• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III ANALISIS PERANCANGAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III

ANALISIS PERANCANGAN

3.1 Analisis Fungsi

3.1.1 Fungsi Rest Area

Fungsi utama rest area Institut Teknologi Sumatera ini adalah untuk tempat beristirahat, tempat rekreasi, dan fungsi komersial, serta sebagai tempat pengisian bahan bakar minyak ataupun listrik untuk kendaraan yang akan masuk ke jalan Tol Sumatera ataupun yang baru saja keluar dari jalan tol dan masyarakat sekitar. Namun, terdapat beberapa fungsi lain yang cukup beragam pada rest area ini seperti:

1. Sebagai tempat beristirahat pengemudi dan pengendara kendaraan yang ingin masuk ke jalan Tol Sumatera ataupun yang akan keluar.

2. Pengendara maupun penumpang dapat pula melakukan ibadah di Masjid At- Tanwir.

3. Pengendara maupun penumpang dapat melakukan wisata di rest area Institut Teknologi Sumatera ini.

4. Pengendara, penumpang, masyarakat sekitar dan civitas akademika ITERA dapat pula melakukan transaksi jual beli di rest area ITERA.

5. Pengendara dan penumpang dapat menginap di rest area Institut Teknologi Sumatera ini

6. Rest area Institut Teknologi Sumatera dapat dijadikan kawasan transit antar moda transportasi.

7. Rest area ini dapat dijadikan tempat untuk mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar, salah satunya dengan membuat UMKM pada rest area.

3.1.2 Pengguna Rest Area

Pada rest area Institut Teknologi Sumatera ini terdapat beberapa pengguna rest area diantaranya:

1. Konsumen atau pengunjung yang terdiri dari pengendara, penumpang, masyarakat sekitar, civitas akademika ITERA.

2. Pemilik atau pengelola rest area Institut Teknologi Sumatera.

3. Penyedia jasa atau pelaku usaha yang menyediakan jasa di rest area Institut Teknologi Sumatera.

(2)

29 3.1.3 Aktivitas Pengguna Rest Area

Pada rest area terdapat 3 golongan yang dimana masing-masing dari golongan tersebut memiliki atau melakukan aktivitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tiap pengguna (Atri, 2010).

1. Konsumen atau pengunjung (tamu)

Gambar 3. 1 Analisis Sirkulasi Pengunjung Sumber: Analisa Penulis

Tabel 3. 1 Aktivitas Konsumen atau Pengunjung

Aktivitas Kebutuhan ruang Sifat Ruang

Jenis Ruang

Datang Entrance Publik Outdoor

Memarkirkan kendaraan Area Parkir Publik Outdoor Mengisi BBM dan mengisi daya

kendaraan SPBU Publik Outdoor

Melakukan kegiatan makan dan minum

Foodcourt, Cafe, UMKM dan

Restaurant

Publik dan Semi Publik

Out/indoor

Melakukan kegiatan membeli

snack atau oleh-oleh Kios Oleh-oleh Publik Out/indoor Membeli kebutuhan saat di

perjalanan Minimarket Semi

Publik Indoor Melakukan kegiatan istirahat

(tidur) Hotel Privat Indoor

(3)

30 Melakukan pengecekan kendaraan

Bengkel Service Indoor Menunggu kendaraan yang sedang

di service

Menunggu kendaraan yang dicuci

Car Wash Service Outdoor Mencuci kendaraan

Tempat mengambil uang ATM Center Publik Indoor Tempat melakukan BAK atau

BAB Toilet Publik Indoor

Tempat bermain anak

Playground Publik Outdoor Tempat menunggu anak yang

sedang bermain

Tempat mengecek kesehatan Klinik Semi

Publik Indoor Tempat merilekskan tubuh Tempat Refleksi Semi

Publik Indoor

Area Bermain Game Arcade Publik Indoor

Pergi Exit Publik Outdoor

Sumber: Analisa Penulis

2. Pengelola atau pemilik

Gambar 3. 2 Analisis Sirkulasi Pengelola atau Pemilik Sumber: Analisa Penulis

Tabel 3. 2 Aktivitas Pengelola atau Pemilik

(4)

