• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM

(Sensus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia)

HANI YULIANI

Jl. Ampera RT 02/07 Kel.Panglayungan Kec.Cipedes Kota Tasikmalaya

Email: haniyuliani08@gmail.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jalan Siliwangi No 24

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe (1) Current Ratio, Return On Assets and Stock Return in Pharmaceutical subsector at BEI, (2) The Influence of Current Ratio to Return On Assets in Pharmaceutical subsector of Manufacturing Companies at BEI, (3) The Influence of Current Ratio and Return On Assets partially and simultaneously to Stock Return in Pharmaceutical subsector of Manufacturing Companies at BEI. The research method used analysis descriptive method with census approach and correlation method. The data analysis technique used path analysis. The results of data processing indicates that: (1)Current Ratio, Return On Assets and Stock Return in Pharmaceutical Subsector is have variation. (2) Positif influence between Current Ratio to Return On Assets. (3) Positif influence between Current Ratio and Return On Assets to Stock Return, Negatif influence between Current Ratio to Stock Return, and Positif influence between Return On Assets to Stock Return.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Current Ratio, Return On Assets

dan Return Saham pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi di BEI, (2) Pengaruh

Current Ratio terhadap Return On Assets pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi di BEI, (3) Pengaruh Current Ratio dan Return On Assets secara parsial maupun simultan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus dan metode korelasional. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa : (1) Current Ratio, Return On Assets dan Return Saham pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi di BEI memiliki nilai yang bervariatif. (2)

Current Ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap Return On Assets. (3) Current Ratio dan Return On Assets simultan berpengaruh positif terhadap Return Saham,

Current Ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap Return Saham, dan Return On Assets secara parsial berpengaruh positif terhadap Return Saham.

Kata Kunci : Current Ratio, Return On Assets, dan Return Saham.

PENDAHULUAN

Keuntungan berinvestasi di sektor manufaktur jadi lebih besar apabila dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak disektor lain. Kondisi tersebut disebabkan pada perusahaan manufaktur dapat memberikan peluang yang lebih besar untuk memperoleh keuntungan, meskipun pada sisi lain tingkat resiko yang dapat dialami juga tinggi. Dengan demikian berinvestasi di perusahaan farmasi akan memberikan resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan dagang, kondisi tersebut akan menjadi pertimbangan bagi investo r untuk mengambil investasi dibidang tersebut.

Dalam upaya pertimbangan penanaman modal, investor harus bisa menilai kinerja keuangan perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return

saham di pasar modal.

Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah likuiditas dan profitabilitas. Likuiditas perusahaan didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan

(3)

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan hutang lancar yang harus segera d ibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas merupakan biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat. Rasio likuiditas yang diteliti pada penelitian ini adalah current ratio. Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Sedangkan untuk rasio profitabilitas yang mencerminkan keberhasilan suatu entitas dalam menghasilkan laba, peneliti memilih return on assets yang merupakan rasio yang membandingkan antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya total asset yang diperoleh. Return on assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba secara keseluruhan. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki perusahaan.

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi, return merupakan suatu tingkat keuntungan investasi. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya.

Tingkat likuiditas perusahaan (current ratio) mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menutup kewajiban jangka pendeknya. Menurut Kasmir (2008:135)

current ratio yang rendah dapat dikatakan perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu perusahaan sedang baik. Hal itu bisa disebabkan karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Selain kas, aktiva lancar lainnya jika tersedia berlebihan bisa terjadi kemungkinan kurang adanya penagihan terhadap piutang maupun kurangnya perputaran persediaan. Sehingga, aktiva lancar yang menumpuk tersebut tidak dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan

return on assets perusahaan.

Disisi lain, seorang investor tentu mengharapkan return yang besar atas investasinya. Dari penilaian analisis rasio likuiditas, investor lebih memilih untuk menganalisis current ratio. Standar nilai current ratio yang baik adalah 2:1 namun jika nilai current ratio terlalu tinggi akan terjadi aktiva lancar yang menganggur dan perusahaan terlihat kurang memanfaatkan aktiva lancar yang ada, sehingga para

(4)

investor khawatir atas return saham yang akan diterima jika menanamkan saham di perusahaan tersebut.

