• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Output pada Pabrik Gamelan Daliyo Legiyono dengan Metode Simulasi Menggunakan Software Flexsim 6.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Output pada Pabrik Gamelan Daliyo Legiyono dengan Metode Simulasi Menggunakan Software Flexsim 6.0"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RO 63 1st Rizki Maharani Aqilah

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Indonesia 18522220@students.uii.ac.id

2nd Azzati Sahirah Elfahmi Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, Indonesia 19522347@students.uii.ac.id

3rd Maulisna Ayu Ariyanti Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, Indonesia 19522125@students.uii.ac.id

Abstrak— Industri musik di Indonesia termasuk ke dalam 10 besar sumber ekonomi bagi Indonesia. Terdapat sekitar 20 jenis alat musik yang diekspor termasuk alat musik tradisional. Salah satu alat musik tradisional yang masih dilestarikan adalah gamelan. Kelancaran dalam proses produksi gamelan merupakan salah satu hal yang ingin dicapai. Pabrik Daliyo Legiyono merupakan pabrik yang memproduksi gamelan menggunakan alur produksi flowshop. Namun, permasalahannya terdapat penumpukan anakan gamelan (bonang atau kenong) di gudang penyimpanan. Terjadi idle pada proses pemotongan wadah kenong serta keterlambatan produksi wadah gamelan sehingga tidak ada peningkatan output dari waktu ke waktu. Pada Pabrik Daliyo Legiyono dilakukan simulasi dengan Software Flexsim 6.0 untuk memberikan rekomendasi yang tepat kepada pabrik Daliyo Legiyono ini, sehingga dapat meningkatkan output gamelan.

Kata Kunci— flexsim, flowshop, output, produksi, simulasi

I. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keragaman suku dan budaya, termasuk alat musik. Ekspor Industri musik Indonesia mencapai US$ 585 juta dan mengalami peningkatan sebesar 5,4% dari tahun sebelumnya [5]. Grafik sumber ekonomi kreatif di Indonesia dalam kegiatan ekspor barang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Grafik sumber ekonomi kreatif Indonesia [6]

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa industri musik juga termasuk ke dalam 10 besar sumber ekonomi Indonesia. Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa terdapat sekitar 20 jenis alat musik diekspor termasuk alat musik tradisional. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki alat musik tradisional khas masing-masing.

Meskipun peran alat musik tradisional sudah mulai tergantikan oleh alat musik modern, namun masih banyak masyarakat yang melestarikannya dengan baik, seperti kota Yogyakarta

[8]

. Alat

musik tradisional yang paling terkenal di Yogyakarta adalah Gamelan, alat musik ini lahir dan berkembang di daerah Jawa.

Istilah Gamelan sendiri merujuk pada jenis alat musiknya yakni satu kesatuan utuh yang dibunyikan atau dimainkan secara bersama-sama. Masih banyak kalangan masyarakat yang melestarikan alat musik tradisional ini, baik dalam acara pertunjukan, acara adat istiadat, perlombaan maupun perayaan hari-hari besar. Bahkan di kota ini secara berkala terus diadakan Yogyakarta Gamelan Festival yang sangat meriah. Oleh karena itu, masih terdapat banyak pabrik pembuatan gamelan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tujuan menjaga kelestarian alat musik tersebut dan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya.

Daliyo Legiyono adalah salah satu pabrik pembuatan Gamelan yang terletak di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta [7]. Pabrik gamelan ini berdiri sejak tahun 1954. Penamaan pabrik ini sesuai dengan nama pemiliknya yaitu Bapak Alm Daliyo dan teruskan oleh anaknya, Bapak Legiyono sampai saat ini. Pabrik ini memproduksi beberapa rangkaian musik gamelan seperti bonang dan kenong beserta wadahnya. Gamelan diproduksi untuk disimpan pada gudang penyimpanan (Make to Stock). Perusahaan industri yang memilih strategi Make to Stock akan memiliki inventory yang terdiri dari produk akhir (finished product) untuk dapat dikirim dengan segera apabila ada permintaan dari pelanggan [1].

