• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. tentang dampak banjir dan upaya pencegahan di masa depan yang dilakukan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. tentang dampak banjir dan upaya pencegahan di masa depan yang dilakukan oleh"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi pedoman peneliti sebagai sumber kedepannya sehingga memberikan refrensi bagi peneliti untuk kajian dan acuan tentang perbedaan aspek kajian yang diteliti. Penelitian. Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang dampak banjir dan upaya pencegahan di masa depan yang dilakukan oleh petani antara lain :

Penelitian yang dilakukan Conseicao (2020) ”Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian Studi Kasus di Desa Kereana Kecamatan Botin Leobele Kabupaten Malaka Tahun 2020” bertujuan mengetahui sebab dan akibat terjadinya alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian di Desa Kareana serta dampak dari alih fungsi lahan tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan data primer yaitu wawancara bebas terpimpin serta data sekunder dari studi pustaka dan dokumentasi serta observasi. Tehnik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif yaitu pengambilan data, reduksi data, penyajian data dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan jika kerusakan lingkunan akibat alih fungsi lahan lahan hutan menjadi lahan pertanian petani Desa Kareana diakibatkan faktor pendapatan, perekonomian keluarga, hasil panen, ingin sejahtera dan menaikkan taraf hidup keluarga. Dampak yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan ada yang menguntungkan dan ada yang

(2)

merugikan. Namun, jika kegiatan ini tidak segera dihentikan dan diperbaiki maka dalam jangka waktu lama akan berdampak yang dapat merusak alam.

Penelitian yang dilakukan Kudadiri (2019) dengan judul “Dampak Bencana Banjir Bandang Terhadap Aktivitas Sosial Di Kawasan Air Terjun Dua Warna Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara” bertujuan mengidentifikasi dampak sosial petani di kabupaten Deli Serdang yang terdampak banjir bandang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh dari kuisoner, observasi langsung, wawancara. Data sekunder diperoleh dari instansi serta lembaga terkait. Kondisi sebelum terjadi banjir bandang di Kawasan Air Terjun Dua Warna yaitu banyak interaksi sosial, gotong royong, kerja sama , dan pertemuan rutin antar warga. Setelah bencana banjir bandang menerjang , petani lebih giat menjaga kebersihan di sekitar air terjun. Dampak terhadap aktivitas sosial petani adalah hilangnya kebiasaan rutinitas petani dan tidak adanya aktivitas gotong royong untuk membersihkan jalur menuju lokasi ekowisata. Upaya yang dilakukan untuk memulihkan aktivitas sosial perekonomian petani yaitu dengan cara pengelolaan kawasan wisata dengan memanfatkan kekayan alam dan tetap memperhatikan aspek keamaanan dan mulai melakukan upaya-upaya penanggulangan banjir bandang.

Penelitian yang dilakukan Village (2020 ) yang berjudul ” Adaptasi Rumah Tangga Petani Dan Non Petani Terdampak Banjir Rob Kasus: Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang bertujuan mengidentifikasi karakterisitik dan stratregi para rumah tangga petani dan non petani yang terdampak banjir rob. Metode yang digunakan adalah pendekatan

(3)

kuantitatif dan didukung oleh kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari survei lapangan dan wawancara dengan responden menggunakan kuisoner. Data kualitatif didapatkan dengan cara wawancara wawancara menggunakan panduan pertanyaan.

Perubahan iklim memberi dampak yang terasa di setiap negara, termasuk wilayah Indonesia. Banjir rob menjadi hal yang sering terjadi di daerah pesisir. Penelitian ini menjelaskan upaya petani pesisir mengatasi banjir. Rumah tangga petani dan non petani beradaptasi dengan banjir rob. Strategi yang dilakukan adalah mengurug lantai rumah dan mencari peluang pekerjaan lain yang non pertanian. Tanah pertanian dan tambak yang terendam banjir rob memaksa para petani mencari pekerjaan lain.

