• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejaadian fisiologis yang normal.

kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peran petigas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi , di samping itu bersama keluarga memberikan batuan dan dukungan pada ibu bersalin. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, &

Susilawati,2009)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawiroharjo, 2007). Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun janin (Rukiah, Yulianti, Maemunah, &

Susilawati,2009)

Mula-mula kekuatan yang muncul sangat kecil dan kemudian terus

meningkat sampai pada puncak pembukaan yang lengkap sehingga janin

siap untuk dikeluarkan dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses

(2)

lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat medis serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang sudah cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Rohani,et al, 2011)

2. Fase-Fase persalinan normal

Beberapa jam terakhir kehamilan di tandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu it. Oleh karna itu, penggunaan istilah in labor (kerja keras) di maksudkan untuk menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan rasa nyeri sehingga istilah nyeri persalinan di gunakan untuk mendeskripsikan proses ini. (Sarwono Prawiroharjo., 2014)

3. Tiga kala persalinan

Persalinan dibagi menjadi tiga kala yang berbeda.

a. Kala 1 persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan

frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan

pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala 1 persalinan

selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10cm)

sehingga memungkinkan kepala janin lewat.

(3)

b. Kala 2 persalinan disebut juga sebagai stadium ekspilsi janin.

c. Kala 3 persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta. (Sarwono Prawiroharjo., 2014)

4. Proses Persalinan

Untuk menenangkan persalinan, akan dibahas berturut-turut : a. Tenaga yang mendorong anak keluar, yaitu :

1) His

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah terdapat kontraksi rahim yang di sebut his pendahuluan atau his palsu (Wirakusumah et al., 2014)

2) Tenaga mengejan atau meneran

Tenaga mengejan hanya dapat berhasil jika pembukaan sudah lengkap dan paling efektif swaktu kontraksi rahim.

b. Perubahan-perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan 1) Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan 2) Sifat kontraksi otot rahim

3) Perubahan bentuk rahim

4) Perubahan pada cerviks

(4)

5) Perubahan pada vagina dan dasar panggul (Wirakusumah et al., 2014)

c. Gerakan anak pada persalinan

Menurut Firman F. Wirakusumah terdapar gerakan pada persalinan : 1) Turunya kepala

2) Majunya kepala 3) Fleksi

4) Putaran paksi dalam 5) Ekstensi

6) Putaran paksi luar 7) Ekspulsi

5. Jenis-jenis persalinan

Ada 2 jenis persalinan, yaitu berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia kehamilan

a. Jenis persalinan berdasarkan teknik 1) Persalinan spontan

Merupakan proses persalinan seluruhnya berlansung dengan kekuatan ibu sendiri.

2) Persalinan buatan

Merupakan persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

3) Persalinan anjuran

(5)

Yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi bau berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin aprostagladin (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2009) b. Jenis persalinan menurut usia kehamilan

Ada beberapa jenis persalinan 1) Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamlan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.

2) Partus Immatur

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu dan 28 minggu atau berat badan janin antar 500 gram dan kurang dari 1000 gram.

3) Partus Prematur

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan

<37 minggu atau berat badan janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500 gram.

4) Partus Matur atau Partus Aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara usia ehamilan 37 minggu sampai 42 minggu atau berat badan janin lebih dari 2500 gram 5) Partus serotinus atau partus postmatur

Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu

(6)

6. Sebab Mulainya Persalinan

a. Penurunan Hormon Progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi rahim. Selama hamil terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam daerah tetapi pada akhir kehamilan kadar progestreon menurun sehingga timbul his.

b. Teori oksitosin

Pada akhir kehamilan hormon oksitosin bertambah. Oleh karna itu timbul kontraksi otot otot rahim.

c. Peregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulnya kontraksi untuk mengeluarkan janin.

d. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar supranetal pada janin memegang peranan dalam proses persalinan, oleh karna itu pada ancepalus kehamilan lebih lama dari biasanya,

e. Teori prostagladin

Prostagladin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.

f. Plasenta menjadi tua

(7)

Dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, villi corialis mengalami perubahan sehingga kadar progesteron dan estrogen menurun. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati,2009)

B. Nyeri Persalinan

1. Konsep nyeri

Nyeri adalah sensasi subjektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual potensial (Crown, E.J.2001) Secara umum, nyeri di artikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan di ikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Laily, 2014)

Rasa nyeri persalinan merupakan nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera di atasi maka akan meningkatkan khawatir, tegang, takut dan stres. Nyeri pada ibu bersalin juga menyebabkan meningkatkan kadar katekolamin atau hormon stres seperti epinerfin dan korsitol (Felina, Masrul, & Iryani 2015)

