• Tidak ada hasil yang ditemukan

I PUTU EKHO ADI PUTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "I PUTU EKHO ADI PUTRA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

PUSAT PELESTARIAN KESENIAN WAYANG KULIT TRADISIONAL BALI DI BADUNG

OLEH MAHASISWA :

I PUTU EKHO ADI PUTRA 1119251028

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

PUSAT PELESTARIAN KESENIAN WAYANG KULIT TRADISIONAL BALI DI BADUNG

OLEH MAHASISWA :

I PUTU EKHO ADI PUTRA 1119251028

DOSEN PEMBIMBING : Ir. A.A. Gde Dharma Yadnya Putu Gede Sukarsana, ST., MLArch.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

(3)
(4)
(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN ARSITEKTUR Kampus Bukit Jimbaran

Telp.(0361) 701812, 701954, 701797 Fax : (0361) 701907, 702422

Laman : www.ft.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung

Nama : I Putu Ekho Adi Putra NIM : 1119251028

Program Studi : Arsitektur

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Denpasar, 1 Desember 2015

I Putu Ekho Adi Putra NIM. 1119251028

(6)

ABSTRAK

Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan yang telah menjadi warisan leluhur yang terus berkembang di Bali. Pertunjukan wayang merupakan suatu seni mempertunjukan bayangan boneka-boneka yang dimainkan dibalik layar oleh seseorang yang disebut dengan Dalang. Seni pertunjukan wayang ini merupakan suatu kesenian yang bersifat kompleks.

Kesenian ini merupakan gabungan dari beberapa seni seperti seni peran, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat dan juga seni perlambangan yang dimana semua kesenian ini dibalut menjadi satu dalam sebuah pertunjukan wayang.

Secara fungsional, Wayang Kulit Tradisional Bali memiliki tiga fungsi yang berbeda yang pertama adalah fungsi Wali sebagai bagian dari sebuah upacara agama, kedua yaitu fungsi Bebali yaitu sebagai pengiring atau pelengkap dari sebuah upacara agama dan ketiga yaitu fungsi Balih-balihan merupakan pertunjukan wayang hanya sebagai hiburan saja. Oleh sebab itu, di Bali pertunjukan wayang kulit ini tidak akan pernah lepas dari kehidupan beragama Hindu. Selain hal tersebut juga terjadi permasalahan yang menyangkut kesenian ini, yaitu terjadinya penurunan kualitas Dalang dan penurunan animo masyarakat terhadap kesenian ini. Oleh sebab itu, maka direncanakan sebuah Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali dengan tujuan untuk dapat melestarikan atau bahkan mengembangkan kesenian ini agar keberadaannya tetap terjaga.

Untuk menunjang fungsi dari perencanaan Pusat Pelestarian ini, maka didalamnya akan dilakukan beberapa kegiatan utama yaitu: Pameran Wayang, Pertunjukan Wayang, Pelatihan Mendalang, Penelitian terhadap jenis-jenis wayang yang sudah jarang ditemukan dan juga kegiatan Seminar yang akan mewadahi para seniman pewayangan untuk saling bertukar ilmu pengetahuan maupun informasi mengenai kesenian wayang kulit tersebut.

Perencanaan lokasi untuk Pusat Pelestarian ini yaitu di Kabupaten Badung, tepatnya di Badung Tengah yaitu di Desa Mengwi. Pemilihan lokasi di Desa Mengwi, Badung ini karena potensinya yang cukup tinggi di bidang kesenian khususnya Wayang Kulit Tradisional Bali.

Selain itu juga berdasarkan strategi pengembangan wilayahnya yaitu untuk melindungi, merevitalisasi, rehabilitasi, preservasi dan restorasi warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yaitu salah satunya kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali.

Dengan adanya Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung ini, diharapkan mampu untuk mempertahankan “Kelestarian” dalam hal menjaga dan mengembangangkan serta mempertahankan eksistensinya di era yang semakin modern ini.

