• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

8 A. Tingkat Suku Bunga SBI

1. Pengertian

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)

2. Penetapan BI Rate

Jadwal Penetapan dan Penentuan :

Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya

Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.

Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.

(2)

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id)

BI rate ditetapkan oleh dewan gubernur dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Rekomendasi BI rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi

b. Berbagai informasi lainnya seperti indikator makro ekonomi, survey, pendapat ahli, hasil-hasil riset ekonomi, dll.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. (www.bi.go.id)

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. (www.bi.go.id)

(3)

Contoh Penentuan dan Perhitungan Suku Bunga SBI (www.sjdih.depkeu.go.id) Misalnya Perjanjian Kredit ditandatangani pada tanggal 5 April 2010 dengan jumlah pagu 20 miliar dengan Tingkat Bunga BI Rate+5%

1. Penarikan pertama 10 miliar pada tanggal 10 Mei 2010 (BI Rate yang berlaku, misalnya 6,25%)

2. Penarikan kedua 5 miliar pada tanggal 5 Agustus 2010 (BI Rate mengikuti penarikan pertama)

3. Penarikan ketiga 5 miliar pada tanggal 5 Oktober 2010 (BI Rate berlaku sesuai ketetapan, misalnya 6%)

Perhitungan bunga pada tanggal 1 Oktober 2010 Tabel 2.1

Tanggal Penarikan

Besar Penarikan

Total Outstanding

Hari Bunga

Suku Bunga Perhitungan Bunga

Total BI

Rate Margin PDAM KPA

10/05/2010 10.000.000.000 10.000.000.000 87 6,25% 5% 151.041.666,67 120.833.333,33 271.875.000,00 05/08/2010 5.000.000.000 15.000.000.000 27 6,25% 5% 70.312.500,00 56.250.000,00 126.562.500,00

221.354.166,67 177.083.333,33 398.437.500,00

Perhitungan bunga = Outstanding X suku bunga X hari bunga/360

Perhitungan bunga untuk penarikan pertama sampai tanggal 1 Oktober adalah dengan menggunakan BI rate tanggal 10 Mei (6,25%)

- Dihitung antara tanggal 10 Mei 2010 (penarikan I) dengan tanggal 5 agustus (Penarikan II) = 87 hari

- Dihitung antara tanggal 5 Agustus 2010 (penarikan II) dengan tanggal 31 Agustus 2010 (Akhir periode perhitungan)+1 = 27 hari

(4)

Perhitungan Bunga pada tanggal 1 April 2011 Tabel 2.2

Tanggal Penarikan

Besar Penarikan

Total Outstanding

Hari Bunga

Suku Bunga Perhitungan Bunga

Total BI

Rate Margin PDAM KPA

15.000.000.000 31 6,25% 5% 80.729.166,67 64.583.333,33 145.312.500,00

15.000.000.000 4 6,00% 5% 10.000.000,00 8.333.333,33 18.333.333,33

05/10/2010 5.000.000.000 20.000.000.000 147 6,00% 5% 490.000.000,00 408.333.333,33 898.333.333,33

580.729.166,67 481.250.000,00 1.061.979.166,67

Perhitungan bunga = Outstanding X suku bunga X hari bunga/360

Perhitungan bunga untuk penarikan pertama sampai tanggal 1 Oktober adalah dengan menggunakan BI rate tanggal 10 Mei 2010 (6,25%), perhitungan bunga selanjutnya digunakan BI Rate yang ditetapkan 1 Oktober 2010 yaitu 6%.

Hari Bunga

- Dihitung antara tanggal 31 Agustus 2010 (Akhir periode perhitungan) dengan 1 Oktober 2010 (tanggal penetapan BI Rate/tanggal pembayaran) = 31 hari

- Dihitung antara tanggal 1 Oktober 2010 (tanggal penetapan BI Rate/tanggal pembayaran) dengan 5 Oktober 2010 (penarikan III) = 4 hari - Dihitung antara tanggal 5 Oktober 2010 (penarikan III) dengan 28 Februari

2011 (tanggal periode perhitungan) +1 = 147 hari

(5)

B. Kurs Mata Uang

Nilai tukar mata uang asing (the exchange rate) atau nilai kurs menyatakan hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negeri (en.wikipedia.org). Menurut FASB, kurs adalah rasio antara suatu unit mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang lain yang bisa ditukar pada waktu tertentu.

