• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

SAMBUTAN SAMBUTAN

Peluncuran Dokumen Kebijakan Responsif Gender:

Peluncuran Dokumen Kebijakan Responsif Gender: 

Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan  Iklim (PUG­API)

&

&

Kajian Awal: Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender (IKKG)  dan Indikator Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (IKPUG)

dan Indikator Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (IKPUG)

Nina Sardjunani

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan

Disampaikan pada Peluncuran Dokumen Kebijakan Responsif Gender Bappenas Disampaikan pada Peluncuran Dokumen Kebijakan Responsif Gender­Bappenas

(2)
(3)
(4)

o Namun, hingga saat ini masih terjadi kesenjangan  dalam  hal akses, partisipasi, kontrol terhadap sumber daya, dan  manfaat pembangunan yang didapatkan oleh penduduk 

d b k l k l k d b b

Indonesia, baik laki‐laki, maupun perempuan, di berbagai  bidang pembangunan, termasuk dalam perubahan iklim. 

o Pada Konferensi Rio +20 bulan Juni 2012, Presiden 

Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai  salah satu ketua Panel Tingkat Tinggi PBB untuk

Pembangunan Pasca 2015, menggarisbawahi bahwa 

" d d i ‘k b l j ' id k h di l k

"masa depan  dari ‘keberlanjutan' tidak hanya diperlukan,  tetapi juga sesuatu yang mutlak dan mungkin dilakukan”.

B li ik k d li t t d d

Beliau menyampaikan kepeduliannya terutama pada dua  hal, yaitu perubahan iklim dan pemerataan.

(5)

o Presiden menekankan bahwa upaya Indonesia 

untuk mengejar kebijakan "pertumbuhan dengan  pemerataan", perlu diubah menjadi sesuatu yang pemerataan , perlu diubah menjadi sesuatu yang  mendorong "pertumbuhan berkelanjutan dengan  pemerataan ”

pemerataan.

o Visi ini jelas sesuai dengan niat pemerintah kita  dan banyak pemangku kepentingan, untuk tidak  hanya mendukung proses intensif mitigasi  y g p g

perubahan iklim, tetapi juga mendorong adaptasi  perubahan iklim.

perubahan iklim.

(6)

o Di samping itu,mewujudkan kesetaraan gender 

merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia, namun  pemerintah telah secara aktif menerapkan kebijakan dan 

d d k h l

undang‐undang terkait hal ini. 

o Integrasi kedua isu penting ini, merupakan penjabaran  dari Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang RPJMN 

2010‐2014, yang mencantumkan gender dan  pembangunan berkelanjutan sebagai strategi 

pengarustamaan dalam pembangunan nasional, dan 

K M i PPN/K l B N

Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.  

30/M.PPN/HK/03/2009, yang merupakan inisiatif 

P d P R if G d di

Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender di  Indonesia.

(7)

o Perubahan iklim berdampak luas terhadap kehidupan umat  manusia. Perempuan, laki‐laki, anak‐anak perempuan dan  anak laki‐laki terkena dampak yang berbeda, tapi masing‐

d l h d d

masing memegang peran penting dalam menghadapi dan  beradaptasi terhadap dampak tersebut.

o Kertas Kebijakan tentang Pengarusutamaan Gender dalam  Adaptasi Perubahan Iklim (PUG‐API) ini disusun dengan  tujuan untuk menginspirasi dan mendorong

pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan penerapan 

d i b h ikli di I d i D k i i

adaptasi perubahan iklim di Indonesia. Dokumen ini  menjelaskan pentingnya hal tersebut, dan memberikan 

d k k iki d k d i t k

panduan, kerangka pemikiran, dan rekomendasi untuk  mengintegrasikan isu gender dalam adaptasi perubahan  iklim

iklim.

(8)

o Pada saat ini, Rencana Aksi Nasional Adaptasi 

Perubahan Iklim (RAN‐API) Indonesia sedang disusun. 

Kertas kebijakan ini bukan hanya memberikan masukan  bagi proses penyusunan RAN‐API, tetapi lebih jauh lagi: 

tidak hanya terpusat pada kebijakan di tingkat nasional,  y p p j g , tetapi juga di tingkat lembaga, termasuk kementerian,  mekanisme pembiayaan,  penelitian dan peningkatan  p y , p p g kapasitas, program dan kegiatan di daerah.

o Penyusunan Kertas Kebijakan ini adalah bentuk o Penyusunan Kertas Kebijakan ini adalah bentuk 

kerjasama antara Bappenas dan UN Women, didukung  oleh UNDP dan merupakan proses konsultasi yang

oleh UNDP, dan merupakan proses konsultasi yang  singkat tetapi intensif dengan para pemangku 

k ti t k it

kepentingan terkait.

