LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
“Sejarah dan Perkembangan Topeng Ireng di Sanggar Putra Rimba”
A. Identitas Narasumber
1. Nama : Asmuni
2. Tempat, tgl lahir :
3. Usia :
4. Jenis Kelamin : Pria 5. Pekerjaan : Peternak
6. Alamat : Ngadiwinatan 2, Karanganyar, Kec. Borobudur, Kab. Magelang, Jawa Tengah
7. No. HP 085842649369
B. Pelaksanaan Wawancara
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 24 Mei 2020
3. Waktu : 15.00 WIB
4. Tempat : Sanggar Tari Topeng Ireng Putra Rimba
C. Pokok Pertanyaan Wawancara
1. Sejarah dan dari mana asal tari Topeng Ireng?
2. Adakah perbedaan busana dan rias penari pria dan wanita?
3. Adakah simbol atau filosofi yang terdapat dari busana Topeng Ireng?
4. Adakah pakem atau aturan tertentu bagi para penari?
5. Adakah makna atau filosofi tertentu dari gerakan tarian Topeng Ireng?
6. Adakah pakem atau ketentuan utk pemusik dan apa saja alat musik nya?
7. Dalam satu pentas, ada berapa tembang yang biasa dibawakan?
8. Dari tembang yang disebutkan, apa makna dari masing masing tembang tersebut?
9. Adakah ketentuan dalam pemiliah tembang?
▸ Baca selengkapnya: lirik lagu wali songo topeng ireng
(2)10. Berapa durasi waktu dalam sekali pentas?
11. Dari sekian banyak pentas tari Topeng Ireng, mengapa tembang Aki Sutopo selalu dibawakan?
12. Bisa diceritakan tentang sosok Aki Sutopo mengapa bisa memiliki pengaruh yang luar biasa bagi warga desa Ngadiwinatan?
13. Adakah ritual sebelum pentas dan bagaimana jika ritual tersebut tidak dilaksanakan?
14. Apakah pertunjukan Topeng Ireng sebenarnya bisa menyebabkan kesurupan baik untuk penari maupun penontonnya?
15. Apa fungsi tarian Topeng Ireng?
16. Apa daya tarik dari Topeng Ireng?
17. Apakah tarian Topeng Ireng pernah mengalami masa sulit?
18. Bagaimana cara untuk tetap membuat tari Topeng Ireng eksis sampai sekarang?
Transkrip Wawancara
Penulis: Sejarah dan asal tari topeng ireng dari mana?
Narasumber: Pada awalnya Topeng Ireng berasal dari Desa Tuk Songo Borobudur bermula dari salah satu warga yang berkunjung ke Dayak Kalimantan dan melihat pakaian adat suku Dayak yang sangat menarik seperti suku Indian berawal dari rasa tertarik lalu diadaptasi menjadi gerakan tarian. Pada awalnya tarian ini disebut ndayakan karena jumlah penari nya yang banyak (sak ndayak) dan juga kostum tariannya seperti suku Dayak. Namun ada pertentangan sehingga diganti menjadi Topeng Ireng, Topeng Ireng sendiri adalah singkatan dari Toto Lempeng Irama Kenceng yang berarti Toto adalah barisan Lempeng adalah lurus atau rapi, irama yang berarti hentakan ritme dan nada, kenceng adalah keras.
Penulis: Adakah perbedaan dalam busana dan rias bagi penari pria dan wanita?
Narasumber: Pada awalnya justru Topeng Ireng hanya dikhususkan bagi laki laki karena pada awalnya penari hanya menggunakan janur untuk
menutupi bagian bawah dan penari bertelanjang dada namun seiring perkembangan jaman penari wanita diperkenankan untuk ikut menari karena dalam segi busana, Topeng Ireng juga mengalami perkembangan, penari tidak lagi mengenakan janur melainkan sudah
menggunakan rompi dengan manset hitam sebagai dalaman dan kuluk mulai memiliki motif menarik dan dari segi rias yang semula hanya menggunakan arang untuk rias muka kini bahkan tidak menggunakan arang dan bisa mengundang MUA untuk merias wajah penari.