Dalam sebuah buku Rimsky (2008:66) menyatakan

Dalam suatu perekonomian terbuka, kebijakan yang disusun oleh otoritas moneter sangat tergantung pada sistem moneter internasional yang berkaitan langsung dengan sistem penetapan kurs valuta asing. Kekuatan valuta asing dapat mengancam eksistensi valuta dalam negeri (rupiah) jika kurs rupiah terus-menerus merosot (depresiasi) terhadap valas.

Menurut Aulia (2008:55),

penyesuaian nilai rupiah yang relatif lamban dibandingkan dengan laju inflasi di dalam negeri dapat mengakibatkan harga barang-barang ekspor relatif lebih mahal sehingga kurang mendukung upaya peningkatan daya saing ekspor non migas. Sebaliknya penyesuaian nilai tukar rupiah yang terlalu cepat akan dapat mendorong pengaliran modal ke luar negeri.

Hamdy (2010), berdasarkan perkembangan sistem moneter internasional sejak berlakunya Bretton Woods System tahun 1947, pada umumnya dikenal tiga macam sistem penetapan kurs valas (forex rate), yaitu:

a. Sistem kurs tetap atau stabil (fixed exchange rate system)

adalah sistem dimana lembaga otoritas moneter menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat

(6)

tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi.

b. Sistem kurs mengambang atau berubah (floating exchange rate system) adalah sistem kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran bursa valas. Sistem kurs ini terdiri atas:

1. Sistem kurs mengambang secara murni atau clean rate (Freely floating rate), yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan pemerintah

2. Sistem kurs mengambang terkendali atau dirty float (Managed float), yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi dengan campur tangan pemerintah yang mempengaruhi permintaan dan penawaran alas melalui berbagai kebijakan di bidang moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri.

c. Sistem kurs terkait (pegged exchange rate system)

Sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.

Saat ini sebagian besar bahan baku bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia masih mengandalkan impor dari luar negeri. Ketika mata uang rupiah terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku tersebut.

Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.

(7)

Bagi investor, proyeksi penurunan tingkat laba tersebut akan dipandang negatif (A.K Coleman dan K.A Tettey,2008). Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu akan mendorong penurunan indeks harga saham gabungan.

C. Harga Emas Dunia

Emas merupakan barang yang sejak dulu di minati banyak orang. Pada jaman dahulu Emas merupakan alat tukar kebutuhan manusia, yang sekarang di gantikan oleh uang. Emas yang bersifat tahan karat, tak mudah terurai dan merupakan golongan logam mulia seperti perak dan platina namun begitu tetap saja emas merupakan yang istimewa dan diistimewakan. (forexlocal.com)

Selain sebagai perhiasan, emas juga digunakan pada komponen industri. Iniliah salah satu penyebab kenaikan harga emas dari waktu ke waktu. Begitu berharganya emas, sehingga dalam peradaban manusia emas sering dijadikan alat transaksi. Imam Ghazali (1058-1111 M) berpendapat bahwa uang yang adil adalah emas dan perak.

Pada jaman dahulu emas merupakan alat tukar barang kebutuhan, itu sebabnya saat bank sentral berdiri dan uang kertas pertama kali muncul banyak keraguan di masyarakat atas nilai uang kertas tersebut. Untuk mengatasi hal itu pemerintah mengumumkan bahwa uang kertas yang beredar itu di jamin oleh cadangan emas milik Negara, jadi kapanpun masyarakat ingin menukarkan

(8)

uang kertas tersebut dengan emas akan langsung di layani. Walaupun demikian saat itu menjadi titik awal dimana masyarakat mulai mempercayai uang kertas merupakan nilai tukar yang sah. (forexlocal.com)

Harga emas juga dipengaruhi krisis politik, perang dan bencana alam, harga minyak, dan inflasi. Harga emas selalu berfluktuatif, tetapi tren harga emas dalam 36 tahun terakhir mengalami kenaikan. Kenaikan harga emas tidak hanya terjadi pada dollar Amerika, tetapi juga direspon oleh mata uang dunia lain, karena banyak bank sentral yang beralih dari dollar Amerika dan menjadikan emas sebagai cadangan devisanya. (Diantoro, 2010)

Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London (en.wikipedia.org). Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur dimana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.goldfixing.com).

