• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA A."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Domba Ekor Gemuk

Ternak domba merupakan salah satu komoditas ternak potong yang potensial karena perkembangannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan ternak ruminansia besar. Keunggulan ternak domba adalah mampu beradaptasi di negara tropis seperti di Indonesia. Jenisjenis domba di Indonesia antara lain Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG), Domba Garut dan Domba Merino. Ternak domba juga mempunyai peluang keuntungan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari reproduksi domba. Domba dapat beranak 8 bulan sekali atau 3 kali dalam kurun waktu 2 tahun, domba juga termasuk ternak profilik yang artinya seekor induk domba mampu melahirkan 1 sampai 3 ekor anak (Muhammad, 2017).

Domba ekor gemuk banyak dijumpai di Jawa Timur dan kawasan Indonesia Timur. Klasifikasi ini didasarkan pada keadaan panjang ekor serta lebar ekor pada domba jantan maupun betina. Spesifikasi domba ekor gemuk adalah ekornya yang panjang dan lebar serta mampu menampung lemak dalam jumlah banyak. Ekor menjadi sangat besar tetapi ujung ekor semakin kecil karena ujung ekor tidak digunakan untuk menampung penimbunan lemak (Nurmi, 2017).

Domba Ekor Gemuk (DEG) merupakan salah satu domba plasma nutfah Indonesia yang merupakan domba tipe pedaging. DEG memiliki sifat fisik yang menjadi ciri khasnya, yaitu mempunyai ekor gemuk, berwarna putih, tidak bertanduk, berbulu kasar, mampu beradapatasi pada iklim kering dan mampu beranak 1 – 2 ekor per kelahiran dan kadang 3 ekor. Kekhasan ini merupakan ekspresi dari kekhasan potensi genetik DEG, yang belum teroptimalkan dan cenderung dieksploitasi (Darmawan dan Supartini, 2012).

Produktivitas pada domba Ekor Gemuk (DEG) dipengaruhi faktor genetik, lingkungan, dan interaksi keduanya. Produktivitas pada ternak merupakan gabungan sifat produksi dan reproduksi dan dapat ditingkatkan

4

(2)

melalui perbaikan mutu genetik atau perbaikan lingkungan dan umumnya melalui dua-duanya. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) atau pertumbuhan pada DEG merupakan salah satu sifat produksi yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak dipengaruhi genetik, lingkungan dan interaksi keduanya. Pengaruh faktor genetik pada pertumbuhan bersifat baka, artinya tidak akan berubah selama hidupnya, sepanjang tidak terjadi mutasi gen yang menyusunnya dan pengaruh faktor genetik dapat diwariskan kepada keturunannya yang dapat diukur dengan heritabilitas (Sumadi, 2014).

B. Manajemen Perkandangan

Kandang merupakan tempat perlindungan ternak dari faktor alam seperti matahari, curah hujan, angin serta gangguan manusia atau kemalingan.

dari tanah dan sebagian menggunakan lantai semen. Kandang yang dimiliki peternak berfungsi sebagai tempat bermalam. Kandang secara teknis diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi ternak sebagai tempat tinggal sepanjang waktu selama periode pemelihaaraan ternak dengan konstruksi yang harus kuat, mudah dibersihkan, bersirkulasi udara baik.

Kandang yang baik menyebabkan ternak terlindungi dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Konstruksi kandang merupakan hal yang perlu mendapat perhatian terutama mengenai arah kandang, ventilasi, atap, dinding dan lantai (Hasiruddin et al., 2015).

Jarak ideal antara kandang dengan bangunan rumah minimal 10 meter.

Letak kandang yang terlalu dekat dengan kantor akan membuat ternak tidak nyaman dan mengalami stres. Sirkulasi udara yang tidak lancar pada kandang akan mengakibatkan ternak mengalami penyakit, khususnya penyakit pernafasan. Letak kandang yang terpisah dengan rumah akan mempermudah terjadinya sirkulasi udara dan cahaya matahari dapat menerangi kandang sehingga proses fisiologis ternak dapat berjalan dengan normal dan kejadia stres pada sapi dapat dicegah (Rusadi et al., 2015).

