• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI ZIKIR DENGAN DEMONSTRASI MENYANYI DAN ALAT PERAGA TIANG PINTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI ZIKIR DENGAN DEMONSTRASI MENYANYI DAN ALAT PERAGA TIANG PINTAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI ZIKIR DENGAN DEMONSTRASI MENYANYI DAN ALAT PERAGA TIANG PINTAR

Lestari

Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, Indonesia lestarilegiman@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Zikir dengan menggunakan metode demonstrasi menyanyi dan penggunaan alat peraga tiang pintar PAI pada kelas III-1 Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Zikir. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yakni: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil Penlitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Zikir dengan menggunakan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar PAI yakni:

jumlah ketuntasan pada pra siklus hanya 10 orang (32,2%) meningkat menjadi menjadi 20 orang tuntas (64,5%) pada siklus I dan meningkat menjadi 27 orang siswa (87,09%) pada siklus ke II. Penelitian berkesimpulan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III-1 Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: kemampuan siswa, demonstrasi menyanyi, tiang pintar PAI ABSTRACT

This study aims to improve student learning outcomes in Islamic Religious Education Subjects in recitation material by using the singing demonstration method and the use of PAI smart pole props in class III-1 of 004 North Balikpapan Public Elementary School in North Semester 2016/2017 Academic Year. The problem in this study is how to improve student learning outcomes in the material of recitation. The method used in this research is Classroom Action Research (CAR) which consists of two cycles. Each cycle consists of four stages, namely: planning, acting, observing, and reflecting. The results of the study showed that there was an increase in learning outcomes of Islamic Religious Education Subjects in recitation material using singing demonstrations and PAI smart pole props namely: the number of completeness in the pre-cycle was only 10 people (32.2%) increased to 20 complete people (64.5 %) in the first cycle and increased to 27 students (87.09%) in the second cycle. The research concludes that the singing demonstration and PAI smart pole props can improve student learning outcomes in class III-1 of 004 North Balikpapan Public Elementary School, even semester, 2016/2017 academic year.

Keywords: student ability, singing demonstration, smart pole of PAI

(2)

PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sejalan dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode (STAIN Samarinda: Modul Pengembangan Evaluasi pembelajaran PAI, 21)

Oleh karena itu dengan mengadakan inovasi yang maksimal dalam hal metode yang dipergunakan, maka akan muncul proses pembelajaran yang lebih variative, suasana menyenangkan serta cara pengajaran yang lebih professional dan optimal dari guru.

Pada materi pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek ibadah tentang zikir di SD Negeri 004 Kelurahan Muara Rapak Kecamatan Balikpapan Utara, peneliti rasakan masih jauh dari standar nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan karena berdasarkan hasil pengolahan nilai rata-rata kelas, siswa yang masih belum memenuhi ketuntasan minimal mencapai 21 orang (67,7%) atau hanya 10 orang (32,2%) yamg sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Materi zikir termasuk materi yang dikategorikan sulit dipahami jika siswa tidak memiliki kemampuan konsentrasi yang tinggi terutama dalam menghafal macam-macam zikir beserta sebutan dan artinya karena dalam pembahasan zikir ada lima macam zikir yang harus diketahui dan dihafal oleh para siswa.

Untuk mempercepat proses menghafal macam-macam zikir beserta sebutan dan artinya tersebut, peneliti mencoba mempergunakan metode demonstrasi yang dalam kesempatan ini dikhususkan pada kemampuan mendengar peserta didik yaitu metode demonstrasi menyanyi agar dapat lebih menghidupkan suasana belajar serta membantu para siswa yang berada dalam standar kemampuan di bawah rata–rata sehingga dapat mempermudah mereka menuntaskan materi zikir.

Di samping itu, penulis juga mengadakan kolaborasi dengan menggunakan alat bantu yang disebut alat peraga. Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran PAI sangat diperlukan karena dengan menggunakan alat peraga dimungkinkan dapat membantu siswa dalam mempercepat pemahaman materi pelajaran terutama dalam pembahasan zikir.

