• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi menuntut pendidikan beradaptasi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Adaptasi terhadap kemajuan teknologi ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Adaptasi ini sejalan dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini yaitu kurikulum 2013. Salah satu perubahan yang ada di kurikulum 2013 adalah terintegrasinya teknologi informasi ke dalam semua mata pelajaran. Hal ini dapat diartikan sebagai langsung dan tepat harus dimulai dari guru pada bidang mata pelajaran.

Kurikulum 2013 mengharapkan guru sebagai pendidik mampu menciptakan media pembelajaran yang berbasis SCL (Student Center Learning) tidak lagi berpusat pada guru yang merupakan fasilitator pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah saja. Paradigma konstruktivisme tentang belajar pada kurikulum 2013 menyebabkan prinsip media (mediated instruction) mempunyai posisi yang strategis dalam mewujudkan

proses belajar secara optimal. Pelaksanan pembelajaran yang optimal merupakan salah satu indikator terwujudnya hasil belajar yang maksimal sebagai salah satu aspek pendidikan yang berkualitas (Daryanto, 2010).

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam pada kurikulum

2013. Pada pembelajaran kimia, siswa mempelajari mengenai komposisi suatu

materi, berupa susunan atau struktur, sifat, perubahan dan energi yang menyertai

(2)

perubahan yang terjadi pada konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak. Ilmu kimia mencakup berbagai istilah dan konsep yang bersifat abstrak, saling berkaitan dan banyak melibatkan ilmu lainnya. Teori kimia yang bersifat abstrak sering divisualisasikan dalam bentuk model-model. Fenomena kimia direpresentasikan ke dalam tiga level, yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik, hubungan antara ketiga level ini harus diajarkan dengan spesifik. Level makroskopik adalah representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena oleh pancaindra (misalnya perubahan suhu dan perubahan wujud zat). Level submikroskopik adalah representasi kimia yang terdiri dari level partikulat, yang menggambarkan pergerakan elektron, molekul, partikel atau atom. Sedangkan level simbolik adalah representasi kimia yang terdiri atas rumus kimia, diagram, gambar dan persamaan reaksi.

Kesetimbangan kimia merupakan materi kimia yang mempunyai karakteristik abstrak dengan contoh konkrit yang mempelajari keadaan laju reaksi maju dan balik reaksi dari suatu zat yang sama besar, di mana konsentrasi pereaksi dan produk tetap seiring dengan berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia juga mempelajari terjadinya perubahan molekul zat yang dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi, suhu, tekanan dan volume. Di dalam proses perubahan tersebut dibutuhkan pemahaman dan imajinasi yang tinggi untuk dapat memahami proses yang terjadi. Karpudewan dkk (2015), mengatakan bahwa kesetimbangan kimia memiliki konsep yang bersifat abstrak yang berkenaan dengan peristiwa submikroskopik.

Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia di kelas XI MIPA SMAN

2 Kota Jambi,diperoleh bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan

(3)

dalam memahami materi kesetimbangan kimia, kesulitan ini dapat dilihat dari persentase siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 70. Siswa yang mencapai ketuntasan untuk materi kesetimbangan hanya sekitar 40%. Sumber belajar kimia di SMAN 2 Kota Jambi ini berupa buku cetak, internet, dan video pembelajaran. Hasil wawancara juga memberikan hasil bahwa siswa kurang mampu belajar mandiri, karena kurangnya sumber belajar yang dapat digunakan dengan mudah dan tanpa dipengaruhi tempat dan waktu.

Hal senada juga dikemukakan oleh Helsy dan Lina (2017), menyatakan bahwa konsep kesetimbangan kimia yang abstrak dengan contoh konkrit dianggap sulit oleh siswa, salah satu penyebab kesulitan ini adalah bahan ajar yang digunakan belum mengembangkan multipel representasi kimia, sehingga representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik tidak terintegrasi secara keseluruhan dalam pembelajaran. Multipel representasi merupakan pembelajaran dengan cara penyajiannya menggunakan berbagai model representasi untuk memfasilitasi terhubungnya tiga representasi kimia yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Untuk mewujudkan pembelajaran berbasis multipel representasi dibutuhkan suatu media yang mampu memvisualisasikan teks, gambar, video, maupun animasi. Menurut Clarck dan Mayer (2008), pengaitan infromasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi extraneous cognitive load.

