• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STORE MANAGER DALAM MENINDAK PELANGGARAN KARYAWAN TERKAIT TATA TERTIB DI HARTONO ELEKTRONIK CABANG MERR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STORE MANAGER DALAM MENINDAK PELANGGARAN KARYAWAN TERKAIT TATA TERTIB DI HARTONO ELEKTRONIK CABANG MERR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STORE MANAGER DALAM MENINDAK PELANGGARAN

KARYAWAN TERKAIT TATA TERTIB DI HARTONO ELEKTRONIK CABANG MERR

ANGGA SETIAWAN ( anggasetiawan2014@gmail.com)

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Narotama Surabaya

ABSTRAK

Pekerjaan selalu mempunyai aturan Tata tertib dan itu merupakan salah satu prinsip dasar dalam bekerja ,Pelanggaran itu disebabkan banyak sekali pemicunya walaupun dengan berbagai macam aturan yang telah dibuat. Dalam penelitian kali ini metode yang digunakan ialah deskriptif Kualitatif dimana teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara,observasi,dan dokumentasi,untuk mendapatka data primer dan sekunder dalam rangkah mewujudkan penelitisn ini.kesimpulan yang didapat ialah tata tertib yang baru ini dibuat serta diharapkan bisa memperbaiki mental dan etos kerja para karyawan agar lebih mengerti disiplin kerja, sebuah keputusan yang diambil pemimpin memang sangat banyak bervariasi salah satunya adalah dituangkan dalam sebuah kebijakan dan juga pemimpin tidak mungkin bisa mengawasi satu persatu setiap karyawan tetapi dengan sistem yang kompeten dan tegas serta sosialisasi yang baik, kontrol yang rutin dibantu dengan staff di toko ,maka suatu kebijakan akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Kata Kunci : kepemimpinan, Keputusan, Store manager, kebijakan

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hartono elektronik meupakan perusahaan retail di bidang elektronik yang sudah berdiri selama 39 tahun berpusat di surabaya perusahaan ini sekarang sudah memiliki 10 cabang di berbagai kota di pulau jawa,bermula dari toko listrik dan menjelma menjadi toko elektronik yang sangat diperhitungkan di indonesia tentu sangat banyak sekali tantangan tantangan yang harus dihadapi perlunya inovasi membuat hartono harus selalu dituntut untuk bisa selalu lebih baik,hal yang paling mendasar dari kesuksesan tersebut tidak luput dari sistem manajemen yang baik dan terintegritasi antar divisi yang bertugas ,dengan aturan dan kebijakan yang diberlakukan dalam semua cabangnya ialah sama,terutama perihal tata tertib tentang menjadi karyawan yang sudah diinformasikan dan selalu disounding baik saat proses perekrutan karyawan dan karyawan tetap, yang paling bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas ini di setiap cabang ialah Store Manager (kepala Toko) ,seorang Store Manager mempunyai tanggug jawab penuh dari amanah yang diembannya dalam menjalankan operasional toko,dan yang menjadi target penting selain penjualan yakni tentang Tata Tertib yang berlaku sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif,terkendali,nyaman. Fakta yang ada saat ini banyak pelangggaran yang terjadi di lingkungan kerja terkait pelanggarn tata tertib yang dilakukan karyawan

(3)

oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Gaya Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan Store Manager Dalam Menindak Pelanggaran Karyawan Terkait Tata Tertib Di Hartono Elektronika Cabang Merr”, dalam proses-proses pengambilan keputusan serta gaya kepemimpinan

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara Store manager memberikan efek jera kepada pelanggaran kayawan yang terjadi ?

2. Bagaimana Store Manager membuat aturan dalam pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses pengambilan keputusan

2. Mengetahui langkah-langkah kebijakan Store Manager dalam memberikan kebijakan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI KEPUTUSAN

Berikut ini beberapa definisi mengenai keputusan menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

(4)

Menurut Ralp C.Davis (2004) Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.dan menurut Prajudi Atmosudirjo (1982) (Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut,dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternative ,Jadi dapat disimpulkan definisi dari keputusan adalah hasil dari pemikiran guna untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi tertentu dalam menjawab segala permasalahan.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

1) Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.

2) Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan - perhitungan serta analisis yg terperinci.

3) Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak

(5)

terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

2.2 DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

pengambilan keputusan adalah Menurut George R.Terry (2000) ialah Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. Pendapat lainnya menyatakan S.P.Siagian (2003) pengambilan keputusan merupakan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dengan demikian dapat kesimpulan bahwa pengertian dari pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternative terbaik dari beberapa alternative yang ada secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud

(6)

dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif.

2.3 DEFINISI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan adalah tahap-tahap yang harus dilalui dalam membuat suatu keputusan. Tahap-tahap yang dimaksud ini adalah sebuah kerangka dasar, dari kerangka tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa tahap-tahap yang lebih khusus dan lebih operasional. Secara umum,proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Penemuan Masalah

Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah. Contohnya : berawal dari isu, yang kemudian menjadi kabar/kejadian nyata.

b. Pemecahan Masalah

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada.

Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi alternative-alternatif keputusan dalam memecahkan masalah.

2) Perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa mendatang.

(7)

3) Pembuatan alat(sarana) untuk mengukur hasil,biasanya berbentuk tabel hasil

4) Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.

c. Pengambilan Keputusan

Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi tertentu.

2.4. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry (2000) , dasar-dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1.Intuisi

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.

2.Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkauntung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan.

3.Fakta

(8)

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4.Wewenang

Biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.

5.Rasional

Keputusan yang dihasilkan lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

2.5 TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1) Keputusan yang diprogramkan

Keputusan yang diprogramkan merupakan keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini tidak mengejutkan karena cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. Kehadiran keputusan ini sering dengan mudah dapat diantisipasi sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Kegiatan audit mutu internal,

(9)

Rapat tinjauan manajemen, Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku cadang secara rutin, Mengikuti pelatihan yang direncanakan.

2) Keputusan yang tidak diprogramkan

Keputusan yang tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya. Biasanya berkenaan dengan masalah- masalah baru dan bersifat khusus. Dalam menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan, intuisi, dan kreativitas.

Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan keputusan yang diprogramkan. Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat darurat dan segera sehingga cukup menyulitkan pimpinan dalam mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke pelanggan, Kerusakan mesin yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti, Unjuk rasa dan pemogokan karyawan.

2.6 Tahap- Tahap Proses pengambilan keputusan

Tahap- Tahap Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap ::

Tahap 1

Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secra

(10)

sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.

Tahap 2

Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya.

Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.

Tahap 3

Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.

Tahap 4

Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas etiap alternatif.

Tahap 5

(11)

Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.

Tahap 6

Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

Tahap 7

Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif kualitatif. Dengan tujuan penelitian yang bermaksud untuk paham

(12)

tentang fenomena yang akan dialami oleh subjek penelitian seperti persepsi,tindakan ,motivasi ,perilaku dan lain-lain secara holistik baik dengan menjabarkan dalam bentuk kata- kata serta bahasa ,perihal khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode alamiah ( Moleong Lexy J.,2011) hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini beberapa diantaranya melakukan pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen sebagai penguat dalam melakukan penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan yakni penelitian Deskriptif komparatif

3.2 Waktu dan tempat penelitian

Tempat dan Waktu penelitian akan dilakukan di Hartono elektronik cabang merr surabaya waktu pelaksanaan selama 1 minggu yakni tangal 2 sampai 8 januari 2017

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian kali ini Store Manager, dan objek yang akan diambil ialah perilaku dan tingkat penyimpangan karyawan terhadap tata tertib perusahaan Hartono Elektronik cabang merr di jl.Ir.Soekarno Hatta 35c, Surabaya

3.4 Data yang digunakan 1.Data Primer

merupakan data yang bisa didapatkan dari secara langsung melalui wawancara kepada pihak terkait dan konsultasi kepada pihak yang berkepentingan