Kemampuan adalah kecakapan, kecerdasan dan kompetensi yang mendasar dari seorang siswa dalam menyelesaikan tugas dalam pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien serta mempelajari ruang lingkup materi dalam suatu pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan metode demonstrasi adalah cara penyampaian materi pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa atau proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari biasa disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi ini proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan dan mendalam,

(3)

sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna serta siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Di dalam kegiatan belajar anak-anak di tingkat Sekolah Dasar , banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh mereka apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan/gerakan bahkan mendengarkan. Misalnya dalam kegiatan menghafalkan lima macam zikir beserta sebutan dan artinya dalam waktu yang relatif singkat. Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkrit dan menuju kepada pengalaman abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran dibanding apabila siswa belajar tanpa alat peraga.

Pendekatan mengajar dengan menggunakan alat peraga merupakan pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat dan berupaya menggapainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa pada materi Zikir dengan metode demonstrasi “Menyanyi” dan Penggunaan Alat Peraga “Tiang Pintar PAI” pada kelas III-1 SD Negeri 004 Balikpapan Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan::

1. Bagi Siswa

Para siswa memiliki kemampuan menghafal yang smart sehingga dapat menuntaskan materi Pendidikan Agama Islam khususnya mengenai Zikir.

2. Bagi Guru

Guru dapat meningkatkan keprofesionalitasnya sehingga dapat menstrasfer berbagai ilmu agama khususnya materi Zikir dengan mempergunakan metode demonstrasi “Menyanyi” dan penggunaan alat peraga “Tiang Pintar PAI”

dalam rangka mempercepat proses menghafal lima macam Zikir beserta sebutan dan artinya.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat membantu meningkatkan pembinaan profesional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas kepada guru secara lebih efektif dan efisien.

4. Bagi Dinas Pendidikan dan instansi terkait

Instansi terkait dapat mempertimbangkan hasil penelitian dalam rangka menentukan kebijakan pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan mutu sekolah.

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian dalam tindakan ini adalah siswa kelas III.1 semester genap SD Negeri 004 Balikpapan Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 31 orang. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 004 Kelurahan Muara Rapak Kecamatan Balikpapan Utara.

(4)

Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap pada bulan April 2017 sampai dengan bulan Mei 2017.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Rencana Kegiatan Waktu ( Minggu ke )

1 2 3 4 5

1 Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaan Menyepakati jadwal dan tugas Menyusun instrumen

Diskusi konsep pelaksanaan 2 Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat Melakukan tindakan siklus I Melakukan tindakan siklus II 3 Pembuatan Laporan

Menyusun Laporan

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kurt Kewin mengemukakan bahwa dalam penelitian terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasing (observing) dan refleksi (reflecting).

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis memperoleh data melalui : 1) Observasi dalam setiap tindakan, dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. 2) Tes hasil belajar yang diberikan setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Melakukan siklus dengan tujuan untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar siswa dan mengukur tingkat kecepatan menghafal siswa terhadap materi yang diajarkan. 3) Jurnal atau catatan guru yang berguna untuk mengetahui kendala-kendala, hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar

Data yang diperoleh melalui observasi, tes hasil belajar dan jurnal siswa disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan ke dalam bentuk perbandingan rata-rata untuk setiap siklus.

Analisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut : a) Pengumpulan data

Uuntuk mengumpulkan data dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, tes hasil belajar serta jurnal guru dalam setiap siklus.

b) Reduksi data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna (Tim Pelatih Proyek PGSM,1999). Pada tahap reduksi data, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan mereduksi data- data yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian.

c) Paparan data atau penyajian data

Paparan data atau penyajian data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana yang berisi sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan

(5)

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Tim Pelatih PGSM,199). Data yang diperoleh melalui observasi dan tes hasil belajar dipaparkan dalam bentuk naratif dan kuantitatif. Paparan naratif yaitu dijelaskan dalam bentuk tabel dan kalimat sederhana untuk setiap siklus.

