859, instrument kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebesar rll = 0,916, dan instrument kecelakaan kerja sebesar rll = 0.862, ternyata memiliki nilai “Alpha Cronbach” lebih besar dari 0.600, yang berarti ketiga instrument dinyatakan reliable atau memenuhi persyaratan.

Penyajian Data Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan, sampel dalam penelitian ini sebesar 60 responden. Adapun karakteristik, Pendidikan terakhir, jenis kelamin dan usia responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(5)

1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4. 5

Jenis kelamin responden

Kategori Frekuensi Persentase

Pria 35 58.30%

Wanita 25 41.70%

Total 60 100%

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas yang disebarkan pada 60 responden yaitu karyawan pada hotel victoria river view Kalimantan Selatan, diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin pria sebanyak 35 responden (58.30%), dan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 25 responden (41.70%).

2. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4. 6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kategori Frekuensi Persentase

SMP 6 10%

SMA/SMK 37 61.70%

D3 11 18.30%

S1 6 10%

Total 60 100%

Sumber : Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil kuesioner yang disebarkan pada 60 responden yaitu karyawan hotel Victoria river view Kalimantan Selatan, diketahui sebagian besar responden memiliki Pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 37 responden (61.70%).

(6)

3. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan Tabel 4. 7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Kategori Frekuensi Persentase

Accouting 3 5.00%

Controller 2 3.33%

Engineering 5 8.33%

Food Product 7 11.67%

Front Office 7 11.67%

Marketing 4 6.67%

House Keeping 12 20.00%

HRD 3 5.00%

Receptionist 4 6.67%

Kebersihan

Lingkungan/Taman 3 5.00%

Security 6 10.00%

Perbantuan 4 6.67%

Total 60 100%

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas yang disebarkan pada 60 responden yaitu karyawan pada hotel victoria river view Kalimantan Selatan, diketahui sebagian besar responden bekerja pada bagian house keeping sebanyak 12 responden (20%).

1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia Tabel 4. 8

Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia

Kategori Frekuensi Persentase

20 - 30 tahun 34 56.7%

31 - 40 tahun 16 26.7%

40 tahun keatas 10 16.6%

Total 60 100%

Sumber : Data yang diolah (2020)

(7)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, hasil kuesioner yang disebarkan pada 60 responden yaitu karyawan hotel victoria river view Kalimantan Selatan diketahui sebagian besar responden mempunyai usia sekitar 20-30 tahun sebanyak 34 responden (56.7%), 31-40 tahun sebanyak 16 responden (26.7%) dan usia 40 tahun keatas sebanyak 10 responden (16.6%).

Tanggapan Responden Terhadap Variabel

Variabel Standar Operasional Prosedur

Adapun jawaban responden terhadap variabel standar operasional prosedur dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4. 9

Frekuensi variabel standar operasional prosedur

No. Variabel Rata-

Standar Operasional Prosedur Rata

1 Perusahaan ditempat saya bekerja sudah

memiliki Standar Operasional Prosedur 3.8 2 SOP sudah disampaikan secara tertulis 4.0 3 Saya sudah memahami SOP yang berlaku

dalam perusahaan 4.0

4

Saya tidak pernah mengalami kejadian salah paham ketika bekerja akibat tidak ada kejelasan prosedur kerja dan instruksinya

3.7

5 Saya sudah menerapkan SOP yang berlaku di

perusahaan 4.0

6 SOP membuat pekerjaan semakin terstruktur 4.1 7

Tidak perlu melewatkan satu atau beberapa langkah SOP supaya menyingkat waktu pekerjaan

4.0

8 Saya selalu menaati SOP ketika melakukan

pekerjaan 3.7

9 Saya tidak dapat bekerja tanpa SOP 3.9

(8)

10 Saya melaporkan pada pimpinan jika ada rekan

kerja yang bekerja tidak sesuai SOP 3.9 Sumber : Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, kecenderungan responden menjawab yaitu setuju terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Angka tertinggi pada variabel penerapan standar operasional prosedur adalah 4.1 dimana sebagian besar responden membenarkan bahwa responden telah memahami SOP yang berlaku serta penerapan standar operasional prosedur dapat membuat pekerjaan semakin terstruktur dan tidak menjadikan pekerjaan semakin bertele-tele. Sedangkan angka terendah pada variabel penerapan standar operasional prosedur adalah 3.7 yang artinya responden selalu menaati SOP sehingga meminimalisir adanya salah paham ketika bekerja akibat tidak ada kejelasan prosedur kerja dan instruksinya.

Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun tanggapan responden terhadap variabel keselamatan dan kesehatan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan dapat dilihat pada tabel 4.10 ini.

Tabel 4. 10

Frekuensi Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

No. Variabel

Rata-Rata Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1 Perusahaan ditempat saya bekerja sudah

memasang rambu-rambu K3 3.87

2 Perusahaan perlu memasang rambu-rambu K3 4.00

3 Setiap karyawan perlu memahami pentingnya

K3 4.00

4

Adanya rambu-rambu K3 pada perusahaan dapat menjadikan karyawan lebih berhati-hati sehingga dapat menghindari resiko kecelakaan kerja

4.02

5 Komunikasi antar karyawan berperan guna

mengurangi resiko kecelakaan kerja 3.83

(9)

6

Karyawan perlu memakai APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja guna mencegah resiko kecelakaan kerja

3.90

7

K3 merupakan tanggung jawab seluruh karyawan. yakni dimana setiap karyawan merupakan pengawas dan sekaligus pelaksana K3 ditempat kerjanya masing-masing

3.97

8 Karyawan perlu mengenali masalah pada

lingkungan kerja masing-masing 3.85 9

Perusahaan perlu meninjau dan memusnahkan peralatan kerja yang sudah usang dan tidak layak pakai

3.80

10

Penyusunan peralatan maupun bahan-bahan yang berbahaya sangat mudah untuk

menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja

3.77

11 Penyimpanan peralatan maupun bahan-bahan yang berbahaya sangat mudah untuk

menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja

3.90

12 Saya pernah mendapatkan pelatihan tentang

K3 3.82

13 Pimpinan selalu mengingatkan untuk

menggunakan APD 4.00

14

Saya pernah membaca peraturan mengenai penerapan K3 di perusahaan tempat saya bekerja

3.82 15 Perlu mengenali masalah pada lingkungan

kerja masing-masing 4.00

16 Perusahaan telah menyediakan APD yang

memadahi 3.98

Sumber: Data primer yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, kecenderungan responden menjawab yaitu setuju terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Angka tertinggi pada variabel penerapan standar operasional prosedur adalah 4.2 dimana sebagian besar responden membenarkan bahwa responden telah memahami K3 yang berlaku serta K3 adalah tanggung jawab seluruh karyawan. Hal ini sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimana didalamnya mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kerja dan kesejahteraan karyawan, yang artinya antara perusahaan dan setiap pekerja

(10)

harus sadar sepenuhnya bahwa K3 adalah kewajiban dan tanggung jawab bersama.

(11)

Variabel Kecelakaan Kerja

Adapun tanggapan peserta terhadap variabel kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan dapat dilihat dari tabel dibawah.

Tabel 4. 11

Variabel Kecelakaan Kerja

No. Variabel Rata-

Rata Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1 Kelalaian pekerja yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja 3.72

2

Kurang sadar akan pentingnya penerapan SOP dan K3 dalam melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja

3.57

3

Saya melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat yang digunakan dalam bekerja secara rutin untuk mengurangi kecelakaan kerja

3.75

4

Faktor lingkungan kerja yakni (cahaya, ventilasi, kebisingan mesin) dapat mempengaruhi konsentrasi saya saat bekerja

3.73

5 Pemakaian APD tidak berpengaruh

terhadap pencegahan kecelakaan kerja 3.70

6

Saya merasa perlu adanya kejadian kecelakaan kerja supaya meningkatkan kesadaran karyawan lain akan pentingnya penerapan SOP dan K3 untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja di masa depan

3.75

7 Kesalahpahaman antar karyawan dapat

menyebabkan kecelakaan kerja 3.68

8 Kecelakaan kerja sepenuhnya disebabkan

oleh kelalaian karyawan 3.65

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.11 diatas skor rata-rata menunjukan angka 3,75, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja di Hotel Victoria River

