50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Deskripsi dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian, yaitu untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika.
1.1.1 Data hasil kompetensi kepribadian guru
Sebelum menganalisis data hasil penelitian, terlebih dahulu penulis akan memberikan deskripsi tentang pandangan siswa terhadap kompetensi kepribadian guru matematika melalui angket.
Penulis melakukan penyebaran angket kepada 33 siswa untuk memperoleh data tentang kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika. Dimana yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah kelas VII A. Adapun jumlah pernyataan yang diajukan adalah 21 item pernyataan yang valid. Skala pengukuran angket terdiri dari 6 indikator antara lain berakhlak mulia, arif bijaksana, berperilaku santun, berkepribadian stabil, mantap, disiplin, jujur, objektif, bertanggungjawab, berwibawa, patut diteladani, empati, dan menarik. Angket tersebut menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert responden diminta untuk membaca dengan seksama pernyataan yang disajikan, kemudian diminta untuk menilai pernyataan-pernyataan yang disediakan.
Pernyataan disajikan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KD), Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Skor untuk pernyataan positif adalah Sangat Sering = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang
= 3, Jarang = 2, dan Tidak Pernah = 1 sedangkan untuk pernyataan negatif adalah Sangat Sering = 1, Sering = 2, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 4, dan Tidak Pernah = 5. Selanjutnya angket diolah dan dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap kompetensi kepribadian guru matematika.
Untuk interpretasi skor yang diperoleh, penulis menggunakan kategorisasi skor sebagaimana menurut Nurkancana dan Sunartana (1983:80), yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Kriteria Interpretasi Skor Skala No Presentase (%) Kriteria
1. 0-54 Sangat Rendah
2. 55-64 Rendah
3. 65-79 Cukup
4. 80-89 Baik
5. 90-100 Sangat Baik
Hasil dari penyebaran angket kompetensi kepribadian guru matematika dengan bantuan SPSS 17 diperoleh keterangan sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Descriptive Statistics Hasil Angket
Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden sebanyak 33 siswa. Angket yang disebarkan kepada siswa diketahui skor rata-rata sebesar 82.15, standar deviasi 8.526, varians sebesar 72.695, nilai minimum 69 dan nilai maksimum 99.
Untuk lebih detailnya berikut penulis menyajikan uraian dari hasil persentase frekuensi dan skor data angket kompetensi kepribadian guru matematika kelas VII MTs Islamic Centre Cirebon yang penulis sajikan dalam masing-masing indikator untuk setiap item soal sebagai berikut:
a. Berakhlak mulia, arif bijaksana, dan berperilaku santun
Indikator ini terdiri dari 5 pernyataan yang berkaitan dengan berakhlak mulia, arif bijaksana, dan berperilaku santun. 5 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif yaitu nomor 2, 3 dan 7 untuk pernyataan positif dan nomor 5, 6 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Indikator Berakhlak mulia, arif bijaksana, dan berperilaku santun
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
2
Guru matematika saya memiliki
perilaku yang disegani oleh siswa
SS (5) 7 35 21
62%
S (4) 2 8 6
KD (3) 13 39 39 J (2) 9 18 27
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 102 100
3
Guru matematika saya sering tiba-tiba
marah-marah tanpa adanya alasan yang jelas kepada siswa
TP (5) 14 70 42
75%
J (4) 6 24 18 KD (3) 8 24 24
S (2) 0 0 0
SS (1) 5 5 15
Jumlah 33 123 100
5
Guru matematika saya kurang menghormati kepala
sekolah dan guru- guru yang lain
TP (5) 29 145 88
95%
J (4) 1 4 3
KD (3) 2 6 6
S (2) 1 2 3
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 157 100
6
Guru matematika saya selalu memberitahu dan menasehati siswa yang melakukan
kesalahan
SS (5) 14 70 42
82%
S (4) 11 44 33 KD (3) 5 15 15
J (2) 3 6 9
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 135 100
7
Selalu memberikan contoh atau teladan yang baik kepada
siswa
SS (5) 21 105 64
88%
S (4) 6 24 18 KD (3) 5 15 15
J (2) 0 0 0
TP (1) 1 1 3
Jumlah 33 145 100
Jumlah Skor Total 662
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 80%
Keterangan Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator berakhlak mulia, arif bijaksana, dan berperilaku santun, penulis
menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 80%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 80% termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang berakhlak mulia, arif bijaksana, dan berperilaku santun.