Kata kunci: fungsi, pelestarian, wayang kulit, pengembangan

(7)

ABSTRACT

Puppet is one of the performing arts that has become a heritage in Bali. Puppet show is a demonstration of the art of shadow puppets which played behind the scenes by a person who called the Puppeteer. Leather puppet is a complex arts. This art is a combination of several arts such as acting, music, speech arts, literary arts, painting, sculpture and art of symbolism that is wrapped into one in a puppet show.

Functionally, Balinese Traditional Leather Puppet has three different functions, first function is Wali, that is puppet as part of a religious ceremony, the second one is Bebali function is as an accompaniment or a complement of a religious ceremony and the third function is Balih-balihan, the puppet show just as entertainment only. Therefore, the Balinese puppet show will never be separated from the life of Hindu. Besides that, there are also some problems related to this art. The problems are the decreased of the puppeteer quality and the public interest towards this art. Therefore, it is planned a Puppet Art Conservation Center of Traditional Bali with the aim to preserve or even develop this art so that its existence is maintained.

To support the functions of this Conservation Center, then in it will be some major activities namely: Exhibition of Puppet, Performing Puppet, training a performer, Research on the types of puppets that are rarely found and also Discussion which will accommodate the artists puppet to exchange knowledge and information about the leather puppet art.

The planning for this Conservation Center's location is in Badung, precisely in Central Badung that is in the Mengwi village. Mengwi, Badung was choosen because its potential is quite high in the arts, especially for Balinese Traditional Puppet. It is also based on the development strategy of the region, that is to protect, revitalize, rehabilitation, preservation and restoration of cultural heritage that have historical value, which one of them is Balinese Traditional Puppet art.

With this Art Conservation Center of Balinese Traditional Puppet at Badung is expected to be able to maintain the "Sustainability" in terms of develop and maintaining its exixtence in this increasingly modern era.

Keywords: function, preservation, leather puppets, development

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat Beliaulah laporan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan bisa dikumpulkan tepat pada waktunya.

Laporan ini merupakan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul “Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung”. Landasan Konseptual ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penyusun dengan segala kekurangan dan penuh dengan kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Ir. Ngk Putu Gede Suardana, MT., PhD selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana

2. Bapak Ir. I Made Suarya, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Udayana 3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP selaku Dosen Koordinator Seminar Tugas

Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

4. Bapak Ir. A.A. Gde Dharma Yadnya, selaku Dosen Pembimbing I

5. Bapak Putu Gede Sukarsana, ST., MLArch., selaku Dosen Pembimbing II

6. Seluruh pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Laporan ini tentu belum terlepas dari kekurangan dan keterbatasan baik dari segi teori ataupun cara penyajian datanya. Oleh sebab itu, dengan senang hati penyusun akan menyambut berbagai masukan, kritik, dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan laporan di masa mendatang.

Demikian yang bisa disampaikan, akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

Denpasar, 1 Desember 2015 Penyusun,

I Putu Ekho Adi Putra (111 925 1028)

(9)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan ...4

1.4 Metode Perancangan ...5

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data ...5

1.4.2 Teknik Perancangan ...6

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PELESTARIAN KESENIAN WAYANG KULIT TRADISIONAL BALI DI KAB. BADUNG ...8

2.1 Pemahaman Mengenai Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali ...8

2.1.1 Pengertian Wayang Kulit ...8

2.1.2 Sejarah Wayang Kulit ...9

2.1.3 Jenis-jenis dan Bentuk Wayang Kulit ...10

2.1.4 Fungsi Wayang Kulit ...13

2.1.5 Proses Pembuatan Wayang Kulit ...14

2.1.6 Perlengkapan Pertunjukan Wayang Kulit ...15

2.1.7 Cara Menyimpan Wayang ...18

2.2 Pemahaman Mengenai Pusat Pelestarian ...18

2.2.1 Pengertian Pelestarian ...18

2.2.2 Tujuan Pelestarian ...19

2.2.3 Unsur-unsur Pelestarian ...19

(10)

