• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 MAHASISWA 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 MAHASISWA 6"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DISKUSI KELOMPOK 1 (PERTEMUAN KE-13)

KELAS : B

KELOMPOK : 6

NAMA (NIM) : 1. Aminah Maulida Rahmawati (H0919007) 2. Anggraini Sekar Mawangi (H0919009) 3. Diana Puspita Sari (H0919036)

4. Dita Amelia Wulandari (H0919040) 5. Mathilda Bella (H0919062)

6. Risa Rahmania (H0919086)

RESUME APLIKASI PENGAWETAN SECARA MIKROBIOLOGIS

KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 MAHASISWA 6

Produk yang diawetkan

Susu Sapi Daging Sapi Pindang Ikan Tongkol

Ikan Daging Sapi Tempe

(2)

Penyebab kerusakan produk yang

diawetkan

Adanya aktivitas dan pertumbuhan berbagai bakteri patogen seperti E.Coli, S. aureus dan S. typii

Daging yang disimpan pada suhu kamar pada waktu tertentu sehingga menjadi media yang baik untuk

pertumbuhan mikroba pembusuk dan pathogen.

Pindang ikan tongkol mengandung kadar air yang tinggi sehingga mudah

mengalami pelendiran karena cemaran bakteri pembusuk

Kandungan protein dan air yang cukup tinggi serta bakteri dan perubahan

kimiawi pada ikan menyebabkan ikan mudah mengalami proses pembusukan,

Reaksi kimiawi, enzimatik, dan aktivitas mikroba.

Pertumbuhan mikroorganisme pada daging yang dapat

mengakibatkan perubahan fisik dan kimiawi. Dapat terjadi peningkatan pH, perubahan bau, tekstur, citarasa, dan pelepasan NH3.

Adanya reaksi

kimiawi dan aktivitas mikroba. Sehingga menyebabkan ragi pada tempe tidak bekerja secara maksimal saat dilakukan proses fermentasi.

Metode aplikasi pengawetan secara mikrobiologis

Penggunaan Mutan L.lactis dengan

melakukan mutasi pada

Perendaman produk daging dalam ekstrak kasar bakteriosin sebanyak 10 ml.

Penambahan bakteriosin, penambahan asam laktat, tanpa

Pelumuran produk ikan dalam larutan fermentasi kubis selama 3 hari, 6 hari, dan 9 hari

Perendaman daging sapi dalam

bakteriosin isolat 9A selama 10 menit kemudian

Penyiapan suspensi spora galur R.

microsporus sebanyak 4 galur yang ditumbuhkan

(3)

Z.lactis yang diisolasi dari dadih susu kerbau dengan

penambahan mutagerı yaitu NTG (N- metil- N’-nitro-N- nitosoguanin).

penambahan bakteriosin dan asam laktat dengan lama penyimpanan (0, 2, dan 4 hari) pada suhu kamar

dibungkus dalam plastik klip. Setelah perlakuan disimpan dalam lemari es bersuhu 5ºC.

pada media agar cawan Potato

Dextrose Agar (PDA) yang diinkubasi pada suhu 30ºC selama 8 hari. Selanjutnya dilakukan proses pembuatan tempe.

Mekanisme

pengawetan secara mikrobiologis

Mutan L.lactis menghasilkan asam laktat. Salah satu bakteriosin asam laktat dari genus

Lactococcus adalah nisin.

Bakteriosin ini adalah protein yang

mempengaruhi

Bakteriosin yang diproduksi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan gram negative.

Bakteriosin mampu mencegah pembusukan

Bakteriosin memiliki

aktivitas sebagai bakterisidal dan bakteriostatik.

Bakteriosin telah banyak

dimanfaatkan sifat

antagonistiknya dalam bidang biopreservatif

Limbah kubis dalam proses fermentasi dapat menghasilkan bakteri asam laktat yang dapat menghambat proses

pembusukan pada ikan karena bersifat membunuh

Bakteriosin termasuk agen biopreservatif yang mampu mencegah terjadinya

pembusukan, memperpanjang waktu

penyimpanan bahan pangan asal hewan dan

menghambat

Rhizopus tersebut menunjukkan potensi untuk membentuk senyawa tertentu sehingga terbentuk spot-spot kekuningan.

Telah dilaporkan ada galur R. microsporus tertentu mampu menghasilkan pigmen β-karoten. Pigmen β- karoten telah

(4)

kegiatan

bakterisidal atau kegiatan yang dapat membunuh bakteri terutama bakteri patogen.

pangan dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Bakteriosin bersifat melisiskan sel bakteri sehingga menyebabkan proses kematian pada sel yang sensitif terhadap bakteriosin.

Keadaan tersebut mampu

menghasilkan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi bakteri.

pangan, karena kemampuannya dalam

menghambat bakteri Gram positif atau Gram negatif dan mempunyai efek terapeutik.

bakteri pembusuk.

Asam laktat terbentuk dari peran bakteri asam laktat yang mampu mengubah karbohidrat

(glukosa) menjadi asam laktat.

Fungsi bakteri dari asam laktat ini berkaitan dengan penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain termasuk bakteri pembusuk akan terhambat

sehingga mampu

pertumbuhan bakteri pembusuk.

Bakteriosin adalah substansi protein yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat. Bakteriosin merupakan

biopreservatif yang aman karena dapat didegradasi oleh enzim-enzim proteolitik di lambung.

dilaporkan berperan dalam menangkal radikal bebas serta meningkatkan daya simpan produk tempe.

(5)

memperpanjang umur simpan ikan.

Mikroba yang digunakan/terlibat

Lactococcus lactis

Lactobacillus plantarum

Lactobacillus sp. Bakteri Asam Laktat

Streptococcus bovis isolat 9A

Rhizopus microsporus

Proses terbaik/terpilih untuk pengawetan produk

Penggunaan mutan L.lactis 2% dan

fermentasi selama 48 jam.

Perendaman produk daging dalam ekstrak kasar bakteriosin sebanyak 10 ml selama 30 menit.

Penambahan bakteriosin dengan lama penyimpanan 2 hari

Pelumuran produk ikan dalam larutan fermentasi kubis selama 6 hari

Perendaman daging sapi dengan

bakteriosin selama 10 menit.

Hasil fermentasi tempe terbaik diperoleh Rhizopus microsporus TB 23, 32, dan 55. Sehingga tempe yang

dihasilkan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi

Alasan pemilihan proses terbaik/terpilih

Dadih mutan L.lactis 2% dapat menghambat

Perendaman daging dengan ekstrak kasar

Nilai TPC pindang ikan tongkol yang

Pelumuran produk ikan dalam larutan fermentasi kubis

Pada daging sapi dengan

perendaman

Sebanyak empat galur Rhizopus yang digunakan pada

(6)

aktivitas mikroba patogen yaitu E.Coli, S. aureus dan S.typii.

Hambatan tertinggi dari perlakuan fermentasi selama 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam ditunjukkan oleh perlakuan

fermentasi 48 jam. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah indeks mikroba S.aureus sebesar 1,0 ; E.coli 0,6 ; dan S.typii sebesar 0,7.

bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus plantarum DJ3 mampu

menghambat pertumbuhan E.

coli dan S. aureus masing-masing sebesar 4 mm dan 5.33 mm. Ekstrak kasar bakteriosin dari Lactobacillus plantarum DJ3 juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri daging.

Bakteri pada daging selama penyimpanan 8 jam adalah

diberi bakteriosin lebih kecil

dibandingkan dengan nilai TPC pindang ikan tongkol tanpa pemberian biopreservatif (kontrol)

selama 6 hari didapatkan hasil terbaik yang memiliki daya awet ikan selama 12 jam.

Berdasarkan hasil pengamatan organoleptik pada jam ke 1-6

diperoleh nilai 9 dengan spesifikasi mata cembung, kornea dan pupil jernih, mengkilap spesifik jenis ikan.

Sayatan daging sangat cemerlang, spesifik jenis, jaringan daging sangat kuat. Bau sangat segar,

bakteriosin 10 menit

menunjukkan bahwa pada bentukan awan putih yang terjadi lebih sedikit apabila dibandingkan dengan sampel kontrol. Pada daging sapi yang memperoleh perlakuan

perendaman dalam bakteriosin, jumlah mikroorganisme akan ditekan sehingga produksi ammonia sebagai hasil perombakan asam amino

penelitian ini ditumbuhkan pada media agar cawan Potato Dextrose Agar (PDA) yang

diinkubasi pada suhu 30ºC selama 8 hari.

Suspensi spora masing-masing.

Rhizopus dipanen dengan memasukkan 5 ml garam fisiologi 0,85% (b/v) pada agar cawan PDA dan diaduk dengan ose loop. Tujuannya untuk mendapatkan suspensi spora keempat galur Rhizopus untuk digunakan dalam pembuatan tempe.

(7)

1.3x108 cfu/g dengan pemberian bakteriosin dan 3.7x108 tanpa pemberian bakteriosin.

Sedangkan jumlah bakteri pada penyimpanan daging salama 12 jam adalah 2x109 cfu/g dengan pemberian bakteriosin dan 1.5x1011 tanpa pemberian bakteriosin.

spesifik jenis kuat dan tekstur padat, kompak dan sangat elastis.

menjadi semakin berkurang.

Sehingga dengan semakin sedikitnya gas NH3 yang terbentuk, maka gas NH4Cl yang berbentuk awan putih juga akan semakin berkurang.

Link sumber referensi https://media.nelit i.com/media/publ ications/196826- ID-kualitas-dan-

http://ejournal.uin -

malang.ac.id/inde

http://e-

journal.uajy.ac.id /7672/1/JURNA L.pdf

http://journal.polte kkes-

mks.ac.id/ojs2/ind ex.php/Sulolipu/ar

https://ojs.unud.ac.i d/index.php/imv/art icle/download/392 34/23727

https://ejournal2.undi p.ac.id/index.php/jatp /article/download/376 1/2469

(8)

aktifitas- antibakteri- dadih.pdf

x.php/bio/article/v iew/2617/4558

ticle/view/845/47 5

PEMBAHASAN Judul jurnal: Kemampuan Larutan Kubis dalam Mengawetkan Ikan Produk yang diawetkan: Ikan

Alasan pemilihan produk: Pemilihan produk ikan didasari oleh banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ikan dan menjadikan ikan sebagai sumber protein utama. Namun, kandungan protein dan kadar air yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan mudah mengalami proses pembusukan. Ikan segar hanya mampu bertahan selama 4 jam tanpa proses pengawetan. Oleh karena itu penanganan ikan dengan teknik pengawetan perlu dilakukan agar tetap segar dan bisa dinikmati masyarakat dengan tidak menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Penyebab kerusakan produk: Kandungan protein dan air yang cukup tinggi dalam ikan menyebabkan ikan mudah mengalami proses pembusukan. Kandungan protein yang ada di dalam ikan dapat mengalami perombakan menjadi asam amino sehingga menyebabkan bau busuk pada ikan. Selain itu peran bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan.

Mikroorganisme pengawet: Bakteri Asam Laktat

Alasan pemilihan mikrobiologis: Limbah kubis yang umumnya sudah tidak dapat dipakai lagi, ternyata dapat menjadi alternatif pengawet ikan alami dibandingkan menggunakan bahan pengawet berbahaya seperti halnya formalin. Pemanfaatan limbah kubis ini dalam proses fermentasi dapat menghasilkan bakteri asam laktat yang dapat menghambat proses pembusukan pada ikan karena bersifat membunuh bakteri pembusuk.

(9)

Mekanisme pengawetan dari mikrobiologis:

Limbah kubis dalam proses fermentasi dapat menghasilkan bakteri asam laktat yang dapat menghambat proses pembusukan pada ikan karena bersifat membunuh bakteri pembusuk. Asam laktat terbentuk dari peran bakteri asam laktat yang mampu mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi asam laktat. Fungsi bakteri dari asam laktat ini berkaitan dengan penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk bakteri pembusuk sehingga mampu memperpanjang umur simpan ikan.

LAMPIRAN

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi penawaran yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan Kota Lubuklinggau (ULP), Kelompok Kerja Satu (POKJA I), untuk:. Nama Pekerjaan yang

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Kualifkasi Nomor : 600/03/BAEK/Pokja-ULP/JK-PWS.BM-01/D.09/2014, maka untuk menentukan peserta yang akan masuk dalam daftar pendek (short list)

[r]

Atas dukungan biaya dari Dana Pembangunan Perubahan Iklim Kanada - CIDA melalui Proyek CCFPI ( Climate Change Forest and Peatlands in Indonesia ) telah dilakukan Inventarisasi

diserahkan pada saat itu sesuai jumlah yang disepakati dan diumumkan pada saat itu, sekalipun tidak sesusai dengan jumlah yang sebenarnya, sehingga pihak calon

Namun, semuanya dapat diatasi dan hasil diskusi yang baik dapat dilihat dari hasil kerja mahasiswa dalam mengerjakan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Hasil dari diskusi

Sesuai dengan data dari aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang diperoleh penulis pada emiten farmasi ini, mencerminkan bahwa pada tahun periode yang

Tujuan kegiatan pengabdian adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya label pada kemasan ( packaging ) produk pada UMKM Serambi Milk dan penyuluhan tentang