Bagi investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah melihat pertumbuhan profitabilitas (return on assets) perusahaan. Setiap perusahaan yang memiliki return on assets yang tinggi mencerminkan bahwa kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba yang tinggi. Jika

return on assets tinggi maka investor akan yakin dengan return yang akan didapatkan setelah berinvestasi di perusahaan tersebut.

Penelitian sejenis terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Yulris Thamrin (2012), meneliti tentang Analisis Current Ratio(CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial.

Erwan Fauzi Nugraha (2013), yang mene liti tentang Pengaruh Return On Assets dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan DER berpengaruh signifikan terhadap signifikan. Sedangkan secara simultas, ROA dan DER berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Current ratio, return on assets dan return saham pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh current ratio terhadap return on assets pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh current ratio, return on assets terhadap return saham secara parsial dan secara simultan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan atau

(5)

menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan analisa tertentu.

Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Operasionalisasi Variabel

Untuk lebih jelasnya mengenai variabel penelitian dapat di lihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Variabel Definisi Indikator Skala

Current Ratio

(X1)

Rasio lancar (Current ratio) yaitu perbandingan antara ju mlah a ktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini menunjukan bahwa nila i kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian ka li hutang jangka pendek”.

S. Munawir (2007:72)

- Aktiva lancar - Hutang lancar Atau secara sistematis : CR = Rasio Return On Asset (X2)

Return On Asset s (ROA ) menunjukan ke ma mpuan perusahaan dengan menggunakan seluruh akt iva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak”. I Made Sudana (2001:41)

- Laba setelah pajak - Total asset

Atau secara sistematis : ROA = Rasio Return Saham (Y)

return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awa l investasi. Pendapatan investasi dala m saham in i me rupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi d isebut capital loss.”

Samsul (2006: 291)

- Capital gain/loss - Deviden yield Atau secara sistematis :

Return Saham = Capital gain/loss + dividen yield

Rasio

Teknik Analisis Data

Metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel bebas (independent variable) yakni

Current Ratio (X1) dan Return On Assets (X2) dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah Return Saham (Y).

Teknik yang digunakan adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakannnya teknik analisa jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh

(6)

seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y dan untuk mengetahui hubungan antara variabel X. Dalam tek nik analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilaksanakannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian current ratio, return on assets dan return saham. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 10 perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sekaligus menjadi subjek penelitian.

Jenis dan sumber data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan data sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dok umen (Sugiyono, 2012: 225). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan pengukuran

current ratio dan return on assets persahaan dengan return saham. Sumber data yang di maksud adalah data yang ada di website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id

PEMBAHASAN

Dari data yang diperoleh mengenai Current ratio (CR), Return On Assets (ROA) dan Return Saham pada emiten farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 dapat dihasilkan rekapitulasi pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

CR, ROA dan Return Saham

NO KODE NAMA PERUSAHAAN CURRENT

RATIO RETURN ON ASSETS RETURN SAHAM 1 INAF Indofarma Tbk 126,15 0,43 -52,68

2 PYFA Pyridam Farma Tbk 199,12 2,58 -17,04

3 KAEF Kimia Farma Tbk 193,02 7,69 -40,61

4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 352,29 7,84 -20,77

5 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 253,76 8,31 -38,92

6 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 127,54 9,58 0

7 KLBF Kalbe Farma Tbk 369,78 14,63 -27,87

8 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk 927,65 15,65 -9,84

9 MERK Merck Tbk 365,22 22,22 34,87

(7)

Current ratio

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Current ratio

(CR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik bagi perusahaan. (Kasmir 2012:134)

Hasil penelitian berdasarkan pada tabel 4.1 mengenai besarnya CR emiten farmasi yang terdaftar di BEI untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Diperoleh besarnya persentase Current ratio dari setiap emiten farmasi bervariatif. Emiten yang memiliki persentase CR terbesar adalah Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk sebesar 927,65%. Dengan standar 2:1, perolehan CR pada perusahaan Sidomuncul ini dapat membuat khawatir bagi pandangan investor. Karena semakin tinggi CR suatu perusahaan, akan terlihat bahwa banyaknya aktiva lancar menganggur yang tidak digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.

