• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: VETI MARIA ULFAH PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI EKONOMI MULIA PRATAMA BEKASI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: VETI MARIA ULFAH PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI EKONOMI MULIA PRATAMA BEKASI 2021"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah STIE MULIA PRATAMA – BEKASI

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN YANG MEMILIKI NPWP DAN KARYAWAN YANG TIDAK MEMILIKI NPWP TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG PADA CV.

WIDJAYA PRESISI Oleh:

VETI MARIA ULFAH 2017102811

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI EKONOMI MULIA PRATAMA BEKASI

2021

(2)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA PRATAMA - BEKASI

TANDA PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

NAMA : VETI MARIA ULFAH

NPM : 2017102811

NIRM : 3275056411960008

JURUSAN : AKUNTANSI

JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU (S1)

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 KARYAWAN YANG MEMILIKI NPWP DAN KARYAWAN YANG TIDAK MEMILIKI NPWP TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG PADA CV.

WIDJAYA PRESISI

Bekasi, 07 Oktober 2021

Disetujui dan diterima oleh:

Pembimbing Teknis, Pembimbing Materi,

Ir. Hj. Reni Yesi S., M.M. Drs. Suharjono, M.M.

Mengetahui

Wakil Ketua I Bidang Akuntansi, Ketua Jurusan,

Hartadi, S.E., M.Ak. Dr. Tony R. Sinambela, M.M.

(3)

1

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN YANG MEMILIKI NPWP DAN KARYAWAN YANG TIDAK MEMILIKI NPWP TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG PADA CV.

WIDJAYA PRESISI

VETI MARIA ULFAH

STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : vetimariaulfah@gmail.com Pembimbing : Ir. Hj. Reni Yesi S., M.M & Drs. Suharjono, M.M.

STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : renikepodang@gmail.com STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : har17jono@gmail.com

CV. Widjaya Presisi sebagai pemotong pajak penghasilan karyawan dan juga menanggung beban pajak yang harus dibayarkan kepada Negara melalui Instansi Perpajakan dimana salah satunya adalah pajak penghasilan pasal 21 yang diwajibkan kepada karyawan untuk membayar pajak tersebut berdasarkan penghasilan yang diperoleh.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan pada CV. Widjaya Presisi apakah sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008.

PPh Pasal 21 merupakan pajak terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban wajib pajak untuk membayarnya. Penghasilan yang dimaksud berupa gaji, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam Negeri. Undang-undang yang dipakai untuk mengatur tarif pajak, tata cara pajak, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak yaitu Undang-undang No. 36 Tahun 2008.

Metode analisis yang digunakan adalah metode Kuantitatif dan Deskriptif yaitu membahas masalah dengan cara mengumpulkan data gaji, melakukan perhitungan data, menganalisis permasalahan dan menyimpulkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang meliputi perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian di CV. Widjaya Presisi, karyawan yang memiliki NPWP, dua puluh empat karyawan, menyetorkan PPh Pasal 21 Terutang selama satu tahun sebesar Rp 154.722.000. Karyawan yang tidak memiliki NPWP, dari sebelas karyawan, Menyetorkan PPh Pasal 21 Terutang selama satu tahun sebesar Rp 46.720.320. CV.Widjaya Presisi belum melakukan perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 sesuai Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis memberikan saran karyawan pada bagian admin agar lebih teliti atas perhitungan, pemotongan supaya tidak terjadi kesalahan pembayaran gaji lagi kedepannya.

Kata kunci : perhitungan, pemotongan pajak penghasilan pasal 21, pajak penghasilan terutang.

(4)

2

INCOME TAX ANALYSIS ARTICLE 21 EMPLOYEES WHO HAVE NPWP AND EMPLOYEES WHO DO NOT HAVE NPWP ON INCOME

TAX ARTICLE 21 DUE TO CV. WIDJAYA PRECISION VETI MARIA ULFAH

STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : vetimariaulfah@gmail.com Pembimbing : Ir. Hj. Reni Yesi S., M.M & Drs. Suharjono, M.M.

STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : renikepodang@gmail.com STIE MULIA PRATAMA, Akuntansi, email : har17jono@gmail.com

CV. Widjaya Presisi as an employee income tax cutter and also bears the burden of taxes that must be paid to the State through the Taxation Agency, one of which is income tax article 21 which is required for employees to pay the tax based on the income earned.

The purpose of this study was to find out how to analyze the calculation and deduction of Article 21 income tax on employee salaries on CV. Widjaya Presisi whether it is in accordance with Law Number 36 Year 2008.

Income Tax Article 21 is a tax payable on income which is the obligation of the taxpayer to pay it. The income in question is in the form of salary, and other payments under any name in connection with work, or activities carried out by domestic individual Taxpayers. The law used to regulate tax rates, tax procedures, withholding, depositing and reporting taxes is Law no. 36 of 2008.

The analytical method used is the Quantitative and Descriptive method, namely discussing the problem by collecting salary data, calculating data, analyzing problems and concluding, so that conclusions can be drawn which include the calculation of Income Tax Article 21 on employee salaries.

Based on the results of research in CV. Widjaya Presisi, an employee who has a TIN, twenty-four employees, deposited Article 21 Income Tax Payable for one year amounting to Rp 154,722,000. Employees who do not have NPWP, out of eleven employees, Deposit Article 21 Income Tax Payable for one year amounting to Rp 46,720,320. CV.Widjaya Presisi has not calculated and deducted Income Tax Article 21 in accordance with the Income Tax Law No. 36 of 2008.