Penulis: Adakah simbol atau filosofi yang terdapat dari busana Topeng Ireng?
Narasumber: Untuk simbol atau filosofi sendiri secara keseluruhan tidak ada.
Namun kuluk yang dipakai sanggar Putra Rimba memiliki satu bulu merak yang terdapat di tengah untuk melambangkan kemegahan dan keindahan.
Penulis: Adakah pakem atau aturan tertentu bagi para penari?
Narasumber: Ada, yaitu gerakan tangan yang mengepal dan hentakan kaki 2x kiri 2x kanan namun untuk gerakannya sendiri biasanya menyesuaikan lagu yang akan dibawakan dan biasanya jumlah penari dalam sekali pentas minimal 10.
Penulis: Adakah makna atau filosofi tertentu dari gerakan tarian Topeng Ireng?
Narasumber: Untuk gerakan tidak ada makna tertentu hanya saja pada jaman dulu gerakan Topeng Ireng diadaptasi dari gerakan pencak silat.
Penulis: Adakah pakem atau ketentuan utk pemusik dan apa saja alat musik nya?
Narasumber: Ada, biasanya formasi pemusik nya tidak bisa diubah apalagi pemain kendang jadi sebisa mungkin pemain kendang tidak boleh digantikan karena instrumen ini sangat menentukan, jika kendang dan penari tidak kawin maka pasti pertunjukan Topeng Ireng tidak bisa dinikmati.
Penulis: Dalam satu pentas, ada berapa tembang yang biasa dibawakan?
Narasumber: Untuk berapa jumlah tembangnya biasanya menyesuaikan berapa lama pertunjukannya namun ada tembang tembang yang pasti dibawakan seperti Atur Sugeng sebagai pembuka, di tengah pertunjukan biasanya ada tembang Aki Sutopo dan di akhir pertunjukan ada tembang Cekap Semanten sebagai penutupan.
Penulis: Dari tembang yang disebutkan, apa makna dari masing masing tembang tersebut?
Narasumber: Untuk tembang Atur Sugeng adalah tembang pembuka sebagai permintaan ijin kami untuk menghibur penonton dan tembang Aki Sutopo adalah tembang yang menggambarkan asal daerah sanggar
Putra Rimba, Aki Sutopo adalah sosok yang menjadi cikal bakal desa berdirinya sanggar Putra Rimba.
Penulis: Adakah ketentuan dalam pemiliah tembang?
Narasumber: Ada ketentuan dalam pemilihan tembang, tembang yang dibawakan berunsur religi karena pada awalnya Topeng Ireng merupakan salah satu sarana dakwah.
Penulis: Berapa durasi waktu dalam sekali pentas?
Narasumber: Sekali pentas biasanya bisa 1 – 1,5 jam tergantung keperluan.
Penulis: Dari sekian banyak pentas tari Topeng Ireng, mengapa tembang Aki Sutopo selalu dibawakan?
Narasumber: Karena Aki Sutopo adalah tokoh yang dihormati warga Desa Ngadiwinatan tempat sanggar Putra Rimba didirikan.
Penulis: Bisa diceritakan tentang sosok Aki Sutopo mengapa bisa memiliki pengaruh yang luar biasa bagi warga desa Ngadiwinatan?
Narasumber: Aki Sutopo merupakan tokoh yang sangat dihormati karena berkat Aki Sutopo, Desa Ngadiwinatan ini bisa berdiri karena pada awal mulanya desa ini merupakan wilayah yang belum terjamah dan masih banyak hewan buas di sekeliling nya lalu Aki Sutopo hadir untuk membersihkan wilayah tersebut dan berdirilah Desa Ngadiwinatan.
Untuk menghormati jasa Aki Sutopo maka dijadikan tembang dalam Topeng Ireng.
Penulis: Adakah ritual sebelum pentas dan bagaimana jika ritual tersebut tidak dilaksanakan?
Narasumber: Untuk ritual khusus tidak ada biasanya para penari dan pemusik yang pentas akan berziarah ke makam Aki Sutopo H-1 untuk meminta restu dan supaya dilindungi dari segala musibah. Pernah satu waktu lupa berziarah dan saat itu ada pentas, saat pentas sanggar kami mengalami musibah seperti ada yang kesurupan, pertunjukan yang berujung dengan ricuh.
Penulis: Apakah pertunjukan Topeng Ireng sebenarnya bisa menyebabkan kesurupan baik untuk penari maupun penontonnya?
Narasumber: Sebenarnya tidak bisa hanya saja biasanya pada babak kewanan sering terjadi kesurupan karena dua hal. Yang pertama karena topeng pada kostumnya biasanya ada isinya namun ada hal lain yang bisa
menyebabkan kesurupan biasanya karena ada pengganggu dari luar yang ingin merusak pertunjukan.
Penulis: Apa fungsi tarian Topeng Ireng?
Narasumber: Banyak fungsinya tapi fungsi utamanya adalah sebagai media dakwah namun seiring perkembangannya Topeng Ireng sangat fleskibel mulai dari acara peresmian pembangunan masjid, acara panen raya hingga acara nikahan ataupun khitanan.
Penulis: Apa daya tarik dari Topeng Ireng?
Narasumber: Untuk daya tarik tersendiri adalah kostum nya yang warna warni dan meriah terutama kerincingan yang dipakai penari yang menghasilkan efek suara yang ramai. Selain segi kostum Topeng Ireng juga tarian yang sangat fleksibel dan bisa beradaptasi dengan berbagai macam genre musik.
Penulis: Apakah tarian Topeng Ireng pernah mengalami masa sulit?
Narasumber: Pernah. Pada awal perkembangannya Topeng Ireng harus menghadapi isu PKI sehingga pada jaman itu pertunjukan Topeng Ireng sangat dilarang keras karena Topeng Ireng sangat kental dengan nuansa religinya.
Penulis: Bagaimana cara untuk tetap membuat tari Topeng Ireng eksis sampai sekarang?
Narasumber: Banyak cara salah satu cara dipakai sanggar kami adalah sering upload video di platform youtube selain itu juga memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram. Kami juga mulai melakukan regenerasi supaya memiliki generasi penerus dari kesenian Topeng Ireng.
Foto penulis dengan Bpk. Asmuni (doc. pribadi)
Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
PERTUNJUKAN TOPENG IRENG PUTRA RIMBA BOROBUDUR ARTS
& PERFORMANCE FESTIVAL 2019
Nama Sanggar: Putra Rimba Aki Sutopo
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rjy_LQNFZIk Deskripsi:
Dalam video pertunjukan, dalam satu pertunjukan memiliki 3 babak yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Inti alur cerita dari pertunjukan tersebut adalah tentang sejarah atau cikal bakal berdirinya desa Ngadiwinatan. Diceritakan bahwa Aki Sutopo mendapat perintah untuk mendirikan desa di wilayah Ngadiwinatan, wilayah tersebut dipenuhi dengan hewan buas sehingga meresahkan warga setempat, lalu Aki Sutopo membantu warga setempat untuk mengusir dan menghalau dari serangan hewan buas, berkat jasa nya, Aki Sutopo dijadikan sebagai tembang wajib yang selalu dilantunkan dalam pertunjukan Topeng Ireng Putra Rimba.
Pada video pertunjukan tersebut dibagi menjadi 3 babak yaitu montolan, kewanan dan diakhir babak yaitu dayakan. Pada unsur musik, terdapat pola motif yang sama pada saat transisi dari satu babak menuju babak yang baru.
Tanjidor berperan sebagai pemberi aksen dan penebal pada ketukan yang dimainkan, suling bambu berperan sebagai melodi utama pada saat transisi atau introduksi lalu pada saat tembang dinyanyikan suling bambu tidak bermain lalu peran saron atau balungan sebagai iringan dengan membentuk pola alberti bass pada saat tembang dinyanyikan dan akan menjadi counter melodi pada saat transisi bergantian dan saling mengisi satu sama lain dengan suling bambu.