b. Berkepribadian stabil, mantap, dan disiplin
Indikator ini terdiri dari 5 pernyataan yang berkaitan dengan berkepribadian stabil, mantap, dan disiplin. 5 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif yaitu nomor 1, 10 dan 18 untuk pernyataan positif dan nomor 4, 17 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Indikator Berkepribadian stabil, mantap, dan disiplin
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
1
Sebelum pembelajaran berlangsung guru
matematika saya membuat peraturan agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan
efektif
SS (5) 4 20 12
65%
S (4) 13 52 39 KD
(3) 9 27 27
J (2) 2 4 6
TP (1) 5 5 15
Jumlah 33 108 100
4
Guru matematika berbicara menggunakan
bahasa yang kurang sopan
TP (5) 23 115 70
93%
J (4) 9 36 27 KD
(3) 1 3 3
S (2) 0 0 0
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 154 100
10 Guru matematika saya bertanggung jawab
SS (5) 12 60 36
74%
S (4) 7 28 21 KD
(3) 8 24 24
J (2) 4 8 12
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 122 100
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
17
Guru matematika saya sering bermain
handphone
TP (5) 3 15 9
43%
J (4) 2 8 6
KD
(3) 2 6 6
S (2) 16 32 48 SS (1) 10 10 30
Jumlah 33 71 100
18
Guru matematika berbicara kasar kepada siswa
TP (5) 18 90 55
82%
J (4) 5 20 15 KD
(3) 6 18 18
S (2) 4 8 12
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 136 100
Jumlah Skor Total 591
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 71%
Keterangan Cukup
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator berkepribadian stabil, mantap, dan disiplin, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 71%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 71% termasuk ke dalam kategori cukup. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang cukup baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang berkepribadian stabil, mantap, dan disiplin.
c. Jujur, objektif, dan bertanggungjawab
Indikator ini terdiri dari 3 pernyataan yang berkaitan dengan jujur, objektif, dan bertanggungjawab. 3 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 1 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif yaitu nomor 12 untuk pernyataan positif dan nomor 11 dan 13 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Indikator Jujur, objektif, dan bertanggungjawab
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
11
Guru matematika saya tidak pernah
memberikan informasi yang dibutuhkan siswa
TP (5) 8 40 24
68%
J (4) 5 20 15
KD (3) 12 36 36
S (2) 8 16 24
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 112 100
12
Guru matematika saya jarang masuk
ke kelas
TP (5) 18 90 55
78%
J (4) 2 8 6
KD (3) 5 15 15
S (2) 8 16 24
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 129 100
13
Guru matematika saya sering tidak
sopan baik ke sesama guru ataupun ke siswa
TP (5) 19 95 58
82%
J (4) 1 4 3
KD (3) 11 33 33
S (2) 2 4 6
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 136 100
Jumlah Skor Total 377
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 76%
Keterangan Cukup
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator jujur, objektif, dan bertanggungjawab, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 76%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 76% termasuk ke dalam kategori cukup. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang cukup baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang jujur, objektif, dan bertanggungjawab.
d. Berwibawa dan patut diteladani
Indikator ini terdiri dari 5 pernyataan yang berkaitan dengan berwibawa dan patut diteladani. 5 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 2 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif yaitu nomor 8 dan
14 untuk pernyataan positif dan nomor 15, 16, dan 20 pernyataan negatif.
Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Indikator Berwibawa dan patut diteladani
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
8
Guru matematika saya selalu berpakaian
rapih, sopan dan menarik
SS (5) 13 65 39
86%
S (4) 17 68 52
KD (3) 3 9 9
J (2) 0 0 0
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 142 100
14
Guru matematika saya sering datang terlambat ke sekolah
TP (5) 16 80 48
78%
J (4) 5 20 15 KD (3) 6 18 18 S (2) 5 10 15
SS (1) 1 1 3
Jumlah 33 129 100
15
Guru matematika saya memberi peringatan
kepada siswa yang melanggar aturan
kelas
SS (5) 13 65 39
78%
S (4) 10 40 30 KD (3) 6 18 18
J (2) 2 4 6
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 129 100
16
Guru matematika saya sering memberikan
motivasi dalam pembelajaran
SS (5) 14 70 42
80%
S (4) 9 36 27 KD (3) 8 24 24
J (2) 0 0 0
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 132 100
20
Guru matematika saya selalu membantu
siswa yang sulit memahami materi
SS (5) 14 70 42
86%
S (4) 16 64 48
KD (3) 2 6 6
J (2) 1 2 3
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 142 100
Jumlah Skor Total 674
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 82%
Keterangan Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator berwibawa dan patut diteladani, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 82%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 82% termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang berwibawa dan patut diteladani.