Based on the results of research that has been done, the author gives advice to employees on the admin section to be more careful with calculations, deductions so that salary payments do not occur again in the future.

Keywords: calculation, withholding income tax article 21, income tax payable.

(5)

3 I. PENDAHULUAN

Perusahaan perlu melakukan pencatatan agar dapat menghitung beban pajak yang harus dibayarkan dengan benar dalam melakukan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21. Perhitungan pajak penghasilan merupakan perhitungan atas pajak penghasilan yang dimana formula perhitungannya telah diatur di dalam peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Setelah perhitungan pajak penghasilan dilakukan, maka perusahaan melakukan pemotongan pajak penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan dilakukan sesuai perhitungan jumlah pajak yang harus dibayar atas penghasilan karyawan yang bekerja di perusahaan.

Penyetoran pajak penghasilan dilakukan setiap akhir tahun pajak masa dan peraturan penyetoran juga terdapat dalam peraturan perpajakan.

Perusahaan dalam melakukan perhitungan mengenai pembayaran pajak, terkadang terjadi selisih antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan perpajakan. Jika perhitungan perusahaan lebih kecil dari pada perhitungan perpajakan, maka terjadi kurang bayar dan perusahaan dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

CV. Widjaya Presisi juga sama dengan perusahaan lain yaitu sebagai pemotong pajak yang memiliki kewajiban untuk memotong pajak penghasilan karyawan untuk disetor kepada Negara.

Sama halnya dengan perusahaan lain CV. Widjaya Presisi memiliki karyawan dan mereka

semua dibutuhkan untuk membantu kelancaran tugas yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan dimana dalam menjalankan tugas-tugasnya para karyawan akan memperoleh pembayaran berupa gaji/upah sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawabnya.

CV. Widjaya Presisi juga menanggung beban pajak yang harus dibayarkan kepada Negara melalui Instansi Perpajakan dimana salah satunya adalah pajak penghasilan (PPh Pasal 21) yang diwajibkan kepada karyawan untuk membayar pajak tersebut berdasarkan penghasilan yang diperoleh.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul “ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN YANG MEMILIKI NPWP DAN KARYAWAN YANG TIDAK MEMILIKI NPWP

TERHADAP PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG CV. WIDJAYA PRESISI”

Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah :Bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 dan pemotongan PPh Pasal 21 karyawan yang memiliki NPWP pada CV.

Widjaya Presisi ?

2. Bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 dan Pemotongan PPh Pasal karyawan yang tidak

(6)

4 memiliki NPWP pada CV.

Widjaya Presisi ?

3. Apakah perhitungan PPh Pasal 21 dan pemotongan PPh Pasal 21 sesuai dengan Undang- undang Perpajakan yang berlaku?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 karyawan yang memiliki NPWP pada CV. Widjaya Presisi.

2. Untuk mengetahui perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 karyawan yang tidak memiliki NPWP pada CV. Widjaya Presisi.

3. Untuk mengetahui pengaruh perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH; dalam buku Pajak Penghasilan (2016:5) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Jenis pajak

Menurut Resmi (2017:7) jenis pajak dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutan.

1. Menurut Golongan pajak dikelompokan menjadi dua yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.

2. Menurut Sifat pajak dikelompokan menjdi dua yaitu pajak subjektif dan pajak objektif.

3. Menurut Lembaga Pemungutan pajak dikelompokan menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah.

Sistem Pemungutan Pajak

Dalam literatur tentang perpajakan, dikenal beberapa sistem pemungutan pajak yang bisa terapkan, diantaranya :

1. self assessment 2. withholding system 3. official assessment.

(7)

5 Pajak Penghasilan

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) berdasarkan Undang-Undang No 17 Tahun 2000 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya. Yang dimaksud subjek pajak dalam pengertian tersebut adalah orang pribadi atau badan.

Pajak Penghasilan termasuk jenis pajak subjektif, yaitu kewajiban pajaknya melekat pada subjek pajak yang bersangkutan. Kewajiban pajak ini tidak dapat dilimpahkan kepada subjek lain. Pajak penghasilan diatur dalam beberapa pasal, yaitu pasal 21,22,23, dan 25/29 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER- 32/PJ/2015, PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri.

Dasar hukum perhitungan dan pemotongan PPh ini merujuk pada :

 Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

 Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016

 Peraturan Menteri Keuangan No.101/PMK.010/2016 dan 102/PMK.010/2016

 Peraturan Undang-undang lainnya yang memuat tentang Pajak Penghasilan

Menurut Rahmat Hidayat Lubis (2018:206) PPh pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa,atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

Pemotongan PPh Pasal 21

Menurut Rahmat Hidayat Lubis (2018:206) Pemotongan PPh Pasal 21 adalah Wajib Pajak orang pribadi atau badan termasuk Bentuk Usaha Tetap yang mempunyai kewajiban melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah besarnya penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan

(8)

6 usaha dan/atau pekerjaan bebas jumlahnya dibawah PTKP tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 dan apabila berstatus sebagai pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek pajak PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.

Tarif PPh Pasal 21

Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, besarnya tarif Pajak Penghasilan yang ditetapkan atas PTKP bagi Wajib Pajak dalam negeri, sebagai berikut :

Pajak Penghasilan Lapisan

Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

Tarif Pajak Non NPWP Rp. 0 s/d Rp.

50.000.000

5% 120% x 5% = 6%

Di atas Rp.

50.000.000 s/d Rp.