Temperatur lingkungan yang lebih rendah pada dataran tinggi (altitude

> 1150 dpl) yaitu, 250°C merupakan temperatur yang nyaman bagi umumnya ternak domba tropis atau zona nyaman (thermoneutral zone). Hasil-hasil

(3)

penelitian terdahulu menunjukkan pertumbuhan domba yang optimal pada temperatur 20-250°C dan respon thermoregulasi yang normal, denyut jantung dan laju respirasi yang tidak tinggi (Mushawwir, 2019).

Kandang untuk penggemukan domba berbeda dan harus terpisah dengan kandang untuk pembiakan. Tipe kandang yang digunakan yaitu kandang panggung. Lantai pada kadang tipe ini terletak diatas tanah (ada kolong). Fungsi kolong ini untuk menampung kotoran ternak. Kandang yang demikian cocok untuk daerah-daerah yang curah hujannya tinggi, sering banjir dan permukaan tanahnya lembab. Lantaia kandang dibuat bercelah selebar 1-1,5 cm agar kotoran domba dapat atuh ke kolong dan kandang mudah dibersihkan (Purbowati, 2011).

Peralatan kandang digunakan untuk membersihkan kandang, menyebarkan pakan dan mempermudah pekerja kandang untuk mengelola kandang maupun ternak. Peralatan yang digunakan untuk usaha ternak sapi potong meliputi ember, sapu lidi, tali sapi, sabit, sekop dan kereta sorong.

Ember digunakan sebagai tempat mengangkat air untuk minuman ternak atau membersihkan kandang. Sabit digunakan untuk memotong pakan. Sekop dan kereta sorong digunakan mengankat kotoran ternak atau mengangkat pakan hijaun ternak (Putra et al.,2018).

Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapatkan perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya pada peternakan rakyat. Kandang memiliki berbagai komponen diantaranya tempat pakan ternak, saluran drainase, tempat penampungan limbah, tempat perlengkapan kandang dan gudang yang digunakan untuk menyimpan pakan.

Komponen kandang yang sangat penting adalah tandon air yang terhubung langsung oleh seluruh kandang yang ada. Tempat pakan ternak yang dibuat dari cor lebih baik karena perilaku setiap sapi tidak tentu (Sandi dan Purnama, 2017).

C. Manajemen Pakan

Pakan adalah bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat pakan untuk ternak. Bahan baku pakan adalah satu bagian komponen atau suatu

(4)

penyusun dari suatu kombinasi atau campuran suatu pakan, mempunyai nilai nutrisi maupun tidak dalam pakan ternak, termasuk pakan tambahan, bahan berasal dari tanaman, hewan atau hewan air atau bahan organik atau anorganik lain. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat (Laryska dan Tri, 2013).

Produktivitas ternak domba, terutama pertumbuhan dan kemapuan produksinya dipengaruhi oleh faktor genetik (30%) dan lingkungan (70%).

Pengaruh lingkungan antara lain terdiri dari pakan, teknik pemeliharaan, kesehatan dan iklim. Diantara faktor tersebut pakan mempunyai pengaruh paling besar, yakni sekiatr 60%. Pakan yang umum diberikan berupa hijauan, tetapi pada sekala besar serta keterbatasan lahan hijauan maka perlu dilakukan penambahan pakan penguat. Konsentrat atau pakan penguat merupakan pakan yang memiliki kandungan zat makanan tertentu dengan kandungan energi relatif tinggi, serat kasar dan daya cernanya yang baik.

Pakan ini cocok untuk menambah zat makanan yang ada (Saifudin, 2018).

Pemberian konsentrat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pakan sumber protein agar produktivitas ternak bisa optimal sedangkan hijauan (rumput lapang dan silase) dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pakan sumber serat dan menimbulkan rasa kenyang, serta merangsang mikroba seluitik untuk mencerna serat kasar. Hijauan berupa rumput lapang dan silase merupakan pakan utama ternak ruminansia yang manfaatnya sangat besar, tercemin dari kesanggupan ternak untuk mengkonversikan hijauan tersebut menjadi protein hewani. Untuk rasio perbandingan konsentrat dan hijauan untuk ransum domba adalah 60% : 40% (Zulkarnain, 2019).