e. Empati
Indikator ini terdiri dari 2 pernyataan yang berkaitan dengan empati. 2 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 1 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif yaitu nomor 19 untuk pernyataan positif dan nomor 21 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Indikator Empati
No
Item Pernyataan Pilihan f Skor % Interpretasi
19
Ibu guru matematika saya memakai make up
yang berlebihan
TP (5) 24 120 73
92%
J (4) 6 24 18
KD (3) 2 6 6
S (2) 1 2 3
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 152 100
21
Guru matematika saya bertindak
tegas
SS (5) 6 30 18
69%
S (4) 7 28 21
KD (3) 17 51 52
J (2) 2 4 6
TP (1) 1 1 3
Jumlah 33 114 100
Jumlah Skor Total 266
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 81%
Keterangan Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator empati, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 81%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 81% termasuk ke dalam kategori baik.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang empati.
f. Menarik
Indikator ini terdiri dari 1 pernyataan yang berkaitan dengan menarik. 1 pernyataan dalam indikator ini yaitu nomor 9 dan merupakan pernyataan positif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Indikator Menarik
No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor %
9
Guru matematika saya sering membeda-bedakan
siswa
TP (5) 20 100 61
J (4) 3 12 9
KD (3) 9 27 27
S (2) 1 2 3
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 141 100
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 85%
Keterangan Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator menarik, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 85%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 85% termasuk ke dalam kategori baik.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang baik, hal ini dapat diketahui dari sikap guru yang menarik.
Untuk mengetahui seberapa besar perbandingan kompetensi kepribadian guru matematika untuk setiap indikatornya, berikut rekapitulasi respon siswa terhadap kompetensi kepribadian guru matematika di MTs Islamic Centre Cirebon.
Tabel 4. 9
Rekapitulasi Persentase Kompetensi Kepribadian Guru Matematika
No Indikator Skor % 1. Berakhlak mulia, arif bijaksana dan
berperilaku santun 662 19.11%
2. Berkepribadian stabil, mantap dan
disiplin 591 17.06%
3. Jujur, objektif dan bertanggungjawab 377 10.88%
4. Berwibawa dan patut diteladani 674 19.45%
5. Empati 266 7.68%
6. Menarik 141 4.07%
Jumlah Skor Total 2711
Skor Maksimal 5 x 33 x 21 = 3465
Rata-rata 78.24%
Keterangan Cukup
Perolehan data di atas dapat menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru sebesar 78.24% termasuk dalam kategori cukup. Tingginya kompetensi kepribadian guru dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat signifikan diantaranya, berakhlak mulia, arif bijaksana, berperilaku santun, berkepribadian stabil, mantap, disiplin, jujur, objektif, bertanggungjawab, berwibawa, patut diteladani, empati, dan menarik.
Hasil interpretasi angket pada masing-masing indikator tersebut dapat dilihat seberapola besar perbandingannya dengan digambarkan dalam sebuah diagram lingkaran berikut:
Gambar 4. 1
Rekapitulasi Persentase Kompetensi Kepribadian Guru Matematika Gambar di atas menunjukkan bahwa indikator yang memberikan konstribusi paling besar terhadap kompetensi kepribadian guru matematika di MTs Islamic Centre Cirebon adalah indikator ke 4 sebesar 19.45%. Perbedaan antara indikator satu dan lainnya tidak memberikan kontribusi yang berbeda jauh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa setiap indikator saling memberikan kontribusi yang baik untuk hasil penelitian kompetensi kepribadian guru matematika di MTs Islamic Centre Cirebon.
1.1.2 Data hasil disiplin belajar matematika
Untuk mengetahui tingkat disiplin belajar matematika penulis melakukan penyebaran angket kepada 33 responden. Skala pengukuran angket terdiri dari 4 indikator antara lain menaati tata tertib sekolah, perilaku kedisiplinan di dalam kelas, disiplin dalam menepati jadwal belajar, dan belajar secara teratur. Angket yang digunakan sebanyak 20 item yang valid. Angket tersebut menggunakan skala Likert.