250.000.000

15% 120% x 15% = 18%

Di atas Rp.

250.000.000

s/d Rp.

500.000.000

25% 120% x 15% = 30%

Di atas Rp.

500.000.000

30% 120% x 30% = 36%

Sumber: Pasal 17 UU No.36 Tahun 2008

Catatan : Mulai 1 Januari 2009, sesuai dengan Pasal 21 ayat (5a) UU PPh 2008, wajib pajak orang pribadi yang tidak memiliki NPWP dikenai

tarif pajak lebih tinggi sebesar 20%

dari tarif normal yang berlaku.

Tarif Pajak (PTKP) Uraian Status PTKP (per

tahun) WP

Pribadi Tidak Kawin

TK0 54.000.000,- TK1 58.500.000,- TK2 63.000.000,- TK3 67.500.000,- WP

Kawin

K0 58.500.000,- K1 63.000.000,- K2 67.500.000,- K3 72.000.000,- WP

Kawin dan Penghasi

lan istri Digabun g dengan Penghasi

lan suami

K/1/0 112.500.000,- K/1/1 117.000.000,- K/1/2 121.500.000,- K/1/3 126.000.000,-

Catatan :

 Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orang

 TK1: Tidak Kawin

 K : Kawin

 K/1: Kawin dan Penghasilan Pasangan digabung

 Setiap anggota keluarga sedarah dan dalam garis keturunan lurus (tanggungan) maksimal 3 orang.

Penghasilan Tidak Kena Pajak Besarnya PTKP per tahun (PTKP tahun 2016 berdasarkan PMK Nomor: 101/PMK .010/2016) adalah sebagai berikut:

(9)

7 a. Rp. 54.000.000 untuk diri

Wajib Pajak orang pribadi.

b. Rp. 4.500.000 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

c. Rp. 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggung sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

PTKP per bulan adalah PTKP per tahun dibagi 12 sebesar:

a. Rp. 4.500.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi.

b. Rp. 375.000 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

c. Rp. 375.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

Besarnya PTKP bagi karyawati berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri.

b. Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Menurut Undang-undang dasar hukum NPWP yang berlaku adalah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.

Menurut Rahmat Hidayat Lubis (2018:25) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenalan diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP.

Pengertian Pajak Terutang

Pajak Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak dalam tahun pajak, atau bagian tahun pajak sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

a. Masa Pajak adalah sama dengan satu bulan kalender b. Tahun Pajak adalah sama

dengan satu tahun kalender atau tahun takwim.

c. Tahun Pajak bisa menggunakan jangka waktu Januari hingga Desember.

Namun bisa dikecualikan jika mengajukan izin untuk menggunakan jangka waktu lain.

Dasar Hukum Pajak Terutang Ada tiga Undang-Undang Perpajakan yang menjadi dasar hukum pajak terutang, diantaranya:

(10)

8 1. Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh)

3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Jenis Pajak Terutang

Pajak Terutang

Dalam peraturan perundang- undangan perpajakan tersebut, Pajak Terutang terdapat dalam PPh, PPN, dan PPnBM, diantaranya:

Pajak Penghasilan (PPh) Terutang adalah pajak terutang yang dihitung dari penghasilan Kena Pajak.

1. Pajak Terutang PPh Pasal 21 2. Pajak Terutang PPh Pasal 22 3. Pajak Terutang PPh Pasal 23 4. Pajak Terutang PPh Pasal

25/29 Orang Pribadi

5. Pajak Terutang PPh Pasal 26 6. Pajak Terutang PPh Pasal 15 7. Pajak Terutang PPh Pasal 4

ayat 2

Sedangkan untuk penghasilan dari usaha jasa konstruksi, pengguna jasa wajib memotong PPh terutang pada saat pembayaran.

 PPN dan PPnBM Terutang

 Pajak Terutang PPN

 Pajak Terutang PPnBM

Saat terutangnya PPh Pasal 21 1. PPh Pasal 21 terutang bagi

Penerima Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya

penghasilan yang

bersangkutan.

2. PPh Pasal 21 terutang bagi pemotong PPh Pasal 21 untuk setiap masa pajak.

3. Saat terutang untuk setiap masa pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan.

Kerangka Pemikiran

kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibangun berdasarkan kerangka pikir terkait dengan judul dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Karyawan yang memiliki

NPWP (X₁)

Karyawan yang tidak memiliki

NPWP (X₂)

PPh Pasal 21 Terutang

(Y)

(11)

9 Hipotesis Penelitian

1. Diduga PPh Pasal 21 karyawan yang memiliki NPWP dapat berpengaruh terhadap PPh Pasal 21 terutang.

2. Diduga PPh Pasal 21 Karyawan yang tidak memiliki NPWP dapat berpengaruh terhadap PPh Pasal 21 terutang.

3. Diduga PPh pasal 21 terutang belum sesuai dengan Undang- Undang yang berlaku.

III. METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian direncanakan kurang lebih 3 bulan dari bulan 15 April 2021 sampai dengan 15 Juli 2021. Penelitian dilakukan di CV.

Widjaya Presisi yang beralamat :Kp.

Nagrak RT 003 RW 002 Sukadami, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.

Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif berupa data dokumentasi yaitu

dengan mempelajari,

mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

Data penelitian mengenai data gaji karyawan.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif. Data

yang dikumpulkan dari CV Widjaya Presisi. Data penelitian dianalisis dengan pendekatan deskriptif.

Berikut tahapan data penelitian ini : 1. Mengumpulkan data dan

informasi berupa gaji karyawan tahun 2019.