2.Data sekunder

Merupakan data yang diolah dengan menngumulkan data-data keuangan,dokumen perusahaan atau arsip yang akan diproses untuk keperluan penelitian

(13)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi terkait dengan keabsahan penelitian ini akan dilakukan beberapa teknik dalam mendapatkan alat dalam meneliti : 1.Dokumentasi

Merupakan metode yang diambil dengan mengumpulkan data yang diperlukan untuk keperluan penelitian degan mendokumetasikan tentang harga ,laporan biaya-biaya terkait,dan dokumen pendukung lainnya

2. Wawancara

Teknik ini merupakan teknik yang paling penting dalam peneltian kualitatif dimana membutuhkan sumber dari orang yang berkepentingan dalam penelitian ini,wawancara merupakan media perckapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara dengan interaksi untuk memebrikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

3.Teknik Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat

suatu penelitian,tujuannya agar bisa menyajikan gambran yang realistik perilaku atau kejadian .pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur ,dalam observasi alat yang bisa digunaka ialah lembar pengamatan,ceklist ,catatan kegiatan dan lain-lain,observasi juga menghasilkan informasi berupa ruang , pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian, peristiwa, waktu, perasaan.

PEMBAHASAN

Hartono elektronik di cabang MERR surabaya tepatnya di JL.Ir.Soekarno Hatta 35c, Surabaya ini sudah berdiri sejak Tahun 2013 merupakan cabang Hartono

(14)

dengan jumlah karyawan sekitar 269 orang dimana setiap karyawan mempunyai tugas dan bagian masing-masing , Hartono Elektronik cabang MERR ini dijalankan dan di pegang kendali oleh Store Manager sebagai pucuk pimpinan tertinggi dalam menjalankan operasional toko. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala cabang Di Store yang paling ramai Store Manager dibantu 2 orang Assistant Store Manager (ASM) , dan beberapa Supervisor di setiap area berbeda ,saat saya mewancarai Store Manager ( Bp.Gatot ) “apa saja pelanggaran tata tertib yang paling sering dilakukan oleh para karyawan pak ? ” menurut beliau banyak sekali jenis pelanggaran mulai yang sepele (kecil) sampai dengan yang serius ( besar) contohnya tidak masuk tepat waktu sesuai jam kerja, tidak memakai seragam sesuai dengan jadwal yang seharusnya,tidak istirahat kerja pada waktu yang telah ditentukan” , Bp. Gatot juga menuturkan “tadi adalah cotoh rentetan pelanggaran kecil yang sering terjadi mengenai tata tertib yang dilanggar oleh para karyawan hartono Elektronik ” dari pernyataan beliau dapat diartikan banyak sekali jenis kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh para karyawan , pertanyaan selanjutnya mengenai aturan yang berlaku saat ini “ Apakah aturan yang saat ini diberlakukan sudah tepat untuk diterapkan di tahun 2018 ini, dan apakah aturan ini efektif memberi pembelajaran bagi mereka yang pernah melakukan kesalahan” beliapun menuturkan “bahwa aturan yang ada sebenarnya sudah baku dan menjadi standar ,akan tetapi dengan jumlah karyawan terbanyak dari semua toko hal ini dirasa masih belum 100% menjadi peraturan terbaik untuk memberi efek jera bagi oknum yang melakukan kesalahan walaupun poster, dan himbauan selalu dipajang di setiap tempat strategis di sudut toko berada,

(15)

saat selesai wawancara hari berikutnya penulis melakukan observasi mengenai jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan para karyawan di jam kerja dan hasilnya banyak sekali jenis pelanggaran yang terjadi yang tidak sesuai dengan tata tertib yang berlaku dengan struktural yang bagus dan manajemen yang bagus ternyata masih banyak kelamahan ,memang yang melakukan kesalahan kurang lebih 59 orang dari 269 orang hal ini sangat merugikan operasional toko dan juga produktivitas toko ,dan oknum-oknum yang melanggar akan membawa citra buruk bagi teman yang lain yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,selanjutnya papan atau tulisan yang berhubungan dengan himbauan mengenai tata tertb sudah sangat pas dipasang ditempat-tempat yang statregis yang terintegrasi antar ruangan akan tetapi sayangnya banyak yang masih menghiraukan atas himbauan tersebut.

