• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INTRA-ABDOMINAL PRESSURE (IAP) DENGAN TEKANAN VENA JUGULARIS PASIEN DI IRD RSU BANGLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INTRA-ABDOMINAL PRESSURE (IAP) DENGAN TEKANAN VENA JUGULARIS PASIEN DI IRD RSU BANGLI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, Nomor 3, Desember 2016 36

HUBUNGAN ANTARA INTRA-ABDOMINAL PRESSURE (IAP) DENGAN TEKANAN VENA JUGULARIS PASIEN DI IRD RSU BANGLI

Made Oka Ari Kamayani1, I Wayan Suardana2

1Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,

2Staf Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Bangli, Bali Email: madeokaari@unud.ac.id

================================================================

ABSTRAK

Peningkatan intra-abdominal pressure (IAP) mempengaruhi aliran darah ke berbagai organ, terutama sistem jantung, respirasi, renal dan saraf dan memainkan peranan yang penting dalam prognosis pasien. Peningkatan IAP menekan diafragma sehingga menurunkan ukuran rongga thorak dan menyebabkan peningkatan tekanan intrathorak. Peningkatan tekanan intrathorak yang tinggi akan meningkatkan tekanan vena jugularis dan menghalangi aliran balik vena dari otak. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan berdampak pada penurunan aliran darah ke serebral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional dan dilaksanakan di IRD RSU Bangli.. Hasil penelitian didapatkan nilai rata- rata IAP adalah 9.82 cmH2O dan nilai rata-rata tekanan vena jugularis adalah 7.23 cm. Uji statistik menggunakan Spearman Rank dengan dengan α = 0.05 didapatkan nilai p = 0.238 yang berarti tidak ada hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis.

Kata kunci: intra-abdominal pressure, tekanan vena jugularis

ABSTRACT

Increased of Intra-Abdominal Pressure (IAP) affects the blood flow on various organs, such as the cardiovascular, respiratory, renal and nervous system. This condition also play an important role in the prognosis of patients. Increased of IAP pressing the diaphragm thus decreasing the size of the thoracic cavity and causes increased the pressure of intrathoracial. This high pressure will increase the jugular venous pressure and impede the venous return from the brain. This can cause the increased of intracranial pressure and impact on the blood flow to the cerebral. The purpose of this study was to determine the correlation between the IAP with jugular venous pressure. This research uses a correlational descriptive design with cross sectional design and implemented in Emergency Department of Bangli Hospital. The results of this research show the average value of the IAP is 9.82 cmH2O and the average value of the jugular venous pressure is 7.23 cm. The Spearman Rank test with α = 0.05, p value = 0.238, which means there is no correlation between the IAP and jugular venous pressure.

Keywords: Intra-Abdominal Pressure, jugularis venous pressure

(2)

PENDAHULUAN

IAP adalah status kekuatan tekanan di dalam rongga abdomen. Tekanan intra abdomen pada orang sehat adalah 0-5 mmHg dan berubah-ubah terbalik dengan tekanan intrathorak selama bernafas normal. Berbagai faktor seperti batuk, bersin, bernyanyi yang keras, bisa menyebabkan tekanan intra abdomen meningkat secara drastis untuk periode waktu yang pendek dan kembali dengan cepat ke tekanan semula. Rata-rata tekanan intra abdomen pada orang dewasa yang mengalami sakit kritis adalah sekitar 5-7 mmHg (Lee, 2012).

Peningkatan IAP mempengaruhi aliran darah ke berbagai organ, terutama sistem jantung, respirasi, renal dan saraf dan memainkan peranan yang penting dalam prognosis pasien (Papavramidis, 2011).

Peningkatan IAP bisa menyebabkan gangguan yang berarti pada jantung, paru- paru, renal, gastrointestinal, hepar dan fungsi sistem saraf pusat (Cheatam, 2009).

Peningkatan IAP bisa berpengaruh terhadap fungsi respirasi dan kardiovaskuler dengan terjadinya transmisi tekanan abdominothoracic.