Penelitian yang dilakukan Sumantri (2019) dengan judul “Bencana Banjir Dan Petani Cabai: Studi Cara Bertahan Hidup Desa Arisan Jaya” yang bertujuan untuk mengetahui strategi petani cabai saat banjir di Desa Arisan jaya Kecamatan Pamulutan Barat Kabupaten Ogan Ilir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan deskriptif mendalam. Strategi yang dilakukan adalah strategi aktif dan pasif serta strategi jaringan. Strategi aktif meliputi bertahan hidup dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki petani. Strategi pasif meliputi hemat dan menekan pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangganya dan memprioritaskan kebutuhan yang penting. Strategi jaringan meliputi cara memanfaatkan jaringan sosial untuk berpartisipasi membantu permasalahan banjir yang terjadi di Desa Arisan Jaya.

Penelitian yang dilakukan Brigita & Sihaloho (2018) yang berjudul “Strategi, Kerentanan, Dan Resiliensi Nafkah Rumahtangga Petani Di Daerah Rawan

(4)

Bencana Banjir Livelihood Strategy, Vulnerability, and Resilience of Farmer Household in flooded Area” bertujuan untuk menganalisis struktur nafkah , strategi nafkah, dan pengaruh livelihood assets yang dilakukan petani yang terdampak banjir. Banjir memberi dampak kepada petani karena menyebabkan gagal panen.

Petani dituntut melakukan upaya mempertahankan dan meningkatkan penghasilan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung data kualitatif (kuisoner).

Penelitian yang dilakukan Nurfianah (2017) berjudul Strategi Adaptasi Petani Petani Pemilik Lahan di Desa Bojoasri Kecamatan Kalitengah Lamongan Dalam Menghadapi Banjir bertujuan untuk meneliti strategi yang dilakukan petani Desa Bojoasri Kecamatan Kalitengah Lamongan dalam menanggulangi lahan pertanian yang terkena dampak banjir. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Subjek penelitian menggunakan teknik purposive (petani pemilik lahan). Tehnik pengumpulan data menggunakan cara wawancara, observasi, serta dokumentasi.

Para petani tidak menjadikan pertanian sebagai profesi utama. Petani menghasilkan penghasilan tambahan dari mencari ikan di sungai. Upaya petani pemilik lahan meliputi tindakan rasional instrumental, tindakan rrasionalitas nilai, tindakan efektif, dan tindakan tradisional.

Penelitian yang dilakukan Arvianti & Abin (2018) dengan judul ” Karakteristik Petani Muda Agribisnis dan Faktor-faktor yang Mepengaruhi Alih Fungsi Lahan di Malang” bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Malang. Metode penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang dilakukan di Desa Curungrejo, Desa Jatirejo, Desa Mangunrejo, Desa Panggungrejo Kecamatan

(5)

Kepanjen Kabupaten Malang. Metode pengambilan data adalah proportionatestratified random sampling. Dalam penelitian terdahulu. Alih fungsi

lahan pertanian bersaing dengan pengambilan data adalah proportionatestratified random sampling. Dalam penelitian terdahulu. Alih fungsi lahan pertanian bersaing

dengan pemukiaman,bidang industri, serta property. Alih fungsi lahan diperparah oleh kelembagaan dan sumber daya manusia petani yang lemah. Petani yang berusia 50 keatas terbilang menjadi kendala dalam mengiuasai tehnologi sehingga tingkat produksi serta pendapatan rendah.

Penelitian yang dilakukan Yuyun Winarsih (2021) dengan judul “Strategi Petani dalam Menghadapi Banjir Musiman Di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember” Penelitian ini bertujuan untuk mendalami strategi petani menghadapi banjir musiman di Desa Kepanjen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Upaya yang dilakukan petani di Desa Kepanjen dalam menghadapi banjir musiman adalah mempersiapkan tanggul.

Tanggul disiapkan saat musim tanam baru dan musim penghujan. Selain itu, petani Kepanjen akan membuat lincak yang dibuat saat masa banjir sampai masa panen, serta penggunaan terpal saat terjadi banjir pada kegiatan memanen padi.

Penelitian yang dilakukan Nur & Dwi (2021) yang berjudul Analisis Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Untuk Alih Fungsi Lahan Ke Sektor Non Pertanian Studi Kasus Di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dampak alih fungsi lahan yang memberi dampak kepada petani serta faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kebijakan petani memilih alih fungsi lahan dari

(6)

sektor pertanian ke sektor non pertanian. Metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah analisis regresi model logit yang menggunakan data primer melalui wawancara serta data sekunder dari literatur. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam menjual sektor pertanian maka akan menggeser mata pencaraharian ke sektor non pertanian. Ketersediaan lahan pertanian yang berpotensi akan semakin menyusutdan kebutuhan produksi semakin turun.

Penelitian yang dilakukan Muhibbin et a l(2020) dengan judul “Partisipasi Petani Kota Malang Dalam Pencegahan Bencana Banjir” bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab banjir serta upaya petani dalam berpartisipasi dalam pencegahan banjir di Kota Malang. Penelitian terdahulu ini menggunakan metode yuridis sosiologis (non doktrinal) dengan penelitian doktrinal. Penelitian ini yuridis sosiologis (non doktrinal) dengan penelitian doktrinal. Penelitian ini menggunakan studi empiris mengenai proses yang bekerja pasa peristiwa banjir. Pendekatan openelitian ini menggunakan socio legal research. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di Malang mengakibatkan beberapa jalan protokol, fasilitas umum, rumah warga terendam banjir. Penyebab utama banjir di Malang adalah curah hujan yang tinggi, alih fungsi lahan menjadi sektor pembangunan, saluran air yang dangkal, rusaknya hutan-hutan di daerah hulu sehingga membawa air bah ke hilir yang rendag, dan kurangnya daerah resapan air. Petani diupayakan saling gotong royong untuk menjaga sektor pembangunan, saluran air yang dangkal, rusaknya hutan-hutan di daerah hulu sehingga membawa air bah ke hilir yang rendag, dan kurangnya daerah resapan air. Petani diupayakan saling gotong

(7)

royong untuk menjaga lingkungan, memperhatikan daerah yang akan dibangun, serta melakukan reboisasi.

Pada penelitian terdahulu terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan datang. Terdapat tujuan dalam peneliti terdahulu sepeti mengkaji kerusakan lingkungan akibat banjir bandang, mengidentifikasi dampak sosial akibat banjir bandang, mengidentifikasi karakteristik dan strategi para rumah tangga petani maupun non petani akibat banjir bandang, strategi petani dalam bertahan hidup setelah banjir bandnag,menganalisi faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan yang memberi dampak kepada petani,serta mengidentifikasi penyebab banjir bandang. Perbedaan tujuan dengan peneliti adalah untuk mengetahui dampak banjir bandang serta upaya pencegahan di masa mendatang yang dilakukan oleh petani Dusun Gemulo, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian yang akan datang menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan variabel

• Variabel Bebas = Dampak bencana banjir bandang, peran petani

• Variabel terikat = Banjir Bandang

Lokasi yang diambil pada penelitian yang akan datang adalah Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang merupakan dataran dengan ketinggian rata-rata 1,5 km diatas permukaan laut diantara Pegunungan Arjuno-Welirang.

(8)

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Banjir Bandang

Banjir bandang merupakan bagian dari bencana hidrometeorologi atau bencana yang terjadi akibat paramater meteorologi yang berdampak signifikan di kehidupan sehari-hari serta sandang dan pangan. Banjir bandang dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Banjir bisa berhubungan dengan kejadian longsor yang menyumbat aliran sungai dan membentuk bendungan alam.

Kemudian, tekanan aliran sungai menerjang bendungan alam sehingga terjadi banjir. Banjir bandang diawali dengan aliran yang cepat dan tinggi sehingga membawa lumpur,batu, dan kayu. Dalam proses banjir bandang, hal pertama yang terjadi adalah longsor yang dipicu oleh hujan kemudian dilanjutkan dengan banjir bandang . (Adi Seno, 2013)

Banjir bandang merupakan aliran massa (pasir, kerikil, batu serta air) pada satu unit yang kecepatan ekstrim tinggi. Keseimbangan statik antara gaya geser menimbulkan aliran dan gaya yang besar sehingga massa sedimen yang menahan.

Karena ini, maka massa mengalir dan percepatan semakin tinggi , sehingga pada saat tertentu keadaan menjadi tidak stabil dan massa sedimen terangkat dan jadilah banjir. Perubahan iklim global berdampak pada akumulasi curah hujan tinggi dalam waktu singkat . Walaupun curah hujan tahunan sama , namun durasi singkat, tetap akan meningkatkan intensitas banjir bandang yang terjadi. (Adi Seno, 2013)

Banjir bandang yang terjadi dikarenakan perubahan iklim global dengan adanya akumulasi curah hujan yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Curah hujan

(9)

tahunan yang sama, dalam durasi singkat memberi dampak peningkatan intensitas banjir yang terjadi. Faktor yang menyebabkan banjir ada beberapa faktor yaitu;

kondisi alam (seperti letak geografis,kondisi topografi, geometrid dan sedimentasi), peristiwa alam (seperti curah hujan, durasi hujan), serta aktifitas manusia (tata ruang di daratan banjir yang tidak disesuaikan dengan fungsi lahan yang sebenarnya, tidak ada kesadaran petani tentang pentingnya menjaga alam.

(Rosyidie, 2014)

2.2.2 Dampak Banjir

Dampak banjir bisa dirasakan langsung maupun tidak langsung. Banjir bisa langsung merusak dan menghanyutkan rumah yang dilewati sehingga menimbulkan korban luka-luka bahkan meninggal dunia. Banjir juga melumpuhkan armada angkutan umum dan membuat rute menjadi lebih jauh karena menghindari titik genangan banjir. Pengusaha tambak juga terancam gulung tikar karena tambak terendam banjir . Korban banjir juga rentan terkena penyakit kulit, diare, pernapasan, dll. Banjir juga mengakibatkan para petani gagal panen . Bukan hanya dampak fisik yang diakibatkan oleh banjir, namun juga kerugian non-fisik. Seperti sekolah libur, harga barang kebutuhan pokok meningkat drastis , dan banyak korban meninggal dunia. (Utama & Naumar, 2015)

Unesco (2006) menyatakan bahwa banjir bandang memberi dampak negatif bagi petani yaitu; dampak fisik,dampak social, dampak ekonomi, dan lingkungan.

Dampak fisik yaitu kerusakan fasilitas sarana prasarana seperti akses jalan raya,

(10)

kantor pelayanan publik, dan lain-lain. Dampak social meliputi trauma mental, gangguan kesehatan, ekonomi yang melemah, kegiatan pendidikan terganggu, kekurangan kebutuhan dasar (sandang, pangan, air, listrik, dan lain-lain). Dampak ekonomi meliputi petani yang kehilangan mata pencaharian, harta benda, dan gangguan kegiatan ekonomi. Dampak lingkungan meliputi pencemaran air, tumbuhan serta sampah yang terbawa dari sungai yang rusak. (Mas’Ula & Siartha, 2019)

2.2.3 Dampak Fisik

Dampak fisik adalah dampak kegiatan manusia secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi komponen lingkungan ataupun komponen nonhayati, bisa merupakan komponen abiotic maupun komponen biogeofisik kimia yang ada pada lingkungan.dampak fisik bisa terlihat pada kualitas yang berubah seperti hidrologi; fisiografi; sumber daya hutan;kualitas udara; cuaca, dan lain sebagainya. Falah (2016) mengungkapkan Kondisi lingkungan yang terdampak banjir akan dipengaruhi dgenangan banjir, kondisi jalan yang bisa rusak ringan sampai rusak parah. Kondisi drainase, kondisi air bersih yang menajdi keruh karena terkontaminasi air banjir, kondisi bangunan yang rusak bahkan tergenang air banjir.

Kondisi ini memberikan dampak negative signifikan terhadap aspek fisik kondisi lingkungan yang terdampak banjir bandang. Kualitas lingkunan akan semakin menurun (Syah, 2016)

(11)

2.2.4 Dampak Sosial

Dampak social Veronica (2020) mengemukakan bahwa dampak dibagi menjadi dampak primer dan dampak sekunder. Dampak primer adalah dampak yang langsung dirasakan pada saat kegiatan. hal ini seperti perubahan sistem social;

perilaku hubungan social; nilai individu dan kolektif; gaya hidup dan ekspresi mode; dan struktur petani. Dampak social juga disebut akibat yang terjadi pada hubungan petani, baik karena sebab akibat yang mempengaruhi petani maupun hal diluar petani.

Dampak social dapat diartikan keadaan yang diatur secara social dan menetapkan seseorang dalam suatu kondisi tertentu pada struktur petani. Tingkat social adalah faktor nonekonomis seperti pendidikan,umur,jenis kelamin, dan budaya. Dampak social terjadi akibat adanya perubahan social bagi petani.

Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan serta fungsi yang ada di petani. (Ari, 2018)

2.2.5 Dampak Ekonomi

Kerugian ekonomi dari banjir bandang terjadi sangat besar, mulai dari rusaknya tempat tinggal, baik ringan maupun berat, harta benda yang rusak maupun hilang.

Menurut (Ginting, 2020) Bisnis Indonesia, 6 Januari 2 Banjir 2020 juga diperkirakan meningkatkan inflasi votalite foods, sehingga inflasi tinggi dan meleset dari target APBN Tahun 200 sebesar 3,1%. Jika banjir tidak dapat diatasi dengan tanggap akan berdampak signifikan pada inflasi.

(12)

Sektor perdagangan terganggu karena jalur distribusi yang tertahan. Pasokan bahan baku, bahan pangan, serta bahan jadi tidak bisa terdistribusi dengan lancar.

Pasokan yang tertahan tersebut mengakibatkan naiknya harga dipasar secara signifikan. Hal ini juga diperparah dengan curah hujan yang tinggi sehingga menggangu aktifitas petani. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mendey menjelaskan kerugian akibat banjir ada dua jenis, yaitu potential loss dan fix loss. Kerugian potential loss dihitung dari kerugian berdasarkan jumlah toko yang tutup akibat banjir dengan jumlah penduduk yang terdampak banjir, serta dengan memperhitungkan rata-rata pengeluaran petani pada akhir tahun 2019 Sedangkan untuk fix loss belum dapat dihitung karena masih menunggu data dari APINDO dalam Suara Pembaruan, 7 Januari 2020. (Ginting, 2020)

2.2.6 Pengertian Alih Fungsi Lahan

Menurut Prihatin (2015) konversi lahan menjadi konsekuensi logis ketika terjadi peningkatan jumlah penduduk serta aktivitas dan proses pembangunan lainnya. Konversi lahan sebenarjanya wajar terjadi, namun jika tidak dikendalikan maka akan menjadi masalah karena alih fungsi lahan biasanya dilakukan diatas lahan yang masih produktif. Jika foenomena alih fungsi lahan dari pertanian ke non- pertanian terus terjadi maka hal ini menjadi ancaman. Tidak hanya petani yang mengalami dampaknya, namun linkungan juga terkena dampaknya dan akan menjadi masalah nasional.

Alih fungsi lahan atau yang biasa disebut konversi lahan merupakan perubahan fungsi baik mulai dari sebagian maupun seluruh bagian dari suatu daerah/kawasan.

(13)

Perubahan dari fungsi semula menjadi fungsi lain. Hal ini menjadi fenomena yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Hal ini bisa terjadi karena pertambahan penduduk yang diiringi kegiatan pembangunan sehingga berdampak pada permintaan kebutuhan terhadap lahan semakin tinggi yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan non pertanian. Alih fungsi lahan terjadi bukan hanya karena pemeritah yang tidak tegas memberi kewenangan dalam memberikan perizinan.

tetapi juga didudukung oleh tidang menariknya sektor pertanian itu sendiri. Sulitnya mencari alat-alat produksi dan mahalnya pupuk, sumber daya manusia yang semakin sedikit, serta hasil pertanian yang fluktuatif (Hastuty, 2017)

2.2.7 Kerusakan lingkungan

Alih fungsi lahan menyebabkan banyak kerusakan lingkungan seperti biotik, abiotik, dan kultural. Kerusakan biotik meliputi vegetasi yang berhubungan dengan malhkluk hidup (tumbuh-tumbuhan). Kerusakan abiotik meliputi perubahan kondisi peresapan dan koefisien limpasan. Kerusakan kultural meliputik tradisi, interaksi, pendapatan, pengetahuan, mata pencaharian, dan konflik. Fungsi hutan akan terganggu akibat alih fungsi lahan. Hutan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. Seperti penyimpanan air, habitat flora dan fauna, mengurangi pencemaran udara, penyubur tanah , penyuplai oksigen untuk kehidupan, penahan erosi. Ketika hutan sudah dialih fungsi , maka akan membawa dampak serius bagi petani seperti adanya bencana alam dan mendorong kepunahan hewan-hewan langka. (Conseicao, 2020)

(14)

Dampak alih fungsi hutan sebagaimana fungsi hutan yang berfungsi sebagai penyeimbang fungsi ekosistem.hutan berperan penting sebagai tempat penyimpanan air, sebagai habitat flora dan fauna, dan lain sebagainya. Namun, dengan kondisi hutan yang dialihfungsikan dalam bentuk lain, akan menyebabkan fungsi hutan terganggu. Sehingga banyak bencana terjadi seperti banjir , tanah longsor, erosi, serta pemanasan global yang menjadi masalah internasional.

Dampak negative dari alih fungsi lahan bagi petani setempat adalah hilangnya spesies tumbuhan sera banyak hewan terbunuh baik sengaja maupun tidak sengaja.

Hal ini juga mendorong kepunahan flora dan fauna yang dilindungi. (Muhibbin et al., 2020)

2.2.8 Upaya Pencegahan

Upaya yang dilakukan petani untuk bertahan dari dampak banjir bandang yaitu penyesuaian atau adaptasi ekologi seperti menyesuaikan manusia dengan lingkungan hingga membentuk harmonisasi, menyelamatkan harta benda ketika terjadi banjir, membuat tempat yang lebih tinggi atau amben, membuat jembatan

“wot” atau jalan dari batang bambu. Ini dilakukan agar aktifitas petani tidak terhambat oleh banjir , pembuatan amben dan wotdiupayakan pembuatannya dengan tinggi muka air tanah, upaya ini adalah pengurangan resiko bencana selanjutnya para petani dengan kemampuan dan kesadaran melakukan kegiatan meninggikan rumah. Selain itu, dengan meninggikan tanggul atau bendungan sebelum bencana banjir datang kembali. (Barrios, 2014)

(15)