Proses produksi secara umum merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi [2]. Dalam proses produksinya, Pabrik Daliyo Legiyono menerapkan proses produksi flowshop. Pada dasarnya penjadwalan produksi menggunakan strategi flowshop bertujuan menyelesaikan serangkaian pekerjaan (job) berdasar pada urutan proses [3].

Bonang dan kenong adalah bagian dari gamelan yang terdiri dari 11 unit yang nantinya akan diletakkan pada sebuah wadah untuk menjadi 1 rangkaian gamelan yang siap dijual. Pekerja di pabrik ini berjumlah 14 orang dan hampir seluruh proses dikerjakan secara manual, hal tersebut tentunya memerlukan waktu proses produksi yang cukup lama dan bervariasi. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi masalah selama proses produksi gamelan tersebut. Adapun permasalahan yang didapat diantaranya adalah penumpukan anakan gamelan (bonang atau kenong) di gudang penyimpanan, idle pada proses pemotongan wadah kenong (dalam simulasi sebesar 82%) dan keterlambatan produksi wadah gamelan sehingga tidak ada peningkatan output

Peningkatan Output pada Pabrik Gamelan Daliyo Legiyono dengan Metode Simulasi Menggunakan

Software Flexsim 6.0

(2)

RO 64 dari waktu ke waktu. Dari permasalahan yang terjadi, peneliti

membangun model simulasi sistem produksi dari Pabrik Daliyo Legiyono. Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem [4]. Oleh karena itu, dilakukan simulasi dengan menggunakan Software Flexsim untuk memberikan rekomendasi yang tepat kepada pabrik Daliyo Legiyono ini, sehingga dapat meningkatkan output gamelan.

II. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

Tempat proses produksi yang menjadi objek penelitian ini adalah pabrik pembuatan alat musik tradisional gamelan yaitu Pabrik Daliyo Legiyono. Lokasi pabrik ini berada di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Metode Pengumpulan Data

Berikut ini merupakan metode pengambilan data pada penelitian ini.

1) Data Primer

Data ini berasal dari observasi atau metode pengamatan secara langsung yang dilakukan pada pabrik untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Selain itu, data juga berasal dari wawancara atau metode tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap pekerja maupun pihak lainnya yang bertanggung jawab dalam proses produksi di Pabrik Daliyo Legiyono. Data yang didapat adalah informasi terkait output yang tidak meningkat dibuktikan dengan data histori output selama 30 hari sebanyak 1-2 output saja. Kemudian data primer lainnya adalah waktu proses setiap stasiun kerja di proses produksi gamelan.

2) Data Sekunder

Studi Literatur atau metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan memahami penelitian terdahulu, jurnal dan tulisan, serta berbagai buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, data perusahaan yang diperoleh dari website Pabrik Daliyo Legiyono seperti profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan data lainnya.

C. Alur Penelitian

1) Langkah pertama yang harus dilakukan peneliti untuk memulai penelitian ini adalah penentuan lokasi penelitian.

2) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses produksi di lokasi tersebut.

3) Melakukan observasi dan pengamatan langsung pada lokasi proses produksi.

4) Menentukan rumusan masalah dan batasan masalah agar peneliti hanya fokus pada aspek tertentu yang menjadi sumber masalah, pada kasus ini yaitu keterlambatan proses pengukiran wadah kenong.

5) Melakukan pengumpulan data primer maupun data sekunder

6) Melakukan pengolahan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sebagai dasar penelitian.

7) Melakukan pengujian data input, apakah data tersebut sudah valid atau tidak, jika tidak maka akan dilakukan pengumpulan data kembali.

8) Jika data sudah valid, maka dilanjutkan dengan pembuatan model simulasi menggunakan Software Flexsim 6.0.

9) Kemudian dilakukan validasi untuk menguji apakah model simulasi sudah representatif terhadap sistem nyata atau tidak.

10) Jika sudah valid, selanjutnya akan dilakukan experimenter dengan tujuan menemukan solusi dan memperbaiki masalah pada sistem produksi.

11) Menganalisis eksperimen untuk mengetahui apakah dapat diterapkan pada sistem nyata atau tidak.

12) Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan dan membuat keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi di pabrik yang bersangkutan.

Gambar 2. Flowchart Alur Penelitian D. Deskripsi Proses Produksi

Pabrik Daliyo Legiyono memproduksi gamelan secara make to stock. Dalam penelitian ini, proses produksi yang akan diteliti adalah pembuatan gamelan jenis bonang dan kenong. Bonang dan kenong memiliki ukuran yang berbeda, dimana bonang berukuran lebih kecil dibandingkan kenong. Bonang ataupun kenong beserta wadahnya merupakan satu kesatuan yang

(3)

RO 65 penjualannya tidak terpisah, namun keduanya memiliki alur

produksi yang berbeda-beda dan dikerjakan oleh pekerja yang berbeda pula.

Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan gamelan ini adalah lempengan besi untuk pembuatan bonang dan kenong dan kayu ukuran besar untuk pembuatan wadah.

Proses pertama untuk pembuatan kenong dan bonang adalah pemotongan besi untuk bagian bawah dan bagian atas, satu lempeng besi biasanya menghasilkan 5 bagian. Setelah itu, potongan atas akan masuk ke proses pembentukan pertama dengan menggunakan palu khusus. Selanjutnya akan masuk ke proses pelengkungan hingga besi sudah berbentuk melengkung seperti anakan gamelan pada umumnya. Langkah terakhir untuk bagian atas adalah pembuatan plencu. Plencu merupakan bagian paling atas pada anakan gamelan yang bulat dan melengkung.

Bagian ini yang menentukan suara atau bunyi yang dihasilkan oleh gamelan. Setelah itu, bagian atas kenong atau bonang siap untuk di rakit dengan bagian bawah. Sebelum itu bagian bawah (wengku) akan masuk ke proses pembentukan 1 dan 2. Setelah perakitan bonang ataupun kenong, proses selanjutnya adalah pewarnaan dan siap untuk di pak dengan wadah gamelan.

Proses pembuatan wadah gamelan dimulai dari pemotongan kayu yang berukuran besar. Kayu dibelah menjadi 2 bagian.

Setelah itu, bagian sudut kayu akan dipotong dengan mesin tertentu dan dilanjutkan dengan pemahatan dengan mesin.

Selanjutnya proses penggambaran ukiran oleh 1 orang operator.

Kayu yang selesai di ukir masuk ke proses pengamplasan dan pewarnaan. Setelah itu kayu akan menjadi wadah gamelan sesuai dengan yang diinginkan dan siap untuk di pack bersama dengan bonang maupun kenong. Rangkaian gamelan tersebut akan disimpan pada sebuah gudang dan siap untuk dijual.

Gambar 3. Flowchart Proses Produksi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah pengumpulan data yang dibutuhkan telah didapatkan, selanjutnya adalah melakukan pengolahan data berdasarkan data yang telah terkumpul. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah sebagai berikut:

C. Layout Perusahaan

Berikut ini merupakan layout Pabrik Daliyo Legiyono menggunakan software Flexsim 6.0.

Gambar 4. Layout Perusahaan

Layout perusahaan diperoleh melalui observasi secara langsung ke Pabrik Daliyo Legiyono. Layout ini berisi alur produksi gamelan jenis bonang dan kenong. Data input yang digunakan dalam simulasi ini adalah data waktu proses produksi (menit), data waktu kedatangan, jam istirahat dan data resources.

D. Verifikasi

Verifikasi merupakan proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Pada penelitian ini menggunakan flexsim 6.0 untuk menjalankan model dan menggunakan flowchart untuk menunjukkan alur produksi dari pembuatan gamelan. Verifikasi dilakukan setelah membandingkan antara diagram alur dengan model simulasi yang telah dibuat, dan didapatkan hasil bahwa model simulasi telah terverifikasi.

E. Validasi

Uji validasi yang digunakan pada model ini adalah uji kesamaan dua rata-rata, uji kesamaan dua variansi, dan uji chi square. Data yang digunakan pada uji validasi adalah data historis dan data simulasi. Salah satu data yang dapat digunakan untuk uji validasi adalah data output (Cahyo, & Ruswan, 2020).

Dalam kasus ini yakni output gamelan pada pabrik Daliyo Legiyono yang diperoleh dari pengamatan secara langsung.