iii

2.3 Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali ...20

2.3.1 Latar Belakang Perlunya Pelestarian Wayang Kulit Tradisional Bali ...20

2.3.2 Tujuan Pelestarian Wayang Kulit ...21

2.3.3 Peranan Pemerintah Dalam Usaha Pelestarian Wayang Kulit ...21

2.3.4 Lingkup Pelestarian ...22

2.4 Studi Banding ...23

2.4.1 Balai Pelestarian Nilai Budaya, Badung ...23

2.4.2 Balai Pelestarian Cagar Budaya ...27

2.5 Spesifikasi Umum Proyek ...33

2.5.1 Pengertian ...33

2.5.2 Fungsi ...33

2.5.3 Tujuan dan Sasaran ...33

2.5.4 Pengelolaan ...33

2.5.5 Aktifitas dan Pelaku ...34

2.5.6 Fasilitas ...34

2.5.7 Persyaratan Lokasi ...35

BAB III STUDI PENGADAAN PUSAT PELESTARIAN KESENIAN WAYANG KULIT TRADISIONAL BALI DI BADUNG ...36

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi di Badung ...36

3.2 Gambaran Umum Kabupaten Badung ...37

3.2.1 Kondisi Fisik Kabupaten Badung ...37

3.2.2 Kondisi Non Fisik Kabupaten Badung ...39

3.2.3 Tinjauan Khusus Perkembangan Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung ...45

3.3 Analisis SWOT ...51

3.4 Spesifikasi Khusus Proyek Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung ...53

3.4.1 Pengertian Proyek ...53

3.4.2 Fungsi Proyek ...53

3.4.3 Tujuan dan Sasaran Proyek ...54

3.4.4 Pengelolaan Proyek ...54

3.4.5 Aktifitas dan Pelaku ...56

(11)

iv

3.4.6 Fasilitas ...57

3.4.7 Bidang dan Materi Kegiatan ...58

3.4.8 Lokasi Proyek ...61

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PERANCANGAN RUANG ...63

4.1 Tema ...63

4.1.1 Pengertian Tema ...63

4.1.2 Pendekatan Tema ...64

4.1.3 Penentuan Tema ...65

4.1.4 Penerapan Tema ...65

4.2 Program Fungsional ...66

4.2.1 Identifikasi Pelaku Kegiatan ...67

4.2.2 Identifikasi Jenis Kegiatan ...68

4.2.3 Identifikasi Proses Kegiatan ...70

4.2.4 Pengelompokan Ruang ...72

4.3 Program Perfomansi ...75

4.3.1 Identifikasi Kebutuhan Pelaku Kegiatan dan Respon Lingkungan ...75

4.3.2 Identifikasi Persyaratan dan Tuntutan Ruang ...77

4.4 Program Arsitektural ...83

4.4.1 Studi Kapasitas Ruang ...83

4.4.2 Studi Besaran Ruang ...87

4.4.3 Hubungan Antar Ruang ...99

4.4.4 Sirkulasi Antar Ruang ...103

4.5 Program Tapak ...104

4.5.1 Penentuan Lokasi Tapak ...104

4.5.2 Kebutuhan Luas Tapak ...104

4.5.3 Analisa Penentuan Tapak ...105

4.5.4 Analisa Tapak ...108

(12)

v

BAB V KONSEP PERANCANGAN ...113

5.1 Konsep Perancangan Tapak ...113

5.1.1 Konsep Entrance Tapak ...113

5.1.2 Konsep Zoning Tapak ...116

5.1.3 Konsep Bentuk dan Pola Masa pada Tapak ...118

5.1.4 Konsep Sirkulasi pada Tapak ...119

5.1.5 Konsep Parkir dan Ruang Luar pada Tapak ...120

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ...123

5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ...123

5.2.2 Konsep Entrance Bangunan ...126

5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ...127

5.2.4 Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan ...128

5.2.5 Konsep Ruang Dalam ...130

5.2.6 Konsep Struktur Bangunan ...132

5.3 Konsep Utilitas ...134

5.3.1 Sumber Tenaga Listrik ...135

5.3.2 Sistem Plumbing ...135

5.3.3 Sistem Pencahayaan ...137

5.3.4 Sistem Penghawaan ...137

5.3.5 Sistem Pemadam Kebakaran ...138

5.3.6 Sistem Penangkal Petir ...139

5.3.7 Sistem Komunikasi dan CCTV ...140

5.3.8 Sistem Sampah ...140

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Pementasan Wayang Kullit Parwa ...17