(12)

View disebabkan oleh kurang sadarnya atau kelalaian pekerja dalam penerapan SOP dan K3.Dalam hal ini diperlukan adanya pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja agar pekerja memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS 26.0

Berdasarkan tabel 4.12 pengujian menggunakan teknik One Sample Kolmogorov – Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau asymp. Sig. (2- tailed). Nilai dibandingkan dengan significan yang digunakan oleh penulis yakni 0,05 atau  = 5%. Sehingga apabila dikaitkan dari tabel maka nilai variabel standar operasional prosedur sebesar 0,073 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi varian residual yang diperoleh bersifat normal. Nilai variabel keselamatan dan kesehatan kerja sebesar 0,200 > 0,05 yang berarti keselamatan dan kesehatan kerja adalah berdistribusi normal. Dan yang terakhir yakni variabel kecelakaan kerja diperoleh nilai sebesar 0,200 sehingga melebihi 0,05 dan dapat dikatakan bahwa variabel kecelakaan kerja berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SOP (X1)

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(X2)

Kecelakaan Kerja (Y)

N 60 60 60

Normal Parametersa,b

Mean 39.1333 62.5167 29.5500

Std.

Deviation 5.83812 8.87482 5.10707

Most Extreme Differences

Absolute .109 .085 .090

Positive .068 .085 .090

Negative -.109 -.084 -.084

Test Statistic .109 .085 .090

Asymp. Sig. (2-tailed) .073c .200c,d .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

(13)

Pengujian normalitas yang selanjutnya adalah menggunakan pengujian normal P-P Plot. Pada normalitas data dengan menggunakan norma P-P Plot, dengan kriteria suatu variabel dikatakan normal apabila gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Hasil pengujian normal P-P Plot dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS 26.0

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Kolmogorov-Smirnov dan P-P Plots menunjukan pola distribusi normal dikarenakan gambar diatas dapat dilihat bahwa titik – titik yang terbentuk menyebar mengikuti garis diagonal.

(14)

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisa matrik korelasi antar variabel indipenden dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF. Adapan uji multikolinearitas dengan menggunakan matriks korelasi sebagai berkut:

Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan tidak ada variabel independent yang memiliki tolerance kurang dari 1,0. Hasil perhitungan nilai (VIF) atau Variance Inflation Factor juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Berdasarkan coefficients pada gambar diatas maka dapat diketahui bahwa nilai VIF pada variabel standar operasional prosedur sebesar 1,180 dan pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja sebesar 1,180. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel independent terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas karena hasilnya lebih kecil dari 10.

Tabel 4. 13

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 62.349 3.526 17.681 .000

SOP (X1) -.372 .079 -.425 -4.711 .000 .847 1.180

Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (X2)

-.292 .052 -.507 -5.617 .000 .847 1.180

a. Dependent Variable: Kecelakaan Kerja (Y)

Sumber: Output SPSS 26.0

(15)

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan agar dapat mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Untuk menguji adanya gejala heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi dapat menggunakan gambar/grafik scatterplot dengan program SPSS. Model regresi heteroskedastisitas bila data akan berpencar disekitar angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu.

Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara nilai Y tidaklah sama. Dampak terjadinya heteroskedastisitas adalah interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikansi kurang kuat. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 4. 2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS 26.0, data yang diolah (2020)

Dari gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak terdapat pola tertentu dan teratur. Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa tidak terjadi

(16)

heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain itu untuk mengetahui adanya gejala heteroskedastisitas dapat melakukan uji glesjer dengan membandingkan nilai signifikansi apabila lebih dari 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil uji glesjer dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 14

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS 26.0

Berdasarkan tabel 4.14 hasil yang didapatkan dengan uji glesjer dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi besarnya pengaruh variabel SOP serta K3 terhadap kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 62.349 + -0.372 (X1) + -0.292 (X2)

Sig 0.000 0.000

Adjusted R2 : 0.593

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -2.087 1.910 -1.093 .279

SOP (X1) .034 .043 .107 .787 .434

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2)

.054 .028 .262 1.920 .060

a. Dependent Variable: Abs_res

(17)