Kelima anggota tersebut adalah : 1. Bank of Nova Scottia

2. Barclays Capital 3. Deutsche Bank 4. HSBC

5. Societe Generale

(9)

Proses penentuan harga adalah melalui lelang diantara kelima member tersebut.

Pada setiap awal tiap periode perdagangan, Presiden London Gold Fixing Ltd akan mengumumkan suatu harga tertentu. Kemudian kelima anggota tersebut akan mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer inilah yang berhubungan langsung dengan para pembeli sebenarnya dari emas yang diperdagangkan tersebut. Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh setiap dealer kepada anggota Gold London Fixing merupakan posisi bersih dari hasil akumulasi permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, secara otomatis harga akan naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan. Proses penentuan harga emas dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.30 (harga emas Gold A.M) dan pukul 15.00 (harga emas Gold P.M). Pada umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga penutupan pada hari perdagangan dan sering digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di seluruh dunia (www.goldfixing.com).

D. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah

(10)

gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.

Sedangkan Marzuki Usman dkk (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorites) maupun oleh perusahaan swasta (private sector). Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).

2. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki fungsi sebagai berikut (Hendy M. Fakhruddin, 2008) :

a. Sarana menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.

b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.

c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja.

d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana

“open market operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.

f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju “rate” yang reasonable.

g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

(11)

3. Risiko Investasi

Pasar modal merupakan pasar yang memiliki berbagai macam jenis instrument keuangan (sekuritas) yang biasa diperdagangkan dalam bentuk modal maupun hutang. Investor selalu dihadapkan pada dua pilihan saat akan menanamkan modal yaitu return atau risiko. Semakin tinggi risiko yang diambil maka semakin besar pula return yang diharapkan, dan ini berlaku untuk sebaliknya.

Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu (L. Thian Hin, 2008) :

1. Systematic risk

Systematic risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan.

2. Unsystematic risk

Unsystematic risk merupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko industri, operating laverage risk dan lain-lain.

Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan pembentukan portofolio, unsystematic risk disebut juga diversible risk.

E. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Ada beberapa macam pendekatan dan metode penghitungan indeks yang diterapkan di beberapa bursa dunia (BEI, 2010).

(12)

Menurut Sunariyah (2006:138)

Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suati indeks harga saham yang memberikan deskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi tertentu pula. Indeks harga saham tersebut merupakan catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu.

IHSG BEI atau JSX CSPI merupakan IHSG yang dikeluarkan oleh BEI. IHSG BEI ini mengambil hari dasar pada tanggal 10 Agustus 1982 dan mengikutsertakan semua saham yang tercatat di BEI. IHSG BEI diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 yang digunakan sebagai indikator untuk memantau pergerakan saham. Indeks ini mencakup semua saham biasa maupun saham preferen di BEI (Robert Ang,1997).

1. Jenis Indeks Harga Saham

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Sekarang ini PT Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal (BEI, 2010).

a) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukkan dalam

(13)

perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks Bursa Efek Surabaya karena alasan tidak (atau belum ada) aktivitas transaksi sehingga belum tercipta harga di pasar.

b) Indeks Sektoral

menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing sektor.

c) Indeks LQ45

menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

d) Jakarta Islamic Index (JII)

menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbikan oleh Bapepam-LK) dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.

e) Indeks Kompas100

menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

f) Indeks BISNIS-27

menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia

g) Indeks PEFINDO25

menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO

h) Indeks SRI-KEHATI

menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan KEHATI.

i) Indeks Papan Utama

menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama.

j) Indeks Papan Pengembangan

menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan.

k) Indeks Individual

yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.

Indeks-indeks tersebut ditampilkan terus menerus melalui display wall di lantai bursa dan disebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed.

(14)

Seperti di mayoritas bursa-bursa dunia, indeks yang ada di BEI dihitung dengan menggunakan metodologi rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar) atau Market Value Weighted Average Index.