Paparan kuantitatif yaitu menggunakan analisis data statistik deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata. Penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan nilai rata-rata, prosentase dan grafik.

Yang menjadi indikator sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama penelitian berhasil (meningkatkan prestasi belajar siswa), jika terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa setiap siklus baik secara kuantitas maupun kualitas. Peningkatan nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam bentuk nominal atau rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam bentuk angka.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo,Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007, hlm. 16)

Penelitian ini bersifat kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran PAI. Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada materi Zikir dengan metode demonstrasi

“menyanyi” dan penggunaan alat peraga “Tiang Pintar PAI”.

Alat Peraga “Tiang Pintar PAI” merupakan alat bantu pendidikan yang diciptakan oleh penulis dalam rangka memparipurnakan materi PAI yang akan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar pada materi Zikir.

Pada dasarnya, alat ini dapat fleksibel penggunaannya dalam berbagai materi.

Inovasi dalam alat peraga tersebut berawal dari banyaknya limbah kayu yang terdapat di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis (bekas perabot rumah tangga yang rusak) sehingga penulis berkeinginan untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat terutama dalam bidang pendidikan.

Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitan dirancang dalam dua tahap yaitu siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator teman sejawat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Bapak Kasbani, S.Pd.I

Hasil penelitian dari rumusan masalah melalui penggunaan metode demonstrasi (menyanyi) dan penggunaan alat peraga “Tiang Pintar PAI” yang dibuat dari barang limbah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal macam-macam Zikir beserta sebutan dan artinya dalam waktu yang relatif singkat serta memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik dari segi perhatian, partisipasi maupun pemahaman materi pada siswa.

Tahapan pelaksanaan pada setiap Siklus penelitian ini diuraikan sebagai berikut: Tahap Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan

(6)

adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran pada materi “Zikir” dengan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar. Selain membuat RPP peneliti juga mempersiapkan lembar observasi penilaian keterampilan, dan lembar soal posttest untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif, beserta kisi-kisi soal dan kunci jawabannya.

Tahap Pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan meliputi tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan. Pada kegiatan pendahuluan ini guru mengucap salam dan berdoa bersama, mengkondisikan peserta didik kemudian dilanjutkan dengan mengabsen dan memotivasi siswa mengenai pentingnya kompetensi yang akan dipelajari. 2) Kegiatan Inti. Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi secara sistematis dan menjelaskan proses pembelajaran dengan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar. Kemudian guru mendemonstrasikan materi zikir dengan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar. Selanjutnya beberapa siswa mempraktikan hapalan zikir yang telah disemonstrasikan oleh guru. 3) Kegiatan Penutup. Guru mengadakan evaluasi berupa soal tes akhir siklus untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar. Kemudian guru memberikan penugasan untuk pertemuan selanjutnya. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan lafaz Hamdalah dan memberi salam kepada peserta didik.

Observasi. Observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran dan tindakan berlangsung. Observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil pengamatan bahwa peserta didik antusias belajar dengan menggunakan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar, meski masih ada siswa yang merasa belum terbiasa belajar menggunakan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar.

Refleksi. Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus I selesai dengan menerapkan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar dan melaksankan tes. Peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan untuk menemukan kekurangan yang terdapat pada siklus pertama. Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus kedua. Adapun hasil diskusi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Peserta didik belum terbiasa dengan belajar menggunakan demonstrasi menyanyi dan alat peraga tiang pintar, selama ini pembelajaran dilaksanakan hanya menggunakan metode ceramah. 2) Guru harus lebih mengarahkan peserta didik agar lebih aktif dan lebih konsentrasi dalam belajar. 3) Pada siklus I, masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM. Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama ini maka peneitian dilanjutkan pada siklus ke dua. 4) Pada siklus 2 jumlah siswa yang mencapai nilai KKM mencapai 80% dengan rata-rata nilai 85,81.