Tabel 4. 15

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Data primer yang diolah

Dari persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta regresi sebesar 62,349, menunjukan bahwa pada variabel standar operasional prosedur, serta keselamatan dan kesehatan kerja dengan kondisi konstan atau X = 0, maka tingkat kecelakaan kerja pada hotel Victoria river view sebesar 62,349. Dengan kata lain konstanta sebesar 62,349 artinya jika penerapan SOP dan K3 dihilangkan atau tidak ada maka tingkat kecelakaan kerja sebesar 62,349.

b. X1(SOP) koefisien regresinya sebesar -0.372, mempunyai pengaruh negatif terhadap variabel Y (kecelakaan kerja). Artinya apabila setiap kenaikan satu satuan penerapan standar operasional prosedur dengan asumsi X2 konstan, maka hal tersebut dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja sebesar -0.372.

c. X2 (K3) koefisien regresinya sebesar -0.292, mempunyai pengaruh negatif terhadap variabel Y (kecelakaan kerja). Artinya setiap kenaikan satu satuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja semakin tinggi dengan asumsi X1 konstan, maka hal tersebut dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja sebesar -0.292. Begitu pula sebaliknya, setiap penurunan satu satuan K3, akan menaikan tingkat kecelakaan kerja sebesar 0.292 dengan asumsi bahwa X1 konstan.

Variabel Koefisien

Estimate Beta T Sig Keterangan

Kecelakaan Kerja 62.349

SOP (X1) -0.372 0.79 -4.711 0.000 Berpengaruh negative Keselamatan dan

kesehatan kerja (X2)

-0.292 0.52 -5.617 0.000 Berpengaruh negative

(18)

Dari estimasi regresi diatas menjelaskan bahwa tanda (-) menunjukan arah hubungan yang berbanding terbalik sedangkan tanda (+) menunjukan arah hubungan yang searah antar variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dengan demikian dapat dilihat bahwa penerapan standar operasional prosedur mempunyai pengaruh negatif lebih besar dibandingkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan, yang didasarkan pada nilai koefisien regresi sebesar -0.372 (unstandardized coefficients) dan nilai Beta sebesar 0,79 (standardized coefficient) dengan signifikan sebesar 0,000 atau 0%.

Uji t (Uji Parsial)

Langkah selanjutnya untuk meyakinkan bahwa masing-masing variabel yakni: standar operasional prosedur, keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kecelakaan kerja akan dilakukan pengujian secara parsial. Dari perhitungan SPSS yang disajikan diperoleh nilai thitung sebagai berikut:

Tabel 4. 16

Hasil Output SPSS Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 62.349 3.526 17.681 .000

SOP (X1) -.372 .079 -.425 -4.711 .000

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2)

-.292 .052 -.507 -5.617 .000

a. Dependent Variable: Kecelakaan Kerja (Y)

Sumber: Output SPSS 26,0

Dari perhitungan program SPSS diatas diperoleh nilai thitung sebagai berikut:

(19)

Tabel 4. 17 Hasil Analisis Parsial

Variabel t hitung t tabel Prob sig keterangan Standar

Operasional Prosedur (X1)

-4.711 2.00 0,000 0,05 Berpengaruh

negatif Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (X2)

-5,617 2.00 0,000 0,05 Berpengaruh

negatif (Dengan signifikansi uji dua sisi)

Sumber: data yang diolah (2020)

Uji t koefisien regresi satu persatu

Variabel Standar Operasional Prosedur (𝐗𝟏)

a. Hipotesis: ada pengaruh antara variabel penerapan standar operasional prosedur secara parsial terhadap tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

Langkah-Langkah Pengujian

b. 𝐇𝟎:𝜷𝟏 = 0 Artinya tidak ada pengaruh antara variabel penerapan standar operasional prosedur dengan tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

c. 𝐇𝐚 : 𝜷𝟏 ≠ Artinya ada pengaruh antara variabel penerapan standar operasional prosedur dengan tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

d. Kriteria Pengujian 1 Secara konvensional ditemukan bahwa pada taraf kesalahan uji dua sisi) dengan df = 57 diketahui t tabel = 2,00 dan t hitung = -4,711. Karena t hitung > t tabel, maka variabel penerapan standar operasional prosedur berpengaruh secara negatif terhadap kecelakaan kerja. Berarti H0 ditolak, Ha diterima.

e. Kriteria Pengujian 2 secara SPSS yaitu dengan melihat probabilitas signifikansinya (P-value) = 0,000 atau 0% < 0,05 atau 5% maka H0ditolak, Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel

(20)

penerapan standar operasional prosedur berpengaruh secara negative terhadap tingkat kecelakaan kerja.

Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (𝐗𝟐)

a. Hipotesis: ada pengaruh antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja secara parsial terhadap tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

Langkah-Langkah Pengujian

b. 𝐇𝟎: 𝜷𝟏 = 0 Artinya tidak ada pengaruh antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan tingkat kecelakan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

c. 𝐇𝐚 : 𝜷𝟏 ≠ Artinya ada pengaruh antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan tingkat kecelakan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

d. Kriteria Pengujian 1 Secara konvensional ditemukan bahwa pada taraf kesalahan uji dua sisi) dengan df = 57 diketahui t tabel = 2,00 dan t hitung = -5,617. Karena t hitung > t tabel, maka variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara negatif terhadap kecelakaan kerja. Berarti H0 ditolak, Ha diterima.

e. Kriteria Pengujian 2 secara SPSS yaitu dengan melihat probabilitas signifikansinya (P-value) = 0,000 atau 0% < 0,05 atau 5% maka H0 ditolak, Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penerapan standar operasional prosedur berpengaruh secara negative terhadap tingkat kecelakaan kerja.

Uji F Secara Simultan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hipotesis yang diajukan yaitu:

terdapat pengaruh negatif antara variabel penerapan standar operasional prosedur terhadap tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan, terbukti kebenaranya atau tidak dengan menggunakan uji F test.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh X1, X2 terhadap Y secara simultan atau bersama-sama.

(21)

Tabel 4. 18

Hasil Pengujian Berganda

(Dengan Signifikansi α = 5% uji dua sisi)

ANOVAa Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 933.084 2 466.542 43.900 .000b

Residual 605.766 57 10.627

Total 1538.850 59

a. Dependent Variable: Kecelakaan Kerja (Y)

b. Predictors: (Constant), Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2), SOP (X1)

Sumber : Output SPSS

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y.

1) 𝐇𝟎:𝛃𝟏, 𝛃𝟐, 𝛃𝟑= 0 : Artinya tidak ada pengaruh secara negatif antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

2) 𝐇𝟎:𝛃𝟏, 𝛃𝟐, 𝛃𝟑≠ 0 : Artinya ada pengaruh secara negatif antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan tingkat kecelakaan kerja pada Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

Kriteria pengujian 1) Secara konvensional pada taraf nyata α = 0,05 diketahui F tabel = 3,15 dan F hitung = 43,900. Karena F hitung > F tabel, maka H0 ditolak, Haditerima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penerapan standar operasional prosedur adalah berpengaruh negatif terhadap tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan. 2) Secara SPSS yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi nya (P-value) = 0,000 atau 0% < 0,05 atau 5% maka H0 ditolak, Haditerima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel penerapan standar operasional prosedur adalah berpengaruh negatif terhadap tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan.

Dengan demikian hasil koefisien regresi dari semua variabel bebas merupakan nilai yang sebenarnya.

(22)

Koefisiensi Determinasi

Koefisiensi determinasi berfungsi untuk menghitung kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen, dari hasil pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 19

Hasil Nilai Adjusted R Square

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .779a .606 .593 3.25998

a. Predictors: (Constant), Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2), SOP (X1)

Sumber : Output SPSS

Dari tabel diatas diketahui besarnya kontribusi variabel pengaruh standar operasional prosedur serta keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan selatan dengan melihat hasil Adjusted R Square atau (Adjusted 𝑅2) = 0,593. Hal ini berarti berarti bahwa variabel penerapan standar operasional prosedur, keselamatan dan kesehatan kerja menjelaskan perubahan pada variabel tingkat kecelakaan kerja sebesar 59,3%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa standar operasional prosedur (X1) serta keselamatan dan kesehatan kerja (X2) berpengaruh negatif terhadap tingkat kecelakaan kerja (Y) di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan sebesar 59,3%. Dengan demikian dapat dapat diartikan bahwa semakin tinggi penerapan standar operasional prosedur dan keselamatan dan kesehatan kerja maka semakin menurunnya tingkat kecelakaan kerja.