Menurut Wu, dkk (2010), kemampuan siswa dalam menggambarkan

representasi berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap konsep kimia. Dalam

proses pembelajaran pengintegrasian ketiga representasi kimia ini masih sulit

dilaksanakan secara menyeluruh. Kirna (2012), menyatakan bahwa pemahaman

(4)

terhadap konsep kimia membutuhkan kemampuan mengaitkan ketiga level representasi ini. Kajian mikroskopis pada dasarnya merupakan esensi kimia yang membedakannya dengan kajian bidang IPA yang lain. Submikroskopik yang tidak kasat mata ini membutuhkan model yang konkrit untuk dapat memahaminya.

Multimedia merupakan media pembelajaran yang mencakup teks, gambar, video, dan animasi. Multimedia pembelajaran mampu mengintegrasikan animasi model molekul, video, gambar, dan grafik yang memvisualisasikan tiga level representasi kimia. Hal ini dapat memberikan siswa kesempatan dalam meningkatkan kemampuan mengaitkan ketiga level representasi tersebut.

Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19 membuat siswa kurang optimal dalam belajar, karena tidak terjadinya pengalaman belajar secara langsung sebagaimana pembelajaran secara langsung. Pembelajaran daring menyebabkan siswa menggunakan perangkat belajar berupa komputer, laptop, smartphone, maupun tablet sebagai sumber belajar utama. Penggunaan multimedia pembelajaran akan lebih optimal apabila didukung dengan perangkat yang mudah digunakan dan biasa digunakan oleh siswa, salah satunya adalah smartphone.

Di Indonesia sistem operasi smartphone yang penggunaannya paling tinggi

adalah android. Menurut data yang dilansir oleh situs gs.statcounter.com

menunjukkan bahwa di Indonesia pengguna smartphone android sebanyak

92,27% per Desember 2020. Dengan total pengguna terbanyak berada pada usia

sekolah. Hal ini diperkuat dengan penyebaran angket kepada 36 siswa kelas XI

MIPA 1 SMA Negeri 2 Kota Jambi, seluruh responden menyatakan kepemilikan

smartphone dengan 34 siswa pengguna android dengan persentase 94%. Sebanyak

(5)

94% siswa menggunakan smartphone untuk waktu yang cukup lama, dan 97%

memanfaatkan smartphone untuk mengerjakan tugas sekolah.

Diketahui bahwa memungkinkan untuk dilaksanakannya pengembangan multimedia berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android, mengingat siswa selama pembelajaran jarak jauh biasa menggunakan smartphone dalam proses pembelajaran dan guru mata pelajaran belum pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis multipel representasi dan android, serta siswa membutuhkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih optimal.

Berdasarkan wawancara dan survei yang telah dilakukan, maka peneliti bermaksud untuk memanfaatkan smartphone android sebagai media pembelajaran kimia pada materi kesetimbangan kimia. Media pembelajaran ini berupa multimedia interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android.

Menurut Lubis dan Jaslin (2015), media pembelajaran kimia berbentuk aplikasi android memiliki karakteristik yang unik, yakni dapat digunakan di mana saja dan kapan saja, serta didukung pula dengan visualisasi yang menarik, praktis dan fleksibel sehingga peserta didik dapat mengulang materi secara mandiri tanpa terikat waktu dan tempat. Sistem open source pada android memberikan kemudahan bagi pengembangan aplikasi yang inovatif. Sistem android diharapkan mampu menghasilkan media pembelajaran yang representatif, tidak bertumpu pada teks saja melainkan memuat animasi, bahkan multimedia audio visual.

Beberapa penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan juga telah

memberikan hasil yang positif bahwa media pembelajaran berbasis multipel

representasi memberikan hasil yang positif dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat

(6)

dengan penelitian yang dilakukan oleh Helsy dan Lina (2017), bahan ajar multipel representasi yang dikembangkan memperoleh respon baik sehingga secara umum bahan ajar Kesetimbangan Kimia yang berorientasi multipel representasi kimia dikategorikan baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Herawati dkk (2013), yang memperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan multipel representasi pada materi kesetimbangan kimia mampu meningkatkan prestasi belajar, baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Syahri dkk (2016), menyatakan bahwa multipel representasi diharapkan mampu menjembatani proses pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia.

Mendukung hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Syahri, dkk (2016), menunjukkan bahwa multimedia interaktif berbasis representasi kimia yang dikembangkan pada materi laju reaksi memperoleh penilaian guru sangat baik dan respon siswa sangat baik. Hal ini sejalan dengan komentar siswa yang menyatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan tidak membosankan, mudah dipahami, soal evaluasi mampu lebih melatih siswa dalam mengerjakan soal, siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik sangat merasa terbantu dengan multimedia interaktif yang dikembangkan terutama dengan adanya animasi, dan siswa merasa terbantu dengan adanya multimedia interaktif yang dikembangkan.