2. Menghitung jumlah gaji karyawan dari seluruh komponen penghasilan.

3. Melakukan penghitungan, pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan dengan cara membandingkan hasil perhitungan yang dilakukan perusahanan dengan undang- undang nomor 36 tahun 2008.

4. Menganalisis permasalahan yang terjadi pada perhitungan, pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan yang dilakukan dengan perusahaan dengan undang-undang nomor 36 tahun 2008.

5. Menyimpulkan hasil penelitian.

IV. HASIL DAN

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan CV. Widjaya Presisi merupakan yang bergerak dibidang

General Supplier,

mekanikal/elektrikal, serta alat-alat teknik dan spare part nya. CV.

Widjaya Presisi didirikan pada tanggal 07 Mei 2009 yang beralamat di Kp. Nagrak RT 003 RW. 002 Sukadami, Cikarang Selatan, Kab.

Bekasi.

(12)

10 CV. Widjaya Presisi dalam menjalankan bisnisnya juga mendukung dengan perusahaan PT.

Global Dimensi Metalindo, untuk

menjamin kelancaran

operasionalnya. Saat ini CV.

Widjaya Presisi fokus terhadap supplay barang dan jasa yang bersifat mekanik/elektrikal, disamping itu kami juga melayani kebutuhan sesuai permintaan customer kami.

Tujuan perusahaan kami adalah untuk menjadi pilihan utama bagi Customer dengan memberikan kontribusi setiap klien kami melebihi dari yang mereka harapkan, memalui pelayanan istimewa dari kami secara professional dan integritas penuh.

Perusahaan melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terutang dengan tarif yang sama terhadap semua pegawainya. Termasuk, terhadap pegawai yang tidak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Penghasilan kena pajak yang tercantum di daftar gaji perusahaan nilainya sampai dengan angka satuan, seharusnya berdasarkan pasal 17 ayat (4) itu disebutkan untuk keperluan untuk menghitung PPh yang terutang maka, nilai penghasilan kena pajak dibulatkan kebawah dalam ribuan penuh.

Sehingga nilai PPh terutang itu pasti dalam bentuk puluhan tidak mungkin satuan.

Sementara menurut penghitungan penulis yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dalam perhitungan

penghasilan karyawan. Untuk tarif PTKP yang penulis gunakan sesuai dengan tarif menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

No.252/PMK/.03/2008 mengenai tarif pajak (PTKP) dan pada tahun 2019 penulis menghitung PTKP penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak Peraturan Menteri

Keuangan Nomor:

122/PMK.010/2015 mengenai tarif pajak (PTKP).

1. Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan, dalam penghitungan PPh Pasal 21 berlaku ketentuan antara lain sebagai berikut:Untuk penghituangan Pajak Penghasilan terutang, nilai penghasilan kena pajak harus dibulatkan dalam ribuan penuh.

2. Bagi pegawai yang tidak ber- NPWP, tarif Pasal PPh Pasal 21 terutang yang dikenakan 20% lebih tinggi dari pegawai yang memiliki NPWP.

Perusahaan melakukan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar 5% pada karyawan yang memiliki NPWP. Dan perusahaan juga melakukan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar 5% terhadap karyawan yang tidak memiliki NPWP, seharusnya berdasarkan Undang- Undang PPh Pasal 21 karyawan yang tidak memiliki NPWP seharusnya dikenakan tarif 20%

lebih tinggi dari tarif normal.

(13)

11 Perhitungan, Pemotongan Karyawan Yang Memiliki NPWP

Jumlah Pajak Jumlah Pajak

1 ACHMAD FORTRANADHY 76.879.768.0-017.000 K/2 140.605.188 67.500.000 73.105.188 73.105.000 50.000.000 2.500.000 23.105.0003.465.750 5.965.750 2 ADE MEGASARI 76.879.768.0-013.000 K/1 140.590.745 63.000.000 77.590.745 77.590.000 50.000.000 2.500.000 27.590.0004.138.500 6.638.500 3 ADITYA SOEMARNA SURYA 76.476.424.7.434.000 K/2 141.605.983 67.500.000 74.105.983 74.105.000 50.000.000 2.500.000 24.105.0003.615.750 6.115.750 4 ANGGIE ANDRIYANTO ROJALI73.740.784.1-412.000 K/1 140.008.113 63.000.000 77.008.113 77.008.000 50.000.000 2.500.000 27.008.0004.051.200 6.551.200 5 BALLY SEMPATI PUTRA 82.996.092.1-435.000 TK/0 125.081.159 54.000.000 71.081.159 71.081.000 50.000.000 2.500.000 21.081.0003.162.150 5.662.150

6 DARKONO 68.099.539.6-502.000 K/1 142.438.160 63.000.000 79.438.160 79.438.000 50.000.000 2.500.000 29.438.0004.415.700 6.915.700

