• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya ialah salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak dan sebagainya. Kajian data dalam akuntansi biaya menjadi ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dan akuntansi yang lain.

Akuntansi biaya mengkaji data biaya untuk digolongkan, dicatat, dianalisis dan dilaporkan dalam laporan informasi akuntansi (Dewi et al., 2014: 1).

“Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsirannya terhadapnya” (Mulyadi, 2012: 7).

Menurut Bastian dan Nurlela (2006) yang dikutip oleh (Setiadi et al., 2014) akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang mempelajari cara mencatat, mengukur, dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan.

“Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen yang merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya” (Dunia et al., 2018: 22).

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, pengukuran, dan penyajian laporan keuangan yang harus dibuktikan dengan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat dan menggolongkan suatu biaya.

2. Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010) yang dikutip oleh (Wardoyo, 2016) harga pokok produksi merupakan sekumpulan biaya produksi yang terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan

(2)

biaya overhead pabrik ditambah dengan persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi dengan produk dalam proses akhir.

3. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Produk

Menurut Dunia et al. (2018: 24) pengklasifikasian biaya berdasarkan produk digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok produk, penetapan harga, pengukuran laba yang tepat serta juga untuk tujuan pengendalian biaya. Biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan manufaktur disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi diklasifikasikan dalam tiga elemen utama berkenaan dengan produk yang dihasilkan, yaitu:

a. Biaya bahan baku langsung, yaitu biaya perolehan dari seluruh bahan baku langsung yang menjadi bagian utama dari sebuah barang jadi.

b. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu gaji atau upah yang diberikan untuk semua tenaga kerja yang secara langsung berpartisipasi dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi.

c. Biaya overhead pabrik atau bisa disebut biaya produksi tidak langsung, yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu produk selain dari biaya bahan baku langsung serta biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari berbagai elemen biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan ke dalam unit, pekerjaan, atau produk tertentu.

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produk a. Metode Harga Pokok Pesanan

Menurut Dunia et al. (2018: 66) metode harga pokok pesanan merupakan suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun atau mengumpulkan biaya-biaya menurut pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sistem ini sepadan untuk elemen-elemen pekerjaan yang unik dengan barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan permintaan pelanggan.

(3)

Dalam metode ini bahan baku diolah menjadi produk jadi sesuai pesanan. Berikut ini adalah karakteristik dari metode harga pokok pesanan menurut Mulyadi (2012: 38):

1) Berbagai macam produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.

2) Biaya produksi dibagi menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3) Biaya produksi langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut biaya overhead pabrik.

4) Untuk menghitung harga pokok produksi per unit, perhitungan ini dapat dilakukan setelah pesanan selesai dengan membagi total biaya produksi pesanan dengan jumlah total unit produk yang diproduksi dalam pesanan yang bersangkutan.

b. Metode Harga Pokok Proses

Dalam metode ini produksi dilaksanakan secara massal dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dikumpulkan pada periode tertentu. Untuk menghitung harga pokok produk per satuannya adalah dengan cara total biaya produksi dalam periode tersebut dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan. berikut merupakan karakteristik dari metode harga pokok proses menurut Mulyadi (2012: 63):

1) Produk yang dihasilkan ialah produk standar.

2) Menghasilkan produk yang sama setiap bulannya.

3) Ketika pesanan produksi yang berisi rencana standar untuk produk tertentu dikeluarkan, aktivitas produksi dimulai.

Metode penentuan biaya produksi menurut Mulyadi (2012: 17) ialah cara yang digunakan untuk memperhitungkan elemen-elemen biaya ke dalam biaya produksi. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk

(4)

memperhitungkan elemen-elemen biaya produksi, yaitu metode full costing dan metode variable costing.

a. Metode Full Costing

Metode full costing ialah metode penentuan biaya produksi yaitu menghitung semua elemen biaya produksi sebagai biaya produksi, antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik tetap serta biaya overhead pabrik variabel.

b. Metode Variable Costing

Metode variable costing ialah metode penentuan biaya produksi yang hanya menghitung biaya produksi variabel sebagai biaya produksi, antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

5. Pengertian Aset Tetap

Menurut Baridwan (2004: 271) aset tetap ialah aset yang bersifat relatif permanen yang digunakan dalam kegiataan perusahaan normal, istilah relatif permanen menunjukkan sifat dimana aset tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup panjang. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu periode akuntansi.

Aset tetap yang memiliki umur tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya, sedangkan aset tetap yang memiliki umur terbatas dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya yang disebut depresiasi.

6. Depresiasi Aset Tetap

Baridwan (2004: 305) menyatakan bahwa depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aset tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17 depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diperkirakan yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Aset tetap yang dapat disusutkan adalah aset yang:

(5)

a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.

b. Memiliki masa manfaat yang terbatas.

c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi tau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.