Peningkatan tekanan intra abdomen ditransfer ke dalam rongga thorak dan mengakibatkan penurunan compliance sistem respirasi yang diakibatkan oleh penurunan compliance dinding dada (Wauters et al., 2012).

Peningkatan IAP menekan diafragma sehingga menurunkan ukuran rongga thorak dan menyebabkan peningkatan tekanan intrathorak. Peningkatan tekanan intrathorak yang tinggi akan meningkatkan tekanan vena jugularis dan menghalangi aliran balik vena dari otak. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan berdampak pada penurunan aliran darah ke serebral (Fink, Abraham, Vincent, Kochanek, 2005; Lee, 2012).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hubungan antara Intra-Abdominal Pressure (IAP) dengan tekanan vena jugularis pasien di IRD RSU Bangli.

BAHAN DAN METODE Desain Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang datang ke IRD RSU Bangli. Jumlah rata-rata pasien yang datang ke IRD RSU Bangli dalam sehari adalah sebanyak 20 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang datang ke IRD RSU Bangli, dengan kriteria inklusi: Pasien berada pada tahap perkembangan dewasa awal dan tengah (18-65 tahun) dan pasien dilakukan pemasangan kateter. Sedangkan kriteria ekslusinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan gangguan jantung dan pasien dengan cedera medula spinalis. Pengambilan data dilakukan selama 2 minggu pada pertengahan bulan Agustus 2015.

Etika Penelitian

Peneliti menggunakan informed concent sebelum menjadikan pasien sebagai responden. Responden diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, prosedur yang akan dilakukan, keuntungan dan kerugian dari prosedur yang akan dilakukan. Responden berhak untuk menolak dan menghentikan keikutsertaan dalam penelitian jika responden merasa tidak nyaman. Identitas responden tidak dicantumkan di dalam hasil penelitian.

Alat dan Prosedur Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data dari hasil pengukuran IAP dan tekanan vena jugularis.

Pengukuran IAP dilakukan terlebih dahulu

(3)

37

kemudian diikuti dengan pengukuran tekanan vena jugularis.

Pengolahan dan Analisa Data

Data dikumpulkan kemudian dilakukan pentabulasian pada master data yang merangkum hasil penelitian meliputi data karakteristik responden, nilai IAP dan nilai tekanan vena jugularis. Selanjutnya karena data tidak terdistribusi normal maka data dianalisis menggunakan uji non parametrik Spearman Rank.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Karakteristik subyek penelitian Karakteristik dasar responden penelitian diperlihatkan pada tabel 1. Responden terbanyak berada pada usia 66 tahun keatas yaitu sebanyak 45%. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 60%. Sebagian besar responden menderita penyakit dalam yaitu sebanyak 85%.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Jenis Penyakit

Karakteristik Frekuensi (n)

Persentase (%) Umur (tahun)

26-35 1 5

36-45 1 5

46-55 2 10

56-65 7 35

66 keatas 9 45

Jenis Kelamin

Laki-laki 12 60

Perempuan 8 40

Jenis Penyakit

Penyakit Dalam 17 85

Bedah 3 15

2. Nilai IAP Responden

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat nilai rata- rata IAP adalah 9.82 cmH2O, nilai minimum 5 cmH2O dan nilai maksimum 19 cmH2O.

Tabel 2. Gambaran Nilai IAP

IAP

Rata-rata 9.82

Minimum 5

Maksimum 19

Median 8.5

Standar Deviasi 4.16

3. Nilai Tekanan Vena Jugularis Responden

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat nilai rata- rata tekanan vena jugularis adalah 7.23 cm, nilai minimum 6 cm dan maksimum 9 cm.

Tabel 3. Gambaran Nilai Tekanan Vena Jugularis

Tekanan Vena Jugularis

Rata-rata 7.23

Minimum 6

Maksimum 9

Median 7

Standar Deviasi 0.87

4. Hasil Analisis Hubungan IAP dengan Tekanan Vena Jugularis Untuk mengetahui adanya hubungan IAP dengan tekanan vena jugularis, maka dilakukan uji statistik menggunakan Uji Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan atau kesalahan 5% (p≤0,05).