7 DICKY FADILLAH 80.044.712.0-433.000 TK/0 123.925.621 54.000.000 69.925.621 69.925.000 50.000.000 2.500.000 19.925.0002.988.750 5.488.750 8 EKO PRASETYO 72.764.551.7-013.000 K/1 139.908.477 63.000.000 76.908.477 76.908.000 50.000.000 2.500.000 26.908.0004.036.200 6.536.200 9 ELIZABETH SETIAWATI 74.586.339.9-435.000 K/1 144.461.387 63.000.000 81.461.387 81.461.000 50.000.000 2.500.000 31.461.0004.719.150 7.219.150 10 ENIKA SARI S 92.321.071.0-125.000 TK/0 121.990.904 54.000.000 67.990.904 67.990.000 50.000.000 2.500.000 17.990.0002.698.500 5.198.500 11 GARTH CLINT JOUFER 80.562.152.1-006.000 TK/0 126.432.846 54.000.000 72.432.846 72.432.000 50.000.000 2.500.000 22.432.0003.364.800 5.864.800 12 GILANG RIO SAPUTRA 80.989.651.7-019.000 TK/0 125.296.345 54.000.000 71.296.345 71.296.000 50.000.000 2.500.000 21.296.0003.194.400 5.694.400 13 HADI WIYONO 98.462.140.9-039.000 TK/0 123.926.829 54.000.000 69.926.829 69.926.000 50.000.000 2.500.000 19.926.0002.988.900 5.488.900 14 HERMAN P PURBA 76.788.898.5-448.000 K/1 142.389.687 63.000.000 79.389.687 79.389.000 50.000.000 2.500.000 29.389.0004.408.350 6.908.350 15 JULIAN IDHA PAMUNGKAS 66.013.960.1-009.000 K/1 140.555.211 63.000.000 77.555.211 77.555.000 50.000.000 2.500.000 27.555.0004.133.250 6.633.250 16 JULIUS BOBBY BOLANG 80.301.931.4-019.000 TK/0 126.459.191 54.000.000 72.459.191 72.459.000 50.000.000 2.500.000 22.459.0003.368.850 5.868.850 17 KRISTIRANI 72.647.935.5-027.000 K/0 142.291.077 58.500.000 83.791.077 83.791.000 50.000.000 2.500.000 33.791.0005.068.650 7.568.650 18 MARCELINO LANG 82.476.069.8-016.000 TK/0 124.836.789 54.000.000 70.836.789 70.836.000 50.000.000 2.500.000 20.836.0003.125.400 5.625.400 19 MUHAMAD IDRIS 59.018.517.9-064.000 K/0 142.309.454 58.500.000 83.809.454 83.809.000 50.000.000 2.500.000 33.809.0005.071.350 7.571.350

20 MULYADI 36.543.888.6-451.000 K/0 139.888.710 58.500.000 81.388.710 81.388.000 50.000.000 2.500.000 31.388.0004.708.200 7.208.200

21 NUR PRASETYO WIGUNA 70.345.268.0-412.000 TK/0 140.923.659 54.000.000 86.923.659 86.923.000 50.000.000 2.500.000 36.923.0005.538.450 8.038.450 22 NURUL AGDALIANY MARLAUT90.349.297.3-013.000 TK/0 126.421.423 54.000.000 72.421.423 72.421.000 50.000.000 2.500.000 22.421.0003.363.150 5.863.150 23 RETNO SISTHA INGGITA 75.011.577.6-429.000 TK/0 142.310.138 54.000.000 88.310.138 88.310.000 50.000.000 2.500.000 38.310.0005.746.500 8.246.500 24 YENI CITRA SARI 84.286.525.5-061.000 TK/0 126.334.760 54.000.000 72.334.760 72.334.000 50.000.000 2.500.000 22.334.0003.350.100 5.850.100

3.230.991.858 1.831.491.858 1.831.480.000 154.722.000

PTKP Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak ( Pembulatan)

JUMLAH

No Nama Karyawan NPWP StatusPenghasilan Netto 5% 15% Jumlah PPh

(Bersih) Setahun

Perhitungan, Pemotongan Karyawan Yang Tidak Memiliki NPWP

Jumlah Pajak Jumlah Pajak 1 AYU PRAMODYANTI - TK/0 111.790.217 54.000.000 57.790.217 57.790.000 50.000.000 3.000.000 7.790.000 1.402.200 4.402.200 366.850 2 BILL HARIADI SARAGIH - TK/0 112.736.086 54.000.000 58.736.086 58.736.000 50.000.000 3.000.000 8.736.000 1.572.480 4.572.480 381.040 3 CLEO CLEOPHAS - TK/0 110.902.887 54.000.000 56.902.887 56.902.000 50.000.000 3.000.000 6.902.000 1.242.360 4.242.360 353.530 4 DEDY DASUKI - TK/0 112.036.867 54.000.000 58.036.867 58.036.000 50.000.000 3.000.000 8.036.000 1.446.480 4.446.480 370.540 5 FARA DIBA GULGUBU - TK/0 111.418.110 54.000.000 57.418.110 57.418.000 50.000.000 3.000.000 7.418.000 1.335.240 4.335.240 361.270 6 GALIH SETIAWAN - TK/0 111.543.795 54.000.000 57.543.795 57.543.000 50.000.000 3.000.000 7.543.000 1.357.740 4.357.740 363.145 7 JUMAEDI - TK/0 110.771.718 54.000.000 56.771.718 56.771.000 50.000.000 3.000.000 6.771.000 1.218.780 4.218.780 351.565 8 LISA TRI JULIANTI - TK/0 110.613.669 54.000.000 56.613.669 56.613.000 50.000.000 3.000.000 6.613.000 1.190.340 4.190.340 349.195 9 SAIFUL FAUZI - TK/0 109.506.318 54.000.000 55.506.318 55.506.000 50.000.000 3.000.000 5.506.000 991.080 3.991.080 332.590 10 SATRIA KAUTSAR IRAK PUTRA - TK/0 108.598.263 54.000.000 54.598.263 54.598.000 50.000.000 3.000.000 4.598.000 827.640 3.827.640 318.970 11 YUDHA SETYARSO - TK/0 110.311.614 54.000.000 56.311.614 56.311.000 50.000.000 3.000.000 6.311.000 1.135.980 4.135.980 344.665