31 Aktivitas Kebutuhan ruang Sifat

Ruang

Jenis Ruang

Datang Entrance Publik Outdoor

Memarkirkan kendaraan Area Parkir Publik Outdoor

Melakukan kegiatan makan dan minum

Food Court, Cafe dan Restaurant

Publik dan Semi Publik

Indoor

Tempat melakukan BAK atau

BAB Toilet Publik Indoor

Tempat pengelola bekerja

Kantor Pengelola Privat Indoor Tempat untuk discuss dengan

pemberi jasa atau orang penting lainnya

Menjaga keamanan rest area

Ruang Keamanan Service Indoor Tempat melakukan pengawasan

rest area

Tempat mengecek kelistrikan di rest area

Ruang MEP Service Indoor Tempat menyimpan peralatan ME

Pergi Exit Publik Outdoor

Sumber: Analisa Penulis

3. Penyedia jasa atau pelaku usaha

Gambar 3. 3 Analisis Sirkulasi Penyedia jasa atau pelaku usaha Sumber: Analisa Penulis

(5)

32

Tabel 3. 3 Aktivitas Penyedia Jasa atau Pelaku Usaha

Aktivitas Kebutuhan ruang Sifat Ruang

Jenis Ruang

Datang Entrance Publik Outdoor

Memarkirkan kendaraan Area Parkir Publik Outdoor

Petugas membuat dan menyiapkan makanan

Food Court, Cafe dan Restaurant

Publik dan Semi Publik

Indoor

Tempat melakukan BAK atau

BAB Toilet Publik Indoor

Melakukan kegiatan bisnis jual

beli dan tawar menawar Kios Oleh-oleh Publik Out/indoor Tempat mengambil kebutuhan

retail

Loading Dock Service Outdoor Tempat menyalurkan barang

Pergi Exit Publik Outdoor

Sumber: Analisa Penulis

3.1.4 Fasilitas Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol menyebutkan bahwa rest area dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu, tipe A, tipe B, dan tipe C.

Rest area Institut Teknologi Sumatera termasuk kedalam rest area tipe A sehingga yang paling sedikit harus dilengkapi fasilitas meliputi; pusat ATM dengan fasilitas pengisi ulang kartu tol, toilet, klinik kesehatan, bengkel, warung atau kios, minimarket, mushola, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), restoran, ruang terbuka hijau, dan sarana parkir. Namun, fasilitas minimarket dapat digunakan sepanjang fasilitas yang lain sudah terpenuhi. Sebuah rest area biasanya memiliki beberapa fasilitas di dalamnya antara lain:

(6)

33

Tabel 3. 4 Fasilitas Rest Area

No. Kebutuhan ruang No. Kebutuhan Ruang

1. Entrance / Ramp On 18. ATM Center

2. Exit / Ramp Out 19. Klinik

3. Area Parkir 20. Tempat Refleksi

4. SPBU 21. Bengkel

5. Toilet 22. Car Wash

6. Hotel Kapsul 23. Playground

7. Foodcourt 24. Game Arcade

8. Restaurant 25. Kios Souvenir

9. Cafe 26. Ruang Cleaning Service

10. Minimarket 27. Ruang CCTV / Keamanan

11. UMKM 28. Pos Jaga

12. Kamar Mandi Eksklusif 29. Ruang MEP

13. Ruang Laktasi 30. Ruang Genset

14. Kantor Pengelola 31. Ruang Pompa

15. Ruang Rapat 32. Ruang Chiller

16. Ruang Staff 33. Ruang AHU

17. Resepsionis 34. Loading Dock

Sumber: Analisa Penulis

(7)

34 3.1.5 Persyaratan Rest Area

1. Persyaratan Area Parkir Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area parkir untuk rest area tipe A dengan ketentuan sebagai berikut:

● Tempat parkir paling sedikit sebanyak 100 unit untuk kendaraan golongan I (kendaraan kecil termasuk bus) dengan luas total lahan parkir paling sedikit 2.500 meter persegi.

● Tempat parkir paling sedikit sebanyak 50 unit untuk kendaraan golongan II/III/IV/V (truk dengan 2 gandar atau lebih) dengan luas total lahan parkir paling sedikit 3.000 meter persegi.

Menurut peraturan tersebut, pengguna jalan tol dapat menggunakan fasilitas parkir paling lama 3 jam.

Gambar 3. 4 Ukuran Kendaraan Sumber: Data Arsitek Jilid 1

2. Persyaratan Area Toilet Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat

(8)

35 Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area toilet untuk rest area tipe A dengan ketentuan sebagai berikut:

● Rest area menyediakan paling sedikit 10 buah untuk toilet pria dengan luas total paling sedikit adalah 10 meter persegi.