Rasa nyeri pada persalinan terjadi karna aktivitas besar di dlam tubuh

guna mengeluarkan bayi. Persalinan di artikan sebagai peregangan

pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika oto-otot rahim

berkonraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim meregang

selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih,

(8)

rektum, tulang belakang , dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mungkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudia menghilang seluruhnya (Laily, 2014)

Nyeri dalam persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis, rasa nyeri ini disebabkan karena adanya kontraksi dan peregangan segmen bawah rahim dan serviks. Rasa nyeri yang di alami selama persalinan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor usia dan paritas, aktifitas fisik, kondisi psikologis, budaya, pengalaman dan pengetahuan tentang persalinan sebelumnya (Astried, et al 2017)

2. Fisiologis Nyeri

Reseptor nyeri disebut nociceptor merupakan ujung-ujung syarat bebas, tidak bermielin atau sedikit bermielin dari neuron afferen.

Nociceptor-nociceprot tersebar luas pada kulit dan mukosan dan terdapat

ada struktur yang lebih dalam seperi visera, persendian, dindning arteri,

hati dan kandung empedu. Nociceptor memberi respon yang terpilih

terhadap stimulasi yang membahayakan seperti stimulasi kimia, thermal,

listrik atau mekanis. Yang tergolong stimulasi kimia terhadap nyeri adalah

histamine, brakidinin, prostagladin, bermacam-macam asam. Sebagian

bahan tersebut dilepaskan oleh jaringan yang rusak. Anoksia yang

(9)

menimbulkan nyeri adalah oleh kimia yang dilepaskna oleh jaringan anoksia yang rusak, spesme otot menimbulkan nyeri karna menekan pembuluh darah yang menjadi anoksia. Pembengkakakan jaringan menjadi nyeri karena tekanan (stimulasi mekanik) kepada nociceptor yang menghubungkan jaringan (Laily, 2014)

3. Etiologi Nyeri

Persepsi Nyeri

Persepsi tentang nyeri bergnatung pada jaringan kerja neurlogis yang utu.

Neurlogis nyeri mengikuti proses yang dapat diperkirakan :

a. Rangsangan bahaya diketahui melalui reseptoryang ditemukan di kulit, jaringan subkutan, sendi, otot, periosteum, fascia dan visera.

Nosiseptor (reseptor nyeri) adalah terminal serat delta A kecil yang diaktivitasi oleh rangsangan mekanis, terninal dan kimiawi Rangsangan nosisepsit dibawah tingkat kepala ditrnasmisikan melewati serat serat aferen ini ke komu dorsal medula spinallis.

(Laily, 2014)

b. Rangsangan kemudian di transmisikan melalui struktur yang sangat

rumit yang mengandung berbagai sususnan neuron dan sinaptik yang

memfasilitasi derajat tinggi pemprosesan input dan sensori. Beberapa

impuls kemudian ditransmisikan melalui neuron intermunsial ke sel

komu anerior dan anterolateral, tempatnya merangsang neuron yang

(10)

mempersarafi otot skelet dan neuron simpatik yang mempersarafi pembuluh darah, visera dan kelenjar keringat. Impuls nosiseptif lain di transmisikan ke sistem asenden yang berartikulasi dengan batang otak (Laily, 2014)

c. Implus yang naik ke otak kemudian masuk ke hipotalamus yang mengatur sistem autonomik dan respons neuroedokrin terhada stres dan korteks serebral yang memberi fungsi kognitif yang di dasarkan pada pengalaman masa lalu, penilaian dan emosi. (Laily, 2014)

4. Kasifikasi Nyeri Menurut Tempatnya : a. Parifer pain

Yaitu pada daerah parifer biasanya di rasakan pada permukaan tubuh seperti kulit dan mukosa

b. Deep pain

Yaitu yeri yang di rasakan dari struktur somatic dalam meliputi periosteum, otot, tendon, sendi dan pembulh darah.

c. Viseral / Splanik pain

Nyeri tejadi pada organ viseral seperti renal colic, Cholesitisis, apendiksitis dan ulkus gaster.

d. Reffered pain (nyeri alihan)

Yang di akibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh (vertebrata,

alat-alat viseral, otot) yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang

(11)

jauh sehingga dirasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu tetapi sebetulnya bukan asal nyeri.

e. Psikogenic pain

Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organik tetapi akibat trauma psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.

f. Phantom pain

Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya bagian tubuh tersebut sudah tidak ada, contohnya nyeri pada ujung kaki yang sebetulnya sudah di amputasi.

g. Intractable pain

Yaitu nyeri yang resistan (Laily, 2014)

Klasifikasi nyeri secara umu dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Nyeri akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang. Tidak melebihi enam bulan, serta ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis merupaka nyeri yang timbul secara berlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.

