• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PENJUALAN KECAP SECARA KONSINYASI PADA CV. MAJA MENJANGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI PENJUALAN KECAP SECARA KONSINYASI PADA CV. MAJA MENJANGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 27 APLIKASI PENJUALAN KECAP SECARA KONSINYASI

PADA CV. MAJA MENJANGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

=======================Iis Ismawati1, Agus Setiono2 ==========================

Abstraks

CV. Maja Menjangan dalam pengerjaan admisnistrasi dan pencatatannya masih secara manual sehingga memungkinkan terjadinya permasalahan antara lain, kurang efisiensi karena memerlukan banyak waktu, Kesalahan dalam pencatatan data masih tinggi, Keamanan dan pemeliharaan data g masih dicatat pada sebuah buku sehingga sangat rawan dalam penyimpanannya, karena jika disimpan terlalu lama akan mudah rusak dan hilang. Dengan dibangunnya suatu aplikasi berbasis Visual Fox Pro 9.0 tentang penjualan konsinyasi pada pabrik kecap CV. Maja Menjangan diharapkan akan membantu dan memudahkan dalam pengolahan data penjualan konsinyasi sehingga data dan informasi yang dihasilkan akan cepat, tepat dan akurat, Pencarian data dan pembuatan laporan lebih efisien karena tidak memerlukan waktu yang lama serta dapat menanmpilkan hasil yang akurat, keamanan datanya lebih terjamin. Dalam pengembangan sistem penjualan secara konsinyasi ini di bangun dengan menggunakan metode Waterfall. Dari aplikasi yang dirancang ini akan berdampak dan mengasilkan sebuah aplikasi pengolahan data penjualan konsinyasi berbasis visual foxpro, sehingga informasi yang dihasilkan akan cepat, tepat, akurat serta pembuatan laporan efisiensi dan hasilnya akan akurat, pencarian data yang diperlukan tidak memerlukan waktu yang lama serta keamanan data akan lebih terjamin.

Kata kunci : aplikasi, penjualan, konsinyasi

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam menghadapi era pasar bebas, kita dihadapkan pada persaingan yang ketat, dimana keadaan ini membuat perusahaan yang bergerak dibidang industri barang dan jasa maupun perdagangan menginginkan kelanjutan yang baik dari usaha yang dijalankan. Banyak hal yang mempengaruhi kelanjutan dan perkembangan usaha perusahaan, salah satunya adalah pemasaran produk yang tepat yang merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai target penjualan yang diinginkan. Untuk meningkatkan volume penjualan dan meraih pangsa pasar, perusahaan bisa mengguanakan penjualan tunai, penjualan kredit dan penjulan konsinyasi. Pabrik kecap CV. Maja Menjangan merupakan pabrik yang mengjual kecap, dengan menerapkan sistem penjualan secara tunai, kredit, dan konsinyasi. Wilayah pemasarannya meliputi daerah majalengka, Cirebon, dan Kuningan serta mempunyai cabang di Bandung. Disini penulis hanya membahas penjualan kecap secara konsinyasi.

Dalam penjualan konsinyasi terjadi pengiriman, penitipan dan retur barang oleh

pemilik barang kepada pihak lain yang bertindak sehingga sebagai penjual, dimana akan mendapat komisi dari pemilik barang sesuai dengan perjanjian atas barang yang laku. Dalam penjualan konsinyasi pihak yang terlibat adalah pengamat (consignor) yaitu pihak yang menitipkan baang atau pemilik barang, komisioner (consignner) yaitu pihak yang menerima titipan barang, dan pihak ketiga sebagai pembeli.

Pabrik kecap CV. Maja Menjangan pihak pengamanat (consignor) yang mempunyai 15 komisioner di wilayah pemasaran Majalengka dengan omzet penjualan perbulan sebesar rp.

3.500.000,- s/d Rp 5.000.000,- tetapi dalam pencatatannya masih secara manual sehingga memungkinkan terjadinya permasalahan : 1.

Kurang efisiensi karena memerlukan banyak waktu, 2. Kesalah dalam pencatatan data, 3.

