PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY
LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS
VIII SMP KEBUN BUKIT LIMA T.A 2014/2015
Oleh :
Tio Lusi Rani Siahaan NIM 4113111077
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Tio Lusi Rani Siahaan lahir di Bukit Lima, 22 Agustus 1993. Ayah
bernama St. Junjung Siahaan, Ibu bernama Ratna Sinaga merupakan anak ke-4
dari 4 bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk SD Negeri 091697 Bukit Lima
dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMP
Swasta Kebun Bukit Lima dan lulus tahun 2008. Selanjutnya penulis diterima di
SMA Swasta RK Bintang Timur Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2011.
Pada tahun 2011 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN, dan lulus ujian pada tanggal
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala berkat dan
anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang
berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Model Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh
Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,
Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di
lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini , Bapak
Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika sekaligus
sebagai Dosen Penguji telah banyak memberikan saran dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Asmin,
M.Pd, Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd juga selaku Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf
pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu J. Dian Tarigan, A.Md selaku
Kepala Sekolah dan Ibu F. Tarigan, S.Pd dan guru mata pelajaran matematika
lainnya serta seluruh guru, staf, dan pegawai di SMP Kebun Bukit Lima yang
tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis selama
v
Penghargaan ini penulis persembahkan kepada Ayahanda St. J. Siahaan
dan Ibunda R. Sinaga sebagai sumber motivasi bagi penulis yang selalu
mendoakan penulis, memberi dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga, abang (Benny Siahaan),
eda (Puspa Sianturi), dan kakak (Dewi Siahaan dan Winda Siahaan) yang selalu
memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Manroni Manurung, yang
tiada henti memberi dukungan, doa, pengertian, dan semangat,serta yang menjadi
tempat curahan hati bagi penulis.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaik, Jubilate
Crew (Elisabeth Saragi, Dyna Nababan, Yessy Napitupulu) dan kepada
teman-teman kelas Dik B 2011 khususnya Fifin Ananda H.S teman-teman seperjuangan
bimbingan skripsi. Terima kasih juga kepada teman seangkatan 2011 yang tidak
bisa disebutkan namanya satu per satu, teman-teman di kost Gg. Murni 19, PPLT
2014 SMP Negeri 2 Galang, serta kakak-kakak senior dan adek-adek junior
(IKBKM Choir) di Jurusan Matematika yang selalu memberi doa dan dukungan
kepada penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Kelompok
Tumbuh Bersama (KTB) Seraf Small Group (SSG), Kak Sartika Sinulingga dan
Novida Riyanti yang tiada henti memberi dukungan dan doa kepada penulis
selama penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun
tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Mei 2015
Penulis,
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY
LEARNING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI KUBUSDAN BALOK DI KELAS
VIII SMP KEBUN BUKIT LIMAT.A 2014/2015 Tio Lusi Rani Siahaan (NIM 4113111077)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan (2) untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional serta (3) untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang dipilih secara acak (random sampling) yaitu kelas VIII-2 yang jumlah siswanya 24 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model Discovery Learning dan kelas VIII-3 yang jumlah siswanya 24 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan hasil analisis, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretes 47,738 dan postes 72,077. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata pretes 48,095 dan postes 64,614.
Dari perhitungan data Postest siswa diperoleh pada dk = 46 dan taraf nyata
dan diperoleh dan
. Karena maka ditolak
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1.Belajar dan Pembelajaran Matematika 9
2.1.2.Hasil Belajar 10
2.1.3.Pembelajaran Discovery Learning 11
2.1.4.Pembelajaran Konvensional 16
2.1.5.Perbedaan Sintaks Pembelajaran Discovery Learning
dan Pembelajaran Konvensional 18
2.1.6. Kubus dan Balok 20
2.1.6.1. Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok 20
vii
2.1.6.3. Luas Permukaan Kubus dan Balok 26
2.1.6.4. Volume Kubus dan Balok 27
2.2. Penelitian yang Relavan 28
2.3. Teori Belajar yang Mendukung 29
2.4. Kerangka Konseptual 30
2.5. Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 33
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 33
3.2.1.Populasi Penelitian 33
3.2.2.Sampel Penelitian 33
3.3.Variabel Penelitian 34
3.3.1.Variabel Bebas 34
3.3.2.Variabel Terikat 34
3.4.Jenis dan Rancangan Penelitian 34
3.5.Prosedur Penelitian 35
3.6.Alat Pengumpulan Data 38
3.6.1.Tes 38
3.7.Uji Coba Instrumen 38
3.7.1.Validitas Tes 38
3.7.2.Reliabilitas Tes 41
3.7.3.Tingkat Kesukaran Tes 41
3.7.4.Daya Pembeda Soal 43
3.8.Teknik Analisis Data 44
3.8.1.Menghitung Rata-rata Skor 44
3.8.2.Menghitung Standar Deviasi 44
3.8.3.Uji Normalitas 44
3.8.4.Uji Homogenitas 45
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 48
4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
4.1.2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
4.1.3. Uji Normalitas Data 51
4.1.4. Uji Homogenitas Data 51