Yang termasuk kedalam kategori nyeri konis adalah nyeri terminal,

sindorm nyeri kronis dan nyeri psikomatis (Laily, 2014)

(12)

Menurut sifatnya

a. Insidental

Nyeri timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang. Misalnya pada trauma ringan

b. Stedy

Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu lama. Misalnya abses

c. Paroxymal

Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat, biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit kemudian hilang dan timbul lagi (Laily, 2014) 5. Skala nyeri

6. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri yang di alami oleh pasien dipengaruhi oleh seumlah faktor,

termasuk pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia, budaya dan pengharapan

tentang penghilang nyeri. Faktor-Faktor ini dapat meningkatkan atau

(13)

menurunkan persepsi nyeri pasien, meningkat dan menurunya toleransi terhadap nyeri dan pengaruh sikap respon terhadap nyeri (Laily, 2014)

7. Penyebab nyeri persalinan a. Membukanya mulut rahim b. Kontraksi dan peregangan rahim c. Kontraksi mulut rahim

d. Peregangan jalan lahir bagian bawah

e. Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeripaling hebat dalam proses persalinan (Laily, 2014)

8. Manajemen nyeri

Beberapa teknik intervensi pada manajemen nyeri persalinan antara lain kognitif, behavioral, dan sensori merupakan upaya menurunkan rasa nyeri persalinan dan meningkatkan kepuasan ibu bersalin berhubungan dengan pengalaman persalinanya. Strategi kognitif pada manajemen nyeri persalinan dimulai dengan persiapan ibu untuk bersalin dengan mengumpulkan berbagai informasi seputar kehamilan dan persalinan. (Laily, 2014)

Teknik behavioral yang umum dilakukan adalah relaksasi. Relaksasi dapat

meningkatkan toleransi nyeri melalui beberapa mekanisme antar lain relaksasi

dapat menurunkan nyeri, menurunkan respons katekolamin, meningkatkan

(14)

aliran darah ke uterus, dan menurunkan tegangan otot. Pada umumnya, penggunaan teknik ini merupakan teknik untuk fokus padajenis relaksasi spesifik dan pengaturan bola pernafsansaat mengalami ketidaknyamanan persalinan, dalam intervensi sensori, termasuk terapi modalitas, input sensori akan meningkatkan relaksasi, menciptakan pikiran positif, atau modulasi transmisi stimulus nosiseptik. Musik, sentuhan, massage/effleurage, akupresur, hot/cold therapy dan hidroterapi merupakan strategi sensorik yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu bersalin. (Laily, 2014)

C. Kompres Dingin

1. Definisi kompres dingin

Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres dingin bertujuan untuk mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengirangi pendarhan serta oedeme. ( Turlina & Ratnasari, 2014 )

Diperkirakan kompres dingin dapat menimbulkan efek analgetik dengan

memperlambat kecepatan hantaran sehingga rasa nyeri yang mencapai ke otak

lebih sedikit sehingga mengurangi rasa nyeri. Kompres dingin ini berguna

untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi dan otot, mengurangi

pembengkakan dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan meredakan nyeri

dengan mebuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran nyeri,

(15)

meredakan pendarahan dan meningkatkan ambang nyeri, ketegangan otot menurun yang berguna untuk menghilangkan nyeri (Turlina & Ratnasari, 2014)

D. Titik L14

1. Definisi Titik L14

Titik L14 secara umum memiliki efek menghilangkan rasa sakit dan merangsang kontraksi. Penekanan pada titik L14 ini diyakini dapat membantu energi tubuh mendorong bayi bergerak turun melewati jalan lahir. (Lathifah, 2018)

Titik L14 atau he ku terletak antara tulang metacarpal pertama dan kedua pada bagian distal lipatan pada kedua tangan. Meridian usus besar ini berjalan menyusuri tepi luar lengan naik ke bahu,sampai di bahu bercabang ke tengkuk mencapai benjolan ruas tulang leher 7 (cervical 7) dan tulang punggung 1 dan kembali ke bahu. Di bahu meridian ini bercabang sebuah cabangnya ke bawah turun melintasi paru-paru mencapai usus besar. Penekanan pada titik ini berguna untuk mengintensifkan kontraksi dan menuntun sie bergerak ke bawah.