Gambar 2.2 Balai Pelestarian Nilai Budaya ...23

Gambar 2.3 Struktur Organisasi BPNB ...26

Gambar 2.4 Lay Out Balai Pelestarian Nilai Budaya ...26

Gambar 2.5 Auditorium, Gedung Pengelola Bag Fungsional, Gedung Pengelola TU ...26

Gambar 2.6 Balai Pelestarian Cagar Budaya ...28

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya ...30

Gambar 2.8 Lay Out BPCB dan Museum Arkeologi Gedung Arca ...31

Gambar 2.9 Zona 1 Museum Arkeologi Gedung Arca ...32

Gambar 2.10 Zona 2 Museum Arkeologi Gedung Arca ...32

Gambar 2.11 Zona 3 Museum Arkeologi Gedung Arca ...32

Gambar 2.12 Kantor BPCB ...32

Gambar 3.1Peta Provinsi Bali ...37

Gambar 3.2 Peta Kabupaten Badung ...37

Gambar 3.3 Peta Pengembangan Wilayah Kab. Badung ...43

Gambar 3.4 Status Pengelolaan ...55

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Intern Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit ...55

Gambar 4.1Alur Sirkulasi Peneliti ...70

Gambar 4.2 Alur Sirkulasi Seniman ...71

Gambar 4.3 Alur Sirkulasi Pengunjung ...71

Gambar 4.4 Alur Sirkulasi Pengelola ...72

Gambar 4.5 Hubungan Antar Ruang Makro ...100

Gambar 4.6 Hubungan Antar Ruang Penelitian ...100

Gambar 4.7 Hubungan Antar Ruang Pelatihan Seniman Wayang ...101

Gambar 4.8 Hubungan Antar Ruang Pembuatan Wayang ...101

Gambar 4.9 Hubungan Antar Ruang Pameran ...102

Gambar 4.10 Hubungan Antar Ruang Gedung Pertunjukan ...102

(14)

vii

Gambar 4.11 Sirkulasi Ruang ...103

Gambar 4.12 Peta Lokasi Alternatif Tapak ...106

Gambar 4.13 Keadaan Sekitar pada Ketiga Alternatif Tapak ...107

Gambar 4.14 Peta Lokasi Tapak Terpilih ...108

Gambar 4.15 Bentuk dan Ukuran Tapak ...109

Gambar 4.16 View pada Tapak ...109

Gambar 4.17 Sirkulasi dan Transportasi pada Tapak ...110

Gambar 4.18 Jaringan Utilitas pada Tapak ...111

Gambar 4.19 Kebisingan pada Tapak ...111

Gambar 4.20 Build Up Area pada Tapak ...112

Gambar 5.1 Analisa Entrance ...114

Gambar 5.2 Tampak Depan Main Entrance ...115

Gambar 5.3 Perspektif Main Entrance ...115

Gambar 5.4 Analisa Zoning pada Tapak ...117

Gambar 5.5 Zoning pada Tapak ...117

Gambar 5.6 Bentuk Massa Bangunan pada Tapak ...118

Gambar 5.7 Pola Massa pada Tapak ...119

Gambar 5.8 Sirkulasi dalam tapak ...120

Gambar 5.9 Parkir pada tapak ...122

Gambar 5.10 Elemen Soft Scape (kaboja, palem dan ketapang) ...122

Gambar 5.11 Elemen Hard Scape (paving, batu sikat, aspal) ...123

Gambar 5.12 Elemen Art Scape (lampu taman dan patung) ...123

Gambar 5.13 Identifikasi Jenis-jenis Ruang dalam Bangunan ...124

Gambar 5.14 Zoning dalam Bangunan ...125

Gambar 5.15 Pintu Masuk Utama ...126

Gambar 5.16 Pintu Masuk ke Ruang Pertunjukan ...127

Gambar 5.17 Sirkulasi dalam Bangunan ...128

Gambar 5.18 Bentuk Bangunan Ruang Pameran dan Pertunjukan ...129

Gambar 5.19 Interior pada Ruang Pertunjukan dan Koridor di Ruang Pameran ...131

(15)