Pernyataan disajikan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KD), Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Skor untuk pernyataan positif adalah Sangat Sering = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang
= 3, Jarang = 2, dan Tidak Pernah = 1 sedangkan untuk pernyataan negatif adalah Sangat Sering = 1, Sering = 2, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 4, dan Tidak Pernah = 5.
19.11%
17.06%
10.88%
19.45%
7.68%
4.07%
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
Untuk interpretasi skor yang diperoleh, penulis menggunakan kategorisasi skor sebagaimana menurut Nurkancana dan Sunartana (1983:80), yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Kriteria Interpretasi Skor Skala No Presentase (%) Kriteria
1. 0-54 Sangat Rendah
2. 55-64 Rendah
3. 65-79 Cukup
4. 80-89 Baik
5. 90-100 Sangat Baik
Hasil statistik deskriptif data yang diperoleh melalui perhitungan dengan bantuan software SPSS 17, diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4. 11
Descriptive Statistics Hasil Angket
Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden sebanyak 33 siswa. Angket yang disebarkan kepada siswa diketahui skor rata-rata sebesar 78.15, standar deviasi 6.996, varians sebesar 48.945, nilai minimum 68 dan nilai maksimum 92. Artinya rata-rata skor pada disiplin belajar matematika termasuk kategori baik karena pada rentang 61-80 (Riduwan, 2009 : 41).
Untuk lebih detailnya berikut penulis menyajikan uraian dari hasil persentase frekuensi dan skor data angket disiplin belajar matematika kelas VII MTs Islamic Centre Cirebon yang penulis sajikan dalam masing-masing indikator untuk setiap item soal sebagai berikut:
a. Menaati tata tertib sekolah
Indikator ini terdiri dari 5 pernyataan yang berkaitan dengan menaati tata tertib sekolah. 5 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 2 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif yaitu nomor 1 dan 2 untuk pernyataan positif dan nomor 3, 5 dan 20 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 12
Indikator Menaati tata tertib sekolah No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi
1
Setiap hari Senin saya datang tepat waktu dan
mengikuti upacara bendera
SS (5) 32 160 97
99%
S (4) 1 4 3
KD (3) 0 0 0
J (2) 0 0 0
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 164 100
2 Datang ke sekolah selalu tepat waktu
SS (5) 26 130 79
95%
S (4) 5 20 15
KD (3) 2 6 6
J (2) 0 0 0
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 156 100
3
Saya ke sekolah hanya memakai seragamnya
saja tanpa ada atributnya
TP (5) 17 85 52
84%
J (4) 9 36 27 KD (3) 5 15 15
S (2) 1 2 3
SS (1) 1 1 3
Jumlah 33 139 100
5
Saya lebih banyak menghabiskan waktu
di kantin daripada belajar di kelas
TP (5) 25 125 76
93%
J (4) 5 20 15
KD (3) 2 6 6
S (2) 1 2 3
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 153 100
20
Saya selalu menjaga kesehatan tubuh agar
dapat belajar secara teratur
SS (5) 21 105 64
88%
S (4) 8 32 24
KD (3) 2 6 6
J (2) 1 2 3
TP (1) 1 1 3
Jumlah 33 146 100
Jumlah Skor Total 758
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 92%
Keterangan Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator menaati tata tertib sekolah, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk
indikator ini dan didapat nilai sebesar 92%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 92% termasuk ke dalam kategori sangat baik. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa disiplin belajar matematika siswa adalah sangat baik, hal ini dapat diketahui dari sikap siswa yang menaati tata tertib sekolah.
b. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas
Indikator ini terdiri dari 7 pernyataan yang berkaitan dengan perilaku kedisiplinan di dalam kelas. 7 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 3 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif yaitu nomor 4, 6, dan 10 untuk pernyataan positif dan nomor 7, 8, 9, dan 13 pernyataan negatif. Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 13
Indikator Perilaku kedisiplinan di dalam kelas No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi
4
Saya berada di kelas sebelum guru datang
SS (5) 19 95 58
88%
S (4) 8 32 24
KD (3) 6 18 18
J (2) 0 0 0
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 145 100
6
Saya selalu belajar sebelum pelajaran
matematika dimulai
SS (5) 4 20 12
72%
S (4) 15 60 45
KD (3) 10 30 30
J (2) 4 8 12
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 118 100
7
Saat pembelajaran matematika saya
selalu makan di kelas
TP (5) 22 110 67
89%
J (4) 5 20 15
KD (3) 5 15 15
S (2) 1 2 3
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 147 100
8
Saya lebih sering mengobrol dengan
teman daripada memperhatikan
TP (5) 11 55 33 J (4) 12 48 36 79%
KD (3) 8 24 24
S (2) 1 2 3
No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi penjelasan dari
guru matematika SS (1) 1 1 3
Jumlah 33 130 100
9
Saya selalu mengerjakan tugas matematika
tepat pada waktunya
SS (5) 6 30 18
75%
S (4) 15 60 45
KD (3) 9 27 27
J (2) 3 6 9
TP (1) 0 0 0
Jumlah 33 123 100
10
Saya membuat jadwal belajar untuk pelajaran
matematika di rumah
SS (5) 7 35 21
67%
S (4) 8 32 24
KD (3) 11 33 33
J (2) 4 8 12
TP (1) 3 3 9
Jumlah 33 111 100
13
Setiap sehabis pulang sekolah
saya selalu mengulang kembali pelajaran
matematika yang telah diajarkan
SS (5) 2 10 6
65%
S (4) 16 64 48
KD (3) 6 18 18
J (2) 7 14 21
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 108 100
Jumlah Skor Total 882
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 76%
Keterangan Cukup
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator perilaku kedisiplinan di dalam kelas, penulis menganalisis persentase rata- rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 76%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 76% termasuk ke dalam kategori cukup. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa memiliki disiplin belajar matematika yang cukup baik, hal ini dapat diketahui dari sikap siswa yang kedisiplinan di dalam kelas.
c. Disiplin dalam menepati jadwal belajar
Indikator ini terdiri dari 4 pernyataan yang berkaitan dengan disiplin dalam menepati jadwal belajar. 4 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 3 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif yaitu nomor
11, 12, dan 16 untuk pernyataan positif dan nomor 17 pernyataan negatif.
Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 14
Indikator Disiplin dalam menepati jadwal belajar No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi
11
Ketika guru matematika saya tidak
mengajar, maka saya belajar matematika
sendiri di kelas
SS (5) 1 5 3
56%
S (4) 6 24 18
KD (3) 13 39 39 J (2) 11 22 33
TP (1) 2 2 6
Jumlah 33 92 100
12
Pada saat ulangan atau ujian matematika saya
sering menyontek
TP (5) 2 10 6
67%
J (4) 13 52 39 KD (3) 14 42 42
S (2) 3 6 9
SS (1) 1 1 3
Jumlah 33 111 100
16
Saya selalu malas untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
TP (5) 14 70 42
82%
J (4) 10 40 30
KD (3) 7 21 21
S (2) 2 4 6
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 135 100
17
Saya sering merasa malas ketika belajar matematika di rumah
atau di sekolah
TP (5) 10 50 30
74%
J (4) 7 28 21
KD (3) 12 36 36
S (2) 4 8 12
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 122 100
Jumlah Skor Total 460
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 70%
Keterangan Cukup
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator disiplin dalam menepati jadwal belajar, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 70%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar
70% termasuk ke dalam kategori cukup. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa memiliki disiplin belajar matematika yang cukup baik, hal ini dapat diketahui dari sikap siswa yang disiplin dalam menepati jadwal belajar.
d. Belajar secara teratur
Indikator ini terdiri dari 4 pernyataan yang berkaitan dengan disiplin dalam menepati jadwal belajar. 4 pernyataan dalam indikator ini dibagi menjadi 3 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif yaitu nomor 14, 15, dan 18 untuk pernyataan positif dan nomor 19 pernyataan negatif.