Hal ini berbeda dengan Indofarma Tbk dan Merck Sharp Dohme Pharma Tbk yang memiliki CR terendah yaitu sebesar 126,15% dan 127,54%. Walaupun kedua perusahaan ini memiliki CR yang rendah dan tidak memenuhi standar rasio lancar yang dinilai baik, akan tetapi setidaknya Indofarma Tbk dan Merck Sharp Dohme Pharma Tbk telah mampu menutup semua kewajiban jangka pendek perusahaan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Bila memperhatikan standar current ratio yaitu 2:1, maka emiten yang memiliki

current ratio diatas standar yaitu Darya Varia Laboratoria Tbk, Tempo Scan Pasific Tbk, Kalbe Farma Tbk, Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk, Merck Tbk, dan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Sedangkan emiten yang memiliki current ratio

dibawah standar 2:1 yaitu Indofarma Tbk, Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, Pyridam Farma Tbk, dan Kimia Farma Tbk. Namun secara keseluruhan pada tahun 2015 emiten farmasi yang terdaftar di BEI telah mampu menutup kewajiban jangka pendek perusahaan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

(8)

Return On Assets

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Return On Assets

merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Bagi perusahaan go public, ROA perusahaan diperoleh dari laba yang dibagikan bagi pemiliki saham dibagi dengan total asset perusahaan.

Hasil penelitian berdasarkan pada tabel 4.2 mengenai besarnya ROA emiten farmasi yang terdaftar di BEI untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Diperoleh besarnya persentase Return On Assets dari emiten farmasi bervariatif. Emiten farmasi yang memperoleh ROA paling tinggi adalah Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk sebesar 32,37%. Bisa dilihat dalam tabel 4.2, laba dan total asset perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk dinilai lebih rendah dibanding perusahaan lain. Perusahaan ini menggunakan asset perusahaan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan dengan cukup baik, sehingga dapat memperoleh ROA paling tinggi.

Sedangkan bagi perusahaan Indofarma Tbk memperoleh ROA paling rendah yaitu sebesar 0,43%. Sangat disesali dengan asset yang cukup besar, Indofarma tidak dapat menghasilkan laba yang besar. Hal ini diperkirakan karena pada beberapa tahun sebelumnya, Indofarma mengalami kerugian yang mengakibatkan pada tahun-tahun ini perusahaan tersebut sedang menstabilkan kegiatan operasional dengan sebaik mungkin agar tidak mengalami kerugian kembali.

Secara keseluruhan, pada tahun 2015 seluruh emiten farmasi telah mampu menghasilkan ROA yang positif yang mencerminkan bahwa pada tahun 2015 seluruh emiten farmasi mampu menghasilkan laba perusahaan dan tidak mengalami kerugian.

Return Saham

Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Return Saham adalah tingkat pengembalian suatu investasi. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

capital gain/loss dan dividen yield sebagai indikator return saham.

Hasil penelitian berdasarkan pada tabel 4.3 mengenai besarnya Return Saham emiten farmasi yang terdaftar di BEI untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

(9)

Merck Tbk merupakan perusahaan yang menghasilkan return saham tertinggi yaitu sebesar 34,87%. Pada tahun 2015, Merck Tbk pun menjadi salah satu per usahaan yang mengalami penurunan harga saham dibanding tahun sebelumnya, namun perusahaan ini mampu membagikan dividen yang cukup besar sehingga investor akan mendapatkan return saham yang cukup tinggi.

Sedangkan Indofarma Tbk memperoleh return saham paling rendah yaitu sebesar -52,68%. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan harga saham dari 355/lembar menjadi 168/lembar. Selain itu pada tahun ini, Indofarma Tbk tidak membagikan dividen kepada investor.

Pada tahun 2015, hampir seluruh emiten farmasi mengala mi penurunan harga saham dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, yaitu daya saing industri di pasar modal dan adanya kebijakan pemerintah bagi emiten pasar modal yang belum jelas membuat para investor menjual saham yang dimiliki pada emiten farmasi. Penurunan harga saham ini mengakibatkan emiten farmasi memperoleh capital loss sehingga banyak emiten yang menghasilkan return saham negatif. Namun ada juga beberapa emiten yang menghasilkan return saham positif, karena perusahaan tersebut membagikan dividen untuk tahun buku 2015.