Pembahasan

Profil responden yang berisi informasi mengenai usia, Pendidikan dan jenis kelamin responden berfungsi untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan menjawab rumusan masalah yang ada. Gambaran mengenai identitas responden adalah bahwa responden di dominasi oleh mereka yang berjenis

(23)

kelamin laki-laki sebesar (58,30%), berusia 20-30 tahun sebesar (56,7%) dan Pendidikan SMA/Sederajat sebesar (61,70%).

Diambil dari hasil analisis regresi variabel penerapan standar operasional prosedur diperoleh nilai signifikan sebesar -0.372, hal ini menunjukan bahwa dengan naiknya satu satuan penerapan standar operasional prosedur maka tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View akan menurun sekitar -0.372, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penerapan standar operasional prosedur maka semakin menekan tingkat kecelakaan kerja. Indikasi dari penurunan tersebut didasarkan pada: kepatuhan pekerja, kesadaran pekerja, keterlibatan pekerja dalam penerapan SOP. Artinya penelitian ini mendukung riset yang telah dilakukan oleh Ayu, Jayadipraja, and Harun (2019), bahwa SOP memiliki hubungan dengan kejadian kecelakaan kerja. Penerapan standar operasional prosedur menjadikan karyawan lebih berhati hati dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja karena sudah terdapat panduan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Analisis regresi variabel keselamatan dan kesehatan kerja menghasilkan nilai signifikan sebesar -0.292, hal ini menunjukan bahwa dengan semakin tinggi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja maka tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan berkurang sebesar -0,292. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja maka tingkat kecelakaan kerja akan semakin berkurang, indikasi dari penurunan tersebur didasarkan pada: peraturan dan prosedur K3, komunikasi pekerja, kompetensi pekerja, lingkungan kerja, keterlibatan pekerja dalam K3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan K3 berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan kerja. Artinya penelitian ini mendukung riset yang telah dilakukan oleh Khakim (2015) bahwa penerapan K3 yang baik dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Penerapan K3 menjadikan karyawan lebih berperilaku aman dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Kontribusi variabel penerapan standar operasional prosedur dan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tingkat kecelakaan kerja di Hotel Victoria River View Kalimantan Selatan dengan melihat hasil Adjusted R Squareatau (Adjusted R2) = 0,593. Hal ini menunjukan bahwa variabel penerapan

(24)

SOP dan K3 menjelaskan perubahan sebesar 59,3% pada hasil regresi linier berganda.

Gambar

Tabel 4. 12  Hasil Uji Normalitas
Gambar 4. 1  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4. 17  Hasil Analisis Parsial

Referensi

Dokumen terkait

Server atau Web server adalah sebuah software yang memberikan layanan berbasis data dan berfungsi menerima permintaan dari HTTP atau HTTPS pada klien yang dikenal dan

Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekwensi, untuk mendiskripsikan variabel kondisi sanitasi lingkungan rumah tangga (penyediaan air bersih,

Pada Keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea bergesekan dengan palpebra, karena kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan merupakan

Lokasi pengambilan sampel sedimen didaerah hulu, dililihat dari kuat tekan batu bata daerah hulu cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan kuat tekan batu bata yang

Oleh karena itu, untuk melengkapi informasi tersebut, perlu adanya pemodelan inversi secara tiga dimensi (3D inversion modeling) terhadap data gaya berat yang sama,

Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa dapat memahami konsep tentang diri pribadi dan diri sosial Jumlah pertemuan : 1 (satu) kali. Pertemuan Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif, maka dapat diketahui bahwa hasil observasi kegiatan siswa dan guru pada siklus I masih mencapai kategori cukup

Analisa keandalan setiap komponen pada sistem bahan bakar merupakan hal yang perlu dilakukan guna mengidentifikasi bgaimana sistem tersebut mengalami kegagalan dengan