Keamanan data yang masih dicatat pada sebuah buku sangat rawan dalam penyimpanannya, karena jika disimpan terlalu lama akan mudah rusak dan hilang. Dengan dibangunnya suatu aplikasi berbasis Visual Fox Pro 9.0 tentang penjualan konsinyasi pada pabrik kecap CV. Maja Menjangan

(2)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 28 diharapkan akan membantu dan memudahkan

dalam pengolahan data penjualan konsinyasi sehingga data dan informasi yang dihasilkan akan cepat, tepat dan akurat, Pencarian data dan pembuatan laporan efiseinsi jarena tidak memerlukan waktu yang lama dengan hasil yang akurat, serta keamanan data akan lebih terjamin. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada pabrik kecap CV. Maja Menjangan yang merupakan bahan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul Aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi pada CV. Maja Menjangan di Kabupaten Majalengka.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Dalam pencarian data dan pembuatan laporan penjualan konsinyasi masih secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lama.

2. Belum adanya aplikasi dalam pengolahan data penjualan konsinyansi.

C. Tujuan Penelitian

a. Memudahkan dalam pencarian data sehingga menghasilkan laporan dengan cepat dan akurat

b. Menghasilkan suatu aplikasi penjualan kosinyasi yang akan memudahkan dalam pengolahan data penjualan konsinyasi

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dengan adanya aplikasi penjualan konsinyasi diharapkan dapat memudahkan CV. Maja Menjangan dalam pengolahan data dan pembuatan laporan penjualan konsinyasi.

a. Menerapkan dan mengembangan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah secara nyata

b. Dengan adanya aplikasi penjualan konsinyasi diharapkan dapat memudahkan CV. Maja Menjangan dalam pengolahan data dan pembuatan laporan penjualan konsinyasi

E. Tinjauan Pustaka

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan [10]. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut:

“Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”.[10]

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

Pengertian Aplikasi

Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan.

Secara istilah aplikasi adalah: program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju [2].

Pengertian Data

Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi datau kombinasi (Fathansyah, 1999 : 2)

Pengertian Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses kerja yang mengubah data menjadi informasi. Data

(3)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 29 adalah suatu kumpulan kejadian yang

diangkat dari suatu kenyataan berupa angka- angka atau simbol-simbol khusus atau gabungan keduanya. Pengolahan data adalah manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, berupa suatu informasi [3].

Microsoft Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan cara termudah dan tercepat untuk membuat aplikasi yang dijalankan di sistem operasi Microsoft Windows. Seorang profesional atau pemula sekalipun di bidang pemrograman Windows, Visual Basic menyediakan sekumpulan perangkat untuk memper mudah dan menyederhanakan pengembangan aplikasi yang tangguh [4].

Lalu apa sebenarnya definisi dari Visual Basic itu sendiri? Kata “Visual” merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Daripada menulis berbaris- baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di dalam antar muka, pengguna dapat dengan mudah menambahkan object yang sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang diinginkan di layar. Pengguna yang pernah menggunakan program untuk menggambar seperti Paint, maka sebenarnya sudah memiliki keahlian untuk membuat sebuah antar muka pengguna secara efektif [4].

Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer.

Visual Basic telah berubah dari bahasa asli BASIC dan sekarang memiliki ratusan pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci (keywords), dan kebanyakan di antaranya terkait dengan antar muka grafis di Windows. Pengguna tingkat pemula sekalipun dapat membuat aplikasi dengan mempelajari hanya beberapa kata kunci, sementara kekuatan dari bahasanya membolehkan para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang dapat dihasilkan dengan

menggunakan bahasa pemrograman Windows lainnya [4].

Data Flow Diagram ( DFD )

Data flow diagram merupakan gambaran sistematis secara logika yang lebih khusus dan lebih terinci dari pada diagram konteks.

Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. Data flow diagram juga merupakan alat metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Struktur Analisis dan Desain). Simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram Antara lain [5]:

Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu diagram yang terdiri dari suatu proses saja dan diberi nomor proses [6]. Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem. Diagram konteks menggambarkan Input / Output suatu sistem dengan dunia luar atau kesatuan luar.

Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik sistem, yaitu [6]:

1. Kelompok pemakai, organisasi sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.

2. Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkaran luar dan harus diproses dengan cara tertentu.