Emiten farmasi yang memperoleh return saham positif adalah Merck Tbk dan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Sedangan emiten yang memperoleh return

saham negatif adalah Indofarma Tbk, Pyridam Farma Tbk, Kimia Farma Tbk, Darya Varia Laboratoria TBk, Tempo Scan Pasific Tbk, Kalbe Farma Tbk dan Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Untuk emiten Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, tahun ini tidak ada perubahan harga saham dan tidak membagikan dividen sehingga return

sahamnya 0.

Pengaruh Current ratio terhadap Return On Assets Secara Parsial pada Emiten Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir), besarnya pengaruh current ratio terhadap besarnya return on assets

dinyatakan dalam koefesien beta () atau koefisien standar (standardized coefficients).

(10)

sebesar 0,405 yang artinya bahwa ketika current ratio mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap return on assets sebesar 40,5%

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh current ratio terhadap return on assets, yakni ( X1X2)2 sebesar (0,405)2 = 0,164025 atau

16,403% artinya bahwa, 16,403% variabilitas dari variabel terikat (X2) atau return on

assets dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah current ratio

sebesar 16,403%. Sisanya 1 – 0,16403 adalah sebesar 0,836 atau 83,6% merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return on assets.

Dari hasil pengolahan data spss di atas, dapat diartikan bahwa current ratio

secara parsial berpengaruh positif terhadap return on assets. Hal ini bertentangan dengan teori menurut Kasmir (2008:129), bahwa jika suatu perusahaan mengalami

current ratio terlalu tinggi yang berarti adanya aktiva lancar yang menganggur pada perusahaan tersebut, mencerminkan bahwa aktivitas di perusahaan tersebut tidak dilakukan secara optimal dan hal ini berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba yang diinginkan. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi return on assets di perusahaan tersebut.

Dari data variabel yang diperoleh penulis dari laporan keuangan stiap perusahaan, dapat dilihat bahwa pada tahun ini setiap perusahaan mampu mengontrol aktiva lancar perusahaan untuk menutup kewajiban jangka pendek perusahaan. Meskipun masih ada aktiva lancar yang menganggur, disisi lain perusahaan juga dapat mengatur aktiva dengan baik dalam meningkatkan laba perusahaan. Sehingga pada saat

current ratio cukup baik, maka return on assets yang diperoleh perusahaan juga akan dinilai baik.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Fitri Linda Rahmawati (2012) yang menyatakan bahwa Current ratio berpengaruh negatif terhadap Return On Assets.

Perbedaan hasil ini disebabkan berbedanya data laporan keuangan dan sektor yang diteliti, karena dapat terjadi kenaikan/penurunan.

Adapun penelitian lain yang hasilnya sama dengan penulis yaitu dengan penelitian Fernando Saroinsong (2014) yang menyatakan bahwa current ratio

berpengaruh positif terhadap return on assets. Menurut Ridwan dan Inge (2004:135), semakin tinggi nilai dari current ratio maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban

(11)

jangka pendek yang jatuh tempo, yang akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas.

Pengaruh Current ratio terhadap Return Saham Secara Parsial pada Emiten Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, besarnya pengaruh current ratio terhadap return saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients).

Nilai koefisien beta () untuk pengaruh current ratio terhadap return saham adalah sebesar -0,033. Hal ini berarti bahwa ketika current ratio mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap return saham sebesar 3,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Tri Kadarini (2013) dan Eling Monika Sari (2013) yang menyatakan bahwa current ratio dan return saham memiliki hubungan negatif.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh current

ratio terhadap return saham, yakni (YX1)2 sebesar (-0,033)2 = 0,001 atau 0,1%. artinya bahwa, 0,1% variabilitas dan variabel (Y) atau return saham dipengaruhi oleh variabel (X1) yang dalam hal ini adalah current ratio sebesar 0,1%. Sisanya 1 – 0,001 sebesar 0,999 atau 99,9% ini menunjukan pengaruh dari faktor lain selain current ratio. Faktor lain ini diduga oleh besarnya tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat daya jual, aktivitas operasional perusahaan dan kebijakan pemerintah.