Pemberian pakan pada level yang berbeda akan menyebabkan kondisi fisiologis seperti frekuensi pernafasan, denyut nadi, dan suhu tubuh berbeda akibat perbedaan proses fermentasi atau metabolisme yang terjadi dalam tubuh, sehingga akan berpengaruh terhadap respon produksi suatu ternak.

Pemberian pakan dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan hijauan akan meningkatkan produksi. Pemberian konsentrat 2 jam sebelum hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan

(5)

organik ransum, yang akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum.

Konsentrat yang lebih mudah dicerna akan memacu pertumbuhan mikroba dan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen. Pemberian pakan tambahan terlebih dahulu sebelum hijauan dapat menurukan pH rumen karena konsentrasi VFA rumen yang menurun terlalu tinggi akibat konsumsi karbohidrat mudah terfermentasi (Astutia et al., 2015).

D. Manajemen Perkawinan

Intensifikasi kawin alam adalah sistem perkawinan secara alam dengan pengaturan perkawinan yang secara intensif. Metode alamiah yaitu domba jantan dikawinkan dengan domba betina yang sedang birahi, Perkawinan secara alamiah pada kambing atau domba masih merupakan cara paling praktis dengan tingkat kebuntingan mencapai 84 – 100% (Adhianto, 2019).

Indikator performans reproduksi ternak betina adalah keberhasilan kebuntingan, yang erat kaitannya dengan metode perkawinan. Perkawinan secara alami diduga menghasilkan kebuntinganang rendah karena penanganan ternak-ternak yang dikawinkan atau pejantan yang ada pada kelompok betina tersebut tidak seimbang. Perkawinan secara alam diduga menghasilkan tingkat kebuntingan yang rendah karena berbagai alasan antara lain kurangnya kontrol terhadap manajemen estrus, ratio ternak jantan dan betina yang tidak seimbang, adanya beberapa ekor ternak betina yang tidak mampu untuk bunting dan lain- lain. Perkawinan dengan inseminasi buatan merupakan teknologi yang dimodifikasi diharapkan mempunyai peran besar dalam meningkatkan keberhasilan kebuntingan. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan inseminasi buatan selain inseminator mempunyai keterampilan baik dalam menginseminasi, juga ternak betina yang diinseminasi benar-benar dalam keadaan estrus dan siap untuk menerima sperma (Rudiah, 2008).

Jarak dikawinkan kembali domba ekor gemuk di perdesaan setelah beranak cukup lama yaitu 87,88 dan 87,23 hari masing-masing untuk dataran rendah dan sedang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi pada ternak domba ekor gemuk adalah dengan perkawinan secepat mungkin pasca melahirkan, melalui perkawinan yang cepat dan tepat

(6)

waktu diharapkan ternak domba dapat beranak paling tidak tiga kali dalam dua tahun. Apabila induk DEG bisa tepat waktu untuk dikawinkan setelah melahirkan maka tidak mustahil bisa menghasilkan anak setiap 7 bulan (Ashari, 2018).

DEG sebagai ternak yang berpotensi tinggi sebagai penghasil daging, sehingga produktivitas DEG perlu ditingkatkan salah satunya melalui efisiensi reproduksi. Usaha peningkatan efisiensi reproduksi ternak domba dapat dilaksanakan melalui penerapan teknologi inseminasi buatan (IB). Teknologi IB telah lama digunakan dan terbukti mampu mempercepat program peningkatan kualitas bibit ternak, mempermudah dan mempercepat penyebaran bibit ternak (Setyawati, 2020).

E. Manajemen Kesehatan

Pengelolaan peternakan yang jelek dan pakan yang buruk dapat menurunkan produksi peternakan. Hewan yang mendapat pakan minum yang baik akan lebih tahan terhadap serangan penyakit bila dibandingkan dengan ternak yang memperoleh pakan yang buruk. Kekurangan-kekurangan mineral, stres karena cuaca, atau infeksi parasit dapat menurunkan ketahanan hewan terhadap penyakit. Pengelolaan yang baik akan sangat mengurangi pengaruh buruk dari lingkungan yang kurang mendukung. Usaha-usaha yang banyak dianjurkan untuk menghindari dan mengatasi penyakit adalah: sanitasi, perbaikan manajemen perkandangan, perbaikan kualitas pakan, pengobatan (Yuliani et al., 2016).