1.220.229.543 626.229.543 626.224.000 46.720.320 3.893.360

JUMLAH Status NPWP Nama Karyawan No

Jumlah PPh Terutang Pertahun Penghasilan

Kena Pajak (pembulatan) Penghasilan

Netto (Bersih) Setahun

PTKP Penghasilan Kena Pajak Setahun

6% 18% Jumlah PPh

Terutang Perbulan

Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan 21 Yang Memiliki NPWP Dan Tidak Memiliki NPWP

Jumlah Pajak Jumlah Pajak Jumlah Pajak Jumlah Pajak

1 ACHMAD FORTRANADHY 76.879.768.0-017.000 K/2 140.605.188 67.500.000 73.105.188 73.105.00050.000.000 2.500.00023.105.000 3.465.750 5.965.750 497.146 50.000.000 2.500.000 23.105.000 3.465.750 5.965.750 497.146 2 ADE MEGASARI 76.879.768.0-013.000 K/1 140.590.745 63.000.000 77.590.745 77.590.00050.000.000 2.500.00027.590.000 4.138.500 6.638.500 553.208 50.000.000 2.500.000 27.590.000 4.138.500 6.638.500 553.208 3 ADITYA SOEMARNA SURYA 76.476.424.7.434.000 K/2 141.605.983 67.500.000 74.105.983 74.105.00050.000.000 2.500.00024.105.000 3.615.750 6.115.750 509.646 50.000.000 2.500.000 24.105.000 3.615.750 6.115.750 509.646 4 ANGGIE ANDRIYANTO ROJALI 73.740.784.1-412.000 K/1 140.008.113 63.000.000 77.008.113 77.008.00050.000.000 2.500.00027.008.000 4.051.200 6.551.200 545.933 50.000.000 2.500.000 27.008.000 4.051.200 6.551.200 545.933 5 AYU PRAMODYANTI TK/0 111.790.217 54.000.000 57.790.217 57.790.00050.000.000 2.500.0007.790.000 1.168.500 3.668.500 305.708 50.000.000 3.000.000 7.790.000 1.402.200 4.402.200 366.850 6 BALLY SEMPATI PUTRA 82.996.092.1-435.000 TK/0 125.081.159 54.000.000 71.081.159 71.081.00050.000.000 2.500.00021.081.000 3.162.150 5.662.150 471.846 50.000.000 2.500.000 21.081.000 3.162.150 5.662.150 471.846 7 BILL HARIADI SARAGIH TK/0 112.736.086 54.000.000 58.736.086 58.736.00050.000.000 2.500.0008.736.000 1.310.400 3.810.400 317.533 50.000.000 3.000.000 8.736.000 1.572.480 4.572.480 381.040 8 CLEO CLEOPHAS TK/0 110.902.887 54.000.000 56.902.887 56.902.00050.000.000 2.500.0006.902.000 1.035.300 3.535.300 294.608 50.000.000 3.000.000 6.902.000 1.242.360 4.242.360 353.530 9 DARKONO 68.099.539.6-502.000 K/1 142.438.160 63.000.000 79.438.160 79.438.00050.000.000 2.500.00029.438.000 4.415.700 6.915.700 576.308 50.000.000 2.500.000 29.438.000 4.415.700 6.915.700 576.308 10 DEDY DASUKI TK/0 112.036.867 54.000.000 58.036.867 58.036.00050.000.000 2.500.0008.036.000 1.205.400 3.705.400 308.783 50.000.000 3.000.000 8.036.000 1.446.480 4.446.480 370.540 11 DICKY FADILLAH 80.044.712.0-433.000 TK/0 123.925.621 54.000.000 69.925.621 69.925.00050.000.000 2.500.00019.925.000 2.988.750 5.488.750 457.396 50.000.000 2.500.000 19.925.000 2.988.750 5.488.750 457.396 12 EKO PRASETYO 72.764.551.7-013.000 K/1 139.908.477 63.000.000 76.908.477 76.908.00050.000.000 2.500.00026.908.000 4.036.200 6.536.200 544.683 50.000.000 2.500.000 26.908.000 4.036.200 6.536.200 544.683 13 ELIZABETH SETIAWATI 74.586.339.9-435.000 K/1 144.461.387 63.000.000 81.461.387 81.461.00050.000.000 2.500.00031.461.000 4.719.150 7.219.150 601.596 50.000.000 2.500.000 31.461.000 4.719.150 7.219.150 601.596 14 ENIKA SARI S 92.321.071.0-125.000 TK/0 121.990.904 54.000.000 67.990.904 67.990.00050.000.000 2.500.00017.990.000 2.698.500 5.198.500 433.208 50.000.000 2.500.000 17.990.000 2.698.500 5.198.500 433.208 15 FARA DIBA GULGUBU TK/0 111.418.110 54.000.000 57.418.110 57.418.00050.000.000 2.500.0007.418.000 1.112.700 3.612.700 301.058 50.000.000 3.000.000 7.418.000 1.335.240 4.335.240 361.270 16 GALIH SETIAWAN TK/0 111.543.795 54.000.000 57.543.795 57.543.00050.000.000 2.500.0007.543.000 1.131.450 3.631.450 302.621 50.000.000 3.000.000 7.543.000 1.357.740 4.357.740 363.145 17 GARTH CLINT JOUFER 80.562.152.1-006.000 TK/0 126.432.846 54.000.000 72.432.846 72.432.00050.000.000 2.500.00022.432.000 