BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti ”perantara” atau “pengantar”.
Association for education and communication teknologi (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi, sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat di manipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional Basyirudin (2002:14). Adapun pendapat dari Arsyad (2013:3)
Kata media itu sendiri berasal dari bahasa medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara, Pengantar” dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengahantar pesan dan pengirim kepada penerima pesan.
Jadi pengertian media itu sendiri adalah sebagai perantara atau pengantar pesan yang ingin disampaikan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Hamalik (1994) Mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah
Menurut Asnawir (2002) Media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya, hal ini diperkuat dengan pendapat Briggs dalam Sadiman (2006) yang mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Media mempunyai kemampuan atau potensi yang sangat baik untuk kita manfaatkan. Manfaat yang paling penting adalah media dapat mengatasi
10
kekurangan-kekurangan kita dalam menyampaikan pelajaran seperti mengulang pesan dan menjelaskan konsep yang sulit.
Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta didik terhadapa materi yang sedang dibahas.
Menurut Munir (2010:139) media pembelajaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran modern, media pembelajaran sederhana meliputi papan tulis, sedangkan media pembelajaran modern meliputi komputer dan internet.
Media merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, kehadiran multimedia sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan. Munir (2010)
2. Peran dan Kegunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Media berfungsi untuk tujuan istruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa. Jadi berdasarkan pegertian tersebut bahwa menggunakan media pembelajaran saat proses pembelajaran harus dilakukan karena dengan adanya media pembelajaran apalagi media tersebut menarik, maka siswa akan aktif dan tidak meras bosan.
Menurut Rivai dan Sudjana (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Menurut Hamalik dalam (Arsyad, 2013:19), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap pengajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rivai dan Sudjana (1992:2), yang menyatakan bahwa penggunaan berbagai media pembelajaran tersebut akan lebih menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajar.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli, dapat disimpulkan beberpa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pean dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
d. Dapat mensimulasikan kejadian-kejadian atau percobaan yang membahayakan dengan media seperti film dan video.
Alasan media pemebelajaran dapat meiningkatkan hasil belajar siswa yaitu berkenaan dengan manfaat media pembelajaran itu sendiri
a. Materi yang disampaikan lebih menarik minat siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Materi yang disampaikan lebih jelas maknanyam sehingga siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
c. Metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa akan tertarik memperhatikan pembelajaran yang sedang disampaikan.
d. Siswa lebih aktif ketika proses pembelajaran berlangsung, sepert mengamati, melakukan , dan mendemonstrasikn.
e. Taraf berpikir siswa meningkat. Dimulai dari taraf berpikir abstrak menuju konkret, karena dengan adanya media pembelajaran , hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat
3. E-Book
E-Book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik.
e-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. e-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browser atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan E-Book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security.
Encyclopedia Britannica Ultimate Reference Suite menjelaskan bahwa e-book adalah file digital yang berisi teks dan gambar yang sesuai untuk didistribusikan secara elektronik dan ditampilkan dilayar monitor yang mirip dengan buku cetak. Pada Oxford Advanced Learner’s Dictionary menyatakan bahwa e-book adalah buku yang ditampilkan di layar computer bukannya di cetak di kertas. Menurut James Ohene-Djan (2003) e-book berisi jaringan unit informasi digital yang terdiri dari teks, grafik, video,
animasi atau suara. Maka e-book atau electronic book adalah buku dalam bentuk digital, yang terdiri dari teks, gambar, dan keduanya.
Seiring berkembangnya dunia digital saat ini, e-book juga berkembang menjadi suatu produk yang sangat disukai oleh orang-orang. Selain e-book dalam bentuk pdf, kita juga dapat menjumpai e-book dalam bentuk exe.
Sama seperti e-book berbentuk pdf, e-book dalam bentuk exe ini juga harus kita installernya. Agar nantinya kita dapat membaca e-book tersebut.
Semakin berkembangnya teknologi, e-book didesain lebih interaktif sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dikelas, sesuai dengan pernyataan (Arsyad, 2013:38) yaitu media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan mengendalikan computer terhadap peserta didik yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif.
Dunia e-book saat ini memang menjadi suatu trend dan sangat memudahkan orang-orang penulis untuk dapat menyebarkan tulisan- tulisannya dengan mudah dan gampang. Dengan pemikiran teknisnya saja, kita dapat membayangkan jika e-book tidak memakan biaya yang sangat besar seperti halnya dengan sebuah buku.
4. Langkah-langkah Pembuatan Media E-book Interaktif Langkah-langkah pembuatan e-book adalah :
a) Membuat materi ekosistem dalam bentuk word
b) Mengubah materi ekosistem dalam bentuk pdf
c) Membuka aplikasi kvisoft flipbook maker
d) Mengimport file yang dalam bentuk pdf ke kvisoft flipbook maker
e) Memasukkan video ke e-book
f) Menampilkan hasil e-book
g) Memasukkan audio ke e-book, klik advance setting
h) Klik ok ,lalu pilih sound, import audio yang akan dimasukkan ke ebook, lalu klik yes
i) Tampilan e-book
Gambar 2.1 : Pembuatan E-Book interaktif
5. Kelebihan dan Kekurangan E-Book a) Kelebihan
1) Ukuran fisik kecil, Karena e-book memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD) dalam format yang kompak. Puluhan, bahkan ratusan, buku dapat disimpan dalam sebuah DVD sehingga tidak mengambil banyak tempat (ruangan yang besar).
2) Mudah dibawa, Beberapa buku dalam format e-book dapat dibawa dengan mudah, sementara itu membawa buku dalam format cetak sangat berat.
3) Tidak lapuk, e-book tidak menjadi lapuk layaknya buku biasa.
Format digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
4) Mudah diproses, Isi dari e-book dapat dilacak, di-search dengan mudah dan cepat. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan studi literatur.
5) Dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak dapat membaca, Karena
format e-book dapat diproses oleh komputer, maka isi dari e-book dapat dibacakan oleh sebuah komputer dengan
menggunakan text to speech synthesizer. Tentunya riset masih dibutuhkan untuk membuat teknologi pembacaan yang bagus.
Selain untuk orang buta, pembacaan ini juga dapat digunakan oleh orang yang buta huruf. Selain itu peragaan juga dapat diset dengan
menggunakan huruf (font) yang besar bagi orang yang sulit membaca dengan huruf kecil.
6) Penggandaan (duplikasi, copying), e-book sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan copy dari E-Book dapat dilakukan dengan murah, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal. (Tentunya kemudahan penggandaan ini memiliki efek ganda, yaitu mudah dibajak. Tapi ini cerita lain.)
7) Mudah didistribusikan, Pendistribusian dapat menggunakan media elektronik seperti Internet. Pengiriman e-book dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam orde waktu menit dan murah.
Buku langsung dapat dibaca sekarang juga.
b) Kekurangan
1) Membutuhkan suatu perangkat lunak untuk membukanya, baik komputer atau alat lainnya. Sehingga kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk membukanya, sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka hati .
2) Kenyamanan. Biasanya jika ingin membaca buku kita ingin dalam kondisi nyaman, seperti tiduran, duduk santai di sofa, dan tiduran di lantai. Hal ini tidak bisa kita lakukan dengan e-book, karena kita harus menatap PC atau laptop, dan terkadang kita tidak tahan untuk berlama-lama menatap monitor.
3) Membuat mata menjadi lelah karena mata yang tidak terbiasa untuk membaca di monitor. Hal ini membuat kebanyakan orang cenderung mencetak e-book dengan printer, setelah membaca beberapa halaman dari e-book.
4) E-book memiliki berbagai format, yang terlihat dari extension filenya seperti pdf, txt, doc, chm, dejavue, iSilo, dan lain-lain. Hal ini membuat dibutuhkan berbagai aplikasi berbeda untuk membukanya maupun membuatnya.Misal untuk format PDF, untuk membacanya umumnya menggunakan Acrobat dari Adobe. Untuk membuatnya menggunakan aplikasi sejenis PDF writer.
5) Tidak semua format e-book memiliki sekuriti yang baik. Misal format txt, sangat rentan terkena virus atau dijebol sekuritinya.
Sedangkan pdf sudah memiliki sekuriti yang baik. Tetapi secanggih apapun format sekuriti e-book, karena digital, e-book tetap bisa dibongkar terutama oleh para hacker.
B. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan dalam pengertian umum berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.
Didalam pengembangan telah berkembang penelitian-penelitian yang menghasilkan suatu produk, salah satunya adalah penelitian pengembangan pendidikan. Menurut Seels dan Richey (dalam Setyosari:2010), pengembangan pendidikan berarti sebagai proses penerjemah atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik atau menghasilkan bahan-bahan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan dalam pendidikan adalah penelitian yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang memproduksi berupa bahan ajar atau media pembelajaran tertentu.
Penelitian pendidikan dan pengembangan yang lebih dikenal dengan Research and development (R&D). Tujuan penelitian pengembangan adalah menghasilkan sebuah produk berdasarkan temuan- temuan dari serangkaian uji coba. Penelitian pengembangan menurut Borg and Gall dalam (Setyosari:2010), penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan yang mengikuti langkah-langkah secara siklus. Jadi, dalam penelitian pengembangan membutuhkan suatu tahapan tertentu untuk menghasilkan sebuah produk pembelajaran.
Dalam penelitian pengembangan, banyak model-model pengembangan untuk memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan teori dan penelitiannya. Model-model penelitian dan pengembangan menurut Setyosari (2010:221) yaitu :
a. Model konseptual
Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memberikan dan menjelaskan komponen-komponen produk yang dikembangkan dan keterkaitan antar komponennya. Model konseptual yaitu R2D2.
b. Model prosedural
Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Model prosedural yaitu model Kemp, IDI, ADDIE, Dick & Carey dan sebagainya
Penelitian pengembangan yang dilakukan ini menggunakan model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang dikembangkan oleh Reiser dan Molenda
2. Konsep Pengembangan ADDIE
Gambar 2.2 diagram ADDIE menurut Molenda
Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari. Model ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Molenda. Reiser dan Molenda mengembangkan konsep ADDIE, keduanya berbeda dalam merumuskan konsep ADDIE secara visual. Reiser merumuskan ADDIE dengan penggunaan kata kerja (design, develop, implement, evaluate). Reiser secara eksplisit menjabarkan revision atau perbaikan terjadi di antara masing-masing fase. Molenda menyatakan bahwa seluruh komponen dengan kata benda (analysis, design, development, implementation, evaluation). Molenda (2003) menyatakan pula bahwa revisi terjadi terus-menerus dalam setiap tahap yang dilalui walau tidak dinyatakan dengan jelas.
Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Arti sebenarnya ADDIE yaitu :
a. Analyze (menganalisis) = kebutuhan, peserta didik dan seterusnya.
b. Design (mendesain) = rumusan kompetensi, strategi
c. Develop (mengembangkan) = materi ajar, media dan seterusnya d. Implement (melaksanakan) = tatap muka, penilaian, dan seterusnya e. Evaluate (menilai)= perbaikan
Model ADDIE menurut Reiser dan Molenda terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu:
a. Analyze / Analisis
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b. Design / Desain
Tahap design yang dilakukan dalam tahap desain adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian menentukan strategi pembelajaran media dan yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut, hal tersebut berkaitan juga dengan aktifitas mendesain, daftar tugas, Perangkat pembelajaran, dan penyusunan strategi tes, dan rancangan investasi program.
c. Development / Pengembangan
Tahapan ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Langkah-langah dalam
tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar (learning objects) seperti dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya;
membuat dokumen-dokumen tambahan yang mendukung. Langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu pengembangan.
d. Implementation / Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Konsep penting pada tahap implementasi, adalah bagaimana perancang instruksional mampu memilih metode pembelajaran seperti apa yang yang paling efektif dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran. Bagaimana upaya menarik dan memelihara minat pemelajar agar mampu memusatkan perhatian pada penyampaian materi.
e. Evaluation / Evaluasi
Konsep penting dari tahapan evaluasi model ADDIE adalah bagaimana seorang perancang instruksional mampu melakukan evaluasi keseluruhan model, dari tahap awal sampai akhir. Langkah-langkah yang penting dalam evaluasi model ADDIE adalah bagaimana menentukan kriteria evaluasi, memilih alat untuk evaluasi, dan mengadakan Evaluasi itu sendiri. Kegiatan evaluasi setidaknya mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut: bagaimana sikap pemelajar terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, bagaimana peningkatan kompetensi dalam diri pemelajar yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran, dan keuntungan apa yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi pembelajar setelah mengikuti program pembelajaran
C. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.
Menurut Sudjana: (2012 : 2) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar, belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsure yang dapat dibedakan yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses belajar mengajar), dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotor. Dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjai unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proes belajar adalah upaya memberi penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian hasil belajar, ada empat unsure utama dalam proses belajar mengajar yaitu tuuan, bahan, metode, dan alat penilaian.
Horward Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita. Berdasarkan teori Benyamin Bloom (2012:22) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdirir dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor yaitu gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Syah (2013: 145) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari tiga faktor yaitu faktor yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan faktor yang datang dari luar diri individu siswa (eksternal factor).Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor internal anak, meliputi:
a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran.
b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain : (1)Intelegensi, (2) Sikap (3) bakat, (4) minat, dan (5) motivasi.
2. Faktor eksternal anak, meliputi:
a. Faktor lingkungan social, seperti para guru, sifat para guru, staf adminitrasi dan teman-teman sekelas.
b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.
3. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode, model dan media pembelajaran yang digunakan
D. Konsep Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan structural dan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyususn suatu ekosistem disebut komponen biotik. Sedangkan benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen abiotik . didalam ekosistem, komponen biotic dan abiotik saling mempengaruhi.