Aspek kesehatan ternak harus diperhatikan agar dapat berproduksi dengan baik. Salah satu penyakit yang sering menyerang ternak domba adalah infeksi parasit cacing nematoda. Parasit yang umumnya menginfeksi ternak domba adalah haemonchosis. Penyakit ini disebabkan oleh cacing Haemonchus contortus yang mempunyai kebiasaan menghisap darah. Cacing ini memiliki tingkat prevalensi mencapai 80%. Tingkat pervalensi cacing Haemonchus contortus disebabkan oleh beberapa faktor yaitu iklim tropis, cara pemeliharaan yang belum baik dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan ternak. Program kesehatan ternak

(7)

dalam hal ini pengendalian penyakit cacing dapat dilaksanakan dengan memberikan obat cacing secara kontinu (Nurdayati, 2021).

Sistem perawatan penggemukan domba ada tiga yaitu sistem penggembalaan, sistem dikandangkan, dan sistem kombinasi digembalakan dan dikandangkan. Selanjutnya memelihara ternak yang diawali persiapan kandang penggemukan, perlakuan saat datang dari breeder harus diberikan obat antistres. Setelah tiba, ternak diistirahatkan beberapa jam dan diberi makan dan minum. Ternak harus secara rutin dimandikan dan potong kuku.

Lalu ternak domba diberikan tanda pengenal dan penimbangan. Domba harus diberikan vitamin agar meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat pertumbuhan sedangkan obat-obatan diberikan jika ada ternak yang sakit.

Pembersihan kandang harus secara rutin untuk menjaga kesehatan domba (Ramadhan, 2017).

F.

Manajemen Pengolahan Limbah

Limbah merupakan bahan organik atau anorganik yang tidak termanfaatkan lagi, sehingga dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu proses produksi salah satunya limbah peternakan. Limbah tersebut dapat berasal dari rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak, dan hasil dari kegiatan usaha ternak. Limbah ini dapat berupa limbah padat, cair, dan gas yang apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk pada lingkungan. Kotoran ternak diolah dengan cara yang lebih baik akan bernlai ekonomi tinggi seperti pemanfaatan kotoran tersebut sebagai bahan pembuatan biogas, pupuk padat, dan pupuk cair (Adityawarman et al., 2015).

Limbah ternak yang berpotensi sebagai sumber pupuk organik adalah kambing dan domba. Limbah ternak kambing berupa feses dan urine mengandung kalium relatif lebih tinggi dari limbah ternak lain. Feses kambing mengandung N dan K dua kali lebih besar daripada kotoran sapi.

Kandungan N dan K pada limbah kambing tersebut tinggi maka dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Pupuk organik hasil limbah kambing yang

(8)

berupa urine dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair. Pengolahan urine kambing menjadi pupuk cair dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Hasil analisis di laboratorium menunjukkan kadar hara N, K dan Corganik pada biourine maupun biokultur yang difermentasi lebih tinggi disbanding urine atau cairan feses yang belum difermentasi. Kandungan N pada biourine meningkat dari rata-rata 0.34% menjadi 0.89%, sedangkan pada biokultur meningkat dari 0.27% menjadi 1.22%. Kandungan K dan C-organik juga meningkat drastic (Sembiring, 2021).

G. Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang diperlukan sebagai cara untuk menjual domba kepada para konsumen. Sistem pemasaran yang baik akan memudahkan penyaluran domba dari peternak hingga domba bisa sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang baik. Dalam alur pemasaran akan ada pelaku pemasaran yang terlibat didalamnya. Semakin banyak pelaku pemasaran yang terlibat dalam kegiatan ini semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan dalam proses kegiatan pemasaran. Biaya yang dikeluarkan oleh para pelaku pemasaran akan berpengaruh terhadap selisih harga yang diterima oleh peternak terhadap harga yang dikeluarkan oleh konsumen (Damanik, 2019).