Setelah dilakukan analisis data, maka respon yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 15
Indikator Belajar secara teratur No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi
14
Saya selalu belajar matematika setiap hari
ada ataupun tidak ada PR dan ulangan
SS (5) 1 5 3
60%
S (4) 8 32 24
KD (3) 15 45 45
J (2) 8 16 24
TP (1) 1 1 3
Jumlah 33 99 100
15
Saya selalu mencari informasi sendiri
tentang materi matematika yang tidak
dimengerti dengan cara membaca-baca
buku matematika
SS (5) 3 15 9
71%
S (4) 15 60 45 KD (3) 13 39 39
J (2) 1 2 3
TP (1) 1 1 3
Jumlah 33 117 100
18
Saya tidak bisa mengatur waktu untuk
belajar matematika di rumah
TP (5) 9 45 27
75%
J (4) 11 44 33
KD (3) 8 24 24
S (2) 5 10 15
SS (1) 0 0 0
Jumlah 33 123 100
19
Saya selalu memperhatikan penjelasan guru
matematika
SS (5) 13 65 39
85%
S (4) 17 68 52
KD (3) 2 6 6
J (2) 0 0 0
TP (1) 1 1 3
No
Item Kriteria Penilaian Pilihan f Skor % Interpretasi
Jumlah 33 140 100
Jumlah Skor Total 479
Skor Maksimal 5 x 33 = 165
Persentase rata-rata 73%
Keterangan Cukup
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa untuk indikator belajar secara teratur, penulis menganalisis persentase rata-rata untuk indikator ini dan didapat nilai sebesar 73%. Jika dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi hasil angket, persentase sebesar 73% termasuk ke dalam kategori cukup. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa cukup belajar secara teratur, hal ini dapat diketahui dari sikap siswa yang belajar secara teratur.
Untuk mengetahui seberapa besar perbandingan disiplin belajar matematika untuk setiap indikatornya, berikut rekapitulasi respon siswa terhadap disiplin belajar matematika di MTs Islamic Centre Cirebon.
Tabel 4. 16
Rekapitulasi Persentase Disiplin Belajar Matematika
No Indikator Skor %
1. Menaati tata tertib sekolah 758 22.97%
2. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas 882 26.73%
3. Disiplin dalam menepati jadwal
belajar 460 13.94%
4. Belajar secara teratur 479 14.52%
Jumlah Skor Total 2579
Skor Maksimal 5 x 33 x 20 = 330
Rata-rata 78.15%
Keterangan Cukup
Perolehan data di atas dapat menunjukkan bahwa disiplin belajar matematika sebesar 78.15% termasuk dalam kategori cukup. Tingginya disiplin belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat signifikan
diantaranya, menaati tata tertib sekolah, perilaku kedisiplinan di dalam kelas, disiplin dalam menepati jadwal belajar, dan belajar secara teratur.
Hasil interpretasi angket pada masing-masing indikator tersebut dapat dilihat seberapola besar perbandingannya dengan digambarkan dalam sebuah diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4. 2
Rekapitulasi Persentase Disiplin Belajar Matematika
Gambar di atas menunjukkan bahwa indikator yang memberikan konstribusi paling besar terhadap disiplin belajar matematika di MTs Islamic Centre Cirebon adalah indikator ke 2 sebesar 26.73%. Perbedaan antara indikator satu dan lainnya tidak memberikan kontribusi yang berbeda jauh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa setiap indikator saling memberikan kontribusi yang baik untuk hasil penelitian disiplin belajar matematika di MTs Islamic Centre Cirebon.
4.2 Persyaratan Uji Hipotesis
Uji persyaratan hipotesis adalah uji yang dilakukan sebelum menganalisis dan menguji hipotesis dari data yang sudah ada. Uji persyaratan hipotesis diantaranya uji normalitas dan uji homogenitas.
4.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas data adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian menyebar secara normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
22.97%
26.73%
13.94%
14.52%
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
data berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 4. 17
Uji normalitas output dari SPSS 17.0
Dari perhitungan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk angket respon siswa masing-masing sebesar 0.200. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data yang diperoleh dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.2.2 Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang disebarkan sebagai hasil penelitian tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Untuk menghitung uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene Statistic pada program SPSS 17. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 18
Uji homogenitas output dari SPSS 17.0
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah 0.077.
dengan mengambil tingkat kepercayaan sebesar 95% dan nilai , hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0.05 atau 0.077 > 0.05 yang berarti data berasal dari populasi yang homogen.
4.3 Pengujian Hipotesis
Setelah uji persyaratan hipotesis terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji koefisien korelasi, uji koefisien determinasi, uji kelinearan regresi, dan uji hipotesis.