3. Data keluar, data yang dihasilkan dari sistem kita dan diberikan kepada lingkaran luar.

Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu tatanan (Keterpaduan) yang terdiri dari atas sejumlah komponen fungsional (dengan suatu fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama- sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu (Fathansyah, Ir, 1999:9)

Pengetian informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentu yang berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. (jogiyanto HM, 1999:8) Pengertian sistem informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

(4)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 30 kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto HM, 1999:11)

Pengetian Akuntansi

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkatan yang tepat dan dinyatakan dalam uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadan yang setidak-tidaknya bersifat keuangan dan penanfsiran dari hasil- hasinya. (Badriwan Zaki, 1999,1)

Pengetian penjualan

Penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

(Moekijat. 2000: 488) Pengertian konsinyasi

Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain untuk dijualkan denga arga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian (Irfan Ali, 2008:343).

Konsinyasi merupakan penuerahan barang secara fisik dari piak pengamat kepada komisioner, tanpa disertai dengan pemindahan hak milik atas barang yang diserahkan tatap pada pihak pengamat damapi barang yang bersangkutan laku dijual. (Irfan Ali, 2008 : 345)

F. Metode Pengembangan

Didalam penyelesaian masalah pengembangan sistem informasi yang akan ditempuh penulis menggunakan pendekatan metode SDLC (System Dvelopment Life Cycle) dengan menggunakan metode Waterfall. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut ; (Lewis, Jeremy 2008 :184)

1) Perencanaan Sistem

Pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan. Rencana strategis disusun dengan memperhitungkan kebutuhan sistem. Dengan demikian, dalam perumusan sasaran strategis, baik di bidang pemasaran, produksi, pengembangan produk baru, atau pembukaan bisnis baru, semuanya harus didukung dengan sistem informasi yang ideal dan efisien. Untuk memahami secara jelas terhadap sistem yang akan di kembangkan, maka

dilakukan studi berikut ini :

a. Menyampaikan pertanyaan mendalam kepada pemakai sesungguhnya apa yang menjadi kebutuhan utama mereka dari sistem yang dikembangkan tersebut.

b. Melakukan penganalisisan terhadap sistem yang ada dan bagaimana penggunaan sistem saat ini.

c. Membuat prototipe desain sistem untuk membentuk apa yan g diinginkan pemakai dari sistem yang ingin dibangun.

2) Analisis Sistem

Analisis sistem adalah proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada dengan lingkungannya sehingga diperoleh petunjuk berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan sistem. Melakukan analisis sistem harus diawali dengan tindakan survei terhadap sistem yang sudah ada dan langkah berikutnya adalah menganalisis kebutuhan pemakai. Dengan demikian, alasan dilakukannya analisis sistem pada dasarnya berkisar pada hal berikut ini :

a. Sistem yang ada sudah tidak kondusif dan tidak memenuhi kebutuhan pengguna.

b. Mendesaknya keperluan informasi baru yang lebih cepat dan relevan.

c. Kemunculan teknologi baru yang lebih efisien dan ekonomis. Selama terjadinya analisis terhadap sistem yang ada, semua informasi yang dibutuhkan untuk penyediaan dan pengembangan sistem baru dikumpulkan sebanyak-banyaknya.

(5)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 31 Kemudian informasi dianalisis untuk

mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam proses pengembangan sistem yang diprioritaskan. Apabila proyek disetujui dalam tahap awal, sistem yang ada akan disurvei untuk menetapkan sifat dan lingkup kegiatan, serta mengidentifika si kekuatan dan kelemahan sistem lama, kemudian dilakukan studi mendalam untuk menetapkan kelayakannya.

3) Desain Sistem

Dalam tahap desain, penyusun akan menerjemahkan saran yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Desain sistem dapat dilakukan dalam dua tahap :

a. Desain konseptual (tahap desain pendahuluan)

Desain konseptual (survei pendahuluan);

akan memutuskan prosedur untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi desain alternatif yang tepat. Sistem yang akan dikembangkan merupakan sistem yang dapat memenuhi tujuan perusahaan dan mampu dikendalikan.

b. Desain fisik

Desain fisik; menjelaskan persyaratan umum yang berorientasi pada pemakai dari desain konseptual ke dalam spesifikasi terinci yang digunakan untuk pengkodean serta menguji program komputer tersebut.