3.364.800 5.864.800 488.733 50.000.000 2.500.000 22.432.000 3.364.800 5.864.800 488.733 18 GILANG RIO SAPUTRA 80.989.651.7-019.000 TK/0 125.296.345 54.000.000 71.296.345 71.296.00050.000.000 2.500.00021.296.000 3.194.400 5.694.400 474.533 50.000.000 2.500.000 21.296.000 3.194.400 5.694.400 474.533 19 HADI WIYONO 98.462.140.9-039.000 TK/0 123.926.829 54.000.000 69.926.829 69.926.00050.000.000 2.500.00019.926.000 2.988.900 5.488.900 457.408 50.000.000 2.500.000 19.926.000 2.988.900 5.488.900 457.408 20 HERMAN P PURBA 76.788.898.5-448.000 K/1 142.389.687 63.000.000 79.389.687 79.389.00050.000.000 2.500.00029.389.000 4.408.350 6.908.350 575.696 50.000.000 2.500.000 29.389.000 4.408.350 6.908.350 575.696 21 JULIAN IDHA PAMUNGKAS 66.013.960.1-009.000 K/1 140.555.211 63.000.000 77.555.211 77.555.00050.000.000 2.500.00027.555.000 4.133.250 6.633.250 552.771 50.000.000 2.500.000 27.555.000 4.133.250 6.633.250 552.771 22 JULIUS BOBBY BOLANG 80.301.931.4-019.000 TK/0 126.459.191 54.000.000 72.459.191 72.459.00050.000.000 2.500.00022.459.000 3.368.850 5.868.850 489.071 50.000.000 2.500.000 22.459.000 3.368.850 5.868.850 489.071 23 JUMAEDI TK/0 110.771.718 54.000.000 56.771.718 56.771.00050.000.000 2.500.0006.771.000 1.015.650 3.515.650 292.971 50.000.000 3.000.000 6.771.000 1.218.780 4.218.780 351.565 24 KRISTIRANI 72.647.935.5-027.000 K/0 142.291.077 58.500.000 83.791.077 83.791.00050.000.000 2.500.00033.791.000 5.068.650 7.568.650 630.721 50.000.000 2.500.000 33.791.000 5.068.650 7.568.650 630.721 25 LISA TRI JULIANTI TK/0 110.613.669 54.000.000 56.613.669 56.613.000 50.000.000 2.500.0006.613.000 991.950 3.491.950 290.996 50.000.000 3.000.000 6.613.000 1.190.340 4.190.340 349.195 26 MARCELINO LANG 82.476.069.8-016.000 TK/0 124.836.789 54.000.000 70.836.789 70.836.000 50.000.000 2.500.00020.836.000 3.125.400 5.625.400 468.783 50.000.000 2.500.000 20.836.000 3.125.400 5.625.400 468.783 27 MUHAMAD IDRIS 59.018.517.9-064.000 K/0 142.309.454 58.500.000 83.809.454 83.809.000 50.000.000 2.500.00033.809.000 5.071.350 7.571.350 630.946 50.000.000 2.500.000 33.809.000 5.071.350 7.571.350 630.946 28 MULYADI 36.543.888.6-451.000 K/0 139.888.710 58.500.000 81.388.710 81.388.000 50.000.000 2.500.00031.388.000 4.708.200 7.208.200 600.683 50.000.000 2.500.000 31.388.000 4.708.200 7.208.200 600.683 29 NUR PRASETYO WIGUNA 70.345.268.0-412.000 TK/0 140.923.659 54.000.000 86.923.659 86.923.000 50.000.000 2.500.00036.923.000 5.538.450 8.038.450 669.871 50.000.000 2.500.000 36.923.000 5.538.450 8.038.450 669.871 30 NURUL AGDALIANY MARLAUT 90.349.297.3-013.000 TK/0 126.421.423 54.000.000 72.421.423 72.421.000 50.000.000 2.500.00022.421.000 3.363.150 5.863.150 488.596 50.000.000 2.500.000 22.421.000 3.363.150 5.863.150 488.596 31 RETNO SISTHA INGGITA 75.011.577.6-429.000 TK/0 142.310.138 54.000.000 88.310.138 88.310.000 50.000.000 2.500.00038.310.000 5.746.500 8.246.500 687.208 50.000.000 2.500.000 38.310.000 5.746.500 8.246.500 687.208 32 SAIFUL FAUZI TK/0 109.506.318 54.000.000 55.506.318 55.506.000 50.000.000 2.500.0005.506.000 825.900 3.325.900 277.158 50.000.000 3.000.000 5.506.000 991.080 3.991.080 332.590 33 SATRIA KAUTSAR IRAK PUTRA TK/0 108.598.263 54.000.000 54.598.263 54.598.000 50.000.000 2.500.0004.598.000 689.700 3.189.700 265.808 50.000.000 3.000.000 4.598.000 827.640 3.827.640 318.970 34 YENI CITRA SARI 84.286.525.5-061.000 TK/0 126.334.760 54.000.000 72.334.760 72.334.000 50.000.000 2.500.00022.334.000 3.350.100 5.850.100 487.508 50.000.000 2.500.000 22.334.000 3.350.100 5.850.100 487.508 35 YUDHA SETYARSO TK/0 110.311.614 54.000.000 56.311.614 56.311.000 50.000.000 2.500.0006.311.000 946.650 3.446.650 287.221 50.000.000 3.000.000 6.311.000 1.135.980 4.135.980 344.665