Saat pertemuan selanjutnya dengan Store Manager (Bp.Gatot) pertanyaaan pamungkas yang di ajukan penulis “ apa saja bentuk hukuman yang diberikan bila seorang karyawan melakukan kesalahan dalam hal tat tertib

’’beliau berujar denga memberikan jawaban “ dengan aturan yang saat ini ada biasanya setiap pelanggaran bisa dengan surat teguran, dan surat peringatan 1 dan surat peringatan 2, dan bisa langsung dikeluarkan” jadi setiap kesalahan yang dibuat diberi saknsi sesuai tingkat pelanggaran, dan saya perlu merevisi aturan tata tertib yang berlaku dengan persetujuan HRD yang akan membuat aturan lebih terarah dan lebih manusiawi agar bisa bermanfaat bagi kemajuan hartono elektronik

HASIL PENELITIAN

(16)

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan selama 1 minggu ada perubahan tentang tata tertib yang berlaku di Hartono Elektronik cabang MERR dan Store Manager (Bp. Gatot) memberi informasi mengenai perubahan tata tertib dimana ada jenis hukuman yang akan memberi efek jera yakni membuat tanda “plong” di ID card setiap karyawan ,dimana jenis hukuman ini lebih terperinci untuk menindak setiap pelanggaran yang terjadi dengan batas jumlah plong yakni 10 x dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, contohnya istirahat melebihi jam kerja akan di plong 1 kali, dan salah seragam 1 kali, membawa handphone 11x kali plong, dan membuang sampah sembarangan 1 kali, adapun hukuman itu mempunyai batas waktu dan tingkatan sanksi bila mencapai 4 kali plong maka dianggap SP( surat peringatan ) 1 yang berlaku selama 3 bulan, bila mendapat 8 kali plong maka aka dianggap SP (Surat Peringatan) 2 yang berlaku 6 bulan ,ini beresiko untuk keluar atau pindah dan 10 plong dipastikan keluar ,berikut tabel list pelanggaran dan sanksi baru yang diterima oleh karyawan yang melakukan kesalahan :

NO KETENTUAN PELANGGARAN KedisiplinanSanksi

1

RAMBUT

*Cowok : berjenggot, berjambang, berkumis, dan rambut tdk menutup krah baju

*Cewek : Rambut panjang wajib diikat dgn tali rambut warna hitam , bila tidak plong 1x

PLONG 1X

2

MATA

* Kacamata gaul, warna lensa kontak tdk natural

PLONG 1X

3

TELINGA

*Cowok beranting, cewek memakai lebih dari sepasang anting, model sederhana

PLONG 1X

(17)