Analisa data yang dilakukan diperoleh hasil yaitu nilai Sig. (2-tailed) (p) adalah 0,238. Nilai p>0,05 menandakan Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis.

Pembahasan

Rata-rata nilai IAP reponden adalah 9.82 cmH2O (7.46 mmHg). Nilai IAP normal adalah 0-5 mmHg, hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata IAP responden lebih tinggi dari nilai IAP normal.

Rata-rata tekanan intra abdomen pada orang dewasa yang mengalami sakit kritis adalah sekitar 5-7 mmHg (Lee, 2012).

Semua responden pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke ruang IRD dan akhirnya dirawat di RS, sebagian besar responden dirawat di ruang ICU dan sisanya dirawat di ruang penyakit dalam dan ruang bedah.

Patofisiologi IAP berada pada rentang yang kontinyu mulai dari peningkatan ringan IAP tanpa efek merugikan secara klinis yang signifikan sampai peningkatan IAP yang besar dengan konsekuensi yang merugikan terhadap hampir semua sistem organ di dalam tubuh (Malbrain, Laet,

(4)

Cheatham, 2007). Saat terjadi peningkatan IAP maka akan berdampak pada gangguan vaskuler. Tanda-tanda yang terlihat bukan hanya penurunan aliran darah vena lokal, tetapi juga penurunan aliran darah arteri akibat penurunan curah jantung dan memicu penurunan filtrasi glomerulus dan penurunan urine output (Hee, 2007).

Intra-Abdominal Hypertension (IAH) adalah peningkatan patologis yang berulang dari tekanan intra abdomen 12 mmHg atau lebih. Salah satu konsekuensi IAH adalah Abdominal Compartment Syndrome (ACS) (Lee, 2012). IAH dan ACS berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang besar pada pasien dewasa yang mengalami kekritisan (Holodinsky et al., 2013). IAH dan ACS semakin meningkat dikenal sebagai komplikasi yang potensial pada pasien kritis (Papavramidis, 2011).

Rata-rata nilai tekanan vena jugularis responden adalah 7.23 cm atau 5 cm + (2.23 cm). Nilai tekanan vena jugularis normal adalah 5 cm + (3-4 cm), hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata tekanan vena jugularis responden berada dalam rentang normal.

Pasien dengan gangguan jantung merupakan salah satu kriteria ekslusi dalam penelitian ini.Tekanan vena jugularis dan pulsasinya mencerminkan jantung bagian kanan. Vena jugularis interna diperiksa untuk mengetahui tekanan vena sentral dan untuk analisis pulsasi.

Dalam kondisi normal, tekanan vena naik turun sesuai dengan pernafasan. Inspirasi akan menyebabkan tekanan vena menurun karena berkurangnya tekanan intratoraks, sehingga mempermudah aliran balik vena ke jantung. Peningkatan paradoksal tekanan vena pada waktu inspirasi menunjukkan gangguan aliran balik vena ke jantung kanan, seperti pada gagal jantung kanan yang berat (Price & Wilson 2012). Distensi vena jugularis disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan

pengisian pada sisi kanan jantung (Smeltzer, Bare., Hinkle, Cheever, 2008).

Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis.

Cairan serebrospinalis dan drainase vena otak keduanya meninggalkan otak melalui vena jugularis (Lee, 2012). Peningkatan IAP menekan diafragma sehingga menurunkan ukuran rongga thorak dan menyebabkan peningkatan tekanan intrathorak. Peningkatan tekanan intrathorak yang tinggi akan meningkatkan tekanan vena jugularis dan menghalangi aliran balik vena dari otak. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan berdampak pada penurunan aliran darah ke serebral (Fink, Abraham, Vincent, Kochanek, 2005; Lee, 2012). Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial, efek IAH bisa menyebabkan peningkatan lebih lanjut tekanan di dalam kranium dan penurunan tekanan perfusi serebral (Lee, 2012). Hubungan tertutup antara IAP dan tekanan intrakranial telah diobservasi pada beberapa penelitian binatang dan manusia. Pengaruh klinis dari hubungan ini tergantung dari nilai dasar tekanan intrakranial dan kemampuan kompensasi pasien (Laet, Citerio, Malbrain, 2007).