4.451.221.401 2.457.721.401 193.655.600 16.137.967 201.442.320 16.786.860

7.786.720 648.893 18% Jumlah PPh

Terutang Pertahun Jumlah Pph Terutang Perbulan Penghasilan kena

Pajak Setahun(Pembulatan)

193.655.600 - 201.942.320 SELISIH

16.137.967 - 16.786.860 Penghasilan

Kena Pajak Setahun

5% 15% Jumlah PPh

Pertahun

JUMLAH

Jumlah PPh Perbulan

No Nama Karyawan NPWP Status

Penghasilan Netto (Bersih) Setahun

PTKP 6%

Perbandingan perhitungan PPh Pasal 21 antara penulis lakukan dan perusahaan lakukan. Perusahaan menghitung dengan tarif 5%. Dan penulis melakukan perhitungan sesuai dengan Pasal 21 ayat 5 (a).

Yang mana tercantum di Pasal 21 ayat 5 (a) bagi karyawan yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif lebih tinggi 20% dari tarif normal, sehingga terdapat perselisihan antara perhitungan perusahaan dan penulis lakukan.

Pemotong pajak sebagai pihak yang mempunyai hak dan kewajiban

(14)

12 untuk melakukan pemotongan, perhitungan penyetoran, pelaporan PPh Pasal 21 harus mempunyai pemahaman yang baik dan benar tentang peraturan perundang- undangan PPh Pasal 21 yang berlaku saat ini. Kurangnya pemahaman pemotongan pajak terhadap system peraturan yang berlaku, dapat menimbulkan kesalahan. Dan hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karyawan dan terutama bagi pemerintah karena dapat menyebabkan hilangnya potensi pajak pemerintah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya maka penulis dapat mengambil keputusan sebagai berikut :

1. PPh Pasal 21 yang dipotong untuk karyawan yang memiliki NPWP, dari dua puluh empat karyawan, CV.

Widjaya Presisi menyetorkan PPh Pasal 21 TERUTANG selama satu tahun sebesar Rp 154.722.000

2. PPh Pasal 21 yang dipotong untuk karyawan yang tidak memiliki NPWP, dari sebelas karyawan, CV. Widjaya Presisi Menyetorkan PPh Pasal 21 TERUTANG selama satu tahun sebesar Rp 46.720.320

3. Perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 pada CV.

Widjaya Presisi tidak sesuai Undang-undang Perpajakkan Nomor 36 Tahun 2008 maka terjadilah selisih sebesar Rp 7.786.720 antara perusahaan dengan penulis lakukan.

Saran

1. Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab- bab sebelumnya, penulis mencoba memberi saran sebagai berikut :CV. Widjaya Presisi khususnya bagian keuangan memotong tarif 5%

untuk karyawan yang memiliki NPWP PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap.

2. CV. Widjaya Presisi khususnya bagian keuangan karyawan yang tidak memiliki NPWP atau pekerja harian lepas dikenai tarif pajak lebih tinggi sebesar 20% dari tarif normal yang berlaku.

3. CV. Widjaya Presisi untuk lebih teerus mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

Perpajakkan guna

menghindari masalah serta pelanggaran-pelanggran dan tetap mengamati informasi- informasi yang terbaru mengenai perubahan- perubahan terbaru yang diberlakukan oleh Menteri Keuangan, Maupun Diroktorat Jenderal Pajak.

(15)

13 DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2014, Akuntansi Perpajakan, Edisi 3, Salemba Empat Agus Waskito, 2011. Mudahnya Menghitung Pajak Penghasilan Penyuting Andi Fandi –Cet 1 - Yogyakarta- Buku Pintar.

Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Baridwan, Zaki. 2002. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5.

Yogyakarta:BPFE

Direktorat Jenderal Pajak UU Nomor 7 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah, Terakhir Dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Faiz Zamzami, Nabella Duta Nusa, 2016. Akuntansi Pengantar 1 Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Indriantoro, Nur., Bambang supomo, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama.

Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Kautsar Riza Salman, S.M. 2017.

Perpajakan PPh dan PPN. Jakarta:

Indeks.

Lubis, Rahmat Hidayat, 2018. Pajak Penghasilan. Yogyakarta : Andi Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang mengatur tarif terbaru penghasilan tidak kena pajak 2016 (PTKP)

Peraturan Mentri Keuangan No.252/PMK.10/2016, tentang penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Resmi, S. 2017. Perpajakan. Jakarta:

Salemba Empat.

S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta : Salemba Empat.

SR. Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima.

Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Penerbitan Alfabeta.

UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

UU No.36 tahun 2008, pasal 17 ayat(1) Tentang Pajak Penghasilan.

Waluyo, 2014. Akuntansi Pajak.

Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pemilihan lokasi gudang dengan menggunakan metode Brown Gibson ini memberikan hasil, yaitu alternatif akan menjadi prioritas tertinggi

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran (size) perusahaan dan waktu penutupan akhir tahun buku secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu

Berkaitan dengan Evaluasi Renja Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Riau Tahun 2019 yang mempertimbangkan bahwa Dinas Komunikasi, Informatika dan

Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan, yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan,

Lakukanlah apa yang diperitahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia

Hasil tersebut memperlihatkan juga bahwa, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan pada karakteristik keterampilan berpikir kreatif secara umum antara subjek

Tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara motivasi, persekitaran kerja, kerja berpasukan dan kepimpinan terhadap kepuasan pekerja di kalangan pekerja