Agroforestry adalah penggunaan lahan dari campuran keras, tanaman semusim dan ternak, fungsinya menjadi tutupan hutan. Agrofrorestry menjadi pilihan tepat dalam pengelolaan DAS pengendalian bencana banjir dan longsor) karena pertimbangan tentang mampu menutuppermukaan tanah dengan baik sehingga aliran permukaan tertekan dengan efektif, banjir dan longsor, dan mampu meningkatakan infiltrasi/pasokan cadangan air tanah. Reboisasi dengan varian tanaman yang diupayakan mampu membentuk jaringan perakaran yang kuat pada bagian bawah maupun permukaan lapisan tanah, meningkatkan stabilitas tebing sehingga mampu mengurangi kerentanan terhadap longsor atau erosi. Rehabilitasi lahan untuk meningkatkan kesuburan fisika atau meningkatkan struktur tanah serta kandungan air, struktur kimia atau meningkatkan kadar organik dan unsur hara, biologi tanah untuk meningkatkan diversitas (keanekaragman makhluk hidu) dan aktivitas, serta morfologi tanah untuk pembentukan solum. Konservasi daerah tebing yang rawan longsor dilakukan reboisasi dengan pola tanam, yang sistem perakaran dengan berbafai variasi tanaman dan diselingi dengan tanaman ringan dan lebih pendek , permukaan tanah ditanami rumput-rumputan , dan upaya perbaikan drainase atau menjauhkan air dari lereng dan meresap di dalam lereng agar stabilitas lereng terjaga. (Junaidi, 2013)

2.3 Kerangka Berpikir

Bencana banjir memberikan dampak yang signifikan dalam beberapa aspek sehari-hari. Ada tiga aspek yaitu dampak sosial, dampak fisik, dan dampak ekonomi. Tiga hal ini berkaitan satu sama lain. Rusaknya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Bumiaji, kerugian ekonomi, rusaknya tempat tinggal bahkan

(16)

tempat mencari nafkah, munculnya masalah kesehatan, dan dampak negatif lainnya. Dampak tersebut sangat mempengaruhi kondisi ekologi dan sosial ekonomi dari segala sektor, termasuk sektor pertanian. Pada sektor pertanian, yang menjadi sumber mata pencaharian masrakat Bumiaji, seluruh lapisan petani mulai bergerak untuk menopang dan memperbaiki keadaan agar ekonomi membaik.

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir

Banjir Bandang Dampak Banjir

Bandang

Dampak Sosial Dampak Fisik Dampak Ekonomi

a. Dampak Demografis b. Kesehatan c. Pendidikan

a. Kerusakan Lahan Pertanian b. Kerusakan

Tempat Tinggal

a. Kegiatan Pendapatan Pasca Banjir b. Bentuk kerugian

Selama Masa Pemulihan

Upaya yang dilakukan petani dan pemerintah setempat untuk menindaklanjuti dampak serta pencegahan agar tidak terjadi bencana serupa.

Hasil penelitian dengan mengetahui dampak sosial, dampak fisik, dampak ekonomi serta upaya pencegahan di Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Referensi

Dokumen terkait

Suprijono (2009: 111) mengungkapkan bahwa hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Pembelajaran aktif

Demikian juga pembagian al-Qur’an ke dalam surat dan ayat yang tidak sama panjang dan pendeknya, surat-surat yang paling pendek sekalipun seperti surat al-Kawtsar yang hanya

Intervensi (perencanaan) keperawatan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan rencana tindakan

Hasil penelitian dari subjek penelitian tentang perencanaan penanganan keluhan peserta di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Boyolali didukung dengan hasil pernyataan informan

Muhawarah, namun dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Namun perbaikan perekonomian terus dilakukan oleh pemerintah juga koperasi intako yang menaungi mayoritas dari pengusaha industri tas dan koper (Intako)

• Gangguan psikiatrik seperti delirium, depresi, kecemasan dan sindrom disequilibrium sering dialami oleh pasien dengan gagal ginjal kronis. • Penanganan dan

Lebih jauh dikemukakan bahwa penggunaan pupuk bukan sekedar memberikan pupuk, tetapi harus didasarkan pada: (1) kemampuan tanah menyediakan hara untuk mencapai hasil tinggi