● Rest area menyediakan paling sedikit 20 buah untuk toilet pria dengan luas total paling sedikit adalah 20 meter persegi.

3. Persyaratan Area Hijau Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area hijau untuk rest area tipe A sebesar 10 % dari total luas rest area.

4. Persyaratan Area Restoran Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area restoran untuk rest area tipe A seluas paling sedikit 1.000 meter persegi.

5. Persyaratan Area Warung atau Kios Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area warung atau kios untuk rest area tipe A dengan luas total paling sedikit 300 meter persegi.

6. Persyaratan Area SPBU, Bengkel, Klinik Kesehatan Pada Rest Area

Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area SPBU, bengkel, klinik kesehatan untuk rest area tipe A dengan ketentuan sebagai berikut:

● SPBU dengan luas paling sedikit 500 meter persegi.

● Bengkel dengan luas paling sedikit 80 meter persegi.

● Klinik Kesehatan dengan luas paling sedikit 50 meter persegi.

7. Persyaratan Area Inap Pada Rest Area

(9)

36 Menurut peraturan yang terdapat pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol diatur kebutuhan area inap untuk rest area tipe A dengan ketentuan sebagai berikut:

● Fasilitas inap paling lama dapat digunakan selama 6 jam.

● Kebutuhan luas paling sedikit adalah 2.000 meter persegi dengan jumlah kamar paling banyak 100 kamar.

● Fasilitas inap harus dilengkapi dengan area parkir, toilet atau kamar mandi, lobi dan area servis.

● Area parkir yang dibutuhkan paling sedikit dapat menampung 50 kendaraan golongan I dengan luas total paling sedikit 1.250 meter persegi dan 30 kendaraan golongan II/III/IV/V dengan luas 1.800 meter persegi.

8. Persyaratan Kebutuhan Ruang Pada Rest Area

Terdapat beberapa persyaratan ruang yang sebaiknya diikuti dalam merancang rest area di antaranya adalah:

Tabel 3. 5 Tabel Persyaratan Ruang

Nama Ruang Pencahayaan Penghawaan Keamanan

View Alami Buatan Alami Buatan Kebakaran Sekuritas

Way In, way out + + + + +

Entrance, lobby + + + + + +

Parkir + + + + + +

SPBU + + + + + +

Foodcourt + + + + + + +

Restaurant,

Cafe + + + + + + +

Minimarket + + + + +

Hotel Kapsul + + + + + + +

Bengkel, car

wash + + + + + +

ATM Center + + + +

Toilet + + + +

(10)

37 Kantor

Pengelola + + + + + + +

Game Arcade + + + + +

Klinik + + + + + + +

Ruang Keamanan,

Ruang Mekanikal

Elektrikal

+ + + + +

Gudang,

Loading dock + + + + + +

Sumber: Analisa Penulis

3.2 Analisis Lahan

3.2.1 Data Lokasi

Rest area Institut Teknologi Sumatera ini berada di wilayah kampus Institut Teknologi Sumatera. Namun, lokasi proyek ini lebih tepatnya berada di Jl. Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Lampung. Berada dekat dengan exit Tol Kota Baru (Tol Lintas Sumatera), sehingga perancangan rest area harus mampu mewadahi setiap kebutuhan orang yang akan singgah di rest area.

Gambar 3. 5 Peta Provinsi Lampung Sumber: Google Earth

(11)

38

Gambar 3. 6 Peta Kabupaten Lampung Selatan Sumber: Google Earth

Gambar 3. 7 Peta Lokasi Tapak Sumber: Google Earth

3.2.2 Data Bentuk dan Ukuran Tapak

Rest area Institut Teknologi Sumatera ini memiliki luas sebesar 50.022 meter persegi dan tapak memiliki bentuk geometris dengan sisi yang memiliki ukuran berbeda-beda.

(12)

39

Gambar 3. 8 Bentuk dan Ukuran Tapak Sumber: Google Earth

3.2.3 Batasan-batasan Tapak

● Batas sebelah utara : Jl. Terusan Ryacudu

● Batas sebelah timur : Lahan Kosong

● Batas sebelah selatan : Jalan lingkungan kampus ITERA

● Batas sebelah barat : Masjid At-Tanwir dan Lingkungan kampus ITERA

3.2.4 Analisis Topografi Tapak

Rest area Institut Teknologi Sumatera ini kontur tanah yang berbeda-beda.

Namun perbedaan ketinggian kontur tanah pada lahan ini tidak begitu curam. Bagian atas lahan lebih tinggi dibandingkan bagian bawah lahan. Sehingga perlu dilakukan metode cut and fill pada area tertentu agar tapak dapat digunakan secara maksimal.

Perbedaan ketinggian kontur tanah atau perbedaan elevasi dapat dimanfaatkan dengan membuat area terbuka atau area komunal.

Tanah termasuk ke dalam area yang cocok dijadikan area permukiman, industri, perkebunan (100 - 500 meter diatas permukaan laut). Sehingga tapak ini dapat dikategorikan cocok untuk dijadikan sebagai area Rest area Institut Teknologi Sumatera.

Berdasarkan data tersebut solusi untuk desain rest area ITERA dapat berupa penggunaan metode cut and fill, hal ini dikarenakan perbedaan ketinggian pada tapak yang tidak begitu tinggi sehingga tanah dapat dibuat lebih datar. Dengan datarnya tanah tapat memudahkan dalam mendasain bangunan.

(13)

40

Gambar 3. 9 Kontur Lahan Sumber: Global Mapper

3.2.5 Analisis Hidrologi Tapak

Pola aliran air pada tapak adalah dari utara ke selatan dan tenggara tapak. Tidak terdapat genangan air pada tapak namun, terdapat beberapa drainase pada lahan ini yang dapat dimanfaatkan keberadaannya.

Gambar 3. 10 Arah Aliran Air Pada Tapak Sumber: Analisa Penulis

Drainase pada tapak ini berada pada bagian utara tapak dan pada bagian selatan tapak dengan ukuran yang berbeda. Pada bagian utara, drainase hanya berupa sebuah

(14)

41 coakan yang memiliki lebar 2 meter dengan kedalaman 1 meter. Sedangkan pada bagian selatan drainase memiliki lebar 1,3 meter dengan kedalaman 1 meter.

Gambar 3. 11 Drainase Bagian Utara Tapak Sumber: Site Visit

Gambar 3. 12 Drainase Bagian Selatan Tapak Sumber: Site Visit

Berdasarkan data tersebut adanya drainase dapat dipergunakan dalam mendesain rest area ITERA untuk dijadikan darinase utama dalam mengalirkan air dari rest area ITERA ke saluran kota. Pola air yang ke arah selatan atau ke arah ITERA akan menyebabkan penumpukan air pada ITERA sehingga pada bagian drainase didalam rest area ITERA sebaiknya dibuat lebih tinggi pada bagian selatan shingga air dapat mengalir kearah utara yang dapat membuat aliran air langsung mengarah ke saluran pembuangan kota.

3.2.6 Analisis Tanah Tapak

Rest area Institut Teknologi Sumatera ini memiliki tanah dengan jenis tanah podsolik jika dilihat dari tempat tanah ini berada, warna tanah dan tanaman yang tumbuh diatas tanah tersebut. Tanah jenis ini biasanya memiliki unsur zat hara yang tergolong rendah. Namun jenis tanah ini memiliki sifat yang tidak begitu keras ataupun tidak begitu lembek. Dengan jenis tanah tersebut, maka perlu diberikan treatment khusus pada tanah agar dapat memiliki tingkat unsur hara yang lebih baik dan lebih mudah untuk ditanami vegetasi. Penggunaan pondasi bore pile ataupun pondasi tapak atau pondasi lajur akan cocok digunakan pada tanah jenis ini.

(15)

42

Gambar 3. 13 Analisis Tanah Pada Tapak Sumber: Site Visit

3.2.7 Analisis Iklim Mikro Tapak (Matahari)

Analisis data matahari dilakukan pada tanggal 6 September 2021. Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi hari yang menunjukkan pukul 07.00 WIB. lalu pada siang hari pada pukul 12.00 WIB dan pada sore hari yaitu, pukul 16.00 WIB. Data tersebut didapatkan melalui aplikasi SketchUp dengan menggunakan extension curic sun.

Gambar 3. 14 Orientasi Matahari Pada Tapak Sumber: curic sun

Dari data tersebut didapatkan bahwa bagian Barat lahan akan terasa lebih panas karena terkena cahaya matahari sore langsung. Tapak yang berada di Indonesia yang merupakan negara dengan iklim tropis maka cahaya matahari dan jatuhnya bayangan akan sangat berpengaruh kepada tingkat termal proyek nantinya. Namun pencahayaan di tapak ini sudah maksimal karena tidak adanya bangunan tinggi di sekitar tapak.

Bagian depan lahan juga sangat berpotensi karena tidak menghadap ke arah barat.

Solusi desain untuk rest area ITERA dapat membuat desain yang cocok untuk lingkungan tropis dan mendesain zoning yang mempertimbangkan orientasi matahari dapat membuat bangunan pada tapak nantinya akan berfungsi secara maksimal. Pada

(16)

43 desain bangunan utama bagian yang akan terkena cahaya matahari sore atau yang menghadap arah barat sebaiknya dibuat lebih sedikit atau dapat menggunakan kisi-kisi (secondary skin) untuk meminimalisir terkena cahaya matahari panas.

3.2.8 Analisis Iklim Mikro Tapak (Arah Angin, Suhu dan Curah Hujan)

Dari data yang didapatkan pada Windrose, menunjukkan bahwa angin pada lahan paling kencang datang dari arah tenggara dan barat laut. Angin mengalir dari arah selatan ke barat dengan persentase hingga 40%. Adanya potensi langsung tapak memiliki aliran udara dapat dimanfaatkan untuk membuat kenyamanan suhu udara pada lahan. Angin kencang yang datang dari arah barat laut atau jalan utama arteri membuat polusi udara akan menjadi salah satu isu yang harus diperhatikan.

Gambar 3. 15 Analisis Kecepatan Angin Pada Tapak Sumber: Windrose

Suhu rata-rata untuk daerah di sekitar tapak mulai dari 24-32 Derajat celcius.

Untuk curah hujan pada tapak tergolong musiman ekstrem dan memiliki rata-rata 230 milimeter. Tapak memiliki suhu rata-rata normal sehingga desain harus mengimbangi suhu tersebut. Bukan hanya itu, bagian Selatan lahan akan lebih sejuk namun dengan iklim yang cukup ekstrim, pemilihan material yang baik sangat dibutuhkan pada proyek rest area.

(17)

44

Gambar 3. 16 Rata-rata Curah Hujan, Arah Angin dan Suhu Sumber: Data BMKG

Dari data tersebut solusi desain pada bangunan rest area ITERA sebaiknya menggunakan material yang tahan akan cuaca ekstrim. Penggunaan material kayu atau bambu yang tidak bertahan cukup lama sebaiknya digani dengan menggunakan material seperti cladding wood plank dalam desain. Material tersebut terbuat dari semen yang memiliki finishing kayu, sehingga walaupun bukan kayu dapat tetap menampilkan kayu yang dapat dinikmati secara visual oleh orang-orang.

3.2.9 Analisis Vegetasi Tapak

Gambar 3. 17 Analisis Vegetasi Tapak Sumber: Site Visit

(18)

45 Area lahan merupakan area terbuka hijau dan tanah kosong yang didominasi oleh rumput liar, ilalang ataupun semak-semak yang tumbuh karena tidak adanya atau belum adanya pemanfaatan pada lahan. Terdapat pula beberapa vegetasi yang tumbuh di lahan ini seperti, terdapatnya pohon karet, beberapa pohon petai cina dan pohon syzygium nervosum.

Rumput Liar Pohon Karet

Pohon Petai Cina Pohon Syzygium Nervosum

Gambar 3. 18 Jenis Tanaman Pada Tapak Sumber: Site Visit

Diketahui bahwa vegetasi pada tapak tidak cocok untuk digunakan pada desain rest area ITERA, sehingga penggunaan vegetasi jenis lain diperlukan. Penggunaan vegetasi harus dipilih agar sesuai dengan kebutuhan seperti untuk pengarah, peneduh dan untuk tanaman hias. Penggunaan vegetasi pengarah dapat digunakan untuk pengarah sirkulasi baik untuk kendaraan maupun untuk manusia. Penggunaan vegetasi peneduh akan membuat pengunjung merasa lebih sejuk dan menghalau sinar matahari, vegetasi ini biasanya ditempatkan diarea parkir, seperti tanaman Kiara Payung. Taman hias juga tidak kalah pentingnya agar dapat memanjakan mata orang yang berda di dalam rest area ITERA, seperti penggunaan tanaman Pohon Bungur (pohon khas jepang).

3.2.10 Analisis Land Use and Open Space Tapak

Tapak berada di kawasan pendidikan, yaitu kampus Institut Teknologi Sumatera. Tapak juga berada di sekitar area pemukiman warga dan area hijau. Namun untuk tapak sendiri secara keseluruhan merupakan lahan kosong yang berisi beberapa

(19)

46 tanaman. Oleh karena itu, isu penunjang ekonomi warga sekitar tapak dan civitas akademika harus diperhatikan. Isu keamanan bagi civitas akademika kampus Institut Teknologi Sumatera juga harus menjadi perhatian khusus karena lahan yang beda di kawasan kampus Institut Teknologi Sumatera.

Gambar 3. 19 Land Use and Open Space Di Sekitar Tapak Sumber: Site Visit

Soulusi desain rest area ITERA dapat berupa adanya pos satpam pada bagian depan lahan dan pada area keluar-masuknya orang yang akan ke ITERA maupun ke rest area ITERA. Bangunan pada rest area ITERA juga harus dapat membantu masyaralat sekitar dan civitas akademika ITERA dalam hal perekonomian, seperti membuat UMKM pada rest area ITERA.

3.2.11 Analisis Sensory Tapak

Sumber kebisingan utama datang dari bagian depan lahan. Hal ini dikarenakan bagian depan lahan merupakan jalan utama atau jalan kolektor, sehingga sumber kebisingan yang berasal dari kendaraan harus menjadi pertimbangan dalam mendesain proyek rest area nantinya. Pada bagian depan lahan memiliki tingkat kebisingan hingga 77,5 db.

Tidak hanya polusi suara yang ada dikarenakan tapak berada di depan jalan utama, namun juga polusi udara. Hal ini disebabkan banyaknya kendaraan yang melewati jalur tersebut membuat banyaknya polusi yang dihasilkan oleh kendaraan.

(20)

47

Gambar 3. 20 Analisis Kebisingan dan Polusi Udara Sumber: Site Visit

View yang didapatkan dari bagian dalam lahan ke depan lahan adalah jalan utama. Untuk sisi selatan dan barat lahan merupakan kawasan ITERA sehingga terdapat beberapa bangunan seperti Masjid At-Tanwir dan bangunan kampus. Pada bagian timur terdapat view kebun pohon karet.

Gambar 3. 21 view Sekitar Tapak Sumber: Site Visit

Berdasarkan data tersebut, pemberian vegetasi untuk mereduksi jumlah polusi udara yang masuk ke lahan akan menjadi salah satu kunci untuk permasalahan baik kebisingan maupun untuk mengurangi jumlah asap atau bau yang akan berdampak pada rest area ITERA. Dalam mendesain bangunan pada rest area ITERA sebaiknya

(21)

48 bangunan memiliki fasad utama atau tampak depan yang mengarah ke utara atau kearah Jl. Rya Cudu yang merupakan jalan utama, hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan nilai komersial dari bangunan di dalam rest area ITERA.

3.2.12 Analisis Infrastruktur Tapak

Pada sisi depan tapak terdapat tiang listrik yang berjumlah dua buah tiang listrik dengan jarak antar tiang listrik kurang lebih 50 meter. Keberadaan dari tiang listrik tersebut dapat menjadi kendala karena bagian depan lahan merupakan sisi yang langsung menghadap bagian jalan utama dan memiliki banyak potensi aksesibilitas untuk ke dalam lahan. Terdapat pula drainase pada bagian utara dan selatan lahan.

Gambar 3. 22 Analisis Infrastruktur Tapak Sumber: Site Visit

Berdasarkan tempat tiang listrik berada sebaiknya sirkulasi masuk dan keluarnya kendaraan diperhatikan agar tidak menggangu infrastruktur yang ada.

Keberadaan drainase juga akan sangat membatu dalam pembuangan aliran air dari rest area ITERA ke arah saluran kota.

3.2.13 Properti Tapak

Lahan ini merupakan lahan yang dimiliki oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA).

3.2.14 GSB dan KDB Pada Rest Area

Garis sempadan bangunan dan koefisien dasar bangunan yang dibutuhkan oleh rest area Institut Teknologi Sumatera adalah sebesar:

(22)

49

● GSB pada jalan arteri minimal sebesar 25 (dua puluh lima) meter dari as jalan dan garis sepadan untuk pagar minimal 11 (sebelas) meter dari garis as.

● KDB maksimum untuk daerah kepadatan sedang sebesar 60% dari luas lahan.

● KDH minimal 40% dari luas lahan untuk daerah dengan kepadatan sedang.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 26/PRT/M/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang

atas Rumah Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 17/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Berita Negara

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. NOMOR 02/PRT/M/2017

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara (Berita Negara Republik

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2018 yang membahas mengenai Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/Prt/M/2014 tentang Pedoman