Dari penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis multipel

representasi pada materi kesetimbangan kimia belum ada yang mengembangkan

media pembelajaran menggunakan aplikasi android. Media pembelajaran

menggunakan aplikasi android ini akan membantu siswa untuk dapat belajar

menggunakan smartphone android dan dapat belajar tanpa terikat ruang dan

(7)

waktu. Sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan di manapun.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan I Ketut (2019), media pembelajaran interaktif dapat dibuat dengan menggunakan software Adobe Animate CC (tipe tertinggi pada Adobe Flash) dengan output akhir menjadi file apk menggunakan Adobe AIR.

Dari uraian di atas peneliti bermaksud mengembangkan media pembelajaran berbasis multipel representasi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi kesetimbangan kimia dengan mengangkat berjudul

“Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Multipel Representasi Berbentuk Aplikasi Android pada Materi Kesetimbangan Kimia SMA Kelas XI MIPA”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA?

2. Bagaimana hasil validasi multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA?

3. Bagaimana penilaian guru dan respons siswa terhadap multimedia

pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi

android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA yang

dikembangkan?

(8)

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA.

2. Untuk mengetahui hasil validasi multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA.

3. Untuk mengetahui penilaian guru dan respons siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA kelas XI MIPA.

1.4 Batasan Pengembangan

Agar penelitian ini terpusat dan terarah, maka peneliti memberi batasan permasalahan, adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah Pada fase pelaksanaan pengembangan, uji coba yang dilakukan hanya sebatas uji coba kelompok kecil. Uji coba dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 SMAN 2 Kota Jambi.

1.5 Manfaat Pengembangan

Diharapkan setelah melakukan melakukan pengembangan terhadap multimedia interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia SMA Kelas XI MIPA, dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, mengetahui hasil validasi media pembelajaran interaktif

berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android yang telah

(9)

dikembangkan, penilaian guru dan respons siswa dan guru terhadap media pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android, serta turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan kedepannya.

2. Bagi sekolah, memberikan kontribusi yang baik, dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan media pembelajaran selanjutnya.

3. Bagi guru, membantu proses belajar mengajar pada materi kesetimbangan kimia

4. Bagi siswa, mempermudah mengaitkan tiga level representasi kimia guna memahami konsep materi kesetimbangan kimia, menggunakan smartphone sebagai sarana belajar mandiri.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Adapun spesifikasi produk multimedia interaktif berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android pada materi kesetimbangan kimia adalah:

1. Materi yang diujicobakan yaitu materi kesetimbangan kimia pada kelas XI MIPA di SMAN 2 Kota Jambi.

2. Produk multimedia interaktif berbasis multipel representasi berbentuk

aplikasi android berisikan mencakup materi kesetimbangan kimia mencakup

prinsip kesetimbangan kimia sampai faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan yang mengandung level makroskopik, submikroskopik, dan

simbolik. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi

dikemas dalam bentuk uraian materi, video, lembar kerja peserta didik,

contoh soal, latihan dan soal evaluasi yang disesuaikan dengan kurikulum

2013 revisi 2017.

(10)

3. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis multipel representasi berbasis multipel representasi berbentuk aplikasi android dikembangkan mengunakan Software Adobe Flash Professional CS6, Adobe AIR, Adobe Photoshop CS6, dan Adobe Premier Pro CC 2015.

4. Konten multimedia pembelajaran interaktif dalam bentuk teks, gambar, animasi, video, permainan, dan latihan yang berlajalan pada mode offline serta evaluasi berjalan pada mode online dalam bentuk google form.

5. Produk yang dihasilkan dalam bentuk ekstensi .apk dan penggunaannya untuk smartphone android dengan RAM minimum 512 MB.

1.7 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka perlu diberikan definisi istilah-istilah yaitu sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau memanfaatkan teknologi baru.

2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

3. Multipel representasi adalah bentuk representasi yang memadukan antara

representasi makroskopik, representasi submikroskopik, dan representasi

simbolik.

(11)

4. Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux

yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TIDAK MENERAPKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM TINDAK. PIDANA PERKOSAAN

(5) Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan, calon penanam modal mengajukan permohonan

Perubahan aturan moralitas ketiga menjadi tidak melakukan ketidakselibatan mengekang dorongan seksual, yang mana dianggap di dalam aturan moralitas itu sendiri bukanlah sebagai

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berisi tentang bahaya yang mempengaruhi keselamatan rumah sakit dan peran rumah sakit dalam penanganan situasi

Pendayagunaan perpustakaan di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara, merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan secara

Untuk dapat memberikan informasi yang benar sehingga dapat memotivasi guru untuk mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan pengembangan profesi guru,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Deviden Terhadap Harga Perlembar Saham Pada Perusahaan Makanan