Formula dasar penghitungan indeks adalah:

Indeks = Nilai Pasar x 100%

Nilai Dasar

Nilai Pasar adalah nilai kumulatif dari jumlah saham outstanding hari ini dikali harga pasar hari ini (kapitalisasi pasar), dengan rumus :

Agar indeks hanya mencerminkan pergerakan harga saham saja maka faktor- faktor yang bukan merupakan perubahan harga saham harus dieliminasi sehingga nilai dasar harus selalu disesuaikan.

Rumus penyesuaian Nilai Dasar :

NDB = (NPS + Nilai Penyesuaian) X NDS NPS

(15)

Ket :

NDB = Nilai Dasar Baru setelah Corporate Action NDS = Nilai Dasar Sebelumnya

NPS = Nilai Pasar Sebelumnya

Contoh Perhitungan IHSG

Diasumsikan empat jenis saham A, B, C dan D terdapat pada bursa XYZ, dimana keempat jenis saham tersebut listing pada hari yang sama dan hari tersebut digunakan hari dasarnya. Berikut kapitilasi saham-saham tersebut pada saat listing.

Tabel 2.3

Saham Jumlah Harga (Rp) Nilai Pasar (Rp) A

B C D

1200 1000 5000 2000

750 500 600 1100

900.000 500.000 3.000.000 2.200.000

1. Hitung harga dasar saham tersebut

2. Hitung IHSG tersebut, jika pada hari pertama ada perubahan harga saham A dari Rp 750 menjadi Rp 800 dan saham B dari Rp 500 menjadi Rp 600

3. Jika saham E melakukan penawaran perdana pada hari kedua sejumlah 900 lembar dengan harga Rp 1.375

(16)

Penyelesaian : Hari Dasar

Nilai Dasar = Nilai Pasar

Tabel 2.4

Saham Jumlah Harga (Rp) Nilai Pasar (Rp)

Sebelumnya Hari ini Sebelumnya Hari ini Sebelumnya Hari ini

A 0 1200 0 750 0 950000

B 0 1000 0 500 0 500000

C 0 5000 0 600 0 3000000

D 0 2000 0 1100 0 2200000

Total 0 6600000

NDH (Nilai Dasar Hari ini) = 6.600.000 NPH (Nilai Pasar Hari ini) = 6.600.000 Indeks = 6.600.000 x 100 = 100,00

6.600.000

Hari Bursa kesatu

Tidak ada corporate actions, hanya perubahan harga Tabel 2.5

Saham Jumlah Harga (Rp) Nilai Pasar (Rp)

Sebelumnya Hari ini Sebelumnya Hari ini Sebelumnya Hari ini

A 1200 1200 750 800 900000 950000

B 1000 1000 500 600 500000 600000

C 5000 5000 600 600 3000000 3000000

D 2000 2000 1100 1100 2200000 2200000

Total 6600000 6750000

NDS (Nilai Dasar Sebelumnya) = 6.600.000 NPS (Nilai Pasar Sebelumnya) = 6.600.000

(17)

NDH (Nilai Dasar Hari ini) = 6.600.000 NPH (Nilai Pasar Hari ini) = 6.750.000 Indeks = 6.750.000 x 100 = 102,272

6.600.000 Hari Bursa kedua

Saham E mencatatkan sahamnya sejumlah 900 lembar saham yang berasal dari penawaran perdana dengan harga penawaran Rp. 1.375 per saham.

Tabel 2.6

Saham

Jumlah Harga (Rp) Nilai Pasar (Rp)

Sebelumnya Hari

ini Sebelumnya Hari

ini Sebelumnya Hari ini

A 1200 1200 800 800 950000 950000

B 1000 1000 600 600 500000 500000

C 5000 5000 600 600 3000000 3000000

D 2000 2000 1100 1100 2200000 2200000

E 900 1375 1237500

Total 6750000 7987500

NDS = 6.600.000 NPS = 6.750.000 NPS = 7.987.500

Nilai Penyesuaian NDB = 900 x 1.375 = 1.237.500 NDB = 6.750.000 + 1.237.500 x 6.600.000 = 7.810.000

6.750.000

Indeks = 7.987.500 x 100 = 102.272 7.810.000

(18)

