• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP KEBUN BUKIT LIMA T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP KEBUN BUKIT LIMA T.A. 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY

LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS

VIII SMP KEBUN BUKIT LIMA T.A 2014/2015

Oleh :

Tio Lusi Rani Siahaan NIM 4113111077

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Tio Lusi Rani Siahaan lahir di Bukit Lima, 22 Agustus 1993. Ayah

bernama St. Junjung Siahaan, Ibu bernama Ratna Sinaga merupakan anak ke-4

dari 4 bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk SD Negeri 091697 Bukit Lima

dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMP

Swasta Kebun Bukit Lima dan lulus tahun 2008. Selanjutnya penulis diterima di

SMA Swasta RK Bintang Timur Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN, dan lulus ujian pada tanggal

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala berkat dan

anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang

berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan

Menggunakan Model Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh

Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,

Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di

lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan

Matematika sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini , Bapak

Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika sekaligus

sebagai Dosen Penguji telah banyak memberikan saran dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Asmin,

M.Pd, Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd juga selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Dosen

Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf

pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu J. Dian Tarigan, A.Md selaku

Kepala Sekolah dan Ibu F. Tarigan, S.Pd dan guru mata pelajaran matematika

lainnya serta seluruh guru, staf, dan pegawai di SMP Kebun Bukit Lima yang

tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis selama

(5)

v

Penghargaan ini penulis persembahkan kepada Ayahanda St. J. Siahaan

dan Ibunda R. Sinaga sebagai sumber motivasi bagi penulis yang selalu

mendoakan penulis, memberi dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga, abang (Benny Siahaan),

eda (Puspa Sianturi), dan kakak (Dewi Siahaan dan Winda Siahaan) yang selalu

memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Manroni Manurung, yang

tiada henti memberi dukungan, doa, pengertian, dan semangat,serta yang menjadi

tempat curahan hati bagi penulis.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaik, Jubilate

Crew (Elisabeth Saragi, Dyna Nababan, Yessy Napitupulu) dan kepada

teman-teman kelas Dik B 2011 khususnya Fifin Ananda H.S teman-teman seperjuangan

bimbingan skripsi. Terima kasih juga kepada teman seangkatan 2011 yang tidak

bisa disebutkan namanya satu per satu, teman-teman di kost Gg. Murni 19, PPLT

2014 SMP Negeri 2 Galang, serta kakak-kakak senior dan adek-adek junior

(IKBKM Choir) di Jurusan Matematika yang selalu memberi doa dan dukungan

kepada penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Kelompok

Tumbuh Bersama (KTB) Seraf Small Group (SSG), Kak Sartika Sinulingga dan

Novida Riyanti yang tiada henti memberi dukungan dan doa kepada penulis

selama penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun

tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Mei 2015

Penulis,

(6)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY

LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUSDAN BALOK DI KELAS

VIII SMP KEBUN BUKIT LIMAT.A 2014/2015 Tio Lusi Rani Siahaan (NIM 4113111077)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan (2) untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional serta (3) untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang dipilih secara acak (random sampling) yaitu kelas VIII-2 yang jumlah siswanya 24 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model Discovery Learning dan kelas VIII-3 yang jumlah siswanya 24 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan hasil analisis, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretes 47,738 dan postes 72,077. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata pretes 48,095 dan postes 64,614.

Dari perhitungan data Postest siswa diperoleh pada dk = 46 dan taraf nyata

dan diperoleh dan

. Karena maka ditolak

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1.Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.2.Hasil Belajar 10

2.1.3.Pembelajaran Discovery Learning 11

2.1.4.Pembelajaran Konvensional 16

2.1.5.Perbedaan Sintaks Pembelajaran Discovery Learning

dan Pembelajaran Konvensional 18

2.1.6. Kubus dan Balok 20

2.1.6.1. Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok 20

(8)

vii

2.1.6.3. Luas Permukaan Kubus dan Balok 26

2.1.6.4. Volume Kubus dan Balok 27

2.2. Penelitian yang Relavan 28

2.3. Teori Belajar yang Mendukung 29

2.4. Kerangka Konseptual 30

2.5. Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 33

3.2.1.Populasi Penelitian 33

3.2.2.Sampel Penelitian 33

3.3.Variabel Penelitian 34

3.3.1.Variabel Bebas 34

3.3.2.Variabel Terikat 34

3.4.Jenis dan Rancangan Penelitian 34

3.5.Prosedur Penelitian 35

3.6.Alat Pengumpulan Data 38

3.6.1.Tes 38

3.7.Uji Coba Instrumen 38

3.7.1.Validitas Tes 38

3.7.2.Reliabilitas Tes 41

3.7.3.Tingkat Kesukaran Tes 41

3.7.4.Daya Pembeda Soal 43

3.8.Teknik Analisis Data 44

3.8.1.Menghitung Rata-rata Skor 44

3.8.2.Menghitung Standar Deviasi 44

3.8.3.Uji Normalitas 44

3.8.4.Uji Homogenitas 45

(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

4.1.2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

4.1.3. Uji Normalitas Data 51

4.1.4. Uji Homogenitas Data 51

4.1.5. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 52

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 55

5.2. Saran 55

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa 3

Tabel 2.1 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Discovery Learning 18

Tabel 2.2 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Konvensional 19

Tabel 3.1 Model Penelitian Eksperimen 35

Tabel 3.2 Validasi Ahli Tes Hasil Belajar Siswa 39

Tabel 3.3 Validitas Pretes dan Postes 40

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal 42

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes 42

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal 43

Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal Pretes dan Postes 44

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49

Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49

Tabel 4.3 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas 50

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 51

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Homogenitas 52

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH 20

Gambar 2.2 Kubus dalam kehidupan Sehari-hari (Dadu) 20

Gambar 2.3 Diagonal Sisi Kubus 21

Gambar 2.4 Diagonal Ruang Kubus 22

Gambar 2.5 Bidang Diagonal Kubus 22

Gambar 2.6 Balok ABCD.EFGH 23

Gambar 2.7 Balok dalam Kehidupan Sehari-hari (Kotak Korek Api

dan Kotak Kue) 23

Gambar 2.8 Diagonal Sisi Balok 24

Gambar 2.9 Diagonal Ruang Balok 24

Gambar 2.10 Bidang Diagonal Balok 24

Gambar 2.11 Jaring-jaring Kubus 26

Gambar 2.12 Jaring-jaring Balok 26

Gambar 2.13 Kubus dengan Rusuk s 26

Gambar 2.14 Balok dengan rusuk p, l, t 27

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 37

Gambar 4.1 Gambar Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP I (Kelas Eksperimen) 58

Lampiran 2 : RPP II (Kelas Eksperimen) 65

Lampiran 3 : RPP I (Kelas Kontrol) 72

Lampiran 4 : RPP II (Kelas Kontrol) 78

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 83

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 88

Lampiran 7 : Alternatif Penyelesaian LKS I 93

Lampiran 8 : Alternatif Penyelesaian LKS II 98

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Pretes 103

Lampiran 10 : Soal Pretes 104

Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Pretes 106

Lampiran 12 : Lembar Validasi Pretes 109

Lampiran 13 : Kisi-Kisi Postes 112

Lampiran 14 : Soal Postes 113

Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Postes 114

Lampiran 16 : Lembar Validasi Postes 118

Lampiran 17 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretes 121

Lampiran 18 : Perhitungan Validitas Pretes 122

Lampiran 19 : Perhitungan Reliabilitas Pretes 123

Lampiran 20 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pretes 125

Lampiran 21 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Pretes 127

Lampiran 22 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Postes 128

Lampiran 23 : Perhitungan Validitas Postes 129

Lampiran 24 : Perhitungan Reliabilitas Postes 130

Lampiran 25 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Postes 132

Lampiran 26 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Postes 134

Lampiran 27 : Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 135

(13)

xii

Lampiran 29 : Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan

Baku Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 137

Lampiran 30 : Perhitungan Uji Normalitas Data 139

Lampiran 31 : Perhitungan Uji Homogenitas Data 148

Lampiran 32 : Perhitungan Uji Hipotesis 150

Lampiran 33 : Lembar Observasi Aktivitas Guru 153

Lampiran 34 : Dokumentasi Penelitian 155

Lampiran 35 : Tabel Harga Kritik dari r Product Momen 161

Lampiran 36 : Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors 162

Lampiran 37 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 163

Lampiran 38 : Tabel Distribusi Nilai F 165

Lampiran 39 : Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 168

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah proses

belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan

dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa. Menjadi

harapan semua pihak agar semua siswa dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya

sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu

digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan

yang lain. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan

sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu

dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD.

Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Matematika merupakan salah

satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika juga

merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk

mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam

pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola

informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik

dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan

sains dan teknologi.

Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar,

berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit

sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan

dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

(15)

2

Surya (2012: 2) mengungkapkan:

“Kenyataan di sekolah hasil belajar matematika rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapat tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada matematika.”

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa

dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Guru tidak

mampu menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada

matematika. Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia

hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada

kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat

rendah jika dibandingkan dengan negara lain, terutama dalam bidang studi

matematika.

Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) sebuah

studi yang diselenggarakan oleh International Association for the Evaluation of

Educational Achievement (IEA), pada tahun 2007 menempatkan siswa kelas VIII

Indonesia pada peringkat 36 dari 49 negara yang turut berpartisipasi dengan

perolehan rerata skor siswa yaitu 397, sedangkan rerata skor internasional adalah

500. Skor yang diperoleh tersebut berada di bawah rerata skor internasional.

Kesimpulan dari laporan studi TIMSS tersebut, tidak jauh berbeda dengan hasil

survei PISA 2009. Prestasi belajar matematika siswa di Indonesia dari data PISA

berada pada peringkat 61 dari 65 negara yang turut berpartisipasi dengan

perolehan rerata skor 371, sedangkan rerata skor internasional adalah 500.

(Dalam Effendi, 2012:3)

Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah

(16)

3

matematika terhadap topik geometri yang merupakan topik yang esensial sulit dipahami siswa”. Di dalam silabus untuk SMP, bangun ruang dibagi menjadi dua, yaitu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi

datar meliputi kubus, balok, prisma dan limas. Sedangkan bangun ruang sisi

lengkung meliputi tabung, kerucut dan bola.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 07 Januari

2015 berupa tes diagnostik yang berkaitan dengan materi kubus dan balok kepada

25 siswa di SMP Kebun Bukit Lima, terdapat kesalahan yang dilakukan siswa

tentang pemahaman konsep kubus dan balok diantaranya:

Tabel 1.1

Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa

No. Kesalahan Siswa Keterangan

1. Siswa hanya mengetahui jumlah

rusuk dan titik sudut kubus, tetapi

siswa tidak dapat menyebutkan apa

saja rusuk dan titik sudut kubus.

2. Siswa tidak mengetahui jumlah

rusuk kubus.

3. Siswa hanya mampu menyebutkan 2

buah bidang diagonal kubus.

4. Siswa tidak dapat membedakan

bidang diagonal dan bidang (sisi)

pada kubus.

Tabel tersebut menunjukkan kesalahan-kesalahan siswa dalam

(17)

4

sebanyak 16% (4 siswa) berada dalam kategori sedang dan sisanya 84% (21

siswa) berada dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut terbukti bahwa

rendahnya pemahaman siswa sehingga berdampak rendahnya hasil belajar siswa.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematik siswa tersebut

dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran

yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar,

memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan

para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham

terhadap materi yang disajikan guru. Pada prosesnya guru menerangkan materi

dengan metode ceramah sehingga pembelajaran berpusat pada guru.

Sukayasa (2012: 58) menambahkan,

“Lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep geometri tersebut diduga karena pendekatan pembelajaran yang digunakan mungkin hanya menekankan“how to understand” geometri saja, tetapi belum sampai pada “how to do” geometri. Pendekatan pembelajaran yang hanya menekankan aspek tersebut sifatnya kering dan kurang bermakna, akibatnya sikap siswa cenderung mekanistis dalam belajarnya. Akibatnya pengetahuan geometri yang mereka peroleh hanya bersifat hafalan, bukan hasil konstruksi akibat pembelajaran. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa hanya bersifat prosedural saja bukan konseptual.”

Dalam pembelajaran seperti ini pun guru perlu mempersiapkan materi

yang akan disampaikan kepada siswa. Hal senada juga diungkapkan Istarani (2012:174) bahwa “dalam sistem ini guru juga menyampaikan materi ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap, sehingga anak

didik tinggal menyimak dan mencernakannya saja secara tertib dan teratur”.

Dalam pembelajaran ini siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang

dianggap penting. Sumber utama pada proses ini adalah penjelasan guru (guru

menjelaskan konsep dirangkaikan pemberian contoh dan dilanjutkan dengan

latihan mengerjakan soal). Siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi,

menerima, dan menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Hal ini tentu

berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri

(18)

5

Matematika bukanlah suatu hafalan melainkan matematika harus lebih

ditekankan pada pemahaman konsep. Menjadikan siswa memahami konsep

matematika bukanlah suatu hal yang mudah karena hal ini bersifat sangat

individual. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami

suatu konsep, sehingga dalam proses belajar mengajar hendaknya memacu

bagaimana siswa belajar sebagai subjek, bukan sebagai objek. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan adalah dengan memilih suatu pembelajaran yang dapat

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang. Sudah

saatnya guru melakukan perubahan terhadap pola pengajaran matematika di kelas.

Pola pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara

mental, fisik maupun sosial.

Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran

aktif siswa agar mereka mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan

menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan

motivasi belajar. Dahar (2011: 82) mengungkapkan bahwa “Salah satu model

instruksional kognitif yang paling berpengaruh ialah model belajar penemuan Jerome Bruner”. Belajar penemuan adalah terjemahan dari discovery. Roestiyah (2012:20) menambahkan bahwa “Model pembelajaran penemuan ialah suatu cara

mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat, diskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar

sendiri”. Selanjutnya Istarani (2012:51) menambahkan bahwa “Dalam

pembelajaran ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami peoses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi”.

Menurut Bruner (dalam Sukayasa, 2012: 61)

“Belajar penemuan adalah suatu prosedur pembelajaran yang menekankan

pada proses belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Bruner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil bila proses pengajarannya diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat pada bahan ajar tersebut. Teori ini menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh.”

Bruner (dalam Dahar, 2011:79) menambahkan bahwa:

(19)

6

Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Lagi pula pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja”.

Dalam model pembelajaran penemuan ini, guru bertindak sebagai

fasilitator dan membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran di kelas .

Hal ini tentu berakibat informasi yang diperoleh dapat melekat dan membekas

pada diri siswa.

Selain memberikan soal tes diagnostiik kepada siswa, peneliti juga

melakukan wawancara kepada salah satu guru matematika di SMP Kebun Bukit

Lima. Hasil wawancara menegaskan bahwa pada proses pembelajaran guru belum

pernah menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di sekolah. Guru

lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan banyaknya siswa yang harus diajar. Senada dengan yang diungkapkan Roestiyah (2012 : 137) bahwa “didorong oleh tanggung jawab guru untuk berusaha memperkenalkan pokok-pokok terpenting yang merupakan suatu

kerangka yang bulat dari suatu pelajaran baru; dengan sendirinya guru akan

menggunakan teknik berceramah”. Keadaan ini yang membuat guru masih

menggunakan pembelajaran konvensional di sekolah.

Sehubungan dengan permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui

bagaimana perbedaan model pembelajaran penemuan dan konvensional terhadap

hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok, maka peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul: “ Perbedaan Hasil Belajar Matematika

Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

1) Hasil belajar matematika siswa di SMP Kebun Bukit Lima rendah.

(20)

7

3) Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan

menakutkan.

4) Penyampaian materi matematika di SMP Kebun Bukit Lima masih

didominasi oleh pembelajaran tradisional.

5) Model Pembelajaran Discovery Learning belum pernah diterapkan dalam

pembelajaran matematika di SMP Kebun Bukit Lima.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, maka penelitian ini dibatasi pada

beberapa masalah berikut ini : Model pembelajaran dibatasi dengan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional. Hasil

belajar matematika dibatasi pada materi Kubus dan Balok.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan menggunakan Pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok

di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1) Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

2) Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3) Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih

(21)

8

Pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII

SMP Kebun Bukit Lima.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini

memberi manfaat antara lain :

1) Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk

dapat menerapkan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning)

dalam pengajaran matematika.

2) Bagi peneliti, sebagai bahan masukan yang bermanfaat sebagai calon guru.

3) Bagi siswa, dapat menjadi pengalaman belajar yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran pokok bahasan lainnya, guna memberikan hasil

belajar yang memuaskan.

4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan menambah informasi dan

(22)

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh

kesimpulan, yaitu: secara statistik dengan menggunakan uji t disimpulkan bahwa

hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model Discovery

Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan

pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015.

1.2. Saran

Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika lebih baik menggunakan model Discovery

Learning dalam pengajaran matematika.

2. Kepada siswa disarankan untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan

pendapat dan melakukan penemuan pada diskusi kelompok terutama untuk

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari.

3. Kepada calon peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan

penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan

pendidikan khususnya pendidikan matematika.

(23)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arinawati, E, St. Y. Slamet, dan Chumdari. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Thesis. PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arnita. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.

Asmin dan Abil Mansyur. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Pascasarjana UPI, Vol. 13 No. 2 Oktober 2012, hal 1-12.

Hadi, S. (2007). Aplikasi Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.

Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Surabaya: UM PRESS.

Ibnufajar. (2014). Model-model Pembelajaran yang Sesuai Kurikulum 2013,

https://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/, (diakses 20 Januari 2015).

Istarani. (2012). Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan: CV. ISCOM MEDAN.

Kemendikbud. (2014). Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Kemendikbud

(24)

57

Lusiyanto, E.P. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Discovery Learning dengan Model Konvensional (Sub Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri dan Teorema Pythagoras). Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rasyidin dan Nasution, W. N . (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, P.N. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Pokok Bahasan Limit dan Kekontiniuan sebagai Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Kreatifitas Berpikir Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains FMIPA Universitas Negeri Medan, Vol 7 No 1, April 2012, ISSN:1907-7157, hal 1-6.

Silitonga, P. M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.

Simangunsong, S.W. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito.

Sukayasa. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu pada Konsep Volume Bangun Ruang. Jurnal Pendidikan Matematika : FKIP Universitas Tadulako Palu, Vol 1 No 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158, hal 57-70.

Surya, E. (2012). Upaya Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif. Jurnal Tematik: Universitas Negeri Medan, Vol 001 No 08, April 2012, ISSN: 1979-0633, hal 1-14.

Gambar

Tabel 1.1 Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk peran yang banyak dijalankan para ayah pada kelompok perlakuan tetapi tidak dijalan- kan oleh ayah pada kelompok kontrol adalah mence- gah pemberian makanan atau

Angka pengganda tenaga kerja terbesar di Indonesia adalah sektor kegiatan yang tak jelas batasannya nilai multiplier tenaga kerja dari 35 sektor tidak ada yang lebih

o SBK Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya, Pendidikan Penelitian Lapangan Luar Negeri. 1

 dapat mendeteksi bagian-bagian dari skripsi mahasiswa sehingga tidak terpaut pada aturan section Microsoft Office Word 2007,.  adanya pengembangan lebih

Guna meningkatkan kualitas evaluasi pembelajaran, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemauan dan kemampuan guru dalam melakukan analisis butir soal, mengembangkan

Tetapi jika kita perhatikan nilai kalor jenis akan berbeda dari tiap benda karena memiliki kalor jens yang berbeda. Satuan kalor jenis : J/kg K atau J/kg

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

Sarana toilet di Objek Wisata Kampung Nelayan Pantai Drini terdapat di rumah-rumah penduduk sekitar objek, dan tidak dipungut biaya sepeserpun karena objek ini