(9)

o Di samping itu, sebagaimana telah disampaikan, 

Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah salah satu dari tiga  pengarusutamaan, yang juga merupakan prioritas nasional  d l

dalam RPJMN 2010‐2014. 

o RPJMN tersebut juga mencantumkan tiga isu/kebijakan  nasional terkait pengarusutamaan gender, yaitu: 1) 

peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam  pembangunan; 2) perlindungan perempuan terhadap 

berbagai tindak kekerasan; dan 3) peningkatan kapasitas 

k l b PUG d b d

kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.

o Hingga saat ini, indikator‐indikator gender yang ada masih  belum dapat mencerminkan pencapaian pembangunan 

kesetaraan gender di Indonesia, terutama yang terkait 

d l d h d b b d k k k

dengan perlindungan terhadap berbagai tindak kekerasan.

(10)

o Oleh sebab itu, maka disusunlah Kajian IKKG dan IKPUG ini,  sebagai langkah awal untuk menyusun indikator yang 

diharapkan dapat digunakan dalam mengukur pencapaian 

b k d d b d

pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan  perempuan di Indonesia pada umumnya, dan hasil‐hasil 

i RPJMN d kh

capaian RPJMN pada khususnya.

o Hasil kajian awal ini terutama adalah konsep dan metode  perhitungan IKKG, serta konsep awal untuk IKPUG.

o Pada dasarnya IKKG mengukur sasaran pertama dan kedua  dari RPJMN 2010‐2014, yaitu terkait dengan kualitas hidup  perempuan dan perlindungan perempuan terhadap tindak  kekerasan.

(11)

o IKKG ini meliputi 5 aspek, yaitu: 1) kesehatan reproduksi; 2) 

i didik 3) i i i k i 4) k kil di

pencapaian pendidikan; 3) partisipasi ekonomi; 4) keterwakilan di  jabatan publik; dan 5) perlindungan terhadap kekerasan, yang 

diturunkan menjadi 12 indikator IKKG yang juga meliputi rasio diturunkan menjadi 12 indikator IKKG, yang juga meliputi rasio  antara jumlah kasus kekerasan yang dialami perempuan atau laki‐

laki di luar rumah atau di tempat kerja; dan rasio jumlah kekerasan laki di luar rumah atau di tempat kerja; dan rasio jumlah kekerasan  yang dialami perempuan atau laki‐laki di dalam rumah tangga atau  domestik.

o Sedangkan IKPUG mengukur sasaran ketiga dari RPJMN 2010‐

2014, yaitu tentang penguatan kelembagaan PUG, yang meliputi 4  komponen: 1) kebijakan dan peraturan perundang‐undangan yang  responsif gender; 2) kelembagaan yang mendukung proses 

pelaksanaan PUG 3) sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan PUG; 3) sumber daya manusia yang mendukung 

proses pelaksanaan PUG ; dan 4) dukungan masyarakat dan dunia  usaha dalam proses pelaksanaan PUG

usaha dalam proses pelaksanaan PUG.

(12)

o Di samping itu, telah dilakukan pula exercise perhitungan IKKG  untuk tahun 2007 dan 2010, baik di tingkat nasional, maupun  provinsi, dengan data yang tersedia.

o Pada tahun 2007, tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan  gender di Indonesia dalam lima aspek pembangunan yang 

diukur adalah sebesar 79,3 persen (nilai IKKG sebesar 0,793). 

Nilai ini memberikan indikasi adanya 20,7 persen 

kerugian/kegagalan pencapaian pembangunan  manusia  akibat dari adanya ketidaksetaraan gender terkait dengan 

k li hid d li d h d k k di

kualitas hidup dan perlindungan terhadap kekerasan di  Indonesia. 

o Kesenjangan gender bervariasi antarprovinsi, berkisar antara  yang tertinggi 87,5 persen di DKI Jakarta, hingga yang 

d h 39 6 d l

terendah 39,6 persen di Bali. 

(13)

o Sementara itu perhitungan IKKG Indonesia tahun 2010, yaitu sebesar 

0 796 lih tk tid k d b ik k b ti d l

0,796, memperlihatkan tidak adanya perbaikan yang cukup berarti dalam  pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dalam 3 tahun pembangunan. 