Data Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar dari kedua siklus dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode demonstrasi (menyanyi) dan

(7)

penggunaan alat peraga “Tiang Pintar PAI” pada kelas III-1 SDN 004 Balikpapan Utara dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut :

Tabel 2. Efektivitas Penggunaan Metode dan Alat Peraga dilihat dari Hasil Belajar siklus I dan Siklus II

Dokumentasi Nilai Prosentase Ketuntasan

Nilai Prasiklus 32,2

Nilai siklus I 64,5

Nilai siklus II 87,09

Untuk lebih jelasnya berikut ini grafik data hasil penelitian dari tiap siklus:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Hasil Tiap Siklus

Persentase Ketuntasan Belajar Tiap Siklus

Pra Siklus 32.2% (10 orang) Siklus I 64,5% (20 orang) Silkus 2 87,09% (27 orang)

Grafik 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh data jumlah ketuntasan pada prasiklus dari 31 orang siswa hanya 10 orang atau 32,2%, pada siklus I ketuntasan meningkat menjadi 20 orang siswa atau 64,5% pada siklus I dan meningkat menjadi 27 orang siswa atau 87,09% pada siklus ke II.

PEMBAHASAN

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III-1 SDN 004 Balikpapan Utara, sedangkan obyek penelitian adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan Zikir ( lima macam Zikir beserta sebutan dan artinya ) yang diajarkan melalui metode demonstrasi (menyanyi) dan penggunaan alat peraga

“Tiang Pintar PAI”. Dimana dalam metode tersebut dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap demonstrasi (menghafal lima macam Zikir beserta sebutan dan artinya dengan cara dilantunkan dalam nyanyian) yang dilakukan secara berkelompok maupun klasikal dan secara berulang dalam tatap muka, tahap

(8)

pengingat hafalan dengan menggunakan penggunaan alat peraga “Tiang Pintar PAI” yang merupakan inovasi pemanfaatan limbah setelah itu dilanjutkan dengan presentasi hasil kerja kelompok. Saat penggunaan alat peraga tersebut, seluruh siswa tidak dibenarkan membuka catatan atau melihat sumber belajar lainnya terkait materi zikir.

Dalam proses belajar mengajar peneliti terlebih dahulu menjelaskan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran yang dipergunakan. Setelah semua paham, peneliti memulai proses belajar mengajar dengan memotivasi atau memberi arahan kepada siswa tentang materi Zikir (lima macam Zikir beserta sebutan dan artinya).

Setelah penulis menjelaskan materi Zikir secara global kemudian dilanjutkan dengan proses menghafal nama-nama Malaikat beserta tugasnya oleh para siswa. Selang beberapa menit penulis membagikan lembaran tugas berupa tabel berisi macam-macam Zikir beserta sebutan dan artinya yang telah dihafal oleh para siswa. Lalu dilanjutkan dengan proses pengisian tabel sesuai dengan hafalan para siswa tanpa boleh melihat buku cetak maupun catatan. Akhirnya setelah selesai mengerjakan dalam waktu kurang lebih tigapuluh menit, seluruh lembar soal dikumpulkan dan dikoreksi secara silang sehingga para siswa juga ikut terlibat dalam proses penilaian terhadap hasil menghafal mereka sendiri. Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa ada beberapa siswa yang mendapat nilai dibawah standar, memang para siswa yang mendapat nilai dibawah standar tersebut termasuk golongan siswa yang amat sangat kurang dalam pengetahuan kognitifnya baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun ilmu umum lainnya.

Dari hasil pengoreksian tersebut diketahui bahwa ada beberapa siswa yang memang merasa kesulitan menghafal macam-macam Zikir beserta sebutan dan artinya tersebut. Akhirnya penulis mencoba menggunakan metode yang untuk materi Zikir yaitu metode demonstrasi yang dalam hal ini yang dimaksud oleh penulis adalah menyanyikan lima macam zikir besera sebutan dan artinya dalam untaian lagu yang penulis beri judul ”Zikir” yang juga diciptakan sendiri oleh penulis.

Setelah penulis menyanyikan lagu tersebut, penulis melihat respon yang amat sangat positif dari para siswa karena mereka secara spontanitas langsung mengikuti untaian lagu walaupun belum pas intonasi nadanya. Alhasil yang sangat mengejutkan penulis bahwa metode menyanyi amat sangat membantu para siswa dalam menghafal nama-nama zikir hanya dalam waktu beberapa menit pada saat mereka bernyanyi secara klasikal dan berkelompok.

Langkah selanjutnya sebelum penulis menutup materi pembelajaran, penulis meletakkan alat peraga “Tiang Pintar PAI” untuk mengaplikasikan metode penggunaan alat peraga tersebut dalam rangka lebih memperkuat hafalan peserta didik dan dikerjakan secara berkelompok. Selanjutnya tiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerja mereka.

Sebagai langkah pemantapan akhir penulis mengadakan tes tertulis dan mengadakan tanya jawab dengan para siswa dan ternyata mereka dapat dengan cepat menjawab macam-macam Zikir beserta sebutan dan artinya, terutama para siswa yang masuk dalam kategori di bawah standar tersebut.

(9)

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas III-1 Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 orang ketuntasannya dari hanya 10 orang 32,2% pada pasiklus meningkat menjadi 20 orang siswa atau 64,5% pada siklus I, dan meningkat menjadi 27 orang siswa atau 87,09% pada siklus ke II. Ini berarti bahwa penggunaan demonstrasi menyanyi dan alat peraga Tiang Pintar PAI dapat meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas III-1 Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahman Saleh. (1997). Pendidikan Agama dan Keagamaan (Visi, Misi dan Aksi), Jakarta: Grafindo Pesada.

Departemen P & K. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

John, Enchold dan Hasan Shadily. (1984). Kamus Besar Inggris – Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Stephen P. Robbins. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan Benyamin Molan).

Jakarta: PT Indeks Gramedia.

Suharsimi, Arikunto, dkk. (2006). Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Bina Karya Guru. (2006). Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar kelas IV.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tim Penulis. (2009). Kiat Mahir Pendidikan Agama Islam. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tim Penulis Modul. (2011). Modul Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI, Jakarta: Jurusan Tarbiyah STAIN Samarinda.

Tim Widyaiswara. (2020). Makalah Analisis Strategi Pembelajaran Penerapannya dalam Model Pembelajaran PAI. Balai Diklat Kemenag Banjarmasin.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Yusuf Qardhawi. (2000). Halal dan Haram dalam Islam. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Zuhairin dkk. (1983). Metode Khusus Pendidikan Agama. Malang: Biro Ilmiah. IAIN Sunan Ampel.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Penelitian
Grafik 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian pada data siswa berjumlah 895 record dengan kondisi reduksi atribut sebesar 75% diurutkan dari nilai information gain(IG) yang terendah dengan perbandingan

Selain berdasarkan jenis, sebuah website dapat dibagi lagi berdasarkan tujuan pembuatannya anatara lain seperti news site (situs berita), social network site

Perencanaan dan perancangan sarana akomodasi penginapan yang memiliki fasilitas lengkap dengan menawarkan pemandangan area pegunungan berupa Hotel Resort di Kawasan

Pasal 1 angka 31 UU LLAJ menentukan bahwa “Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan

Mari kita jabarkan, tangible (tampilan fisik) merupakan hal nyata yang langsung dapat dirasakan dan dilihat pelanggan contohnya adalah tempat pelayanan yang memadai,

Jika anda masih memiliki keraguan untuk memulai simak artikel berikut “Besar Penggunaan Maskapai Domestik Sampai 2015 Pemerintah RI memprediksi bakal terjadi peningkatan

Cantrang walaupun nantinya akan dilarang oleh pemerintah dan mengharuskan nelayan untuk memakai alat yang lain, jika nanti alat yang sebagai ganti dari cantrang tidak

49 mempengaruhi tinggi rendahnya kecemasan seseorang dalam proses persalinan pertamanya, tetapi juga adanya faktor-faktor diluar variabel penelitian yang dapat