• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI CAHAYA DI SMP DHARMA PATRA PANGKALAN BERANDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI CAHAYA DI SMP DHARMA PATRA PANGKALAN BERANDAN T.A 2013/2014."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI CAHAYA DI SMP DHARMA PATRA PANGKALAN

BERANDAN T.A 2013/2014

Oleh:

Nurifa Zahro Wastania Harahap NIM 4102121017

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

EFEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI CAHAYA DI SMP DHARMA PATRA PANGKALAN

BERANDAN T.A 2013/2014

Nurifa Zahro Wastania Harahap (NIM. 4102121017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar IPA Fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 orang dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, lembar penilaian psikomotorik, lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 4 option yang telah dinyatakan valid. Pengujian hipotesis dengan uji t satu pihak, sedangkan lembar penilaian psikomotorik dan lembar penilaian afektif dianalisis secara deskriptif.

Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 39,69 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 39,84. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas dengan pembelajaran Kooperatif tipe TGT sebesar 75.30 sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata postes siswa 63.63. Melalui uji t satu pihak diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,66>1,67

pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = 64. Hal ini berarti H1 diterima yang

berarti hasil belajar IPA Fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Efek Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya di SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku dosen pembanding I, Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku dosen pembanding II, dan Ibu Dra. Ida Wahyuni, M. Pd selaku dosen pembanding III, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Ibu Dr. Derlina,

(6)

kebutuhan serta kasih sayang yang tidak pernah henti, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

2.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatuf 9

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatuf Tipe TGT 10

2.1.5 Sintaks Pembelajaran Kooperatuf Tipe TGT 11

2.1.6 Pembelajaran Konvensional 14

(8)

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 24

3.4.1 Jenis Penelitian 24

3.4.2 Desain Penelitian 25

3.5 Prosedur Penelitian 25

3.6 Instrumen Penelitian 26

3.7 Teknik Pengolahan Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1 Hasil Penelitian 32

4.1.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 32

4.1.1.1 Pengujian Analisa Data Pretes 34

4.1.1.2 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 34

4.1.1.3 Uji Normalitas Data Pretes 34

4.1.1.4 Uji Homogenitas Data Pretes 34

4.1.1.5 Uji t dua pihak 35

4.1.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36

4.1.2.1 Pengujian Analisa Data Postes 38

4.1.2.2 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 38

4.1.2.3 Uji Normalitas Data Postes 38

4.1.2.4 Uji Homogenitas Data Postes 38

4.1.2.5 Uji t satu pihak 39

4.1.3 Pengamatan Lembar Penilaian Observasi 39

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penempatan meja tournament 13

Gambar 2.2. Hukum pemantulan cahaya 17

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 32

Gambar 4.2. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada pretes 33

Gambar 4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kontrol 36

Gambar 4.4. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada postes 37

Gambar 4.5. Diagram batang kemampuan psikomotorik siswa kelas 41

eksperimen

Gambar 4.6. Diagram batang kemampuan afektif siswa pada kelas 43

ekperimen dan kelas kontrol

Gambar 4.7. Diagram batang kemampuan afektif siswa pada kelas 44

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Sintaksis Model Pembelajaran Kooperatif 9

Tabel 2.2 Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT 12

Table 2.3 Penelitian Terdahulu 18

Table 3.1 Tabel Desain Penelitian (Two Group Pretest–Postest Design) 25

Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi Cahaya 26

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 32

Tabel 4.2 Kemampuan kognitif siswa pada pretes 33

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians 34

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan 34

Kelas Kontrol

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 35

Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t dua pihak 35

Tabel 4.7 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36

Tabel 4.8 Kemampuan kognitif siswa pada postes 37

Tabel 4.9 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians 38

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan 38

Kelas Kontrol

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 39

Tabel 4.12 Ringkasan Perhitungan Uji t satu pihak 39

Tabel 4.13 Kriteria Dan Nilai Persen 40

Tabel 4.14 Rata-rata Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen Selama 40

Proses Pembelajaran

Tabel 4.15 Rata-rata Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 42

Tabel 4.16 Rata-rata Penilaian Afektif Kelas Kontrol 42

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan 43

Kelas Kontrol

Tabel 4.18 Kategori Penghargaan Setiap Kelompok 45

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 53

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 61

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 69

Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa I 77

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa II 82

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa III 88

Lampiran 7. Bahan Ajar 96

Lampiran 8. Tabel Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 103

Lampiran 9. Soal-Soal Tes Hasil Belajar 110

Lampiran 10. Kunci Jawaban 112

Lampiran 11. Kartu Permainan 113

Lampiran 12. Tabulasi Data Pretes Kelas Eksperimen 114

Lampiran 13. Tabulasi Data Postes Kelas Eksperimen 116

Lampiran 14. Tabulasi Data Pretes Kelas Kontrol 118

Lampiran 15. Tabulasi Data Postes Kelas Kontrol 120

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Dasar 122

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 124

Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas 127

Lampiran 19. Uji Hipotesis 129

Lampiran 20. Pedoman Penilaian Psikomotorik dan Afektif 132

Lampiran 21. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen 135

Lampiran 22. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 141

Lampiran 23. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol 147

Lampiran 24. Lembar Skor TGT 153

Lampiran 25. Tabel Harga Kritik dan r Product Momen 157

Lampiran 26. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 158

Lampiran 27. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 159

Lampiran 28. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 160

Lampiran 29. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 162

(12)
(13)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Efek

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya di SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku dosen pembanding I, Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku dosen pembanding II, dan Ibu Dra. Ida Wahyuni, M. Pd selaku dosen pembanding III, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Ibu Dr. Derlina,

(14)

v

kebutuhan serta kasih sayang yang tidak pernah henti, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(15)

iii

EFEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA FISIKA MATERI CAHAYA DI SMP DHARMA PATRA PANGKALAN

BERANDAN T.A 2013/2014

Nurifa Zahro Wastania Harahap (NIM. 4102121017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar IPA Fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 orang dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, lembar penilaian psikomotorik, lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 4 option yang telah dinyatakan valid. Pengujian hipotesis dengan uji t satu pihak, sedangkan lembar penilaian psikomotorik dan lembar penilaian afektif dianalisis secara deskriptif.

Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 39,69 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 39,84. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas dengan pembelajaran Kooperatif tipe TGT sebesar 75.30 sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata postes siswa 63.63. Melalui uji t satu pihak diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,66>1,67

pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = 64. Hal ini berarti H1 diterima yang

berarti hasil belajar IPA Fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

(16)

vi

2.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatuf 9

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatuf Tipe TGT 10

2.1.5 Sintaks Pembelajaran Kooperatuf Tipe TGT 11

2.1.6 Pembelajaran Konvensional 14

(17)

vii

3.7 Teknik Pengolahan Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1 Hasil Penelitian 32

4.1.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 32

4.1.1.1 Pengujian Analisa Data Pretes 34

4.1.1.2 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 34

4.1.1.3 Uji Normalitas Data Pretes 34

4.1.1.4 Uji Homogenitas Data Pretes 34

4.1.1.5 Uji t dua pihak 35

4.1.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36

4.1.2.1 Pengujian Analisa Data Postes 38

4.1.2.2 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 38

4.1.2.3 Uji Normalitas Data Postes 38

4.1.2.4 Uji Homogenitas Data Postes 38

4.1.2.5 Uji t satu pihak 39

4.1.3 Pengamatan Lembar Penilaian Observasi 39

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

(18)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Sintaksis Model Pembelajaran Kooperatif 9

Tabel 2.2 Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT 12

Table 2.3 Penelitian Terdahulu 18

Table 3.1 Tabel Desain Penelitian (Two Group Pretest–Postest Design) 25

Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi Cahaya 26

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 32

Tabel 4.2 Kemampuan kognitif siswa pada pretes 33

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians 34

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan 34

Kelas Kontrol

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 35

Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t dua pihak 35

Tabel 4.7 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36

Tabel 4.8 Kemampuan kognitif siswa pada postes 37

Tabel 4.9 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians 38

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan 38

Kelas Kontrol

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 39

Tabel 4.12 Ringkasan Perhitungan Uji t satu pihak 39

Tabel 4.13 Kriteria Dan Nilai Persen 40

Tabel 4.14 Rata-rata Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen Selama 40

Proses Pembelajaran

Tabel 4.15 Rata-rata Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 42

Tabel 4.16 Rata-rata Penilaian Afektif Kelas Kontrol 42

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan 43

Kelas Kontrol

Tabel 4.18 Kategori Penghargaan Setiap Kelompok 45

(19)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penempatan meja tournament 13

Gambar 2.2. Hukum pemantulan cahaya 17

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 32

Gambar 4.2. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada pretes 33

Gambar 4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kontrol 36

Gambar 4.4. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada postes 37

Gambar 4.5. Diagram batang kemampuan psikomotorik siswa kelas 41

eksperimen

Gambar 4.6. Diagram batang kemampuan afektif siswa pada kelas 43

ekperimen dan kelas kontrol

Gambar 4.7. Diagram batang kemampuan afektif siswa pada kelas 44

(20)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 53

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 61

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 69

Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa I 77

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa II 82

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa III 88

Lampiran 7. Bahan Ajar 96

Lampiran 8. Tabel Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 103

Lampiran 9. Soal-Soal Tes Hasil Belajar 110

Lampiran 10. Kunci Jawaban 112

Lampiran 11. Kartu Permainan 113

Lampiran 12. Tabulasi Data Pretes Kelas Eksperimen 114

Lampiran 13. Tabulasi Data Postes Kelas Eksperimen 116

Lampiran 14. Tabulasi Data Pretes Kelas Kontrol 118

Lampiran 15. Tabulasi Data Postes Kelas Kontrol 120

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Dasar 122

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 124

Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas 127

Lampiran 19. Uji Hipotesis 129

Lampiran 20. Pedoman Penilaian Psikomotorik dan Afektif 132

Lampiran 21. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen 135

Lampiran 22. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 141

Lampiran 23. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol 147

Lampiran 24. Lembar Skor TGT 153

Lampiran 25. Tabel Harga Kritik dan r Product Momen 157

Lampiran 26. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 158

Lampiran 27. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 159

Lampiran 28. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 160

Lampiran 29. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 162

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa sehingga siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam masyarakat. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia tehnologi termasuk tehnologi informasi untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan (Depdiknas, 2003).

Menanggapi hal tersebut pemerintah sudah banyak berupaya untuk membenahi proses pembelajaran seperti penataran guru-guru Sains, membentuk musyawarah guru bidang studi, bantuan alat-alat laboratorium, dan juga melakukan penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan sistem pendidikan. Perubahan kurikulum ini tentunya harus diikuti dengan penggunaan pendekatan atau strategi pembelajaran yang sesuai oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas guna mengetahui perkembangan pendidikan dimasa kini. Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat terlepas dari kemajuan IPA Fisika. Oleh karena itu, IPA Fisika ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(22)

2

Fisika seharusnya selalu disertai dengan pengalaman langsung siswa untuk menemukan fakta yang sebenarnya, bukan dengan sekedar mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengingat lebih lama konsep-konsep Fisika, karena dengan pengalaman langsung konsep-konsep tersebut akan disimpan dalam memori jangka panjang siswa. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, para guru perlu juga mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi itu dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut agar siswa mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah.

Berdasarkan observasi awal peneliti pada masa PPLT 2013 di SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan bahwa pendekatan pembelajaran yang diterapkan dikelas masih berpusat kepada guru sehingga siswa tidak turut aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional. Disamping itu, siswa juga jarang melakukan praktikum secara langsung di laboratorium karena keterbatasan waktu, mengejar materi, dan sarana prasarana yang kurang memadai, contohnya banyak alat yang telah rusak sehingga peralatan di laboratorium tidak dimanfaatkan. Hal tersebut menyebabkan siswa yang bersangkutan sulit mengingat apa yang telah dipelajarinya dan mudah dilupakan.

(23)

3

Adapun model pembelajaran yang akan diterapkan peneliti yaitu model pembelajaran kooperatif. Teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas dan mereka mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Sehingga lingkungan kooperatif mempersiapkan siswa untuk belajar tentang bekerja sama dan berbagai keterampilan sosial yang sangat berharga yang akan mereka gunakan sepanjang hidupnya (Arends, 2008).

Adapun model pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan suatu pembelajaran menyenangkan dengan media permainan yang mudah digunakan siswa. Keunggulan pembelajaran tipe TGT adalah adanya turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Dimana setiap anggota kelompok mewakili kelompoknya untuk melakukan turnamen. Pada model TGT terdapat unsur kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Dari segi psikologi belajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa karena siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka secara aktif, menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Pada Model Kooperatif Tipe TGT ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin untuk skor tim mereka (Trianto, 2009).

(24)

4

rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76,83 dan standar deviasi 13,67 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 53,33. Kelemahan dalam penelitian Adetya adalah pada saat penyajian materi kadangkala keadaan justru menjadi tidak teratur dimana komunikasi terjalin tidak lagi kondusif , dikarenakan adanya diskusi yang tidak relevan dengan materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurangnya perencanaan yang efektif, waktu yang dibutuhkan pada saat diskusi sudah tidak sesuai lagi dengan RPP.

Oleh sebab itu, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah di dalam RPP dijelaskan tahapan-tahapan utama pembelajaran kooperatif tipe TGT serta pada tujuan pembelajaran yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga pada pelaksanaan penelitian kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat lebih terarah sesuai dengan fase-fase pembelajaran kooperatif, dengan terarahnya kegiatan yang dilakukan dapat membimbing dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan agar sesuai dan relevan dengan KBM pembelajaran kooperatif tipe TGT dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peneliti juga membuat petunjuk-petunjuk tertulis tentang kegiatan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan diberikan kepada siswa di mana tujuannya adalah agar siswa siap dan mengetahui peran mereka dalam model pembelajaran ini dan melakukan persiapan yang matang dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan

judul: “Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika Materi

Cahaya Di SMP Dharma Patra P. Berandan T.A 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:

1. Pembelajaran yang diterapkan dikelas berpusat kepada guru

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional

(25)

5

4. Sarana dan prasarana kurang memadai

5. Siswa sulit mengingat apa yang telah dipelajarinya dan mudah dilupakan.

6. Hasil belajar siswa kurang maksimal dan tidak mencapai KKM

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

2. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II di SMP

Dharma Patra Pangkalan Berandan T.A 2013/2014

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah cahaya

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar IPA Fisika pada materi cahaya menggunakan

model pembelajaran TGT?

2. Bagaimanakah hasil belajar IPA Fisika pada materi cahaya menggunakan

pembelajaran konvensional?

3. Apakah hasil belajar IPA Fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT lebih baik daripada pembelajaran konvensional?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar IPA Fisika pada materi cahaya menggunakan

model pembelajaran TGT

2. Untuk mengetahui hasil belajar IPA Fisika pada materi cahaya menggunakan

pembelajaran konvensional

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar IPA Fisika dengan model

(26)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi hasil belajar IPA Fisika dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT di SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan pada materi cahaya.

2. Sebagai bahan informasi alternatif bagi pengajar IPA Fisika dalam memilih

model pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

Beberapa definisi atau istilah yang diambil dari judul penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. (Joyce, 1992)

2. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

mempersiapkan siswa untuk belajar tentang kolaborasi atau kerja sama dan berbagai keterampilan sosial yang sangat berharga yang akan mereka gunakan sepanjang hidupnya. (Arends, 2008)

3. Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Turnament) adalah model pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam sebuah permainan, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2009)

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia

(27)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian didasarkan dari data-data hasil penelitian, Sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar IPA Fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

koperatif tipe TGT pada materi cahaya dengan rata-rata pretes sebesar 39,69 dan rata-rata postes siswa sebesar 75.30 yang dinyatakan lulus KKM.

2. Hasil belajar IPA Fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi cahaya dengan rata-rata pretes sebesar 39,84 dan rata-rata postes siswa sebesar 63.63 yang dinyatakan tidak lulus KKM.

3. Hasil belajar IPA Fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

lebih baik daripada pembelajaran konvensional. 5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT

ini ketika melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa dilakukan dengan lebih dari satu orang observer sehingga lebih mudah terlaksana dan terkontrol dalam melakukan pengamatan.

2. Sebelum melakukan pembelajaran ini, terlebih dahulu mempersiapkan alat dan

bahan tersendiri yang digunakan sebagai cadangan jika disekolah tidak memiliki alat dan bahan tersebut ataupun jika siswa tidak membawanya setelah anda memerintahkannya.

3. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran koperatif tipe TGT

(28)

51

DAFTAR PUSTAKA

Adetya, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ( Teams Games Tournaments) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan. Arends, R., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Djamarah dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hotimah, H., Motlan, (2012), Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Listrik Statis Di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Online Pendidikan Fisika 1: 21-28

Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Joyce, B., Calhoun, E., and Hopkins, D., (2002), Models of Learning Tools for Teaching, Open University Press, Buckingham.

Karim, S., Suryatin, B., Salirawati, D., (2009), IPA Membuka Cakrawala Sekitar untuk kelas VIII BSE, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta.

Mudjiono, Dimyati, (2010), Belajar dan pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Tarigan, R., Gultom, V., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen Terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika 4: 50-55

(29)

52

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Slavin, R., E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset,dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Slavin, R., E., (2010), Cooperative Learning Teori, Riset,dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Mengajar, PT. Rosdakarya, Bandung.

Syah, M., (2003), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1.  Penempatan meja tournament  Gambar 2.2.  Hukum pemantulan cahaya
Gambar 2.1.  Penempatan meja tournament  Gambar 2.2.  Hukum pemantulan cahaya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan.. Imunisasi ini untuk

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemberian mikoriza Glomus fasciculatum dengan dosis 25 gram meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman euphorbia serta

perbedaan pengalaman interaksi. Pada kegiatan pembelajaran membaca permulaan maupun membaca pemahaman, guru harus mampu menyetarakan kemampuan siswa untuk meningkatkan

R & D adalah perusahaan yang memproduksi produk celana panjang dan jaket, dalam menentukan harga pokok produksi atau total biaya produksi perusahaan menjumlahkan seluruh