Sedangkan, data simulasi merupakan hasil replikasi output pada simulasi menggunakan software Flexsim sebanyak 30 kali.

Berikut merupakan data historis dan data simulasi untuk validasi.

(4)

RO 66 TABELI.DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI

Ke- Historis Simulasi Ke- Historis Simulasi

1 1 1 16 1 2

2 1 2 17 1 1

3 1 2 18 1 1

4 2 1 19 1 1

5 1 1 20 1 2

6 1 2 21 1 1

7 1 2 22 2 2

8 1 1 23 2 2

9 1 1 24 1 1

10 1 2 25 1 2

11 2 1 26 1 1

12 1 2 27 1 2

13 1 1 28 1 1

14 1 2 29 1 1

15 1 1 30 2 1

Fungsi dari validasi ini adalah untuk memastikan bahwa model yang telah dibuat sesuai dengan kondisi nyata atau tidak.

Berikut hasil uji validasi yang telah dilakukan:

1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 𝑚𝑒𝑎𝑛1− 𝑚𝑒𝑎𝑛2

√𝑆𝑝2× (1 𝑛1+ 1

𝑛2)

( 1 )

Berdasarkan perhitungan dihasilkan nilai 𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar -2,048 < -0,498424771 > 2,048. Sehingga 𝐻0

diterima atau hasil simulasi sesuai dengan sistem nyata.

2) Uji Kesamaan Dua Variansi

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝑉12

𝑉22 ( 2 )

Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,45 < 0,56561 < 2,1. Sehingga 𝐻0 diterima atau hasil simulasi sesuai dengan sistem nyata.

3) Uji Chi Square

𝐶ℎ𝑖 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ((𝑂𝑖− 𝐸𝑖)2)/𝐸𝑖 ( 3 ) Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai 𝐶ℎ𝑖 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 12,5 dan 𝐶ℎ𝑖 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 42,5569678. Sehingga 𝐻0 diterima atau hasil simulasi sesuai dengan sistem nyata.

F. Desain Eksperimen

Desain Eksperimen dapat menentukan kebijakan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi (Mubiena, 2021) Berikut merupakan eksperimen yang dibuat oleh pemodel sebagai alternatif untuk mengatasi masalah yang terjadi sehingga mampu meningkatkan output gamelan pada Pabrik Daliyo Legiyono.

1) Alternatif 1

Pada alternatif 1 pemodel menambahkan 2 mesin dan operator pada proses pengukiran untuk mengurangi waktu tunggu pada proses selanjutnya. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, terjadi peningkatan output pada gudang akhir dimana yang awalnya hanya mampu menghasilkan maksimal 2 produk per hari menjadi 4 produk per hari.

2) Alternatif 2

Pada alternatif 2 pemodel menambahkan 1 mesin dan operator pada proses assembly bagian atas bonang dan kenong, serta menambahkan 2 mesin dan operator pada proses pengukiran manual. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, terjadi peningkatan output pada gudang akhir yang sama dengan alternatif 1 dimana yang awalnya hanya mampu menghasilkan maksimal 2 produk per hari menjadi 4 produk per hari.

G. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil simulasi, dilihat dari state dan summary report terdapat beberapa permasalahan pada proses produksi.

Pertama, persentase processing pada perakitan manual sebesar 51,86% dimana hal ini menyebabkan keterlambatan pada proses selanjutnya yaitu pengamplasan dengan persentase idle sebesar 82,15%. Kedua, persentase pada proses assembly bagian kenong sebesar 37.77% dan bagian bonang sebesar 35.78%

dimana hal ini menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proses selanjutnya yaitu pewarnaan dengan persentase idle sebesar 26.20%.

H. Pemilihan Alternatif

Pemilihan alternatif dilakukan dengan membandingkan antara data output model awal dengan skenario terbaik untuk setiap alternatif. Berikut ini hasil uji statistik output dari model awal, skenario 2 pada alternatif 1 dan skenario 2 pada alternatif 2:

1) Uji ANOVA

Pengujian ANOVA dihasilkan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 206,6347 >

𝐹𝑐𝑟𝑖𝑡 3, 101. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1diterima yang berarti terdapat perbedaan antara model awal, alternatif 1 atau alternatif 2. Sehingga dapat dilakukan uji Bonferroni untuk mengetahui perbedaan rata-rata output antar 2 model.