Dari hasil pengolahan data spss diatas, dapat diartikan bahwa current ratio

berpengaruh negatif terhadap return saham, maka jika semakin tinggi current ratio

maka akan menghasilkan penurunan terhadap return saham perusahaan tersebut.

Sesuai dengan data dari aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang diperoleh penulis pada emiten farmasi ini, mencerminkan bahwa pada tahun periode yang diteliti oleh penulis, current ratio dianggap cukup baik karena dapat menutup kewajiban jangka pendek perusahaan. Namun disisi lain, dengan adanya current ratio

yang terlalu tinggi akan membuat investor khawatir dengan adanya aktiva lancar yang tidak digunakan oleh perusahaan. Investor akan beranggapan bahwa perusahaan tersebut tidak memanfaatkan aktiva lancar yang ada dengan baik. Maka investor akan menjual

(12)

saham mereka yang akan mengurangi jumlah investor sehingga harga saham di perusahaan tersebut mengalami penurunan yang berdampak pada return saham.

Selain itu, karena adanya persaingan industri pada subsektor farmasi ini menyebabkan bahwa current ratio yang diperoleh tiap perusahaan bervariatif dan berbeda jauh. Adapun return saham dari setiap emiten farmasi ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh faktor selain current ratio ini, misalnya faktor daya saing industri dan kebijakan pemerintah.

Pengaruh Return On Assets terhadap Return Saham Secara Parsial pada Emiten Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, besarnya pengaruh return on assets terhadap return

saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta () untuk pengaruh return on assets terhadap return

saham adalah sebesar 0,757. Hal ini berarti bahwa ketika return on assets mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap return saham sebesar 75,7%.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh return on assets terhadap return saham, yakni (YX1)2 sebesar (0,757)2 = 0,573 atau 57,3%. artinya bahwa 57,3% variabilitas dan variabel (Y) atau return saham dipengaruhi oleh variabel (X2) yang dalam hal ini adalah return on assets sebesar 57,3%. Sisanya 1-0,573 sebesar 0,427 atau 42,7% ini menunjukan pengaruh dari faktor lain selain return on assets. Faktor lain ini diduga oleh besarnya tingkat daya jual, aktivitas operasional perusahaan, tingkat inflalsi dan kebijakan pemerintah.

Dari hasil pengolahan data spss diatas, dapat diartikan bahwa return on assets

berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian Erwan Fauzi Nugraha (2013) yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh terhadap

return saham.

Adanya pengaruh return on assets terhadap return saham dikarenakan semakin tinggi return on assets maka akan menghasilkan return saham yang tinggi yang diperoleh dari peningkatan harga saham dari tahun sebelumnya dan besarnya dividen yang dibagikan kepada investor. Menurut Tandelilin (2010:372), dalam menggunakan analisis rasio keuangan, pertumbuhan profitabilitas perusahaan merupak an indikator

(13)

penting yang dilihat investor untuk menilai prospek di masa datang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan return on assets sebagai indikator profitabilitas. Jadi, semakin baik return on assets suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.

Pengaruh Current ratio dan Return On Assets terhadap Return Saham Secara Simultan pada Emiten Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh secara simultan dapat diketahui dari pengolahan data SPSS 16.0 (lampiran). Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai R antara variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,744 dengan kategori keterikatan hubungan yang kuat karena berada diantara 0,600-0,799. Maka secara simultan Current ratio (X1) dan Return On Asses (X2) terhadap Return Saham (Y) mempunyai hubungan sebesar 74,4% dengan arah positif.