2. Indeks Sektoral

Indeks sektoral BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classifi Cation). Kesembilan sektor tersebut adalah:

a. Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)

■ Sektor 1 : Pertanian

■ Sektor 2 : Pertambangan

b. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur)

■ Sektor 3 : Industri Dasar dan Kimia

■ Sektor 4 : Aneka Industri

■ Sektor 5 : Industri Barang Konsumsi

c. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur)

■ Sektor 6 : Properti dan Real Estate

■ Sektor 7 : Transportasi dan Infrastruktur

■ Sektor 8 : Keuangan

■ Sektor 9 : Perdagangan, Jasa dan Investasi

Selain sembilan sektor tersebut di atas, BEI juga menghitung Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang merupakan gabungan dari emiten-emiten yang terklasifi kasikan dalam sektor 3, sektor 4 dan sektor 5.

(19)

Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi (BEI, 2008) yaitu:

1. Sebagai indikator tren pasar,

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

F. Perbankan

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. (www.bi.go.id)

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

(20)

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a. Bank Umum

b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank Pasar e. Bank Desa f. Lumbung Desa g. Bank Pegawai h. dan Bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dab ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. Kegiatan bank umum lebih luas dari BPR. Artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan BPR mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit. (Kasmir, 2010)

(21)

Menurut Undang – undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi undang – undang no. 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sektor perbankan memiliki karakteristik yang sensitif terhadap isu perekonomian, suku bunga, dan inflasi tinggi akan mengakibatkan daya beli turun, NPL (non performing loan) naik dan penyaluran kredit terhambat.

Padahal sektor ini hidup dari penyaluran kredit. (Wira, 2011)

G. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan terhadap kinerja saham diantaranya ditampilkan pada tabel 2.7 berikut

Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu

Tahun Nama Judul Hasil

1993 Mok, Henry MK “Causality of Interest Rate, Exchange Rate, and Stock Price at Stock Market Open and Close in Hong Kong”.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham.

2001 Graham Smith “The Price Of Gold And Stock Price Indices For

Harga emas dunia memiliki hubungan yang negatif dengan

(22)

The United States” indeks harga saham.

2002 Gary Twite Gold Prices, Exchange Rates, Gold Stocks and the Gold Premium

Harga emas berpengaruh positif terhadap pasar modal Australia.

2003 Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu

Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis

a. Secara empiris terbukti bahwa profitabilitas,suku bunga, inflasi, dan nilai tukar secara bersama- sama mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.

b. Secara parsial terbukti bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi di Indonesia.

2003 Ruhendi dan Johan Arifin

Dampak Perubahan Kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Dow Jones di New York Stock Exchange terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa

Adanya pengaruh negatif antara nilai kurs Rupiah terhadap IHSG sementara Indeks Dow Jones memberikan pengaruh yang positif terhadap IHSG.

(23)

Efek Jakarta 2007 Oksiana

Jatiningsih dan Musdholifah

Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta

Variabel kurs secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG

2008 Bun Lenny dan

Sarwo Edy

Handoyo

Pengaruh Harga Minyak Dunia, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Kurs Rp/USD terhadap IHSG di BEI

a. Variabel tingkat suku bunga sertifikat bank indonesia terhadap IHSG ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap IHSG.

b. Variabel kurs Rp/USD tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap IHSG.

(24)

H. Kerangka Berpikir

Dari uraian diatas dapat disimpulkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Harga Saham, dan dalam penelitian ini peneliti memilih faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi adalah tingkat suku bunga SBI, kurs jual rupiah terhadap dollar dan juga harga emas dunia.

Secara sederhana kerangka pemikiran digambarkan pada gambar 2.1:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

X1

Tingkat Suku Bunga SBI

Y

Indeks Harga Saham Sektor Perbankan X2

Kurs Rupiah

X3

Harga Emas Dunia

Gambar

Tabel 2.7  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh penggunaan media power point terhadap hasil belajar siswa Untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan media power point. terhadap hasil belajar dengan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Pada zaman sekarang ini, kata hijrah adalah sebuah kata yang sangat ngetren dan bahkan tergolong populer, dimana banyak kita lihat dalam

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin sejak konsepsi sampai pada permulaan persalinan yaitu 280 hari

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap