• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi E-Ternak Banyuwangi (E-Nak Wangi) berbasis Android (Studi Kasus: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi E-Ternak Banyuwangi (E-Nak Wangi) berbasis Android (Studi Kasus: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 4526

Pengembangan Sistem Informasi E-Ternak Banyuwangi (E-Nak Wangi) berbasis Android

(Studi Kasus: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi)

Muhammad Sultan Alfariz1, Denny Sagita Rusdianto2, Aditya Rachmadi3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi merupakan suatu instansi yang mengurus hewan ternak sapi yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, jumlah populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Banyuwangi mencapai 126.114 ekor. Permasalahan yang terjadi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi yaitu dalam pendataan hewan ternak sapi dengan jumlah populasi yang mencapai 126.114 ekor memiliki resiko hilangnya lembaran kertas yang berisi data riwayat hidup dan file foto ternak sapi yang telah diambil datanya dan kelalaian petugas dalam melakukan pendataan, pelayanan dan monitoring ternak sapi serta petugas memiliki kendala untuk menemukan lokasi hewan ternak sapi yang akan diambil datanya, karena pemilik hewan ternak sapi tidak dapat memberikan informasi ternak sapi yang dimiliki kepada petugas. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memberikan sebuah solusi berupa pengembangan Sistem E-Ternak Banyuwangi (E-Nak Wangi) berbasis android diharapkan dapat mengatasi dan mengurangi permasalahan yang ada pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi dalam proses melakukan pendataan hewan ternak sapi dan memberikan pelayanan hewan ternak sapi yang telah terdaftar. Pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengembangan waterfall dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari tahap Requirements, Design, Implementation, Testing dan Deployment & Maintenance. Pada tahap rekayasa dan analisis kebutuhan didapatkan 28 kebutuhan fungsional dan 3 jenis aktor. Implementasi menggunakan bahasa pemrograman Java pada software Android Studio. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian unit berdasarkan 3 sampel uji menghasilkan hasil valid, pengujian integrasi menghasilkan hasil valid, dan pengujian validasi mendapatkan 100% valid dari 49 kasus uji.

Kata kunci: Ternak Sapi, Android, Waterfall, Pengujian Abstract

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi is an agency that takes care of cattle in the area of Banyuwangi Regency. Based on data obtained from Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, the number of cattle population in Banyuwangi Regency reached 126,114 cows. The problems that occur in the Banyuwangi Regency Agriculture and Food Department are in the data collection of cattle with a population that reaches 126,114 cows, the risk of loss of paper sheets that contain curriculum data and cattle photo files that have been taken by the data and negligence of officers in conducting data collection, service And cattle monitoring and officers have obstacles to find the location of the cattle that will be taken by the data, because the owners of cattle animals cannot provide information on cattle owned to the officers. Based on these problems the author gave a solution in the form of the development of the Banyuwangi E-Livestock System (E-NAK Wangi) based on Android, it is expected to overcome and reduce the problems that exist in Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi the process of collecting cattle animals and providing cattle animal services which has been registered. System development is done using waterfall development methods with stages starting from the requirements stage, design, implementation, testing and deployment & maintenance. At the engineering stage and the need for analysis is obtained 28 functional requirements and 3 types of actors.

Implementation Using Java Programming Language on Android Studio Software. The testing carried out in the form of unit testing based on 3 test samples resulted in valid results, integration testing resulted in valid results, and testing validation gots 100% valid than 49 test cases.

(2)

Keywords: Cattle, Android, Waterfall, Testing

1. PENDAHULUAN

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi merupakan suatu instansi yang mengurus hewan ternak sapi yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, jumlah populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Banyuwangi mencapai 126.114 ekor.

Dalam melakukan pendataan hewan ternak sapi, sejauh ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi masih menggunakan cara yang manual dengan petugas datang ke lokasi ternak sapi. Data yang didapatkan oleh petugas akan ditulis dan dikumpulkan di lembaran kertas, kemudian data tersebut diserahkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterenier untuk dimasukan ke dalam sistem berbasis website secara manual dengan cara memasukkan data hewan ternak sapi yang didapat oleh peugas secara bergantian.

dengan jumlah populasi hewan ternak sapi yang mencapai 126.114 ekor cara tersebut memiliki beberapa resiko dalam pelaksanaannya, seperti hilangnya lembaran kertas yang berisi data riwayat hidup dan file foto ternak sapi yang telah diambil datanya dan kelalaian petugas dalam melakukan pendataan, pelayanan dan monitoring ternak sapi. Selain itu, dalam melakukan pendataan, pelayanan dan monitoring para petugas memiliki kendala untuk menemukan lokasi hewan ternak sapi yang akan diambil datanya, karena pemilik hewan ternak sapi tidak dapat memberikan informasi kepada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mengenai data ternak sapi beserta lokasinya. Dengan menggunakan cara tersebut, dalam kurun waktu 3 tahun Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi telah berhasil melakukan pendataan hewan ternak sapi sejumlah 20.500 ekor. Namun target yang ingin dicapai Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022 semua populasi hewan ternak sapi telah terdaftar.

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dan dasar-dasar dari penelitian yang pernah dilakukan, penulis ingin memberikan solusi dengan mengembangkan sistem berbasis android yang dapat membantu petugas lapangan

dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi dalam menemukan lokasi hewan ternak sapi pada saat melakukan pendataan hewan ternak sapi, memberikan layanan kesehatan hewan ternak sapi, memberikan pelayanan terkait permintaan inseminasi buatan dan melacak hasil permintaan inseminasi buatan yang telah diajukan oleh pemilik ternak sapi.

Sistem juga dapat dimanfaatkan oleh pemilik ternak sapi untuk mendaftarkan hewan ternak sapi yang belum terdaftar, melakukan laporan terkait kesehatan hewan ternak sapi yang telah terdaftar, melakukan permintaan inseminasi buatan kepada Dinas Pertanian dan Pangan untuk hewan ternak sapi yang telah terdaftar dan memudahakan dalam memberikan informasi hasil permintaan inseminasi buatan.

Sistem akan dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java untuk mengimplementasikan aplikasi berbasis android, bahasa pemrograman hypertext prosessor (PHP) dengan menggunakan Laravel Framework untuk membuat Application Programming Interface (API) yang digunakan menghubungkan database dengan aplikasi berbasis android dan MySql digunakan untuk mengolah data pada sistem yang akan dibuat. Model pengembangan perangkat lunak yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem E-ternak Banyuwangi berbasis android yaitu waterfall. Model pengembangan waterfall mempunyai prinsip tahap demi tahap yang dilalui harus dilakukan secara berurutan dan menunggu selesainya tahap sebelumnya. Tahapan pada model waterfall dimulai dari tahap Requirements, Design, Implementation, Testing dan Deployment &

Maintenance (Marsic, 2012). Dengan tahapan yang terstruktur dan berurutan model pengembangan waterfall memudahkan pengembang dalam proses pengembangan peangkat lunak.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan alur metodologi penelitian pengembangan Sistem Informasi E-Ternak Banyuwangi berbasis android. Tahapan metodologi penelitian menggunakan model waterfall. Alur penelitian diilustrasikan pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1 Alur Metodologi Penelitian 2.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memahami konsep dasar serta teori-teori yang berhubungan dengan penyusunan laporan penelitian. Teori dan pegetahuan didapatkan dari jurnal peneltian, buku elektronik, dan referensi dari sumber terpercaya di internet.

2.1.1 Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Rizky, S.D., dkk. (2016) menghasilkan sistem berbasis android dalam bidang peternakan yang berfokus untuk memberikan informasi tentang lokasi kandang hewan ternak di Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian lainnya yang menghasilkan sistem berbasis android untuk pengelolaan data hewan ternak sapi telah dilakukan oleh Faraj, dkk. pada tahun 2015 (Faraj, dkk., 2015), dan Kumala, A.E., dkk. pada tahun 2018 (Kumala, A.E., dkk., 2018).

2.1.2 Dinas Pertanian dan Pangan

Dilansir dari banyuwangikab.go.id (2021) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi merupakan organisasi pelaksana urusan pemerintahan dibidang pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

2.1.3 Kartu E-Ternak Banyuwangi

Kartu Elektronik Ternak Banyuwangi atau dapat disebut dengan Kartu E-Nak Wangi merupakan sebuah kartu elektronik yang

diterbitkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi sebagai bukti kepemilikan hewan ternak sapi. Melalui kartu tersebut, sapi yang terdaftar akan terpantau usia, data kepemilikan, kesehatan, hingga riwayat kehamilan (Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2020).

2.1.4 Aplikasi Mobile Berbasis Android Aplikasi mobile adalah sebuah sistem yang berjalan pada smartphone dengan dilengkapi sebuah sistem operasi. Pada saat ini pengembangan aplikasi mobile banyak dilakukan pada perangkat mobile itu sendiri, karena mobilitas yang dimiliki oleh perangkat mobile dapat mempermudah pengguna dalam mengakses sebuah informasi tanpa ada batasan waktu. Salah satu sistem operasi pada perangkat mobile yang saat ini populer yaitu sistem operasi Android. Menurut Sunnat dan Kucherenko (2019) Android merupakan sistem operasi pada perangkat mobile yang dikembangkan oleh Google karena ada perubahan dari kernel Linux dan perangkat lunak open source lainnya.

2.1.5 Retrofit

Retrofit adalah salah satu pustaka yang dikembangkan oleh Square dan secara luas paling sering digunakan untuk REST klien pada aplikasi android. Retrofit adalah pustaka yang membuatpenguraian reaksi API menjadi sederhana dan lebih baik untuk pemanfaatan dalam aplikasi. Menurut Sunnat dan Kucherenko (2019) Retrofit adalah klien REST untuk java dan Android yang membuatnya cukup mudah untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk JSON melalui layanan web berbasis REST. Pada Retrofit untuk pengkorvesian informasi yang didapat dalam bentuk JSON akan dikonversikan kedalam bentuk GSON.

2.1.6 JSON

Menurut Friesen (2019) JSON atau JavaScript Object Notation adalah format data yang mengekspresikan objek pada JSON berupa daftar properti yang bernilai dan dapat dibaca oleh manusia. Sebagai format pertukaran data, JSON memiliki kecepatan yang lebih dibandingkan XML. Hal itu dikarenakan jika kita menggunakan XML sebagai format pertukaran data dibutuhkan sebuah library external untuk melakukan proses parsing data.

Sedangkan JSON akan diproses secara langsung oleh JavaScript tanpa menggunakan bantuan dari library apapun. Meskipun JSON berawal

(4)

dari bahasa pemrograman JavaScript, pertukaran data dengan JSON dapat diimplementasikan dengan bahasa pemrograman lain seperti PHP dan Java.

2.1.7 Waterfall

Model waterfall merupakan model pengembangan perangkat lunak klasik yang mempunyai prinsip tahap demi tahap yang dilalui harus dilakukan secara berurutan dan menunggu selesainya tahap sebelumnya.

Menurut Marsic (2012) tahapan pada model waterfall dimulai dari tahap Requirements, Design, Implementation, Testing dan Deployment & Maintenance. Tahap-tahap pada model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Pengembangan Waterfall (Sumber: Marsic, 2012)

2.1.8 Pengujian Perangkat Lunak

Merupakan tahapan yang dilakukan untuk mencari kesalahan pada perangkat lunak yang telah diimplementasikan dengan tujuan untuk menghindari adanya bug. Pada pengujian perangkat lunak pengembang mendefinisikan metode pengujian dan kasus uji yang akan digunakan pada tahap pengujian (Pressman, 2010).

2.1.9 Pengujian White Box

Merupakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan pada kode program dan pengujiannya lebih berfokus pada kode program perangkat lunak yang telah dikembangkan (Pressman, 2010). Pengujian white box dilakukan untuk menguji setiap kemungkinan logika yang dapat terjadi dan setiap logika dieksekusi satu kali dalam setiap jalur ujinya. Metode pengujian white box testing yang akan dipakai dalam melakukan pengujian pada penelitian ini yaitu metode basis path testing. Tahapan yang dilakukan oleh penguji pada metode basis path testing dimulai dengan menentukan jalur setiap unit dalam bentuk flow

graph yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung nilai cyclomatic complexity untuk menentukan jumlah independent path.

2.1.10 Pengujian Black Box

Black box testing merupakan pengujian yang berfokus pada kebutuhan fungsional perangkat lunak yang telah didefinisikan pada tahap rekayasa kebutuhan (Pressman, 2010).

Pengujian ini didasarkan pada kesesuaian fungsi dengan proses bisnis yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dilakukan tanpa melihat kode program. Metode yang digunakan pada pengujian black box ini adalah equivalence partitioning.

2.2 Rekayasa Kebutuhan

Pada tahap rekayasa kebutuhan dilakukan elisitasi kebutuhan menggunakan teknik wawancara kepada Bapak Drh. Nanang sebagai Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterenian dan pengamatan dokumen berupa formulir terkait pendataan, layanan kesehatan dan inseminasi buatan hewan ternak sapi serta website admin yang digunakan pada proses pendataan dan pemberian layanan hewan ternak sapi. Tahap elisitasi dilakukan untuk mengetahui dan menggali permasalahan yang sedang dialami oleh stakeholder. Hasil dari tahap elisitasi kebutuhan adalah alur dari proses bisnis dari sistem sebelum dikembangkan (as is) yang dimodelkan kedalam Business Process Modelling Notation (BPMN).

Analisis kebutuhan dilakukan setelah tahap elisitasi kebutuhan. Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk menganalisis kembali hasil dari elisitasi kebutuhan sehingga menghasilkan alur dari proses bisnis dari sistem sesudah dikembangkan (to be) yang dimodelkan kedalam Business Process Modelling Notation (BPMN).

Spesifikasi kebutuhan merupakan tahap pendefinisian kebutuhan fungsional yang didapatkan pada tahap elisitasi dan analisis kebutuhan. Kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan direpresentasikan kedalam bentuk diagram UML berupa Use Case dan Use Case Scenario.

2.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan untuk merancang kebutuhan-kebutuhan yang telah didapatkan pada tahap rekayasa kebutuhan. Pada tahap perancangan dihasilkan sequence diagram dari 3 fitur utama, class diagram, conceptual data model (CDM), dan rancangan antarmuka

(5)

berupa wireframe. Hasil perancangan sistem yang didapatkan digunakan sebagai dasar pada tahap implementasi.

2.4 Implementasi Sistem

Implementasi sistem dalam bentuk kode program dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan Laravel Framework untuk membuat Application Programming Interface (API) yang nantinya akan dipakai sebagai web service dan bahasa pemrograman Java sebagai bahasa inti dalam pengembangan aplikasi berbasis android dengan software Android Studio.

Tahap implementasi berisi spesifikasi sistem, implementasi kode program, implementasi basis data dan implementasi antarmuka.

2.5 Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan setelah tahap perancangan dan implementasi sistem telah dilakukan. Tujuan dari pengujian sistem yaitu untuk menemukan kesalahan pada perangkat lunak yang telah dikembangkan dengan harapan perangkat lunak terbebas dari kesalahan atau bug yang mengganggu pengguna.

2.6 Kesimpulan dan Saran

Setelah tahap rekayasa kebutuhan sampai tahap pengujian telah diselesaikan, maka dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan penulisan saran untuk memberi masukan tekait penyempurnaan penulisan maupun pengembangan perangkat lunak yang akan dilakukan pada masa depan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Rekayasa dan Analisis Kebutuhan

Bab ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk memahami dan menemukan permasalahan serta menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem E-Ternak Banyuwangi berbasis android, yang nantinya menjadi acuan pada tahap perancangan dan implementasi.

3.1.1 Gambaran Umum Sistem

Aplikasi E-Ternak Banyuwangi berbasis android merupakan sistem yang dibangun untuk memudahkan petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan proses pendataan hewan ternak sapi, pelayanan hewan ternak sapi dan melacak hasil inseminasi buatan yang diberikan pada hewan ternak sapi yang telah terdaftar. Aplikasi ini juga memudahkan pemilik ternak dalam melakukan laporan terkait kesehatan hewan ternak sapi kepada Dinas Pertanian dan Pangan agar cepat mendapat tanggapan dan mengetahui kapan peninjauan akan dilakukan oleh petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, pemilik ternak dapat melakukan permintaan inseminasi buatan dan melaporkan hasil inseminasi buatan melalui aplikasi.

3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Penentuan aktor didapatkan melalui wawancara dan pengamatan dokumen yang dilakukan dengan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterenier Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

Hasil indentifikasi aktor dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Identifikasi Aktor

No. Aktor Deskripsi

1. Petugas Aktor yang memiliki akses untuk melakukan penjadwalan peninjauan, menambah data terkait layanan, menambah data terkait dengan inseminasi buatan hewan ternak sapi.

2. Pemilik Aktor yang memiliki akses untuk mendaftarkan ternak sapi baru, melakukan laporan terkait kesehatan ternak sapi dan melakukan permintaan inseminasi buatan untuk sapi yang dimiliki.

3. User Aktor yang memiliki akses sebagai Petugas dan Pemilik.

Use case diagam sistem E-Ternak Banyuwangi berbasis android dirancang berdasarkan kebutuhan fungsional yang didapat pada tahap spesifikasi kebutuhan. Pemodelan use case diagram diilustrasikan pada Gambar 3.

(6)

Gambar 3 Use Case Diagram

(7)

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah tahap dimana kebutuhan-kebutuhan yang didapatkan pada tahap rekayasa kebutuhan dirancang menjadi beberapa bagian yaitu perancangan arsitektur, perancangan data, perancangan komponen dan perancangan antarmuka.

3.2.1 Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur menjelaskan gambaran umum bagaimana sistem akan beroperasi secara teknis. Pada gambaran umum arsitektur akan memperlihatkan alur komunikasi antara pengguna dengan sistem melalui smartphone bersistem operasi android untuk dapat berinteraksi dengan sistem. Gambar arsitektur sistem dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Arsitektur Sistem

Arsitektur sistem pada Gambar 4 dijelaskan sistem berbasis android yang akan digunakan oleh pengguna dikembangan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Proses pengolahan data pada aplikasi akan dibantu dengan library retrofit yang digunakan untuk mengubah data dari Application Programming Interface (API) berupa JSON menjadi POJO.

Data berupa POJO akan dijadikan model untuk media pengolahan data pada sistem berbasis android. Application Programming Interface (API) yang digunakan dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan Laravel Framework, serta data yang diolah pada aplikasi disimpan kedalam database MySql. Pada Gambar 5.1 dijelaskan proses melihat data dilakukan dengan activity class memanggil service pada interface class untuk meminta request melihat data dengan memanggil API yang menghubungkan sistem dengan database.

Setelah API menjalankan endpoint untuk request data, database memberikan response data dan diubah dalam bentuk JSON oleh API. Sebelum data teruskan ke sistem, data berupa JSON dikonversikan menjadi GSON oleh library retrofit. Data berupa GSON tersebut akan diolah

dalam sistem dan ditampilkan pada halaman antarmuka yang diakses oleh pengguna.

3.2.2 Perancangan Sequence Diagram Perancangan Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku sistem dengan menunjukkan rangkaian interaksi antar objek serta rangkaian pesan yang dikirim maupun diterima. Pembuatan sequence diagram hanya dilakukan pada 3 use case yang menjadi fitur utama pada perangkat lunak yang dikembangkan. 3 use case tersebut yaitu menambah ternak, menanggapi pengajuan ternak dan verifikasi ternak.

3.2.3 Perancangan Class Diagram

Perancangan class diagram digunakan untuk menggambarkan klas-klas yang terdapat pada sistem serta hubungan antar klas, atribut dan operasi yang dimiliki oleh setiap klas.

3.2.4 Perancangan Komponen

Perancangan komponen merupakan tahapan setelah tahap perancangan data telah selesai dilakukan. Pada tahap ini 3 algoritma fitur utama yang akan dikembangkan direpresentasikan kedalam bentuk pseudocode.

Algoritma yang akan dirancang yaitu algoritma Tambah Ternak, Tinjau Ternak, dan Verifikasi Ternak.

3.2.5 Perancangan Antarmuka

Merupakan tahap yang dilakukan setelah 3 tahap sebelumnya telah diselesaikan. Pada tahap ini perancangan antarmuka digambarkan dalam bentuk prototype. Jenis prototype yang digunakan adalah wireframe. Dengan menggunakan wireframe perancangan antamuka disusun sesuai dengan tata letak konten yang diinginkan.

3.3 Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi hasil perancangan sistem yang didapatkan diimplementasikan kedalam bentuk kode program dengan menggunakan bahasa pemrogrman Java pada tahap implementasi kode program. Hasil perancangan basis data diimplemantasikan pada implementasi basis data. Hasil perancangan antarmuka akan di- implementasikan pada tahap implementasi antarmuka.

3.3.1 Spesifikasi Sistem

(8)

Pada tahap spesifikasi sistem terdapat dua kategori yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak. Sepsifikasi sistem akan dijelaskan lebih detail pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Spesifikasi Perangkat Keras

No. Nama

Komponen Ketentuan

1. Laptop ASUS X455LB

Processor Intel(R) Core(TM) i5-5200U CPU @2.20GHz (4CPUs),

~2.2GHz Memory

(RAM)

4068 MB

Storage 1 TB HDD

2. Smartphone Samsung Galaxy Note 8 Processor Exynos 8895 (10 nm) -

EMEA Memory

(RAM)

6 GB

Storage 64 GB

Tabel 3 Spesifikasi Perangkat Lunak No. Nama Komponen Ketentuan

1. Sistem Operasi Windows 10 Home 2. Bahasa

Pemrograman

PHP v7.4.3 Java 3. Framework Laravel

4. Software phpMyAdmin

Visual Studio Code

Android Studio Google chrome

3.3.2 Implementasi Kode Program

Implementasi kode program dilakukan berdasarkan algoritma berbentuk pseudocode yang didefinisikan pada perancangan komponen.

Pada tahap implementasi kode program, pseudocode akan diubah menjadi kode program dengan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java.

3.3.3 Implementasi Antarmuka

Tahap implementasi antarmuka dilakukan berdasarkan hasil dari perancangan antarmuka berupa wireframe. Hasil implementasi antarmuka yang dapat dilihat pada Gambar 5 sampai Gambar 7.

Gambar 5 Implementasi Halaman Tambah Ternak

Gambar 6 Implementasi Halaman Tanggapi Ternak

Gambar 7 Implementasi Halaman Verifikasi Ternak

(9)

3.4 Pengujian Sistem

Pada tahap pengujian sistem dilakukan pengujian dengan 3 cara yaitu pengujian unit, pengujian integrasi serta pengujian validasi.

3.4.1 Pengujian Unit

Merupakan pengujian yang dilakukan pada setiap klas yang dihasilkan pada tahap perancangan. Metode pengujian yang digunakan pada pengujian ini yaitu metode basis path testing. Dengan menggunakan metode basis path testing, pengujian dimulai dengan mengubah kode program ke dalam pseudocode, kemudian menentukan alur flow graph dan menghitung cyclomatic complexity untuk menentukan jalur independen. Pengujian unit akan dilakukan pada 3 method fitur utama yaitu tambah ternak, tanggapi ternak dan verifikasi ternak. Pada pengujian unit menghasilkan semua jalur independen dapat dilalui dan menghasilkan status 100% valid.

3.4.2 Pengujian Integrasi

Pengujian yang dilakukan pada klas yang dihasilkan pada tahap perancangan arsitektur yaitu class diagram. Klas-klas yang akan diuji pada pengujian ini merupakan klas yang saling berhubungan dan berintegrasi. Pada pengujian ini digunakan method yang terdapat pada pengujian unit sebelumnya yang berintegrasi dengan klas penghubung lainnya. Klas-klas yg berintegrasi diilustrasikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Integrasi Modul Tambah Ternak Pada pengujian integrasi yang telah dilakukan pada operasi tambah ternak pada sistem E-Ternak Banyuwangi berbasis android dihasilkan perhitungan cyclomatic complexity

memiliki hasil yang sama pada setiap perhitungannya, pengujian pada setiap fungsi berdasarkan test case sesuai jalur independen yang didapatkan mendapatkan hasil 100% valid dengan semua jalur yang diuji dapat dilewati dan 4 method pada operasi tambah ternak saling berintegrasi.

3.4.3 Pengujian Validasi

Merupakan pengujian yang dilakukan pada kebutuhan-kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan pada daftar kebutuhan fungsional.

Metode pengujian yang digunakan pada pengujian ini yaitu equivalence partitioning.

Pada metode ini kasus uji yang akan digunakan disesuaikan dengan alternative flows yang terdapat pada use case scenario. Pengujian dilakukan pada semua kebutuhan fungsional yang didefinisikan pada tahap analisis kebutuhan. Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil 100% uji valid.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari tahap perancangan hingga pengujian dalam proses pengembangan sistem e-ternak bayuwangi berbasis android, dapat ditarik kesimpulan:

4.1 Kesimpulan

1. Pada tahap rekayasa kebutuhan pengembangan sistem e-ternak banyuwangi berbasis android menghasilkan 28 kebutuhan, 3 aktor yaitu pemilik, petugas dan user.

2. Tahap perancangan sistem yang dilakukan mendapatkan hasil sequence diagram, class diagram, conceptual data model (CDM), pseudocode dari 3 fitur utama serta perancangan antarmuka yang berupa wireframe.

3. Pada tahap implementasi sistem peneliti menggunakan software Android Studio dengan bahasa pemrograman Java untuk membangun sistem berbasis android, menggunakan Laravel Framework dengan bahasa pemrograman PHP untuk membangun Application Programming Interface (API) serta menggunakan MySql sebagai media penyimpanan data.

4. Tahap pengujian yang telah dilakukan

(10)

mendapatkan 100% hasil valid pada pengujian unit dan pengujian integrasi dengan menggunakan metode basis path testing serta pengujian validasi yang dilakukan dengan metode equivqlence partitioning mendapatkan hasil 100% status valid.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu:

1. Sistem dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan fitur generate Kartu E-Ternak Banyuwangi secara otomatis setelah proses verifikasi telah dilakukan oleh petugas, sehingga dapat meminimalisir hilangnya kartu akibat kelalaian pemiliknya.

2. Pada sistem yang telah dikembangkan pemilik hanya dapat melakukan laporan dan melihat tanggapan dari petugas mengenai kesehatan hewan ternak sapi tanpa dapat memberikan pendapat atau pertanyaan mengenai tanggapan yang diberikan petugas. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya diharapkan sistem dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan fitur chat untuk konsultasi secara langsung dengan petugas mengenai kesehatan hewan ternak sapi yang telah dilaporkan oleh pemiliknya.

5. DAFTAR PUSTAKA

Faraj, Rochim, A.F., & Kridalukmana, R.

(2015). Pengembangan dan Implementasi Aplikasi Pengawasan Ternak Berbasis Android di Peternakan Bukit Aren Farm Majalengka. Universitas Diponegoro:

Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 3(4), 544-551.

Friesen, J. (2019). Java XML and JSON:

Document Processing for Java SE 2th Edition. Apress Media LLC.

Kumala, A.E., Borman, R.I., & Prasetyawan, P.

(2018). SISTEM INFORMASI MONITORINGPERKEMBANGAN

SAPI DI LOKASI UJI

PERFORMANCE(STUDI KASUS :

DINAS PETERNAKAN DAN

KESEHATAN HEWAN PROVINSI LAMPUNG). Universitas Teknokrat

Indonesia: Jurnal Teknokompak, 12(1), 5- 9.

Marsic, I., 2012. Software Engineering. [e-book]

New Jersey: Rutgers University. Tersedia di

<https://www.ece.rutgers.edu/~marsic/bo oks/SE/> [Diakses 5 Juli 2021]

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2021.

Inovasi Kartu Ternak Elektronik Banyuwangi Raih Top 30 Inovasi Pelayanan Publik Jatim. [online]. Tersedia di: < https://banyuwangikab.go.id/berita- daerah/inovasi-kartu-ternak-elektronik- banyuwangi-raih-top-30-inovasi-

pelayanan-publik-jatim.html/> [Diakses 26 Juni 2021]

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2021.

Dinas Pertanian: Kedudukan, Tugas dan Fungsi. [online]. Tersedia di: <

https://banyuwangikab.go.id/skpd/unit/30 301/dinas-pertanian.html/> [Diakses 26 Juni 2021]

Pressman, Roger S., Phd. (2010). Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach (7th e.d.). New York: McGraw- Hill.

Rizky, S.D., Van L.L., & Lisnawita. (2016).

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kandang Perternakan Di Kabupaten Padang Pariaman Berbasis Android.

Universitas Putra Indonesia: Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Digital Zone, 7(2), 100-107.

Sunnat, S. M. M. U., & Kucherenko, I. (2019).

Learn Spring for Android Application Development (S. Editing (ed.)). Packt Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Dikarenakan kondisi sosio-ekonomi yang sangat berbeda dari satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia, mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan menghasilkan banyak lapangan

Ketika penerjemah nasional melakukan terjemahan, mereka biasanya tidak memiliki latar belakang pendidikan dan Alkitab yang misionaris miliki. Karena fakta itu,

Berdasarkan empat perspektif balanced scorecard yaitu, perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) media komik strip berbasis multikultural memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan hasil validasi ahli materi dan ahli media,

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran dengan bantuan situs jejaring sosial Instagram guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model komunikasi PUG-ARG yang diujicobakan, mengerti tentang gender dan responsive gender, namun belum mengimplementasikan dalam program kerja,

Hak asasi yang erat kaitannya dengan para terpidana salah satunya adalah remisi, remisi merupakan pengurangan masa pidana, remisi diatur dalam Undang- Undang Nomor 12 tahun 1995