• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Pembelajaran Daring Pada Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Pembelajaran Daring Pada Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: 10.31949/jee.v4i1.3771 e-ISSN 2655-0857

101

Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Pembelajaran Daring Pada Siswa Sekolah Dasar

I Gusti Agung Jatiariska1, Kadek Yudista Witraguna2*, I Komang Wisnu Budi Wijaya3

1SMA Negeri 1 Sukawati, Sukawati, Indonesia

2Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Denpasar, Indonesia

3Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Denpasar, Indonesia

*Corresponding author: yudistawitraguna@uhnsugriwa.ac.id ABSTRACT

The current mathematics learning process is not satisfactory in terms of learning outcomes, so a different approach to learning mathematics is needed and students must be trained to think from an early age.

Mathematics learning in elementary schools should use a realistic mathematical approach, it is considering the age of elementary school’s children who are in the concrete operational stage. In this approach, students learn from contextual matters, there is modeling to teach abstract concepts, group learning and the connection between Mathematics and other sciences. However, the Covid-19 pandemic situation has turned face-to-face learning into online learning. Thus, realistic mathematics learning must be adapted to online learning. The aim of this research is to describe a realistic mathematics approach based on online learning in elementary schools. This research is a literature study research. The sources of data are journals, books and other scientific sources related to realistic mathematics approaches, online learning and the character of elementary school’s children. The data were analyzed by content analysis technique. The results of this research state that a realistic mathematical approach can be applied in online learning by focusing on the context usage, models usage, student construction’s results utilization, interactivity and linkages.

Keywords: elementary school; mathematics; online learning; realistic

ABSTRAK

Proses pembelajaran Matematika saat ini belum memuaskan jika ditinjau dari hasil belajar, maka diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran Matematika yang berbeda dan melatih siswa untuk berpikir yang diajarkan sejak dini. Pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya menggunakan pendekatan matematika realistik mengingat usia anak sekolah dasar yang berada pada tahap operasional konkret.Pada pendekatan ini siswa belajar dari hal yang kontekstual, adanya pemodelan untuk mengajarkan konsep yang abstrak, pembelajaran secara berkelompok dan adanya hubungan antara Matematika dengan ilmu lainnya. Namun, situasi pandemi Covid-19 membuat pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring. Dengan demikian, pembelajaran matematika realistik pun harus beradaptasi dengan pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan matematika realistik berbasis pembelajaran daring di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka. Sumber data berupa jurnal, buku dan sumber ilmiah lainnya yang berkaitan dengan pendekatan matematika realistik, pembelajaran daring dan karakter anak sekolah dasar. Data dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyatakan bahwa pendekatan matematika realistik dapat diterapkan dalam pembelajaran daring dengan berfokus pada penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.

Kata Kunci: matematika; pembelajaran daring; realistik; sekolah dasar

Pendahuluan

Pada hakekatnya Matematika dipandang sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan pelayan ilmu. Sebagai ilmu deduktif menyatakan bahwa Matematika dalam konsepnya tentunya memerlukan contoh atau pembuktian. Sebagai ilmu yang terstruktur, konsep Matematika disusun secara hierarkis, logis, sistematis dari sederhana ke yang paling

(2)

102

kompleks. Sebagai pelayan ilmu, Matematika merupakan salah satu alat bantu dalam pengembangan bidang ilmu lainnya (Ramdani, 2006).

Ilmu Matematika memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia.

Beberapa manfaat Matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung dan mengukur siswa dan melatih kemampuan mengkomunikasikan gagasan (Sa’adah, 2010).

Selain itu Matematika juga dapat melatih siswa untuk melatih berpikir logis, rasional dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Hartini, 2013).

Mengingat pentingnya Matematika dalam kehidupan manusia, maka dalam kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, mata pelajaran Matematika telah diberikan sejak siswa berada di jenjang sekolah dasar. Pada jenjang kelas rendah, pembelajaran Matematika terintegrasi dengan pembelajaran tematik sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran Matematika dilakukan secara terpisah dari pembelajaran tematik. Konsep matematika yang ditanamkan pada jenjang sekolah dasar meliputi Bilangan, Geometri, Aritmatika dan Statistika.

Proses pembelajaran Matematika saat ini belum memuaskan jika ditinjau dari hasil belajar. Hal ini dibuktikan dari hasil tes PISA tentang kemampuan literasi matematika yang menyatakan bahwa skor rerata Indonesia pada tahun 2012 hanya 375 dan di bawah skor internasional yaitu 494. Hal itu diduga disebabkan karena proses pembelajaran Matematika yang belum optimal. Pembelajaran Matematika masih didominasi oleh guru dan tidak dilatih untuk berpikir kritis dan mencari ilmu (Dahlia, 2014). Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian bahwa pola pembelajaran Matematika hanya berupa mengajarkan konsep disertai contoh dan latihan soal (Noer, 2011).

Hambatan pembelajaran matematika makin bertambah saat pandemi Covid-19 merebak. Situasi pandemi Covid-19 membuat pemerintah harus melakukan adaptasi dalam berbagai kebijakan termasuk bidang pendidikan. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah dengan menerapkan konsep Belajar Dari Rumah sebagai salah satu upaya mencegah penularan wabah Covid-19. Konsep Belajar dari Rumah sebagian besar diterjemahkan oleh para guru dengan melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan fasilitas internet dan perangkat lainnya.

Mengingat belum maksimalnya pembelajaran matematika di masa pandemi, maka diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran Matematika yang berbeda dan melatih siswa untuk berpikir. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan Matematika Realistik. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat siswa. Pada pendekatan ini siswa belajar dari hal yang kontekstual, adanya pemodelan untuk mengajarkan konsep yang abstrak, pembelajaran secara berkelompok dan adanya hubungan antara Matematika dengan ilmu lainnya (Hidayati, 2013). Tentunya pendekatan ini memungkinkan digunakan bagi siswa sekolah dasar dalam belajar Matematika karena perkembangan kognitif mereka masih berada tahap operasional konkret.

Beberapa hasil penelitian pun menunjukkan bahwa bahwa pendekatan matematika realistik baik untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar (Alvian, 2017; Bhoke, 2019;

Khotimah & As’ad, 2020; Arrafi & Masniladevi, 2020; Narayani, 2019; Prihatinia & Zainil, 2020; Rinayanti et al., 2014; Rukmini, 2021). Penelitian-penelitian lain juga mengungkap bahwa PMR berhasil diterapkan dengan berbantuan media-media pembelajaran digital, seperti media adobe flash CS6 (Zainil et al., 2018), media Youtube (Handayani et al., 2018), dan media e-

(3)

103

module (Safitri, 2017). Media pembelajaran digital sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran daring.

Hasil baik yang ditunjukkan oleh penelitian terdahulu tentang pendekatan matematika realistik dapat dijadikan patokan bahwa pendekatan ini tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Namun, dari penelitian yang telah ada, tidak satupun yang membahas Pendekatan Matematika Realistik berbasis pembelajaran daring. Tentunya dengan adanya pembelajaran daring ini, perlu sebuah pembahasan atau kajian mengenai penerapan pendekatan matematika realistik di sekolah dasar melalui pembelajaran daring agar nantinya dihasilkan sebuah strategi penerapan dari pendekatan matematika realistic berbasis pembelajaran daring yang efektif.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur atau kepustakaan. Penelitian studi literatur adalah penelitian yang sumber datanya berupa literatur baik itu berupa buku, jurnal dan literatur lainnya. Peneliti mengumpulkan berbagai literatur yang berkaitan dengan pendekatan matematika realistik, karakteristik siswa sekolah dasar serta pembelajaran daring.

Objek penelitian ini adalah tentang pendekatan matematika realistik dan pembelajaran daring.

Tahapan kegiatan penelitian adalah penentuan topik, eksplorasi informasi, pengumpulan sumber data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Mirzaqon & Purwoko, 2018).

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan topik penelitian mengenai pendekatan matematika realistik, pembelajaran daring, dan karakter anak sekolah dasar. Teknik analisis menggunakan teknik analisis isi yaitu teknik analisis terhadap sumber data yang berupa buku dan jurnal serta literatur lainnya (Supadmini et al., 2020). Dalam penelitian ini menggunakan data yang sifatnya kualitatif, kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk bilangan atau yang tidak dapat diukur langsung tetapi dapat diukur melalui penjelasan atau keterangan.

Hasil dan Pembahasan

1. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses pembelajaran yang masih umum didalamnya mewadahi, melatari, menginspirasi, dan menguatkan metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (Komalasari, 2010). Pendekatan Pendidikan matematika realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan pendidikan matematika yang diadopsi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang telah dikembangkan di Nedherland sejak tahun 1970. Sekitar tahun 1971, Freudenthal memperkenalkan suatu pendekatan terbaru dalam pembelajaran matematika yang akhirnya dikenal dengan nama Realistic Mathematcs Education (RME) dalam bahasa Indonesianya pendidikan matematika realistik (PMR), anggapan Han Frudenthal bahwa matematika adalah kegiatan manusia (Barnes, 2004; Freudenthal, 1973; Gravemeijer, 1994; Fitrah, 2016).

Pendekatan pendidikan matematika realistik bukan tempat memindah matematika dari guru

(4)

104

kepada siswa, namun menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah - masalah nyata. Mengaitkan pangalaman hidup nyata anak dengan ide-ide matematika ke dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna (Wirama et al., 2014).

Treffers merumuskan lima karakteristik Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, yaitu

a. Penggunaan Konteks

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga atau keadaan yang bisa dibayangkan oleh siswa.

Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa bertujuan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan dan untuk mengembangkan motivasi dan ketertatikan siswa dalam belajar matematika.

b. Penggunaan model untuk matematisasi progresif

Dalam pendekatan PMR, model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Model digunakan sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju matematika tingkat formal. Kata “model” tidak merujuk pada alat peraga. “Model” merupakan suatu alat “vertikal” dalam matematika yang tidak bisa dilepas dari proses matematika (yaitu matematika horizontal dan matematika vertikal) karena model merupakan tahapan proses transisi level informal menuju level matematika formal.

c. Pemanfaatan hasil kontruksi siswa

Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai produk yang siap pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam PMR siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Siswa bebas untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperolah strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan kontruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika.

d. Interaktivitas

Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu, melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa menjadi bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan pendapatnya. Interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan.

e. Keterkaitan

Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, Namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. PMR menempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenal dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan (walau ada konsep yang dominan) (Wijaya, 2012).

(5)

105

Kelebihan pendekatan matematika realistik menurut (Suwarsono, 2001) diantaranya adalah (1) Pendekatan matematika realistik memberi pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan dunia nyata) dan kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia; (2) Pendekatan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matemtika adalah suatu bidang kajian yang dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut; (3) Pendekatan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara orang yang satu dan orang yang lain; (4) Pendekatan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan suatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika harus mempelajari proses itu dan harus berusaha untuk menjalani sendiri konsep- konsep matematika. Sedangkan kekurangan pendekatan matematika realistik diantaranya (1) Upaya mengimplementasikan PMR membutuhkan perubahan yang sangat mendasar mengenai beberapa hal lain tidak mudah untuk mempraktekannya, misalnya mengenai siswa, guru, dan peranan kontekstual; (2) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi sayarat- syarat yang dituntut PMR tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa, terlebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bemacam- macam cara; (3) Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan sebagai cara untuk menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh guru; (4) Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa, melalui soal-soal kontekstuak, proses matetaiasi horizontal, proses matematiasi vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, kerena proses berpikir siswa harus cermat, agar guru bisa membantu siswa dalam melakukan penemuan kembali terhadap konsep-konsep matematika tertentu (Romauli, 2013).

2. Pembelajaran Daring

Merujuk pada era baru yang menuntut untuk dapat menyesuaikan segala aktivitas kehidupan di tengah pandemi, dunia pendidikan beradaptasi dengan memberlakukan pembelajaran daring. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering digunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang dilakukan tanpa melalui tatap muka secara langsung melainkan melalui jaringan internet (Awwabiin, 2021).

Pembelajaran daring adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Elearning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Istilah daring lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet (Hanum, 2013). Pada pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan smartphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Korucu & Alkan, 2011).

Penggunaan teknologi dan internet mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran daring (Korucu &

Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan

(6)

106

pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology, dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung dan secara tidak langsung).

Beberapa kelebihan pembelajaran daring diantaranya: 1) pembelajaran daring adalah lebih parktis dan santai, karena dapat memberikan tugas setiap saat dan pelaporan tugas setiap saat; 2) lebih fleksibel bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun; 3) menghemat waktu dan dapat dilakukan kapan saja; 4) lebih praktis dan memudahkan dalam pengambilan nilai pengetahuan terutama bila memakai Google Form; 5) siswa bisa dipantau dan didampingi oleh orang tua masing-masing; dan 6) guru dan siswa memperoleh pengalaman baru terkait pembelajaran daring, serta peran orang tua dalam mendampingi siswa lebih banyak.

Kelemahan dalam pembelajaran daring adalah kurang maksimalnya keterlibatan siswa.

Keterlibatan siswa yang dimaksud dapat dilihat dari hasil keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring secara penuh dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran (Anugrahana, 2020).

3. Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah Dasar

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan di Sekolah Dasar.

Objek matematika yang bersifat abstrak membuat siswa kesulitan mamahami konsep matematika. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sering menjadi kegiatan hapalan rumus dan tidak variatif menggunakan konteks nyata di sekitar siswa, sehingga mengakibatkan siswa tidak memahami konsep matematika secara menyeluruh, dan ketika diberikan masalah matematika pada konteks yang berbeda siswa seringkali mengalami kesulitan (Nurkamilah et al., 2018) . Apalagi siswa sekolah dasar pada teori perkembangan Piaget, umumnya berada pada tingkat kognitif operasioal konkrit (Schunk, 2012), yaitu pada tahap ini anak sudah cukup mampu menggunakan logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek yang bersifat konkret. Tanpa objek konkret di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional kongkrit masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika (Ibda, 2015). Sehingga dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar siswa akan lebih mudah memahami konsep matematika apabila objek matematika yang bersifat abstrak disajikan dalam bentuk konkret atau semi konkret. Seperti misalnya dalam mempelajari bangun datar, guru dapat memberikan model nyata dari bangun datar yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran matematika realistik, karena siswa memahami konsep matematika melalui objek matematika dalam bentuk konkret atau semi konkret yang mana mampu dibayangkan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran matematika realistik dapat diterapkan pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Hasil penelitian Fitriani & Maulana (2016) menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa SD kelas V dibandingkan pembelajaran konvensioal, karena pada pembelajaran matematika realistik siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui media yang ada dilingkungan belajarnya sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami dan mengingat pengetahuan yang diterimanya. Selain itu, berdasarkan hasil

(7)

107

penelitian (Pangestu & Santi, 2016), ditemukan bahwa pembelajaran matematika realistic memiliki pengaruh positif yang cukup tinggi terhadap kesenangan belajar matematika siswa sekolah dasar. Ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa dan kesenangan belajar matematika siswa.

4. Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dalam Pembelajaran Daring Penerapan Pendekatan PMR pada pembelajaran daring dilakukan dengan pertemuan daring menggunakan zoom atau google meet, serta harus didukung oleh sebuah perangkat pembelajaran yang sesuai. Dalam hal ini dapat menggunakan media berupa video dan Lembar Kerja Pederta Didik (LKPD) daring.

Secara umum langkah-langkah pembelajaran matematika secara daring dengan pendekatan PMR di bawah ini:

1. Persiapan kelas

a. Persiapan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan, misalnya PPT materi pembelajaran, video pembelajaran daring, LKPD daring, dan koneksi internet untuk melakukan pertemuan daring.

b. Penyampaian tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang diharapkan dicapai, serta cara belajar yang akan disepakati hari itu.

2. Kegiatan pembelajaran

a. Siswa diberi masalah kontekstual atau soal cerita (secara lisan atau tertulis melalui share screen). Masalah tersebut untuk dipahami siswa.

b. Siswa yang belum dapat memahami masalah (soal) diberi penjelasan singkat dan seperlunya. Penjelasan diberikan keseluruh siswa (tetapi penjelasan itu tidak menunjukkan penyelesaian, meskipun boleh memuat pertanyaan untuk membantu siswa memahami masalahnya, atau untuk memancing reaksi ke arah yang benar).

c. Siswa mengerjakan soal atau memecahkan masalah kontekstual yang diberikan dengan caranya sendiri (waktu mengerjakan tugas harus cukup).

d. Jika dalam waktu yang dipandang cukup, belum ada satupun siswa yang dapat menemukan cara pemecahan, guru memberikan bimbingan atau petunjuk seperlunya atau mengajukan pertanyaan yang menantang.

e. Setelah waktu yang disediakan habis, beberapa siswa menyampaikan hasil kerja atau pemikirannya.

f. Siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya atau tanggapannya tentang berbagai penyelesaian yang disajikan temannya. Bila untuk satu soal terdapat lebih dari satu cara penyelesaian, maka perlu diungkap semua.

g. Guru mengarahkan atau membimbing siswa untuk membuat kesepakatan kelas tentang penyelesaian yang dianggap paling tepat. Dalam proses ini dapat terjadi negosiasi. Guru perlu memberikan penekanan terhadap penyelesaian yang dipilih.

h. Bila masih tidak ada penyelesaian yang benar, guru meminta siswa untuk memikirkan cara atau strategi yang lain.

(8)

108

Pada pelaksanaannya, pembelajaran dengan pendekatan PMR dalam pembelajaran daring dapat berfokus pada:

a) Penggunaan konteks

Dengan memberikan masalah kontekstual diawal pembelajaran dan menggunakan video diharapkan siswa dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

b) Menggunakan model

Dengan menggunakan model dalam pemecahan masalah diharapkan siswa dapat memahami dan membayangkan masalah.

c) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Dengan melihat kontribusi siswa dalam pembelajaran, diharapkan muncul berbagai pilihan pemecahan masalah sehingga siswa tidak bergantung dengan satu cara pemecahan masalah.

d) Interaktivitas

Siswa akan diberikan LKPD daring, dimana LKPD daring dapat berupa liveworksheet, moodle, atau google classroom sehingga siswa dapat saling berkomunikasi, dan saling bertukar pendapat, saling menyanggah pendapat, serta saling memberi dan menerima masukan dari teman, dan juga agar terjadi interaksi antara guru dengan siswa.

e) Keterkaitan

Siswa diberi suatu permasalahan yang terkait dengan matematika lain agar siswa melihat bahwa konsep yang sedang dipelajari memiliki keterkaitan dengan konsep yang lain sehingga siswa mengenal lebih dari satu konsep matematika.

Pendekatan matematika realistik dapat diterapkan dalam pembelajaran daring di sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang semuanya menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan jika diberikan media pembelajaran. Selain itu, pembelajaran daring sangat erat kaitannya dengan pemberian media baik grafis maupun video yang notabene merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran pendekatan matematika realistik. Selain itu pemberian media pembelajaran juga tetap menuntut keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil kajian ini sekaligus menguatkan temuan-temuan penelitian yang dilakukan Zainil et al. (2018), Handayani et al.

(2018), dan Safitri (2017).

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik dapat diterapkan dalam pembelajaran daring di sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang semuanya menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan jika diberikan media pembelajaran. Selain itu, pembelajaran daring sangat erat kaitannya dengan pemberian media baik grafis maupun video yang notabene merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran pendekatan matematika realistik.

Dalam melaksanakan pembelajaran daring siswa difokuskan pada penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan. Peran guru dalam proses pembelajaran matematika realistik sistem daring sangat penting yaitu sebagai perancang pembelajaran, pembimbing, evaluator dan motivator. Implikasi penelitian ini adalah pembelajaran matematika realistik dapat digunakan dalam pembelajaran daring

(9)

109

dengan tujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa sehingga guru dapat mempelajari pendekatan ini dan menerapkannya dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

Alvian, A. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Media Mistar Bilangan. E-Jurnal Mitra Pendidikan, 1(2), 21–30.

Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria, 10(3), 282–289.

Arrafi, A., & Masniladevi, M. (2020). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai Upaya Meningkatkan hasil Belajar Matematika di SD. Journal of Basic Education Studies, 3(2), 750–774.

Awwabiin, S. (2021). Pengertian, Kendala, Manfaat dan Strategi Pembelajaran Daring.

Https://Penerbitdeepublish.Com/.

Barnes, H. (2004). Realistic mathematics education: Eliciting alternative mathematical conceptions of learners. African Journal of Research in Mathematics, Science and Technology Education, 8(1), 53-64.

Bhoke, W. (2019). Pengaruh Pendıdıkan Matematıka Realıstık Berbantuan Lks Terhadap Hasıl Belajar Matematıka Dıtınjau Darı Motıvası Belajar Sıswa Kelas V Sd Gugus 2 Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada-Flores. Imedtech (Instructional Media, Design and Technology), 3(1), 1. https://doi.org/10.38048/imedtech.v3i1.203

Dahlia, L. (2014). Penerapan Pendekatan Konstektual Pada Materı Pembelajaran Aturan Sınus Dalam Upaya Menıngkatkan Hasıl Belajar Sıswa Dı Man Tasıkmalaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan, 2(1), 59–64.

Fitrah. (2016). Model Pembelajaran Matematika Sekolah. Budi Utama.

Fitriani, K., & Maulana, -. (2016). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sd Kelas V Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Mimbar Sekolah Dasar, 3(1), 40–52. https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v3i1.2355

Freudenthal, H. (1973). Mathematics as an educational task. The Netherlands, Dordrecht: Reidel.

Gravemeijer, K.P.E. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. The Netherlands, Utrecht:

Freudenthal Institute.

Handayani, K., Mariani, S., & Asikin, M. (2018). Kajian Konseptual Pembelajaran Project dengan Pendekatan Realistik Berbantuan Media Youtube untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, 32, 399–407.

Hanum, N. S. (2013). Keefektıfan E-Learnıngsebagaı Medıa Pembelajaran(Studı Evaluası Model Pembelajaran E-Learnıngsmk Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1), 90–102.

(10)

110

Hartini, S. (2013). Pengaruh Kemampuan Berpıkır Logıs Matematıs Terhadap Kemampuan Sıswa Dalam Menyelesaıkan Soal Matematıka Yang Dıkemas Dalam Bentuk Cerıta. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Hidayati, K. (2013). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) DI SD/MI. Cendekia, 11(1), 163–181.

Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1), 242904.

Khotimah, S. H., & As’ad, M. (2020). Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar [Realistic Mathematics Education Approach to Mathematics Learning Outcomes for Elementary School Students]. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(3), 491–498.

Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama.

Korucu, A. T., & Alkan, A. (2011). Differences between m-learning (mobile learning) and e- learning, basic terminology and usage of m-learning in education. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15(2011), 1925–1930.

Mirzaqon, T., & Purwoko, B. (2018). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dam Praktik Konseling Expressive Writting. Jurnal BK Unesa, 8(1).

Narayani, N. P. U. D. (2019). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Pemecahan Masalah Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(2), 220–229.

Noer, S. H. (2011). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 104–111.

Nurkamilah, M., Nugraha, M. F., & ... (2018). Mengembangkan Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia. Jurnal THEOREMS (The …, 2(2), 70–79. http://jurnal.unma.ac.id/index.php/th/article/view/722

Pangestu, P., & Santi, A. U. P. (2016). Pengaruh Pendıdıkan Matematıka Realıstık Terhadap Suasana Pembelajaran Yang Menyenangkan Pada Pelajaran Matematıka Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidkan Matematika Dan Matematika, 2(2), 58–71.

Prihatinia, S., & Zainil, M. (2020). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar ( Studi Literatur ).

Pendidikan Tambusai, 4(2), 1511–1525.

Ramdani, Y. (2006). Kajian Pemahaman Matematika Melalui Etika Pemodelan Matematika.

Mimbar, XXII(1), 01–14.

Rinayanti, N. L., Suardika, I. W. R., & Suadnyana, I. N. (2014). Berbantuan Medıa Grafıs Berpengaruh Terhadap Hasıl Belajar Matematıka Sıswa Kelas V Sd Gugus 1 Mengwı Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar , FIP Universitas Pendidikan Ganesha e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2.

Romauli, M. (2013). Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharland School Medan. Jurnal Tematik,

(11)

111 3(12).

Rukmini, R. (2021). Upaya Menıngkatkan Hasıl Belajar Matematıka Melaluı Pendekatan Matematıka Realıstık Berbantuan Medıa Lego Pada Sıswa Kelas Iıı-B Upt. Sd Negerı 01 Lımo Kaum. Ensiklopedia of Journal, 3(3), 148–156.

Sa’adah, W. N. (2010). Penıngkatan Kemampuan Penalaran Matematıs Sıswa Kelas Vııı Smp Negerı 3 Banguntapan Dalam Pembelajaran Matematıka Melaluı Pendekatan Pendıdıkan Matematıka Realıstık Indonesıa (PMRI). Universitas Negeri Yogyakarta.

Safitri, I. (2017). Pengembangan E-Module Dengan Pendekatan Pembelajaran Matematıka Realıstık Berbantuan Flıpbook Maker Pada Materı Bangun Ruang Sısı Datar Kelas Vııı SMP. AKSIOMA, 6(2), 1. https://doi.org/10.26877/aks.v6i2.1397

Schunk, D. H. (2012). Learning theories: an educational perspective. In Nature (Vol. 322, Issue 6078). Pearson. https://doi.org/10.1038/322399b0

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.

Supadmini, N. K., Wisnu Budi Wijaya, I. K., & Larashanti, I. A. D. (2020). Implementasi Model Pendidikan Lingkungan UNESCO Di Sekolah Dasar. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 77–83. https://doi.org/10.37329/cetta.v3i1.416

Suwarsono, S. (2001). Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matematika Realistik di Indonesia. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Tentang Pendekatan Matematika Realistik Universitas Sanata Dharma Tanggal, 14–15.

Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Graha Ilmu.

Wirama, M., Pudjawan, K., & Dibia, I. K. (2014). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V SDN Desa Penglatan Kecamatan Buleleng.

Mimbar PGSD Undiksha, 2(1), 1–10.

Zainil, M., Helsa, Y., Zainil, Y., & Yanti, W. T. (2018). Mathematics learning through pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) approach and Adobe Flash CS6.

Journal of Physics: Conference Series, 1088(1), 12095.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tidak saja keselamatan kerja, tetapi juga keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta tanggung jawab dari kewenangan Badan

Dengan itu penelitian ini meneliti kinerja perbankan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang mampu

Menurut Kaswad dari Bidang Pendidikan Keagamaan Depar- temen Agama Sulawesi Selatan, diharapkan lembaga pendidikan diniyah ke depan mampu melahirkan pendidikan bermutu yakni

Pengadaan Jasa Konsultansi dan Sertifikasi ISO 9001:2008 Lingkungan Peradilan Agama Wilayah I pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, perusahaan Saudara

Pengukuran kinerja portofolio saham dapat dipermudah dengan menggunakan suatu proksi yaitu saham LQ 45, merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki

Simbiosis komensalisme, merupakan kerja sama di antara mahluk hidup yang mana satu mendapat untung dan yang lain tidak mendapat untung juga tidak

Hasil analisis terdiri dari tegangan dan deformasi yang terjadi pada model 3D CAD yang dirancang yang kemudian dianalisis melalui simulasi metode elemen hingga

Guna mendisain PLTU batubara skala kecil, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu: penetuan lokasi, disain batubara umpan dalam kaitannya pemilihan