Kesenjangan hanya berkurang sebesar 0,3 persen. Hal ini menunjukkan j g y g , p j bahwa isu‐isu gender yang termanifestasi dalam bentuk kesenjangan 

gender di berbagai aspek pembangunan merupakan suatu permasalahan 

lit t k di t i t t i k i t d

yang sulit untuk diatasi tanpa suatu upaya yang serius, konsisten, dan  berkesinambungan. Terlebih lagi adanya keterkaitan yang erat antara isu  gender di satu aspek dengan isu gender di aspek yang lain.

g p g g p y g

o Kesetaraan dan keadilan gender juga merupakan komponen yang sangat  dibutuhkan bagi pembangunan ekonomi. Laporan Bank Dunia (2012)  memperlihatkan bahwa menyamaratakan peluang bagi laki‐laki dan  perempuan dalam partisipasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik, dapat  meningkatkan produktivitas pekerja di kawasan sebesar 7 hingga 18 meningkatkan produktivitas pekerja di kawasan sebesar 7 hingga 18  persen. Kenaikan ini memiliki dampak yang luas pada pertumbuhan 

ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Oleh sebab itu, kebijakan menjadi  salah satu alat koreksi yang dapat digunakan oleh negara untuk 

(14)

o Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan  misalnya:

memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan reproduksi, dan 

b i f k d h

pembangunan infrastruktur daerah;  

meningkatkan keterlibatan perempuan di parlemen (dan juga lembaga  eksekutif dan yudikatif);

eksekutif dan yudikatif); 

mendorong adanya reformasi internal dalam partai politik untuk 

mempertimbangkan aspek kesetaraan dan keadilan gender, melakukan p g p g , penguatan kapasitas perempuan dengan berjenjang dan terencana 

secara baik, serta memastikan platform dari partai‐partai politik 

if t h d i i d

responsif terhadap isu‐isu gender;

meningkatkan partisipasi ekonomi khususnya pada perempuan; dan  meningkatkan perlindungan terhadap kekerasan terhadap perempuan meningkatkan perlindungan terhadap kekerasan terhadap perempuan,  terutama dengan memastikan tersedianya pusat‐pusat pelayanan 

secara merata di luar Pulau Jawa, baik yang disediakan oleh pemerintah  maupun lembaga swadaya masyarakat, yang dapat menjalankan 

fungsinya dengan berkoordinasi dengan berbagai instansi pemerintah 

(15)

o Sedangkan IKPUG mengukur sasaran ketiga dari RPJMN 2010‐2014, 

it t t t k l b PUG li ti 4 k

yaitu tentang penguatan kelembagaan PUG, yang meliputi 4 komponen: 

1) kebijakan dan peraturan perundang‐undangan yang responsif 

gender; 2) kelembagaan yang mendukung proses pelaksanaan PUG; 3) gender; 2) kelembagaan yang mendukung proses pelaksanaan PUG; 3)  sumber daya manusia yang mendukung proses pelaksanaan PUG ; dan  4) dukungan masyarakat dan dunia usaha dalam proses pelaksanaan  PUG.

o Dalam penyusunan kajian ini, Bappenas melibatkan partisipasi aktif 

d i l h k k i k i b ik d i

dari seluruh pemangku kepentingan terkait, baik dari 

kementerian/lembaga, organisasi masyarakat sipil, mitra 

pembangunan maupun pemerintah daerah di tiga provinsi terpilih pembangunan, maupun pemerintah daerah di tiga provinsi terpilih 

untuk uji coba, yaitu: Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara  Timur.  

o Kami harapkan kedua dokumen kebijakan yang responsif gender ini  dapat memberikan input bagi penerapan PUG dan percepatannya  melalui PPRG di berbagai bidang pembangunan, baik di tingkat 

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi konsep manajemen (pengertian, tingkatan, prinsip manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen dan

Berdasarkan latar belakang dalam uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pada whitening lotion yang memiliki nomor registrasi BPOM yang dijual di

Abstraksi : Persyaratan mutu mencakup kadar bagian yang hilang pada pemanasan 950 derajat Abstraksi : Persyaratan mutu mencakup kadar bagian yang hilang pada pemanasan 950

pengunjung dan penjual yang memiliki perilaku yang kurang baik maka, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengelolaan Sanitasi Toilet umum, pemeriksaan

kehidupan ini, manusia mempunyai dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan individu dan kepentingan umum (sosial). Untuk memenuhi kepetingan ini, manusia harus

Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain (a) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak, (b) harus mempunyai tutup sehingga tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan yang terdiri bukti fisik, kahandalan, daya tanggap, jaminan dan empati secara serempak berpengaruh

Sebaran Mangrove Hutan mangrove di Segara Anakan dapat tumbuh subur dikarenakan pada wilayah tersebut merupakan muara dari sungai-sungai yang cukup besar,