4.3.1 Uji koefisien korelasi
Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi dapat dilihat dari hasil output SPSS 17 pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 19
Uji koefisien korelasi output dari SPSS 17.0
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17 maka nilai korelasi untuk kompetensi kepribadian guru dan disiplin belajar matematika adalah sebesar 0.712. Nilai korelasi tersebut berada pada rentang 0.60-0.799. Ini berarti hubungan antara kompetensi kepribadian guru matematika dan disiplin belajar matematika adalah kuat.
4.3.2 Uji koefisien determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika dilakukan uji koefisien determinasi sebagai berikut:
Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika adalah sebesar 50.6% dan sisanya 49.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
4.3.3 Uji kelinearan regresi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat itu linear atau tidak maka perlu dilakukan uji kelinearan regresi. Adapun perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS 17 sebagai berikut:
Tabel 4. 20
Uji kelinearan regresi output dari SPSS 17. 0
Berdasarkan tabel coefficients uji kelinearan regresi dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh yang artinya jika seorang guru matematika tidak memiliki kompetensi kepribadian guru maka tingkat disiplin belajar matematika adalah sebesar 30.185. Sedangkan yang artinya setiap peningkatan 1 satuan kompetensi kepribadian guru maka tingkat disiplin belajar matematika akan meningkat sebesar 0.584 dan juga sebaliknya, jika kompetensi kepribadian guru turun 1 maka disiplin belajar matematika juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0.584. Sehingga persamaan regresinya adalah ̂ .
4.3.4 Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan bahwa hipotesis diterima atau tidak. Untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji F. Dalam penelitian ini penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut:
: Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika kelas VII MTs Islamic Centre Cirebon.
: Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika kelas VII MTs Islamic Centre Cirebon.
Hasil perhitungan uji F dengan bantuan program SPSS 17 disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4. 21
Uji hipotesis output dari SPSS 17.0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai dengan , diperoleh nilai sebesar . Dikarenakan nilai
= maka berdasarkan kriteria diterima dan ditolak. Hal tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru matematika terhadap disiplin belajar matematika kelas VII MTs Islamic Centre Cirebon.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Karena salah satu unsur dari sekolah yang dapat mempengaruhi perilaku siswa adalah guru, sehingga sikap, perbuatan dan perkataan guru harus menjadi contoh teladan bagi siswa. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru pada dasarnya merupakan bagian dari upaya mendisiplinkan siswa di sekolah.
Selain mencontoh sikap dan perilaku guru dalam pendidikan sekolah siswa- siswi dituntut untuk mengikuti semua peraturan yang telah dibuat oleh sekolah tersebut, agar terjadi proses belajar yang efektif. Dengan belajar proses perubahan individu terjadi seperti dari yang awalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui sesuatu, dari yang awalnya memiliki tingkah laku yang kurang baik menjadi baik, dari yang awalnya tidak bisa apa-apa menjadi mempunyai suatu keterampilan yang baru sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya maupun dengan pengalaman individu tersebut.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata kompetensi kepribadian guru dan disiplin belajar matematika adalah sebesar 78.24% dan 78.15%. Keduanya memiliki kategori yang cukup. Ini menunjukkan bahwa guru memiliki kompetensi kepribadian yang cukup dan siswa juga cukup disiplin dalam belajar matematika.
Setelah diketahui rata-ratanya, data diolah dan analisis secara statistik. Analisis statistik diawali dengan pengujian prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas diperoleh sebesar 0.200 dan hasil uji homogenitas yaitu sebesar 0.077 dengan bantuan SPSS 17. Data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varian yang sama atau homogen karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0.05.
Adapun hasil analisis diperoleh korelasi kompetensi kepribadian guru terhadap disiplin belajar matematika yaitu sebesar 0.712 atau 71.2% dan koefisien determinasi (pengaruh) sebesar 50.6%. Dengan kata lain bahwa peningkatan disiplin belajar matematika sebesar 50.6% dipengaruhi kompetensi kepribadian guru dan 49.4%
dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan persamaan regresi sederhana adalah ̂ . Persamaan tersebut mengandung arti koefisien arah regresi 0.584 bertanda positif, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil rata-rata disiplin belajar matematika (Y) bertambah atau meningkat sebesar 0.584 kali nilai kompetensi kepribadian guru matematika (X).