7. Laporan Biaya Produksi

Pada metode harga pokok proses, laporan biaya produksi digunakan untuk menyajikan analisis atas aktivitas dari tiap departemen. Selain itu, laporan biaya produksi juga digunakan sebagai dokumen sumber rangkuman jurnal secara berkala atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing departemen produksi, kemudian dipindahbukukan ke berbagai akun biaya. Pada umumnya laporan biaya produksi mempertanggungjawabkan dan melaporkan aktivitas produksi dalam bentuk arus fisik dan arus biaya. Ada dua bagian pokok dalam laporan ini, yaitu:

a. Produksi dalam unit, yang mencakup informasi tentang jumlah unit barang yang keluar masuk tiap departemen.

b. Biaya produksi, yaitu arus yang dijelaskan dalam bentuk uang yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh departemen produksi dan tanggung jawab untuk biaya tersebut. (Dunia et al., 2018: 124)

Untuk menyusun laporan biaya produksi diperlukan informasi tentang:

a. Unit produksi ekuivalen

Unit produksi ekuivalen merupakan jumlah unit yang selesai dan ditambah dengan jumlah barang dalam proses dengan memperhitungkan persentase penyelesaiannya. Angka unit produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung biaya per unit dengan cara membagi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dengan unit produksi ekuivalen tersebut.

b. Biaya per unit

(6)

Biaya per unit per departemen untuk setiap elemen biaya produksi dapat dihitung dengan membagai jumlah dari masing-masing biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik) dengan angka produksi ekuivalen.

c. Pertanggungjawaban biaya

Terdapat bagian yang menunjukkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang harus dipertanggungjawabkan dalam laporan biaya produksi yang mana biaya yang telah dikeluarkan dan dipertanggungjawabkan harus sama dengan jumlah yang menunjukkan pertanggungjawaban biayanya.

(7)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Kesamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu Aspek Pahriah (2018) Renaldy Junianto

Saputra (2019) Annisa Adila (2021)

Judul

Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gypsum Dengan Menggunakan

Metode Harga Pokok Proses Pada UD Putra Mandiri

Penentuan Harga Pokok Produk Gorong- Gorong Per Biji Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada UD Kertajaya Barabai

Perhitungan Harga Pokok Produk Paving Block Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses pada PT Berkah Bersama Al Banjary

Banjarmasin Institusi yang

diteliti UD Putra Mandiri UD Kertajaya Barabai

PT Berkah Bersama Al Banjary

Banjarmasin Periode yang

dianalisis Desember 2017 Januari 2019 Januari 2021

Rumusan Masalah

Bagaimana perhitungan harga pokok produk gypsum per biji dengan

menggunakan metode harga pokok proses pada UD Putra Mandiri sesuai dengan konsep akuntansi biaya?

1. Bagaimana penggolongan biaya pada UD Kertajaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produk gorong- gorong per biji dengan menggunakan metode harga pokok proses pada UD Kertajaya?

Bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji paving block dengan

menggunakan metode harga pokok proses pada PT Berkah Bersama Al Banjary

Banjarmasin?

(8)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk per biji gypsum dengan metode harga pokok proses pada UD Putra Mandiri sesuai konsep akuntansi biaya

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya pada UD Kertajaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk gorong- gorong per biji dengan menggunakan metode harga pokok proses pada UD Kertajaya

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk per biji paving block dengan

menggunakan metode harga pokok proses pada PT Berkah Bersama Al Banjary yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya Metode

Penelitian Studi kasus Studi kasus pendekatan

deskriptif Studi kasus

Hasil Penelitian

UD Putra Mandiri masih kurang tepat dalam melakukan perhitungan harga pokok produk per satuan, karena tidak menggolongkan biaya sesuai dengan konsep akuntansi biaya

UD Kertajaya masih kurang tepat dalam melakukan perhitungan harga pokok produk per satuan, karena tidak menggolongkn biaya sesuai dengan konsep akuntansi biaya serta tidak melakukan perhitungn depresiasi aset tetap yang

seharusnya dibebankan ke dalam elemen biaya overhead pabrik Sumber: (Pahriah, 2018) dan (Saputra, 2019)

Secara umum penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki kesamaan dalam beberapa hal, yaitu: (1) metode yang digunakan dalam memperhitungkan biaya produksi yaitu dengan metode harga pokok proses (2) rumusan masalah yaitu bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji dengan menggunakan metode harga pokok proses (3) tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perhitungan harga pokok per biji dengan meggunakan metode harga pokok proses. Sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam hal institusi yang diteliti, periode yang dianalisis, dan produk dari institusi yang diteliti.

Gambar

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu  Aspek  Pahriah (2018)  Renaldy Junianto

Referensi

Dokumen terkait

1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif. 2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan. 3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas. 4)

Menurut Soekartawi (2002) penerimaan adalah perkalian antara hasil produksi dengan harga jual. Perhitungan total penerimaan dapat dilakukan melalui 2 macam analisis yaitu:.. a)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bermain peran siswa kelas V SDN Lidah Kulon IV Surabaya dengan

Sumber amonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, berasal dari

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

a) Audit energi perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan sehingga pemborosan energi dapat dihindari. b) Desain bangunan maupun pemeliharaan dan

Berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi serviks wanita pekerja seksual tidak langsung (WPS-TL) pada hotspot Jalan Tuanku Tambusai Kecamatan Sukajadi Pekanbaru, maka

spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. b) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya