• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DENGAN MENERAPKAN MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK N 2 SIATAS BARITA TAHUN PELAJARAN 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DENGAN MENERAPKAN MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK N 2 SIATAS BARITA TAHUN PELAJARAN 2014-2015."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DENGA MENERAPKAN

MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS X PROGRAM

KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSIBATU BETON

SMK N 2 SIATAS BARITA TAHUN PELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

o l e h:

PRIHENTY MANULLANG

N I M: 509 411 007

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan

karuniaNya yang masih dirasakan penulis hingga pada kesempatan ini, sehingga sikripsi ini

dapat diselesaikan.

Sikrisi ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Dengan Menerapkan Model Artikulasi Pada Siswa Kelas X Program

Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton Smk N 2 Siatas Barita Tahun Pelajaran 2014/2015 disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sikripsi ini masih belum sempurna, baik dari isi

pembahasan ini maupun dari tutur bahasa di dalam sikripsi ini. Oleh sebab itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik dari dosen maupun rekan-rekan mahasiswa satu jurusan demi

kesempurnaan penulisan sikripsi kelak.

Dalam proses penyusunan sikripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak baik berupa materi, dukungan moril maupun informasi yang sangat

membantu. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs.Kristian,ST ,MPd., selaku Dosen Pembimbing Sikripsi yang telah banyak

memberikan waktu, nasehat, arahan serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan

sikripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis , ST, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan S-1.

5. Drs.Ronald Butar butar.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Drs.Parulian Purba.,Mpd selaku Dosen Penguji saya.

7. Bapak/Ibu Dosen tenaga pendidik maupun kependidikan di lingkungan Universitas

Negeri Medan khususnya di Fakultas Teknik.

8. Pihak SMK N 2 Siatas Barita khususnya bapak Drs. Josafat Pasaribu yang telah

(6)

9. Teristimewa kepada keluarga saya, khususnya kepada kedua Orang Tua saya yang

tercinta, J. Manullang dan P. Simanungkalit yang sangat sabar dalam membesarkan,

mendidik dan mendukung penulis hingga.

10.Adik saya Insani Manullang yang selalu memberi motivasi.

11. Teman baik penulis di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Anju Nababan, Pahala

Lumban Toruan, Amin Simanjuntak yang selalu ada membantu.

12.Rekan – rekan mahasiswa satu jurusan Pend. Teknik Bangunan Stambuk 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

13.Buat abang dan kakak stambuk di jurusan Pend. Teknik Bangunan yang selalu

memberi masukan dan bantuan selama penyusunan proposal ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas keterbatasan yang

ada. Semoga proposal ini bermanfaat kelak bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk

mewujudkan keberhasilan dunia pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang terlibat.

Medan, Agustus 2014

Penulis

Prihenty Manullang

(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Tabel ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Batasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...5

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan ...7

B. Hakikat Model Pembelajaran Artikulasi……….10

1. Model Pebelajaran koperatif ...9

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe artikulasi ...11

C. Penelitian Tindakan Kelas ...15

D. Kerangka Konseptual………...17

E. Hipotis Tindakan……….18

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...19

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...19

B. Subjek dan Objek Penelitian ...19

C. Partisipan ...19

D. Defenisi Operasional ...19

E. Metode Penelitian ...20

F. Rancangan Penelitian ...21

G. Cara Pemecahan Masalah ...23

H. Hipotesis Tindakan ...24

(8)

J. Teknik dan Alat Pengumpulan DatA ...26

K. Teknik Analisis Dat ...28

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...34

A. Siklus Pertama ...34

1. Perencana ...34

2. Pelaksanaan ...34

3. Pengamatan ...36

4. Refleksi ...38

B. Siklus Kedua ...39

1. Perencanaan ...39

2. Pelaksanaan ...39

3. Pengamatan ...39

4. Refleksi ...42

C. Pembahasan Penelitian ...43

BAB V. KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ...45

A. Kesimpulan ...45

B. Implikasi ...45

C. Saran ...46

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kela...16

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas………....22

Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah Dan Gambaran Pola Pemecah………23

Gambar 3.3 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ..……...………..…..25

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I...38

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II...41

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “pedagogics”.

Pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “pais” yang artinya anak, dan “again”

yang artinya membimbing (Sagala, 2009). Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan

sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

(Mudyahardjo, 2001). Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003).

Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara berkembang seperti

Indonesia, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan

anak didik dalam membaca dan mengikuti kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan

segala kemudahan. Pada masa yang akan datang, penguasaan dunia tidak lagi hanya

tergantung kepada sumber daya alam, tetapi sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya

manusia yang tangguh, berpengetahuan luas, kreatif, terampil dan berkepribadian.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik

dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau

proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan

kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatan aturan dan

rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam perkembangan

teknologi dan kemajuan jaman yang terus berlangsung, maka bangsa Indonesia memerlukan

sumber daya manusia yang mempunyai potensi, yaitu manusia yang mandiri, cerdas dan

terampil. Pendidikan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

demikian.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, tujuan pendidikan nasional dirumuskan

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sis Dik Nas, yang menyatakan bahwa:

“ pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

(11)

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

kemasyarakatan.”