Tidak adanya hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis kemungkinan disebabkan karena nilai dasar dari IAP yang berada dalam rentang normal untuk pasien kritis dan kemampuan kompensasi pasien yang bagus sehingga tidak menyebabkan peningkatan tekanan vena jugularis.

KESIMPULAN

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Sperman Rank, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara IAP dengan tekanan vena jugularis.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih peneliti berikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

(5)

39

penelitian ini. Kepala Ruang dan seluruh perawat di IRD RSU Bangli, yang telah memberikan dukungan dan kerjasama yang baik dalam pengambilan data. Pasien di IRD RSU Bangli yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cheatam, M.L. (2009). Abdominal Compartment Syndrome:

Pathophysiology and Definitions.

Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine, 17, 10. doi:10.1186/1757- 7241-17-10.

Dahlan, M.S. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta, Salemba Medika.

Dharma, K. K. (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta, Trans Info Media.

Fink, M. P., Abraham, E., Vincent, J., Kochanek, P.M. (2005). Textbook of Critical Care. Philadelphia, Elsevier Saunder.

Hee, R.V. (2007). Historical Highlights in Concept and Treatment of Abdominal Compartment Syndrome. Acta Clinica Belgica, 62, Supplement 1, 9-15.

Holodinsky, J.K., et al. (2013). Risk Factors for Intra-Abdominal Hypertension and Abdominal Compartment Syndrome among Adult Intensive Care Unit Patients:

A Systematic Review and Meta- Analysis. Critical Care, 17, R249.

Laet, D., Citerio, G., Malbrain, M.L.N.G.

(2007). The Influence Of Intraabdominal Hypertension On

The Central Nervous System:

Current Insights And Clinical Recommendations, Is It All In The Head? Acta Clinica Belgica, 62, Supplement 1, 89-97.

Lee, S.K. (2012). Intra-abdominal Hypertension and Abdominal Compartment Syndrome: A Comprehensive Overview. Critical Care Nurse, 32, 19-32. doi:

10.4037/ccn2012662.

Malbrain, M.L.N.G., Laet, D., Cheatham, M. (2007). Consensus Conference Definitions and Recommendations on Intra-Abdominal Hypertension (IAH) and The Abdominal Compartment Syndrome (ACS) - The Long Road to the Final Publications, How Did We Get There? Acta Clinica Belgica, 62, Supplement 1, 44-59.

Papavramidis, T.S. (2011). Abdominal Compartment Syndrome – Intra- Abdominal Hypertension: Defining, Diagnosing, and Managing. Journal of Emergency Trauma, and Shock, 4(2), 279–291. doi: 10.4103/0974- 2700.82224.

Price, S. A. and Wilson L.M. (2012).

Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- proses Penyakit. Jakarta, Penerbit Buku Kedookteran EGC.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2008). Brunner &

Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins.

Sugiyono (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta.

Wauters, J. et al. (2012). Relationship between Abdominal Pressure, Pulmonary Compliance, and Cardiac Preload in a Porcine Model. Critical Care Research and Practice, 2012, doi:10.1155/2012/763181.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlikan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu,

bersinggungan dengan aliran pendingin membutuhkan pendinginan khusus. Penempatan target fertil di bagian tengah teras adalah sangat layak. Panas yang terbangkit pada

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut

Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan nira sorgum untuk dibuat etanol dengan proses fermentasi dan mempelajari pengaruh waktu dan % volume starter serta variabel

Penelitian ini mengambil obyek pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar dengan jumlah sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 99 orang yang merupakan pelanggan,

Phytotoxic tests showed that emulsifiable concentrate and wettable powder formulations of mixed extracts of T. This indicates that the formulations are safe to use as an

[r]