1. Komponen Ekosistem
a. Tingkatan Organisasi dalam Ekosistem a. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologi. Seekor macam, seekor ayam, seekor kuda, sebatang pohon, dan seorang manusia merupakan individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fisiologis terkecil penyusun ekosistem.
b. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waku tertentu serta saling berinteraksi membentuk populasi. Misalnya, di dalam ekosistem sawah terdapat populasi tanaman padi, populasi rumput, populasi ulat, populasi wereng, dan populasi burung pipit. Jumlah individu sejenis dalam satuan luas tertentu dalam jangka waktu tertentu disebut kepadatan penduduk rumus untuk menghitung kepadatan populasi yaitu :
Kepadatan populasi = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑒𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎 ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖
c. Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan berbagai populasi/komponen biotik (baik hewan, tumbuhan, maupun manusia) pada suatu kawasan tertentu yang saling mengadakan interaksi (dalam Cambell, 2006:272).
Sebagai contoh, popilasi ikan nila, populasi ikan mujaer, populasi eceng gondok, populasi plankton , dan populasi Hydrilla merupakan anggota komunitas kolam. Pada komunitas terjadi interaksi anatara berbagai populasi dan dalam interaksi tersebut terjadi perpindahan materi dan energi. Misalnya jika populasi ikan berinteraksi dengan populasi plankton (ikan memakan plankton).
d. Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan linkungan abiotiknya. Berdasarkan proes terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Ekosistem alami
Yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya , ekosistem hutan, laut, sungai , dan rawa.
b) Ekosistem buatan
Yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh manusia.
Misalnya, ekosistem sawah, kolam, perkebunan dan hutan budidaya.
e. Bioma
Bioma adalah ekosistem di bumi , dimana terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotik yang membentuk suatu daerah yang luas di bumi dengan kondisi yang serupa seperti iklim serta makhluk hidup..
Beberapa bioma yang ada di dunia, antara lain bioma hutan hujan tropis, bioma tundra, bioma taiga, bioma savana, bioma gurun.
f. Biosfer
Biosfer adalah keseluruhan ekosistem yang ada di planet bumi, artinya jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup ( dalam Cambell, 2004:272). Biosfer adalah bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan , dan air yang memungkinkan kehidupan dan proses biotic berlangsung atau dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan timbal balik, termasuk interaksinya dengan unsure litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
b. Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem memiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik . Wasis (2008:217)
a. Komponen Abiotik a) Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama. Dalam ekosistem, cahaya matahari merupakan sumber energi utama untuk berlangsungnnya proses fotosintesis tumbuhan yang mengubah karbon
dioksida dan air menjadi karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi makhluk hidup lain, yaitu hewan dan manusia.
b) Air
Makhluk hidup tersusun atas 80% air. Air berperan penting dalam keberlangsungan ekosistem.
c) Suhu
Suhu atau temperatur lingkungan berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme. Hal itu disebabkan suhu mempengaruhi laju semua reaksi biokimiawi di dalam tubuh organisme.
d) Derajat Keasaman (pH)
Organisme dapat hidup dengan baik pada lingkungan dengan pH netral, yaitu sekitar 7. Lingkungan yang terlalu asam atau basa kurang baik bagi kehidupan organisme didalamnya.
e) Kelembapan
Kelembapan udara menunjukkan besarnya kandungan uap air di udara. Kelembapan memiliki pengaruh penting terhadap laju hilangnya air pada tumbuhan dan hewan.
f) Kadar Garam (Salinitas)
Kadar garam sangat menentukan bentuk atau tipe ekosistem.
Berdasarkan kandungan kadar garamnya, ada tiga jenis ekosistem, yaitu ekosistem air asin, ekosistem air tawar, dan ekosistem air payau.
g) Mineral
Mineral yang terkandung di dalam tanah suatu ekosistem sangat mempengaruhi kehidupan yang menghuni ekosistem tersebut.
b. Komponen Biotik
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Produsen (penghasil) yaitu makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanan. Contoh: tumbuhan hijau, fitoplankton
b) Konsumen (pemakai) yaitu makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Contoh: manusia dan hewan.
c) Dekomposer (pengurai) yaitu makhluk hidup yang menguraikan zat-zat yang terkandung dalam sampah dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Contoh: bakteri, jamur dan mikroorganisme.
2. Rantai Makanan
Gambar 2.3 : Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara sistematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya rantai makanan yang terdapat disebuah kebun secara sederhana yaitu
Dari peristiwa rantai makanan terjadi proses perpindahan energi dari produsen (padi) ke konsumen I (tikus), konsumen II (ular) dan konsumen III (elang), kemudian ke pengurai . Sebagai sumber utama dalam ekosistem adalah sinar matahari . Energi ini diubah oleh produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon.
3. Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah proses makan dan dimakan (rantai makanan) saling berkaitan (bercabang) membentuk sebuah jaring-jaring makanan.
Padi tikus ular elang pengurai
Gambar 2.4 : Jaring-jaring makanan
4. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen ke konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin keatas semakin kecil karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik.
Gambar 2.5 : Piramida makanan