Pemasaran merupakan muara akhir dari suatu aktivitas produksi,untuk mempeoleh nilai harga barang produksi guna melanjutkan usaha dikemudian hari dan menciptakan kesejahteraan pengguuna. Pasar dapat berupa suatu lokasi dimana terjadi transaksi dalam rangka pemindahan hak dari suatu pihak kepada pihak lainnya yang memanfaatkan alat tukar berupa uang yang diperlukan peternak pada berbagai aspek kehidupannya. Kegiatan pemasaran ternak dapat berlangsung pada berbagai lokasi kandang peternak maupun di lokasi pasar hewan yang telah di tentukan oleh pemerintah daerah (Wibowo et al., 2016).

Promosi merupakan salah satu peubah didalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya.

Berapapun bagusnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

(9)

mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Promosi adalah semua kegiatan yang bermaksdu mengkomunikasikan atau menyampaikan suatu produk kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap atapun mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli). Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatka konsumen (Hermawan, 2015).

Pemasaran atau tataniaga adalah kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen hingga ke tangan konsume. Sedangkan saluran pemasaran atau saluran tataniaga dapat diartikan sebagai kumpulan atau himpunan perusahaan atau perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang dan jasa tersebut berpindah dari tangan produsen menuju tangan konsumen. Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Dalam saluran pemasaran terdapat panjang saluran pemasaran yang ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang atau jasa (Prihantani, 2015).

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba.

Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan (Linardo, 2018).

H. Analisis Usaha

Analisis usaha merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat kelayakan usaha yang sedang dijalankan. Analisis usaha domba meliputi biaya investasi yang terdiri dari kandang, peralatan, bakalan sapi,

(10)

biaya produksi, biaya kesehatan dan biaya tenaga kerja.Analisis usaha dari pada sapi potong meliputi analisis pendapatan yang diperoleh dengan analisis output-input. Usaha dianggap menguntungkan jika nilai pendapatan positif dan sebaliknya akan merugi jika nilai negatif. Nilai pendapatan dapat dihitung dengan rumus, pendapatan=penerimaan total-biaya produksi total (Letauta et al, 2015).

Biaya investasi adalah sejumlah modal atau biaya yang digunakan untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha. Biaya variabel merupakan biaya yang rutin dikeluarkan setiap dilakukan usaha produksi dimana besarnya tergantung pada jumlah produk yang ingin diproduksi. Biaya tetap adalah jenis biaya yang lain yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan selama perusahaan melakukan kegiatan produksi (Pujawan, 2004).

Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari hasil kegiatan dinilai dalam satuan rupiah. Pendapatan adalah selisih dari penerimaan dikurangi biaya produksi yang dihitung dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk, sedangkan pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan usaha (Nurjaman, 2018).

Keuntungan merupakan nilai output yang dihasilkan sebuah perusahaan. Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha membuat manajemen perusahaan harus menyikapi kondisi persaingan tersebut agar dapat bertahan dalam persaingan dan memenangkan pasar. Salah satu cara objektif yang dapat menggambarkan kondisi perusahan dan kemudian dilakukan evaluasi tersebut yaitu melalui hasil pencapaian target keuntungan yang berasal dari laporan laba/rugi. Rumus keuntungan yaitu pendapatan dikurangi dengan total biaya (Sembiring, 2018).

Analisis usaha pada suatu perusahaan dapat dihitung dengan beberapa metode, antara lain:

1) Benefit Cost Ratio (BCR)

(11)

Perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit dan biaya atau cost suatu invetasi, bisa berupa usaha, atau proyek.

BCR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Total Benefit

BCR =

Total Cost Keterangan :

BCR = Benefit Cost Ratio Total benefit = Penerimaan Total cost = Biaya pengeluaran Kriteria BCR sebagai berikut:

i. BCR > 1, berarti usahatani menguntungkan ii. BCR < 1, berarti usahatani tidak menguntungkan

iii. BCR = 1, berarti usahatani berada pada titik impas (Shintia dan Amalia, 2017).

2) Payback Period of Credit (PPC)

Payback Period of Credit (PPC) adalah periode yang diperlukan untuk kembali dana yang telah dikeluarkan atau diinvestasikan. PPC dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

investasi Payback Period =

Keterangan:

keuntungan

x

n tahun

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula.

Kriteria PPC sebagai berikut:

i. PPC > Umur Ekonomis = tidak layak

ii. PPC < Umur Ekonomis = layak (Yasuha, 2017).