viii

Gambar 5.20 Ilustrasi Struktur Rangka ...133

Gambar 5.21 Ilustrasi Pondasi Menerus dan Pondasi telapak ...133

Gambar 5.22 Ilustrasi Struktur Rangka Beton ...134

Gambar 5.23 Pengadaan Jaringan Listrik pada Tapak ...135

Gambar 5.24 Pengadaan Jaringan Air Bersih ...136

Gambar 5.25 Sistem Pengolahan Limbah Cafetaria ...136

Gambar 5.26 Sistem Pengolahan Limbah Toilet ...136

Gambar 5.27 Sistem Pengolahan Air Hujan ...137

Gambar 5.28 Sistem Penangkal Petir ...139

Gambar 5.29 Sistem Jaringan Telekomunikasi ...140

(16)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kecamatan di Kab Badung ...38

Tabel 3.2 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Pnduduk Kab. Badung tahun 2008-2012 ...40

Tabel 3.3 Jumlah Sekaa dan Dalang di Kab. Badung ...46

Tabel 3.4 Jumlah Tawaran Pentas Dalang I Made Nuarsa, S.Sn. ...48

Tabel 3.5 Jumlah Siswa Jurusan Seni Pedalangan di SMKN 3 Sukawati ...50

Tabel 3.6 Jumlah Mahasiswa Jurusan Seni Pedalangan di ISI Denpasar ...51

Tabel 3.7 Analisis SWOT ...52

Tabel 3.8 Kurikulum Pembinaan Seniman Pewayangan ...60

Tabel 4.1 Identifikasi Jenis Kegiatan ...68

Tabel 4.2 Kebutuhan Pelaku Kegiatan dan Respon Lingkungan ...75

Tabel 4.3 Persyaratan dan Tuntutan Ruang ...77

Tabel 4.4 Studi Kapasitas Pengelola ...86

Tabel 4.5 Studi Besaran Ruang ...87

Tabel 4.6 Distribusi Besaran Ruang ...97

Tabel 4.7 Pembobotan Kriteria ...106

Tabel 4.8 Pemilihan Tapak ...108

Referensi

Dokumen terkait

Dari seluruh eksperimen posisi bukaan inlet yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi eksisting memiliki performa ventilasi alami yang sudah cukup baik dengan

Bakorwil Madiun adalah adalah satu di antara 4 (empat) Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan yang ada di Provinsi Jawa Timur, dan keberadaannya

- batas_login adalah field pada tabel users yang menentukan banyaknya batasan login - blokir adalah field yang ada pada tabel user yang berfungsi sebagai aktif dan tidaknya user

Proses validasi tersebut dengan membandingkan rata-rata pusat cluster akhir dengan data validasi yang diperoleh dari pedagang beras yaitu data validasi panjang

Jumlah sel bakteri pada suatu sampel diketahui dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media tersebut dikalikan dengan faktor pengencernya dengan

Perlu pula digarisbawahi bahwa karena fokus disertasi ini adalah konstruksi patrilineal dalam hukum kewarisan Islam maka yang menjadi bagian dari perhatian disertasi ini

diperlukan. Tingkat kedetilan yang diperlukan tergantung pada bagaimana data permintaan yang tidak terdistorsi akan digunakan oleh perusahaan yang terlibat

Kandungan amilopektin yang tinggi (75–80%) pada pati garut menyebabkan garut bersifat lengket atau memiliki kemampuan merekat yang sangat baik, sedangkan kandungan amilosa