Koefisien jalur (yX1X2)sebesar 0,744 dan koefisien determinasinya (yX1X2)2

yaitu (0,744)2 = 0,554 atau 55,4%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu current ratio dan return on assets (X2) secara simultan

terhadap return saham (Y) adalah sebesar 55,4%. Sisanya √ sebesar 0,6678 atau 66,78% ini menunjukkan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi return

saham selain current ratio dan return on assets. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan analisis dapat diketahui bahwa aktiva lancar, kewajiban jangka pendek, laba setelah pajak dan total asset perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan variabel X2 secara simultan terhadap variabel Y dapat dilihat dalam gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.1

Struktur Pengaruh Antara Variabel X1 dan X2 Terhadap Y

Secara Lengkap X1 X2

Y 𝜌X1X2 = 0,405 YX1 = -0,033 YX2 = 0,757 Y = 0,668

(14)

Dari gambar 1.1 tersebut dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel, yang disajikan dalam Tabel 1.3

Tabel 1.3

Total Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1. Y X1  Y =

2

YX1

ρ = (-0,033)2

Y X1 X2Y=

(ρyx1. x2x1. ρyx2) + (ρyx1. x2x1. ρyx2)

= (-0,033)(0,405)(0,757) + (-0,033)(0,405)(0,757)

0,001

- 0,020

Total Pengaruh X1 terhadap Y -0,019

2. Y X2  Y =

2 YX2 ρ = (0,757)2 - 0,573

3. Total pengaruh X1 danX2Y secara simultan 0,554

4. Pengaruh residu (1-0,554) 0,446

5. Total pengaruh = 0,554 + 0,446 1

Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa pengaruh current ratio terhadap return saham secara langsung sebesar 0,1%, pengaruh tidak langsung sebesar -2% yang artinya pengaruh current ratio terhadap return saham melalui return on assets. Sedangkan pengaruh return on assets secara langsung sebesar 57,3% terhadap return saham. Sehingga total pengaruh Current ratio dan Return On Assets

terhadap return saham sebesar 55,4%. Maka current ratio dan return on assets pada emiten farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap return saham.

Adapun beberapa faktor luar atau faktor yang mempengaruhi return saham

selain current ratio dan return on assets sebesar 0,446 atau 44,6%. Diduga faktor tersebut seperti faktor kondisi ekonomi, tingkat inflasi, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

(15)

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah dikemukakan penulis melalui data-data yang diperoleh dari emiten farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain:

1. Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA) dan Return Saham pada emiten farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

a. Current Ratio (CR) pada emiten farmasi di Bursa Efek Indonesia bervariasi dan seluruhnya telah mampu membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan.

b. Return On Assets (ROA) pada emiten farmasi di Bursa Efek Indonesia bervariasi dan seluruh emiten farmasi pada tahun 2015 telah mampu menghasilkan laba sehingga return on assets perusahaan bernilai positif. c. Return Saham pada emiten Farmasi di Bursa Efek Indonesia bervariasi.

Return saham sangat dipengaruhi oleh naik/turunnya harga saham suatu emiten dari tahun sebelumnya.

2. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat diketahui bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menunjukkan semakin tinggi current ratio perusahaan maka return on assets

perusahaan dapat mengalami kenaikan.

3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, adapun pengaruh Current Ratio

dan Return On Assets terhadap Return Saham, diantaranya:

a. Dapat diketahui bahwa Current Ratio memiliki hubungan dengan tingkat yang sangat rendah dan secara parsial berpengar uh negatif terhadap return

saham. Hal ini menunjukkan semakin tinggi current ratio perusahaan maka

return saham perusahaan akan mengalami penurunan.

b. Dapat diketahui bahwa Return On Assets memiliki hubungan yang sedang dan secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa return on assets sebagai salah satu rasio profitabilitas memiliki pengaruh yang besar untuk meningkatkan return saham.

c. Dapat diketahui bahwa secara bersama-sama atau simultan, current ratio dan

(16)

faktor lain diluar rasio keuangan yang diteliti penulis yang dapat meningkatkan return saham.

4.1 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan, investor dan peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Emiten Farmasi

Dengan adanya faktor-faktor eksternal yang sangat mempengaruhi hargasaham emiten di Pasar Modal, diharapkan pihak manajemen emiten Farmasi melakukan antisipasi dan mempertahankan investor di emiten tersebut agar investor tetap menanamkan saham di perusahaannya.

2. Bagi Investor

Sebelum melakukan investasi pada sebuah perusahaan, diharapkan seorang investor mampu mengetahui dan menguasai laporan keuangan perusahaan sebagai pertimbangan untuk menilai kinerja perusahaan.

Selain itu, investor harus lebih memperhatikan bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian (return) saham yang ditanamkan oleh investor, seperti kondisi pasar, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan mengenai topik yang diteliti. Dapat diketahui dari hasil penelitian dikarenakan adanya keterbatasan jumlah emiten Farmasi di BEI, maka peneliti selanjutnya dapat mengambil sampel sektor lain yang lebih banyak emitennya. Selain itu, variabel lain yang belum diteliti berpengaruh cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti menambah variabel lain seperti rasio pasar, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia

Bringham, Eugene, F dan Houston, Joel, F. 2001. Manajemen Keuangan, Jilid II. Dodo Suharto dan Herman Widodo. Jakarta: Penerbit Erlangga

(17)

Eling Monika Sari. 2013. Analisis Pengaruh Current ratio, Return On Assets, Debt To Equity Ratio, dan Size Terhadap Return Saham. Universitas Negeri Yogyakarta.

Erwan Fauzi Nugraha. 2013. Pengaruh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return Saham. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Farah, Margaretha. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Erlangga

Fitri Linda Rahmawati. 2012. Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, dan Debt To Equity Ratio terhadap Return On Assets. Universitas Negeri Malang

Fernando Saroinsong. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Inventory Turnover, dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Assets (ROA). Universitas Gunadarma

Hanny Mariesha Putri. 2015. Pengaruh Arus Kas dan Likuiditas Perusahaan terhadap Return Saham. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Harrison Jt, Walter T, Charles T. Horngren, C. William Thomas, dan Themin Suwardy. 2013. Akuntansi Keuangan (International Financial Reporting Standards – IFRS), edisi kedelapan, Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntasi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Meilinda Afriyanti. 2011. Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Equity Ratio, Sales dan Size terhadap ROA (Return On Asset). Universitas Diponegoro

Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga

Munawir S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nissa Gussela. 2013. Pengaruh Return On Equity dan Debt To Equity Ratio terhadap Return Saham. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

(18)

Nur Tri Kadarini. 2013. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Quick Asset To Inventory Ratio, dan Return On Asset terhadap Return Saham. Universitas Jambi

Riduwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2004. Manajemen Keuangan. Bandung: Literata Lintas Media

Rusdin. 2006. Pasar Modal. Bandung : Alfabeta

Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Ke-5. Jakarta: Salemba Empat

Sofyan Syafri Harahap, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suad Husnan. 1998. Manajemen Keuangan, Buku 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta

Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka

Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: KANISIUS

Temi Setiawan. 2012. Mahir Akuntansi: Perusahaan Jasa. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Gramedia

Wahyuni. 2012. Pengaruh Inventory Turnover, Days Sales Outstanding dan Debts Ratio terhadap Return On Assets (ROA). Universitas Negeri Yogyakarta

Weston dan Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Jakarta: Binarupa Aksara

Yulris Thamrin. 2012. Analisis Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham. Universitas Hasanuddin Makassar.

Yayah Sobariah. 2014. Pengaruh Economic Value Added dan Return On Equity Terhadap Return Saham. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Struktur Isolasi diwajibkan memiliki ruang pemerikasaan dan penggantian base isolator [9]. Pada studi ini tinggi ruang pemeriksaan direncanakan 2,5 m. Direncanakan

Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan no.16 aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, atau dengan dibangun terlebih dahulu yang

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan oleh 6 siswa MAN 1 Sidoarjo (pada tanggal 7 November 2012) diperoleh data uji coba dari hasil cek pemahaman siswa pada

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

Adalah penting untuk menentukan apa yang akan anda jual dengan bisnis online anda. Dengan internet anda dapat menjual apa saja, baik menjual barang atau jasa

Adanya intensitas serapan gugus fungsi yang terlihat pada selulosa bakteri dan komposit PPy/selulosa bakteri tersebut dengan hasil analisis yang hampir mirip

Halaman member menampilkan informasi seluruh peserta yang pernah mengikuti kegiatan pada UKM LCC, berisi informasi mulai dari nama, institusi, email, no telepon dan