2) Uji Bonferroni

Pengujian Bonferroni dilakukan dengan membandingkan rata-rata output antara 2 model, yaitu model awal dengan alternatif 1, model awal dengan alternatif 2, dan alternatif 1 dengan alternatif 2.

a) Model Awal dan Alternatif 1

Pengujian dihasilkan nilai P(T<=t)two-tail = 2,48639E-25< 𝛼/𝑛 = 0,016666667. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian terdapat perbedaan rata-rata output antara model awal dan alternatif 1.

(5)

RO 67 b) Model Awal dan Alternatif 2

Pengujian dihasilkan nilai P(T<=t)two-tail = 1,14166E-24 < 𝛼/𝑛 = 0,016666667. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian terdapat perbedaan rata-rata output antara model awal dan alternatif 2

c) Alternatif 1 dan Alternatif 2

Pengujian dihasilkan nilai P(T<=t)two-tail = 0,802003148 < 𝛼/𝑛 = 0,016666667. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian terdapat perbedaan rata-rata output antara alternatif 1 dan alternatif 2.

I. Pembahasan

Pada model awal diketahui bahwa sumber atau penyebab output tidak meningkat adalah keterlambatan produksi wadah gamelan, dimana sehari hanya terdapat paling banyak 2 wadah, sedangkan kenong atau bonang mampu diproduksi sekitar 3-4 gamelan setiap harinya. Setelah dilakukan identifikasi lebih lanjut, maka dapat diketahui bahwa keterlambatan wadah ini disebabkan oleh lamanya proses pengukiran manual yang dilakukan oleh 1 orang operator. Selain itu, operator pada pengamplasan (setelah pengukiran manual) juga harus menunggu dalam waktu yang cukup lama.

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan, pemodel melakukan beberapa perubahan sebagai alternatif untuk meningkatkan output gamelan di Pabrik Daliyo Legiyono. Pada alternatif 1 dilakukan penambahan operator sebanyak 2 orang pada proses pengukiran manual dan diperoleh hasil rata-rata output sebesar 3,76 dengan output gamelan per hari paling banyak 4 gamelan. Hal ini dianggap cukup baik karena peningkatan terjadi 2 kali lipat dari jumlah output sebelumnya.

Kemudian pada alternatif 2 juga dilakukan perubahan yang sama untuk proses produksi wadah yakni penambahan 2 operator pada proses pengukiran manual, namun juga dilakukan perubahan pada proses produksi kenong dan bonang, hal ini dilakukan karena masih terdapat penumpukan di beberapa proses. Setelah dilakukan simulasi maka dapat diketahui bahwa rata-rata output sebesar 3,73 dengan output gamelan per hari paling banyak 4 gamelan. Hal ini dianggap cukup baik karena peningkatan terjadi 2 kali lipat dari jumlah output sebelumnya

Dari kedua alternatif tersebut maka dipilih alternatif 1 sebagai alternatif terbaik. Hal ini dikarenakan hanya sedikit perbedaan rata-rata output dan gamelan yang dihasilkan paling banyak sama yaitu sebanyak 4 gamelan setiap harinya pada alternatif 1 dan 2. Sehingga, dipilih alternatif 1 yang hanya memerlukan sedikit perubahan yaitu dengan penambahan operator sebanyak 2 orang pada proses pengukiran manual sehingga output gamelan meningkat dari rata-rata 2 unit menjadi 4 unit per hari.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Setelah dilakukan simulasi dan analisa report, dapat diketahui bahwa output yang tidak meningkat dalam proses produksi gamelan di Pabrik Daliyo Legiyono dikarenakan lamanya proses pembuatan wadah, khususnya pada proses pengukiran manual.

2) Lamanya proses pembuatan wadah mengakibatkan penumpukan diproses sebelumnya serta terjadi penumpukan bonang/kenong. Oleh karena itu, dilakukan desain eksperimen dengan cara menambah mesin dan operator pada proses pengukiran manual. Selain itu, dilakukan penambahan mesin pada assembly bagian atas bawah kenong dan bonang sebagai alternatif kedua.