4

TANGAN

*Cat kuku, cewek hanya boleh memakai 1 gelang tangan, tidak

ada asesoris (gelang & akik, hanya cincin kawin) PLONG 1X

5

SERAGAM

* Salah kostum , kaos dalam harus putih selain putih terkena

sanksi disiplin kerja PLONG 1X

6

ID CARD

* Selalu dipakai selama di area kerja, bila tidak terkena sanksi disiplin kerja

PLONG 1X

7 BUKU SAKU & BOLPOIN

* Tidak membawa buku saku dan bolpoin PLONG 1X 8

IKAT PINGGANG

* Selain warna hitam PLONG 1X

9

SEPATU *Seragam batik : selain Pantofel hitam

*Seragam kaos : selain sepatu sport warna hitam 99%

Harus Kaos kaki wajib warna hitam, bila tidak akan terkena sanksi disiplin

PLONG 1X

10 KELUAR AREA TANPA IJIN PLONG 1X

11

PENGGUNAAN FASILITAS PERUSAHAAN

*Merokok ditoilet, loker & ruang istirahat PLONG 1X

12

BERGEROMBOL

*Max 2 orang (termasuk leasing dan berada dimeja lebih dari 1

orang kecuali sedang melayani customer) PLONG 1X

13

ISTIRAHAT TDK PADA WAKTUNYA

* Melebihi jam, istiahat digudang PLONG 1X

14

MEMBAWA MAKANAN &MINUMAN

*Hanya air mineral dan permen yg diizinkan PLONG 1X

15 KESALAHAN ADMIN DALAM MENJUAL

*Salah spesifikasi, salah shipping point PLONG 1X 16

PELANGGARAN NORMA SOSIAL (PLONG 11X) *Pelecehan seksual, judi, miras, narkoba, pornografi,

perkelahian dan caci maki PLONG 11X

17 TOKO DALAM TOKO (PLONG 11X) PLONG 11X

18 MEMBAWA HP KE AREA (PLONG 11X)

PLONG 11X

Keterangan tambahan bahwa :

(18)

*4 x plong = Surat Peringatan (SP) 1

*8 x plong = Surat Peringatan (SP) 2

*10 x plong = Keluar

Dan berikut salah satu contoh bentuk pelanggaran dan pemberlakuan sanksi :

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian pada peraturan sebelumnya sangat memberikan ruang yang sangat terbuka bagi para karyawan dalam melakukan pelanggaran tata tertib ,tugas seorang manajer bukan hanya mengatur masalah tata tertib semata hal itu sangat dipahami oleh Bp. Gatot , kepercayaan yang diberikan kepada oleh Store Manager disalahgunakan oleh karyawan, dan dengan berbagai pertimbangan aturan tata tertib yang baru ini dibuat serta diharapkan bisa memperbaiki mental dan etos kerja para karyawan agar lebih mengerti disiplin kerja, sebuah keputusan yang diambil pemimpin memang sangat banyak bervariasi salah satunya adalah dituangkan dalam sebuah kebijakan. Hal yang bisa diambil dari keputusan store manager tersebut ialah sebagai pemimpin tidak mungkin bisa mengawasi satu

(19)

persatu setiap karyawan tetapi dengan sistem yang kompeten dan tegas serta sosialisasi yang baik, kontrol yang rutin dibantu dengan staff di toko ,maka suatu kebijakan akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alimudin, A., & Sukoco, A. (2017, September 30). The Leadership Style Model That Builds Work Behavior Through Organizational Culture. JURNAL LENTERA : Kajian Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, 3(2), 362-375.

Davis, Ralp C dalam Hasan. (2004). Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prajudi, Admosudirdjo S,. 1982. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan : Decision Making. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Terry, George R. 2000. Principles of Management Ahli Bahasa Winardi. Penerbit Alumni. Bandung Dosen.uta45jakarta.ac.id (Diakses tangga 14 Mei 2015)

Siagian, SP. (2003). Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung

(20)

Moleng, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 12/RSUDT/PIL.BAHP/I.1 tanggal 3 MARET 2012 dan lampiran-lampirannya dan PENETAPAN PEMENANG Nomor:

siswa penyandang tunarungu sama dengan siswa yang normal dalam. mencari

bila perusahaan menaikkan harga 10%, permintaan barang bertambah lebih sedikit dari 10%.. bila perusahaan menaikkan harga 10%, permintaan barang berkurang lebih besar

Jadi meskipun properti adalah bagian yang penting dari sebuah set, khususnya set teater realis, tetapi kretivitas akan selalu dapat mengatasinya, terlebih lagi bila ada kesulitan

bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/184/2015 tentang Pengelola Hibah GAVI sudah tidak sesuai dengan perkembangan regulasi yang terkait dengan organisasi

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut : KTSP dikembangkan sesuai dengan

“ how does the Indonesian language affect the use of English while talking to foreign tourists ,” the researcher was not only classified the sentences and phrases

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah status alergi berhubungan dengan pemilihan