(Lathifah, 2018)

Titik L14 merupakan titik utama masalah rahim. Efek yang dihasilkan

oleh penekanan pada titik L14 adalah memperbaiki energi yang tidak

(16)

seimbang, tersumbat atau kurang disepanjang organ atau meridian yang melewatinya. Titik L14 dapat merangsang hormon endorpin sehingga semakin banyak hormon endorpin yang dikeluarkan oleh tubuh maka rasa nyeri pada saat bersalin akan berkurang dikarenakan ibu merasa lebih tenang dan tidak gelisah. (Lathifah, 2018)

Titik L14 merupakan titik utama masalah rahim. Efek yang dihasilkan oleh penekanan pada titik L14 adalah memperbaiki energi yang tidak seimbang, tersumbat atau kurang disepanjang organ atau meridian yang melewatinya (Lathifah, 2018)

E. Hasil Penelitian Jurnal

1. Menurut emin yildinim, sultan alan dan sule dokylidis 2018, pengaruh kompres es pada titik L14 terhadap penurunan nyeri pada proses pesalinan di pusat penelitian pada bulan Desember 2012 dan Mei 2013 di analisis menggunakan "Formulir Identifikasi Hamil" untuk sosio-demografis fitur perempuan, "Partogram" dan "Formulir Pemantauan Terkait Perburuhan"

untuk evaluasi proses persalinan dan "Visual Analog Scale (VAS)" untuk tingkat nyeri yang dirasakan. Setelah aplikasi tersebut dilakukan, jangka waktu dan penurunan nyeri pada wanita hamil di Indonesia kelompok eksperimen diperpendek secara signifikan (ZMWU = -4,71 p <0,001).

Dimana hal ini berubah ditemukan signifikan secara statistik (p = 0,001).

Setelah aplikasi akupresur, rasa sakit wanita dalam kelompok eksperimen

(17)

berkurang secara positif dari yang sebelumnya yaitu kedua kelompok mengalami peningkatan kontraksi yang sama (p> 0,05) sebelum dilakukan kompres dingin pada titik L14. (Emine et al, 2018)

2. Menurut lilin turlina tahun 2015, pengaruh kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalinan kal 1 fase aktif di BPS Ny. Mujiyati Amd.Keb Desa Joto Sanur Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan tahun 2013 dianalisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test.

Hasil uji statistik Wilcoxon sign rank test tentang pengaruh kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalinan 1 fase aktif dengan p : < 0,00 menunjukan nilai signifikan (z = -4,243) dimana hal ini berarti Z < 0,05 sehingga HI diterima artinya ada pengaruh kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalina kala 1 fase aktif di BPS Ny.Mujiyati, Amd.Keb Desa Joto Sanur Kecamatan Tikung Lamongan. Lebih dari sebagian ibu bersalin yang melahirkan di BPS Ny.Mujiyati, Amd.Keb Desa Joto Sanur Kecamatan Tikung Lamongan mengalami nyeri berat pada persalina kala fase aktif sebelum dilakukan kompres dingin sebanyak 20 orang (71,4%) dan sebagian kecil ibu bersalin yang mengalami nyeri sedang sebanyak 3 orang (10,7%). Artinya hampir seluruh ibu bersalin mengalami nyeri berat sebelum dan menjelang persalinan, dengan demikian sekarang sebelum bidan melakukan proses persalina perlu melakukan persiapan-persiapan yang lengkap untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan (Turlina &

Ratnasari, 2014).

(18)

Data terebut menunjukan bahwa masih banyak ibu bersalin yang

mengalami nyeri persalina pada kala 1 fase aktif di indonesia khusunya di

daerah Lamongan. Biasanya para ibu yang tidak tahu cara mengandalikan

rasa nyeri persalinan ibu akan mencari informasi mengenai metode

pengendalian rasa nyeri persalina. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan nyeri persalinan kala 1 fase aktif dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu usia, budaya, pengalaman masa lalu, dukungan

keluarga dan sosial (Turlina & Ratnasari, 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia, dalam Pertemuan Ilmiah Ta- hunan (PIT) POGI yang terakhir di Jakarta, Juli 2011 telah disepakati untuk dilakukan perubahan pada standar kode etik POGI yang menyatakan

 Bagi mahasiswa yang sudah melaksanakan perwalian dan memilih mata kuliah yang memiliki praktikum, tetapi tidak mendapat nomor random/jumlah praktikum yang diambil

Subjek ND dengan Gaya kognitif FI ke 1 Pada soal nomor 1, ND bisa menjabarkan informasi yang ada dalam soal dan juga mampu menuliskan apa yang ditanyakan. Jika dilihat

Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah, antara lain bahwa cairan lindi yang berasal dari pembusukan sampah dapat

3 Tahun 2016 Tentang Rumah Tidak Layak Huni Dalam Pelaksanaan Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) Di Desa Goa Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat

Observasi dilaksanakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati aktifitas peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran serta interaksi peserta didik dan guru dalam

Menurut Surinetwork dalam buku Minna No Nihingo II Terjemahan Bahasa Indonesia (2010:144), yang pada dasarnya kata Soudesu adalah ungkapan yang menyatakan sesuatu

Telah dilakukan Penelitian di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Batang Palupuh, Sumetera Barat, dengan tujuan mendapatkan data jenis-jenis jamur makro di kedua