Salah satu lembaga pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk

memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan

kejuruan yang lebih tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Pendidikan Nasional dikatakan bahwa standar nasional pendidikan

adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1).

Guna mencapai tujuan-tujuan di atas, pemerintah Indonesia telah banyak melakukan

upaya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Upaya perbaikan yang telah dilaksanakan

diantaranya: (1) Kurikulum, (2) peningkatan kualitas guru, (3) Perbaikan metode pengajaran,

(4) penyediaan bahan-bahan pengajaran, (5) pengembangan media pendidikan, dan (6)

pengadaan alat-alat laboratorium.

SMK sebagai lembaga memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan

dengan lapangan kerja yang ada. Di SMK para siswa dididik dan dilatih keterampilan agar

profesional dalam bidang keahliannya masing-masing. Bidang keahlian yang ada di SMK

diantaranya bidang keahlian bangunan, bidang keahlian elektronika, bidang keahlian listrik,

bidang keahlian mesin produksi dan bidang keahlian mesin otomotif serta masih banyak lagi

bidang keahlian lainnya.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMK Negeri 2 Siatas

Barita, penulis menemukan bahwa aktivitas belajar ilmu bahan bangunan siswa kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton tergolong rendah. Hanya beberapa

siswa yang hasil belajarnya baik yang lebih aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa

yang kurang pandai tidak berusaha menjawab dan tidak berani bertanya kepada guru, masih

ada siswa yang hanya berdiam diri dan masih banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya

sendiri selama proses belajar mengajar berlangsung. Keadaan tersebut berdampak buruk terhadap hasil belajar ilmu bahan bangunan siswa yang kurang memuaskan.

Pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan padatanggal 03

Oktober 2013 di SMK Negeri 2 Siatas Barita, persentase hasil belajar mata diklat ilmu bahan

bangunan pada peserta didik kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton dapat

(12)

Tabel 1.1 Persentase Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Kelas X Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Siatas Barita.

N

(Sumber: Data Administrasi Guru Mata Diklat Ilmu Bahan Bangunan SMK Negeri 2

Siatas Barita)

Dari 20 orang siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti ujian semester mata pelajaran

ilmu bahan bangunan hanya sekitar 48% yang tuntas, dengan nilai yang diperoleh pada tahun

2009/2010 yaitu nilai (90) 1 orang,(80-89) 7 orang, (75-79) 5 orang dan 14 orang dari 20

siswa masih dibawah standar ketuntasan, tahun 2010/2011 dengan siswa 29 orang yang

memperoleh nilai <7,00 sebanyak 17,2%(5 orang), memperoleh nilai 7,–7,90 sebanyak

65,51% (19 orang) dan sisanya8,00–8,90 sebanyak 17,24% (5 orang); untuk tahun 2011/2012

dengan siswa 25orang yang memperoleh nilai <7,00 sebanyak 16% (4 orang), memperoleh

nilai7,00–7,90 sebanyak 68% (17 orang) dan sisanya 8,00–8,90 sebanyak 16% (4orang) dari

Daftar Kumpulan Nilai ( DKN ) SMK N 2 Siatas Barita Program Keahlian Teknik Konstruksi

Batu Beton mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan 3 tahun berturut. nilai standar ketuntasan

minimal yaitu 70, selain itu terdapat kesenjangan hasil belajar yang diperoleh siswa yakni

jarak antara nilai siswa yang mendapat nilai tertinggi dengan siswa yang mendapat nilai

terendah cukup signifikan.

Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung tetap

yakni pengajaran konvensional yang menyebabkan siswa kurang mandiri dan daya

(13)

mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran dan berceramah panjang lebar tentang materi

yang sedang dibahas, sedangkan siswa hanya sebagai objek pasif dalam kegiatan

pembelajaran tersebut. Keadaan seperti ini membuat siswa yang belajar secara individu

kurang melibatkan interaksi sosial sehingga menimbulkan kebosanan siswa yang

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan semangat dan aktivitas siswa. Salah satunya ialah penerapan Model

Pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi. Artikulasi berarti menggali kembali materi yang

telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Artikulasi merupakan pendekatan model

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi

kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas

membahas materi yang baru di jelaskan. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model

pembelajaran ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama. Melalui penelitian tindakan kelas diupayakan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan dengan

menerapkan Model Artikulasi pada siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu

beton SMK negeri 2 Siatas Barita tahun pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar kompetensi kejuruan siswa pada kelas X Teknik Konstruksi Batu

Beton masih rendah.

2. Rendahnya penguasaan materi ilmu bahan bangunan khususnya kelas X Teknik

Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Siatas Barita.

3. Kurang berminat atau tidak termotivasi dalam ilmu bahan bangunan.

4. Pembelajaran ilmu bahan bangunan lebih berpusat pada guru.

5. Guru belum menerapkan pembelajaran Artikulasi dalam meningkatkan hasil belajar

(14)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan

luasnya cakupan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model

pembelajaran Artikulasi pada standar kompetensi siswa memiliki menjelaskan

macam-macam pekerjaan batu bata, mendeskripsikan dan menghitung jumlah batu bata, di kelas X

teknik konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Siatas Barita.

D. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana peningkatan hasil belajar ilmu bahan bangunan dengan menggunakan model

pembelajaran artikulasi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada standar kompetensi siswa

menjelaskan macam-macam pekerjaan batu bata, mendeskripsikan dan menghitung jumlah

batu bata melalui penerapan model pembelajaran artikulasi pada siswa kelas X teknik

konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Siatas barita.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi

penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan penulis mengenai Model Pembelajaran kooperatif tipe

Artikulasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bahan

Bangunan.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan pihak sekolah di SMK Negeri 2 Siatas Barita

dalam menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi untuk

meningkatkan pengetahuan siswa dan mutu pendidikan sekolah.

3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Teknik Universitas

(15)

1

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan,

yaitu :

Hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Artikulasi adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus

I dengan rata-rata 53 meningkat menjadi 85 pada siklus II dengan

mengalami peningkatan sebesar 31%. yaitu 10% tidak kompeten,30%

cukup kompeten,45% kompeten,15% sangat kompeten. Dari hasil

peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Artikulasi pada materi perhitungan pekerjaan batu bata dan

perhitungan pekerjaan batu bata yang dibutuhkan mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi

dapat menigkatkan hasil belajar Ilmu Bahan Bangunan siswa kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2

Siatas Barita Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas ternyata menunjukkan hasil ketuntasan

yang signifikan. Dimana hasilnya didapatkan sebagai berikut:

1. Nilai peningkatan hasil belajar siswa meningkat 31% dimana nilai rata-rata

pada siklus I didapatkan 53 dan siklus II didapatkan 85. Peningkatan nilai

hasil belajar Ilmu Bahan Bangunan ini ditentukan dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi dan cara penyanpaian oleh

guru.

(16)

2

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran kompetensi kejuruan sebaiknya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi sebagai salah

satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran yang ada di

lingkungan sekolah, khususnya ilmu bahan bangunan disarankan mengerti

dan memahami model pembelajaran kooperatif tipe .

3. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti dapat menggunakan judul yang sama

untuk dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan

(17)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arijo. 1983. Pedoman Belajar. Jakarta : PT. Remaja Karya

Arikunto, Suharsimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Agustina. Wuri. 2011. Penerapan model pembelajaran Student Facilitator And

Explaining ( SFAE ) pada mata pelajaran IPS sub Mata Pelajaran Ekonomi

untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Malang.

Malang: jurnal UM

Daryanto, Yanto. 2007. Panduan Membangun Rumah (Desain, Analisis Harga

dan Rencana Anggaran Biaya). Jakarta : Kawan Pustaka.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung. Alfabeta

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Kurniawan, Ifan. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Student

Facilitator And Explaining Pada Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar

Sinyal Video di SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro »

Vol 1 Nomer 2 (2012).

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi

Aksara. Jakarta

Prafitalia, Anisah. 2011. Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining

dalam Meningkatkan Keaktifan dan Pemahaman Siswa Kelas VIII-D pada

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pasisiran. Malang:

(18)

56

S. W, Renggo. 2005. Menghitung Biaya Membuat Rumah. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Saraswati. Yeni. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student

Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika

dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari. Malang:

Jurnal UM

(http://fisika.um.ac.id/index.php/abstrak-skripsi-mahasiswa/122-yeni-saraswati.html)

Slameto, A.M. (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Raja Grasindo Persada

Sudjana. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Tamrin, A. G. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung. Departemen Pendidikan Nasional

Trianto.(2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wardhani, Igak. 2007. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.

Departemen Pendididikan Nasional

Widodo, R. 1988. Proses Belajar Mengajar Yang Terencana dan Terarah.

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kela........................................................................16
Tabel 1.1 Persentase Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan Kelas X Teknik

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan didapatkan peningkatan gain pada kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0.493 dan kelas yang menggunakan model

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata pada pertambahan berat, panjang dan laju pertumbuhan harian ikan nila setelah pemberian pakan

Jogja merupakan daerah istimewa yang paling dulu hadir bahkan sejak awal revolusi menjadi modal perjuangan bagi bangsa ini. Bung Kamo juga beberapa kali memberi

Memberikan informasi dan pengetahuan bahwa tepung singkong sebagai tambahan nutrisi sehingga dapat meningkatkan hasil jamur merang pada komposisi media (jerami, limbah kapas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan Berhitung Permulaan pada anak kelompok A di TK Islam bakti II Ngesrep, Ngemplak, Boyolali melalui

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas Pemakaian Masker (X6), Pemakaian Sabuk Keselamatan (X8) dan Pemakaian Sepatu Karet (X9) terhadap masalah K3 secara

[r]

Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena jika kekurangan modal kerja maka perusahaan akan mengalami masalah likuiditas yaitu tidak bisa