3) Break Event Point (BEP)

Analisis Break Event Point (BEP) atau titik impas merupakan suatu cara yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi atau volume penjualan berapakah

(12)

perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian.

Terdapat dua rumus BEP yaitu sebagai berikut : Biaya tetap

BEP (Rupiah) =

BEP (Unit) =

1 Biaya variabel total Biaya pendapatan

Fixed Cost

Harga Jual per Unit−Variabel Cost per Ekor (Choiriyah et al., 2016).

4) Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan tingkat keuntungan bersih atas investasi, dimana benefit bersih yang positif ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek. Tingkat discount rate yang dipakai di Indonesia adalah berkisar antara 10-15 persen.IRR merupakan nilai discount rate (i) yang membuat NPV dari suatu proyek samadengan nol. Nilai IRR > nilai discount rate maka usaha ternak dianggap menguntungkan. Rumus IRR sebagai berikut :

𝑁𝑃𝑉 IRR = i‟ +

𝑁𝑃𝑉−𝑁𝑃𝑉"

(𝑖" − 𝑖)

keterangan :

i„ = tingkat bunga awal i‟‟ = tingkat bunga kedua

NPV = NPV pada saat awal dengan tingkat bunga i‟

NPV‟‟ = NPV dengan tingkat bunga i‟‟

(Rahman dan Sembiring, 2013).

5) Net present value (NPV)

Net present value (NPV) atau keuntungan bersih sekarang merupakan selisih antara nilai benefit sekarang dan nilai biaya sekarangpada tingkat diskonto tertentu selama umur proyek pada unit usaha. Kegunaan analisis Net present value adalah untuk melihat apakah investasi mempunyai nilai potensial yang menguntungkan atau merugikan. Net present value dirumuskan sebagai berikut:

(13)

NPV =

𝑛

= 0

𝐵𝑡−𝐶𝑡

𝑡 (𝑖=1)𝑡

NPV = Jumlah nilai sekarang pendapatan bersih penjualan selama n tahun pada umur proyek

Bt = Manfaat yang dihasilkan dari perkalian harga jual domba hidup dengan jumlah produksinya pada tahun ke-t

Ct = Biaya operasional pemeliharaan domba pada tahun ke-t

N = Umur ekonomis 1 = Tingkat suku bunga yang berlaku (diskonto) T = Periode waktu t 0, 1,2,3,….,n (Nurmalia, 2009).

6) Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan rumus :

Keuntungan Rentabilitas =

Investasi x 100%

Perbandingan antara jumlah laba yang diperoleh dalam periode tertentu dan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Sutrisno, 2003).

7) Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih dengan pejualan yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.

Laba Profit Margin =

Penerimaan x 100%

Semakin tinggi profit margin semakin baik usaha perusahaan, karena menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penjulan (Widyanto, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwan konflik peran ganda dan stres kerja memiliki suatu hubungan yang sedang, dan konflik peran ganda adalah salah satu

Menurutnya,berpengaruh positif karena setiap peningkatan kurs rupiah akan mengakhibatkan peningkatan pembiayaan bermasalah (non performing financing) perbankan syariah

Kebijakan yang dapat diambil berdasarkan penelitian tentang pengaruh pajak daerah, retribusi daerah dan BUMD terhadap pendapatan asli daerah dikota makassar adalah dengan cara

Berbicara tentang suasana akademik akan membawa kita pada sebuah kata kunci yang menjadi pijakan untuk pembahasan selanjutnya, yaitu kebebasan mimbar akademik. Pengertian

&#34;Mayoritas partisipan mengindikasikan perubahan yang prospektif pada kebijakan pajak federal merupakan faktor yang dapat mendorong mereka meningkatkan proyeksi pertumbuhan PDB

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan analisis pajanan tekanan panas dan tingkat keluhan akibat pajanan panas yang dirasakan secara subjektif oleh pekerja di

Pada beberapa sungai besar yang berada di zona peman- faatan (Kali Sanen, Bandealit dan Suka- made) pada bulan Agustus menunjukkan kondisi aliran masih kontinyu dan keada- an

Gambar 6 menggambarkan rasio BOD/COD yang terjadi pada 40 hari running.Rasio ini didapatkan dengan membagi antara konsentrasi BOD hasil dan COD hasil selama pengukuran