3) Berdasarkan desain eksperimen dan uji statistik yang telah dilakukan, maka dapat ditemukan alternatif terbaik untuk meningkatkan output di Pabrik Gamelan Daliyo Legiyono. Perbaikan yang dilakukan dengan menambah mesin dan operator pada proses pengukiran manual sebanyak 3 unit dan 3 orang. Dari pengujian statistik, maka dapat dilihat perbandingan antara output pada model awal hanya menghasilkan output sebanyak 2 gamelan setiap harinya, sedangkan pada model alternatif diperoleh maksimal output sebanyak 4 gamelan setiap harinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Hardiyanti, Dinna Yunika dan Muhammad, “Rancang Bangun Sistem Informasi Peramalan Barang Produksi Menggunakan Make To Stock,” J. Chem. Inf. Model., vol. Vol 4, pp. 219–223, 2016.

[2] S. K. Dewi and T. D. Sartono, “Seminar Nasional Industrial Engineering National Conference ( Ienaco ),” IENACO Ind. Eng.

Natl. Conf., p. 309, 2014.

[3] H. Bashori, “Upaya Meminimasi Makespan dengan Penerapan Algoritma Cross Entropy pada Penjadwalan Flow Shop,” Widya Tek., vol. 23, no. 1, pp. 10–14, 2015.

[4] H. D. Hutahaean, “Analisa Simulasi Monte Carlo Untuk Memprediksi Tingkat Kehadiran Mahasiswa dalam Perkuliahan,” J.

Inform. Pelita Nusant., vol. 3, no. 1, pp. 41–45, 2018.

[5] Kementrian Perindustrian. Ekspor Alat Musik Semakin Nyaring.

2018. URL : https://kemenperin.go.id/artikel/20246/Ekspor-Alat- Musik-Makin-’nyaring’

[6] Badan Ekonomi Kreatif. 10 Ekspor Kreatif Ekonomi Indonesia.

Diakses tahun 2016

[7] Tribun Jogja. 2020. Kisah Sukses Gamelan Daliyo Legiyono Asal Yogyakarta yang Merambah Pasar Internasional. URL:

https://jogja.tribunnews.com/2020/07/04/kisah-sukses-gamelan- daliyo-legiyono-asal-yogyakarta-yang-merambah-pasar- internasional

[8] Wicaksana, H. S. (2016). Kolaborasi Musik Band dan Gamelan pada Lagu Blue Suede Shoes Karya Carl Perkin yang Dipopulerkan oleh Elvis Presley (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

[9] Cahyo, W. N., & Ruswan, R. (2020). PENINGKATAN KINERJA DI PROSES BLASTING DAN PAINTING. Jurnal Rekavasi, 8(1), 58- 64.

[10] Mubiena, G. F. (2021). Peningkatan Performansi Proses Produksi Susu Kedelai Bubuk menggunakan Software Simulasi FlexSim.

JURNAL TEKNIK INDUSTRI, 11(2), 150-155.

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN TUGAS AKHIR STRATA SATU (S1)  FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA Shinta T. Effendy 1 , Rahmat M. Samik­Ibrahim 2

Adapun prosedur yang digunakan yaitu: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan (2) mengembangkan bentuk produk awal (berupa model permainan POLO DARAT), (3)

Peta Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Prioritas Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara.. -

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, calon peneliti tertarik untuk melakukan kajian menyangkutt persoalan sengketa tanah warisan yang diakibatkan oleh adanya

Tiga contoh sample koral Porites yang diambil dari perairan Biak menunjukkan adanya kenaikan kecepatan kalsifikasi yang selaras dengan kenaikan SPL, walaupun

Berdasarkan hasil penelitian pada peternakan ayam petelor Jafar dengan metode full costing, diperoleh harga pokok produksi per kilogram telur sebesar Rp 13.138,24.. Kata

Jadi pengertian Urban Gallery of Surakarta merupakan perencanaan dan perancangan suatu ruang atau bangunan yang digunakan sebagai pameran kota yang didalamnya

sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan