• Tidak ada hasil yang ditemukan

sekolah dasar negeri? (6) Mengetahui pengaruh technostress sebagai variabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "sekolah dasar negeri? (6) Mengetahui pengaruh technostress sebagai variabel"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Era pengetahuan dan informasi yang dapat dikatakan maju sekarang ini mengubah lingkungan organisasi dan bisnis menjadi semakin kompetitif. Fokus pengembangan organisasi dan bisnis pada sumber daya manusia (SDM) sekarang mulai didukung oleh keberadaan teknologi. Kemajuan teknologi informasi menuntut organisasi-organisasi untuk menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja para karyawan atau sumber daya manusia yang dimiliki. Disini sumber daya manusia dituntut untuk tetap mempertahankan kinerja mereka dan bahkan juga diharuskan untuk meningkatkan kinerjanya setelah adanya bantuan teknologi. Poole dan Denny (2001) menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang cepat membawa perubahan pada sistem kerja dalam organisasi secara berurutan untuk membuat organisasi dapat bertahan dan memenangkan kompetisi.

Sehingga dapat dikatakan karyawan yang bekerja diorganisasi dengan teknologi yang tinggi diharuskan menguasai bahkan dapat dikatakan ahli teknologi dalam waktu yang singkat. Perubahan teknologi yang terjadi akan berdampak pula pada sistem yang terdapat pada organisasi yang juga akan mempengaruhi kinerja.

Salah satu organisasi yang mengalami perubahan sistem kerjanya karena adanya kemajuan teknologi adalah di bidang pendidikan. Dimana seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa tenaga pendidik, baik guru maupun dosen dituntut untuk secara profesional merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan kata lain adanya kemajuan teknologi informasi yang terjadi sekarang ini, dimungkinkan guru merasa terbantu dalam melaksanakan tugas keguruannya. Dikutip dari berita media online www.siedo.com pada tanggal 7 Februari 2020 dijelaskan bahwasannya seorang guru pada jaman ini harus dibekali keterampilan abad ke-21, dimana sudah tidak jamannya lagi seorang guru hanya terpaku pada paradigma pembelajaran konvensional yang mengesampingkan kemajuan teknologi yang ada sekarang ini.

Disini guru harus memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Contoh pemanfaatan teknologi yakni dengan menerapkan google

(2)

2

for education, penilaian tanpa kertas, augmanted reality dan sebagainya. Oleh karena itu diharapkan mutu pendidikan yang telah ada akan meningkat. Sehingga diharapkan juga dengan adanya pemanfaatan teknologi tersebut dapat membantu meringankan beban para guru.

Disisi lain tidak semua guru dapat bersikap demikian, tak jarang hal tersebut disikapi dengan penolakan dengan alasan susahnya beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Effianty dan Sagala (2016) menyatakan bahwa beberapa studi terdahulu telah menangkap fenomena bahwa guru memiliki kesulitan dalam penggunaan komputer secara terintegrasi dalam tugas kependidikannya sehingga tidak jarang pendidik melakukan penolakan pada pengaplikasian teknologi maupun perubahan teknologi yang ada sekarang ini. Penolakan ini dapat disebabkan oleh beberapa masalah baik itu dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan sekitar mereka salah satunya adalah ketidaktahuan sederhana akan dasar-dasar tentang komputer (mengoprasikan komputer) atau dapat juga disebabkan oleh kegelisahan mendalam yang mereka rasakan, bahkan sebuah ketakutan berlebih terhadap teknologi komputer yang sering disebut dengan computerphobia. Dengan timbulnya computerphobia tersebut jika tidak dikelola dengan baik, maka ditakutkan akan menjadi stres yang disebabkan oleh adanya tekanan. Dimana tekanan ini menyebabkan seseorang harus menerima kemajuan teknologi padahal sebenarnya diri mereka menolak hal tersebut.

Selain dibidang pendidikan salah satu yang memiliki dampak akibat berkembangnya teknologi adalah dalam bidang transportasi salah satunya perusahaan transportasi online bernama Uber. Uber adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi khususnya taksi online. Penggunaan teknologi dalam operasional taksi tak luput dari masalah, akhir tahun 2016 yakni bulan Agustus salah satu karyawan Uber melakukan bunuh diri akibat budaya organisasi yang diterapkan disana. Dari harian online yakni tehno.kompas.com tanggal 3 Juli 2017 menyebutkan seorang engineer yang bernama Joseph Thomas melakukan dunuh diri yang disebabkan tekanan budaya organisasi yang diterapkan oleh Uber terlalu berat. Hal ini disampaikan oleh istri Joseph yang mengatakan “suami saya belakangan merasa terganggung setelah menjadi karyawan Uber karena lingkungan kerja yang rasis dan penuh tekanan yang

(3)

3

membuatnya stres dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya”. Oleh karena itu literasi atau melek teknologi informasi dan komunikasi, budaya organisasi, dan dukungan sosial berperan akitif dalam technostress.

Technostress merupakan salah satu jenis dari stres. Duxbury dan Higgins (Akhtari, Mohseni dan Naderi 2013) menyebutkan laporan yang diterbitkan oleh kementrian kesehatan dunia menunjukan bahwa teknologi informasi dan komunikasi meningkatkan tekanan mental sehingga menyebabkan technostress yang sekarang menjadi fenomena global. Istilah technostress pertama kali muncul dari Brod (Akhtari, Mohseni dan Naderi 2013) yaitu sebagai penyakit modern tentang adaptasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengatasi teknologi komputer yang baru secara sehat. Sering kali technostress menjadi masalah serius yang terjadi pada diri karyawan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja mereka. Namun terkadang technostress dapat berpengaruh terhadap kinerja secara positif tidak secara negatif seperti yang kita ketahui selama ini. Hal ini didukung oleh pendapat dari Santoso (2006) yang menyebutkan bahwa stres yang berakibat positif ketika seseorang dapat menjadikan stres sebagai pemicu agar dirinya lebih bersemangat lebih tekun atau lebih sukses, sebaliknya stres dapat menjadikan seseorang menjadi pemurung, malas maupun gagal dalam kehidupan dan yang lebih ekstrim lagi stres dapat memicu seseorang untuk mengakhiri hidupnya.

Adanya kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat menuntut karyawan untuk dapat menguasai teknologi baru. Dengan kata lain karyawan harus memiliki tingkat literasi teknologi inofrmasi dan komunikasi yang tinggi sehingga dapat membantunya menghadapi kemajuan yang cukup pesat pada teknologi informasi didunia kerja. Selain literasi teknologi informasi karyawan juga diharapkan memiliki dukungan sosial sehingga nantinya akan membantu menimbulkan rasa percaya diri mereka dan rasa memiliki. Menurut Murtiningrum (2005) berdasarkan sumber dukungan, dukungan sosial terdiri dari tiga macam yakni: dari pasangan hidup, keluarga, rekan kerja dan atasan. Selanjutnya adalah budaya organisasi. Budaya organisasi disini juga berpengaruh terhadap stres.

Belajar dari kejadian di Uber karyawan juga dituntut untuk dapat meminimalisir stres yang timbul sehingga tidak akan memilih untuk mengakhiri hidupnya.

(4)

4

Di Indonesia penelitian tentang pengaruh literasi teknologi informasi dan komunikasi, dukungan sosial, budaya organisasi terhadap technostress dan kinerja masih terbatas dilakukan terutama dalam konteks manajemen sumber daya manusia. Selama ini para peneliti sering menghubungankan atau mengkaitan kinerja dengan stres kerja biasa bukan technostress. Selain itu para peneliti juga biasanya mengkaitkan technostress dengan kompetensi teknologi, beban kerja, komitmen organisasi dan sebagainya seperti yang diteliti oleh Suharti dan Susanto, 2013; Murtiningrum, 2005; Utomo, Djastuti, dan Mafudz, 2016; Akhtari, Mohseni dan Naderi, 2014; Ungku, Amin, dan Ismail, 2014.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian tentang literasi teknologi informasi dan komunikasi, dukungan sosial, budaya organisasi, technostress, dan kinerja yang dirasakan guru sekolah dasar negeri di salah satu kecamatan di Kab. Semarang. Peneliti memilih guru di salah satu kecamatan di Kab. Semarang dikarenakan saat wawancara secara acak kepada beberapa responden, mereka mengeluh akan adanya perubahan sistem pembelajaran dan sistem laporan hasil pembelajaran yang ditetapkan pemerintah yakni harus memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini untuk mempermudah pekerjaan. Sistem laporan hasil pembelajaran ini berubah yang biasanya berupa nilai dengan tulisan tangan sekarang berganti dengan penilaian diskripsi yang mengharuskan memanfaatkan teknologi yakni komputer. Dari keterangan responden banyak pula rekan mereka yang memiliki keluhan serupa, bahkan ada pula yang harus mengikuti kursus komputer untuk mengatasi perubahan sistem laporan hasil belajar tersebut. Disisi lain ada reponden yang merangkap guru kelas dan staff adminitrasi menjelaskan bahwa beliau mengeluh stress saat melakukan verifikasi data dengan pemeritah akibat sering erornya jaringan website pemerintah. Belaiu menjelaskan bahwa lebih mudah melakukan verifikasi data administrasi dengan metode terdahulu (tidak lewat teknologi internet) dibanding dengan sekarang yang menggunakan teknologi.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah tingkat literasi teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap techostress pada guru sekolah dasar negeri? (2) Apakah dukungan sosial berpengaruh

(5)

5

terhadap technostress pada guru sekolah dasar negeri? (3) Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap technostress pada guru sekolah dasar negeri? (4) Apakah technostress berpengaruh terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri? (5.1) Apakah technostress berpengaruh sebagai variabel mediasi antara hubungan literasi teknologi informasi dan komunikasi terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri? (5.2) Apakah technostress berpengaruh sebagai variabel mediasi antara hubungan dukungan sosial terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri? (5.3) Apakah technostress berpengaruh sebagai variabel mediasi antara hubungan budaya organisasi terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri?

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pengaruh literasi teknologi informasi dan komunikasi terhadap technostress (2) Mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap technostress (3) Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap technostress (4) Mengetahui pengaruh technostress terhadap kinerja (5) Mengetahui pengaruh technostress sebagai variabel mediasi antara hubungan literasi teknologi informasi dan komunikasi terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri? (6) Mengetahui pengaruh technostress sebagai variabel mediasi antara hubungan dukungan sosial terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri? (7) Mengetahui pengaruh technostress sebagai variabel mediasi antara hubungan budaya organisasi terhadap kinerja pada guru sekolah dasar negeri?

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemimpin maupun karyawan suatu organisasi sebagai berikut: (1) bagi pemimipin organisasi dapat mengantisipasi terjadinya technostress pada karyawan yang nantinya akan mengganggu kinerja karyawan, selain itu juga dapat menanggulangi technostress yang sudah terlanjur muncul. (2) bagi karyawan adalah agar mereka dapat menerima dan mau belajar menggunakan teknologi dengan benar agar tidak terjadi technostress yang nantinya akan menganggu kinerjanya. (3) Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian mengenai literasi teknologi informasi dan komunikasi, dukungan sosial, budaya organisasi, technostress, dan kinerja karyawan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan dan penerapan sistem pemanfaatan terpadu (conjunctive use) antara air permukaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan

Pengaruh ion-ion pengganggu dengan membuat larutan Mn(II), Fe(II), dan Ni(II) 0-0,1 ppm yang masing-masing ditambahkan dengan kompleks ion logam Cr-asam tanat

Berdasarkan hasil penelitian Machali (2014) dengan judul “Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013” memberikan kesimpulan dalam penelitiannya bahwa Kurikulum

menghasilkan nada yang lebih rendah sedangkan alu terpendek menghasilkan nada paling tinggi. Adapun nada yang terdapat pada Alo’ Galing di Desa Sebayan dusun

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian

Nantinya koperasi berperan sebagai pedagang perantara dari produk yang dihasilkan oleh anggotanya (nelayan, pembudidaya, petambak, dan pengolah), sehingga pelaku usaha kelautan

Dalam sub bagian ini ada tiga aspek data yang harus dibahas secara mendalam agar lebih bermakna sesuai kajian konseptual, yaitu: (1) fenomena trans disosiatif di

Kerangka berpikir penulis dalam tesis ini dimulai dari Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhada Bambang Kariyanto dan Adam Munandar