4.1.5. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 52
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa 3
Tabel 2.1 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Discovery Learning 18
Tabel 2.2 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Konvensional 19
Tabel 3.1 Model Penelitian Eksperimen 35
Tabel 3.2 Validasi Ahli Tes Hasil Belajar Siswa 39
Tabel 3.3 Validitas Pretes dan Postes 40
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal 42
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes 42
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal 43
Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal Pretes dan Postes 44
Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.3 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas 50
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 51
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Homogenitas 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH 20
Gambar 2.2 Kubus dalam kehidupan Sehari-hari (Dadu) 20
Gambar 2.3 Diagonal Sisi Kubus 21
Gambar 2.4 Diagonal Ruang Kubus 22
Gambar 2.5 Bidang Diagonal Kubus 22
Gambar 2.6 Balok ABCD.EFGH 23
Gambar 2.7 Balok dalam Kehidupan Sehari-hari (Kotak Korek Api
dan Kotak Kue) 23
Gambar 2.8 Diagonal Sisi Balok 24
Gambar 2.9 Diagonal Ruang Balok 24
Gambar 2.10 Bidang Diagonal Balok 24
Gambar 2.11 Jaring-jaring Kubus 26
Gambar 2.12 Jaring-jaring Balok 26
Gambar 2.13 Kubus dengan Rusuk s 26
Gambar 2.14 Balok dengan rusuk p, l, t 27
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 37
Gambar 4.1 Gambar Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP I (Kelas Eksperimen) 58
Lampiran 2 : RPP II (Kelas Eksperimen) 65
Lampiran 3 : RPP I (Kelas Kontrol) 72
Lampiran 4 : RPP II (Kelas Kontrol) 78
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 83
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 88
Lampiran 7 : Alternatif Penyelesaian LKS I 93
Lampiran 8 : Alternatif Penyelesaian LKS II 98
Lampiran 9 : Kisi-Kisi Pretes 103
Lampiran 10 : Soal Pretes 104
Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Pretes 106
Lampiran 12 : Lembar Validasi Pretes 109
Lampiran 13 : Kisi-Kisi Postes 112
Lampiran 14 : Soal Postes 113
Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Postes 114
Lampiran 16 : Lembar Validasi Postes 118
Lampiran 17 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretes 121
Lampiran 18 : Perhitungan Validitas Pretes 122
Lampiran 19 : Perhitungan Reliabilitas Pretes 123
Lampiran 20 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pretes 125
Lampiran 21 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Pretes 127
Lampiran 22 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Postes 128
Lampiran 23 : Perhitungan Validitas Postes 129
Lampiran 24 : Perhitungan Reliabilitas Postes 130
Lampiran 25 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Postes 132
Lampiran 26 : Perhitungan Daya Pembeda Soal Postes 134
Lampiran 27 : Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 135
xii
Lampiran 29 : Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan
Baku Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 137
Lampiran 30 : Perhitungan Uji Normalitas Data 139
Lampiran 31 : Perhitungan Uji Homogenitas Data 148
Lampiran 32 : Perhitungan Uji Hipotesis 150
Lampiran 33 : Lembar Observasi Aktivitas Guru 153
Lampiran 34 : Dokumentasi Penelitian 155
Lampiran 35 : Tabel Harga Kritik dari r Product Momen 161
Lampiran 36 : Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors 162
Lampiran 37 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 163
Lampiran 38 : Tabel Distribusi Nilai F 165
Lampiran 39 : Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 168
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah proses
belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan
dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa. Menjadi
harapan semua pihak agar semua siswa dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan
yang lain. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu
dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD.
Matematika memiliki peranan yang sangat besar yang dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Matematika merupakan salah
satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa. Matematika juga
merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk
mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), matematika memegang peranan penting karena dalam
pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola
informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna baik
dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan
sains dan teknologi.
Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena
dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar,
berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit
sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa
matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan
dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
2
Surya (2012: 2) mengungkapkan:
“Kenyataan di sekolah hasil belajar matematika rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapat tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada matematika.”
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa
dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Guru tidak
mampu menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada
matematika. Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia
hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada
kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan negara lain, terutama dalam bidang studi
matematika.
Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) sebuah
studi yang diselenggarakan oleh International Association for the Evaluation of
Educational Achievement (IEA), pada tahun 2007 menempatkan siswa kelas VIII
Indonesia pada peringkat 36 dari 49 negara yang turut berpartisipasi dengan
perolehan rerata skor siswa yaitu 397, sedangkan rerata skor internasional adalah
500. Skor yang diperoleh tersebut berada di bawah rerata skor internasional.
Kesimpulan dari laporan studi TIMSS tersebut, tidak jauh berbeda dengan hasil
survei PISA 2009. Prestasi belajar matematika siswa di Indonesia dari data PISA
berada pada peringkat 61 dari 65 negara yang turut berpartisipasi dengan
perolehan rerata skor 371, sedangkan rerata skor internasional adalah 500.
(Dalam Effendi, 2012:3)
Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah
3
matematika terhadap topik geometri yang merupakan topik yang esensial sulit dipahami siswa”. Di dalam silabus untuk SMP, bangun ruang dibagi menjadi dua, yaitu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi
datar meliputi kubus, balok, prisma dan limas. Sedangkan bangun ruang sisi
lengkung meliputi tabung, kerucut dan bola.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 07 Januari
2015 berupa tes diagnostik yang berkaitan dengan materi kubus dan balok kepada
25 siswa di SMP Kebun Bukit Lima, terdapat kesalahan yang dilakukan siswa
tentang pemahaman konsep kubus dan balok diantaranya:
Tabel 1.1
Beberapa Kesalahan Hasil Pekerjaan Siswa
No. Kesalahan Siswa Keterangan
1. Siswa hanya mengetahui jumlah
rusuk dan titik sudut kubus, tetapi
siswa tidak dapat menyebutkan apa
saja rusuk dan titik sudut kubus.
2. Siswa tidak mengetahui jumlah
rusuk kubus.
3. Siswa hanya mampu menyebutkan 2
buah bidang diagonal kubus.
4. Siswa tidak dapat membedakan
bidang diagonal dan bidang (sisi)
pada kubus.
Tabel tersebut menunjukkan kesalahan-kesalahan siswa dalam
4
sebanyak 16% (4 siswa) berada dalam kategori sedang dan sisanya 84% (21
siswa) berada dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut terbukti bahwa
rendahnya pemahaman siswa sehingga berdampak rendahnya hasil belajar siswa.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematik siswa tersebut
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran
yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar,
memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan
para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham
terhadap materi yang disajikan guru. Pada prosesnya guru menerangkan materi
dengan metode ceramah sehingga pembelajaran berpusat pada guru.
Sukayasa (2012: 58) menambahkan,
“Lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep geometri tersebut diduga karena pendekatan pembelajaran yang digunakan mungkin hanya menekankan“how to understand” geometri saja, tetapi belum sampai pada “how to do” geometri. Pendekatan pembelajaran yang hanya menekankan aspek tersebut sifatnya kering dan kurang bermakna, akibatnya sikap siswa cenderung mekanistis dalam belajarnya. Akibatnya pengetahuan geometri yang mereka peroleh hanya bersifat hafalan, bukan hasil konstruksi akibat pembelajaran. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa hanya bersifat prosedural saja bukan konseptual.”
Dalam pembelajaran seperti ini pun guru perlu mempersiapkan materi
yang akan disampaikan kepada siswa. Hal senada juga diungkapkan Istarani (2012:174) bahwa “dalam sistem ini guru juga menyampaikan materi ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap, sehingga anak
didik tinggal menyimak dan mencernakannya saja secara tertib dan teratur”.
Dalam pembelajaran ini siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang
dianggap penting. Sumber utama pada proses ini adalah penjelasan guru (guru
menjelaskan konsep dirangkaikan pemberian contoh dan dilanjutkan dengan
latihan mengerjakan soal). Siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi,
menerima, dan menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Hal ini tentu
berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri
5
Matematika bukanlah suatu hafalan melainkan matematika harus lebih
ditekankan pada pemahaman konsep. Menjadikan siswa memahami konsep
matematika bukanlah suatu hal yang mudah karena hal ini bersifat sangat
individual. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami
suatu konsep, sehingga dalam proses belajar mengajar hendaknya memacu
bagaimana siswa belajar sebagai subjek, bukan sebagai objek. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan memilih suatu pembelajaran yang dapat
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang. Sudah
saatnya guru melakukan perubahan terhadap pola pengajaran matematika di kelas.
Pola pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik maupun sosial.
Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran
aktif siswa agar mereka mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan
menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan
motivasi belajar. Dahar (2011: 82) mengungkapkan bahwa “Salah satu model
instruksional kognitif yang paling berpengaruh ialah model belajar penemuan Jerome Bruner”. Belajar penemuan adalah terjemahan dari discovery. Roestiyah (2012:20) menambahkan bahwa “Model pembelajaran penemuan ialah suatu cara
mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, diskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
sendiri”. Selanjutnya Istarani (2012:51) menambahkan bahwa “Dalam
pembelajaran ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami peoses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi”.
Menurut Bruner (dalam Sukayasa, 2012: 61)
“Belajar penemuan adalah suatu prosedur pembelajaran yang menekankan
pada proses belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Bruner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil bila proses pengajarannya diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat pada bahan ajar tersebut. Teori ini menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh.”
Bruner (dalam Dahar, 2011:79) menambahkan bahwa:
6
Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Lagi pula pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja”.
Dalam model pembelajaran penemuan ini, guru bertindak sebagai
fasilitator dan membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran di kelas .
Hal ini tentu berakibat informasi yang diperoleh dapat melekat dan membekas
pada diri siswa.
Selain memberikan soal tes diagnostiik kepada siswa, peneliti juga
melakukan wawancara kepada salah satu guru matematika di SMP Kebun Bukit
Lima. Hasil wawancara menegaskan bahwa pada proses pembelajaran guru belum
pernah menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di sekolah. Guru
lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan banyaknya siswa yang harus diajar. Senada dengan yang diungkapkan Roestiyah (2012 : 137) bahwa “didorong oleh tanggung jawab guru untuk berusaha memperkenalkan pokok-pokok terpenting yang merupakan suatu
kerangka yang bulat dari suatu pelajaran baru; dengan sendirinya guru akan
menggunakan teknik berceramah”. Keadaan ini yang membuat guru masih
menggunakan pembelajaran konvensional di sekolah.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui
bagaimana perbedaan model pembelajaran penemuan dan konvensional terhadap
hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok, maka peneliti tertarik
mengadakan penelitian dengan judul: “ Perbedaan Hasil Belajar Matematika
Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015 ”.
1.2 Identifikasi Masalah
1) Hasil belajar matematika siswa di SMP Kebun Bukit Lima rendah.
7
3) Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan.
4) Penyampaian materi matematika di SMP Kebun Bukit Lima masih
didominasi oleh pembelajaran tradisional.
5) Model Pembelajaran Discovery Learning belum pernah diterapkan dalam
pembelajaran matematika di SMP Kebun Bukit Lima.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka penelitian ini dibatasi pada
beberapa masalah berikut ini : Model pembelajaran dibatasi dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning dan Pembelajaran Konvensional. Hasil
belajar matematika dibatasi pada materi Kubus dan Balok.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan Pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok
di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1) Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
2) Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
3) Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih
8
Pembelajaran konvensional pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII
SMP Kebun Bukit Lima.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini
memberi manfaat antara lain :
1) Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk
dapat menerapkan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning)
dalam pengajaran matematika.
2) Bagi peneliti, sebagai bahan masukan yang bermanfaat sebagai calon guru.
3) Bagi siswa, dapat menjadi pengalaman belajar yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran pokok bahasan lainnya, guna memberikan hasil
belajar yang memuaskan.
4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan menambah informasi dan
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan, yaitu: secara statistik dengan menggunakan uji t disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model Discovery
Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Kebun Bukit Lima T.A 2014/2015.
1.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:
1. Kepada guru matematika lebih baik menggunakan model Discovery
Learning dalam pengajaran matematika.
2. Kepada siswa disarankan untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan
pendapat dan melakukan penemuan pada diskusi kelompok terutama untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari.
3. Kepada calon peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan
penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan
pendidikan khususnya pendidikan matematika.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arinawati, E, St. Y. Slamet, dan Chumdari. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Thesis. PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnita. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.
Asmin dan Abil Mansyur. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Pascasarjana UPI, Vol. 13 No. 2 Oktober 2012, hal 1-12.
Hadi, S. (2007). Aplikasi Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Surabaya: UM PRESS.
Ibnufajar. (2014). Model-model Pembelajaran yang Sesuai Kurikulum 2013,
https://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/, (diakses 20 Januari 2015).
Istarani. (2012). Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan: CV. ISCOM MEDAN.
Kemendikbud. (2014). Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Kemendikbud
57
Lusiyanto, E.P. (2014). Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Discovery Learning dengan Model Konvensional (Sub Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri dan Teorema Pythagoras). Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rasyidin dan Nasution, W. N . (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing.
Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, P.N. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Pokok Bahasan Limit dan Kekontiniuan sebagai Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Kreatifitas Berpikir Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains FMIPA Universitas Negeri Medan, Vol 7 No 1, April 2012, ISSN:1907-7157, hal 1-6.
Silitonga, P. M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.
Simangunsong, S.W. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito.
Sukayasa. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu pada Konsep Volume Bangun Ruang. Jurnal Pendidikan Matematika : FKIP Universitas Tadulako Palu, Vol 1 No 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158, hal 57-70.
Surya, E. (2012). Upaya Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif. Jurnal Tematik: Universitas Negeri Medan, Vol 001 No 08, April 2012, ISSN: 1979-0633, hal 1-14.