Proses dalam desai n fisik adalah dokumen input dan output yang dirancang, program komputer ditulis, file serta database dibuat, prosedure dikembangkan, dan pengendalian dipersiapkan untuk bisa terintegrasi ke dalam sistem baru yang sedang dikembangkan.

4) Implementasi Sistem

Semua aktivitas pengembangan sistem dilakukan dan pada akhir kegiatan semua elemen dan aktivitas sistem disatukan, diantaranya hardware dan software baru dipasang, instalasi peralatan dan pengkodean program sudah disetujui untuk diujicobakan.

Standar dan pe ngendalian sistem beserta dokumentasi sistem terpasang baru harus dibuat. Aktivitas organisasi telah berubah ke sistem baru. Setelah sistem baru terpasang semua dan beroperasi secara normal, penyesuaian

dan evaluasi setelah penerapan sistem baru dilakukan untuk mendeteksi dan memperbaiki kelemahan desain sistem. Jika pengembangan sistem telah selesai melalui tahap uji coba, maka sistem operasional diserahkan kepada perusahaan.

5) Operasional dan Pemeliharaan

Selama pengoperasiannya, sistem secara periodik aka n ditinjau ulang oleh tenaga ahli.

Tenaga ahli ini akan memberikan rekomendasi terkait dengan perubahan yang dibuat. Jika timbul atau jika muncul kebutuhan baru terhadap sistem yang berjalan, maka selanjutnya organisasi akan memprogramkan pengembangan sistem yang sudah ada. Adakalanya perusahaan menambah peralatan sendiri tanpa

mempertimbangkan implikasi dari teknologi tersebut, akibatnya tenaga ahli kesulitan menangani dengan berbagai hardware dan software yang dimiliki oleh perusahaan.

Idealnya, setiap pe rusahaan diharuskan menstandarkan sistem mereka ke dalam bentuk jaringan. Jika hal ini diterapkan, maka akan terdapat kesesuaian antara semua sistem dan berkurangnya biaya secara signifikan.

Keterangan :

1. Rekayasa sistem dan analisis (Sistem Engineering and Analysis)

Karena perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan- kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan kemudian memilah mana yang untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus

(6)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 32 berkomunikasi dengan hardware, orang

dan basis data .

2. Analisis kebutuhan perangkat lunak (Software Requirements Analysis)

Pengumpulan kebutuhan dengan fokus pada perangkat lunak, yang meliputi : Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, unjuk kerja/performansi dan antarmuka. Hasilnya harus didokumentasi dan di review ke pengguna.

Untuk perancangan sistem ini tahapan- tahapannya yaitu :

a). Perencanaan sistem (rekayasa sistem), pada tahapan ini dilakukan pengumpulan kebutuhan pada level sistem yaitu kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, orang dan basis data.

Pengumpulan kebutuhan ini penting dilakukan karena sistem informasi (PL) yang akan dibangun merupakan bagian dari sistem komputer.

b). Analisa kebutuhan sistem informasi, pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan untuk sistem informasi (PL) yang berupa data input,proses yang terjadi dan output yang diharapkan dengan melakukan wawancara dan observasi.

c). Design, pada tahap ini menterjemahkan analisa kebutuhan ke dalam bentuk rancangan sebelum penulisan program yang berupa perancangan antarmuka (input dan output), perancangan file-file atau basis data dan merancang prosedur (algoritma).

d). Coding, hasil rancangan di atas diubah menjadi bentuk yang dimengerti oleh mesin dalam bentuk bahasa pemrograman.

Jika rancangannya rinci maka penulisan program dapat dilakukan dengan cepat.

e). Testing, sebelum sistem informasi (PL) dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian difokuskan pada logika internal, dan mencari semua kemungkinan kesalahan, dan memeriksa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.

f). Maintenance, pada tahap ini sistem informasi (PL) yang telah diuji (bebas dari kesalahan) (error) maka dilakukan perbaikan atau adanya penambahan fungsi.

Sehingga faktor pemeliharaan ini penting

dan dapat berpengaruh pada semua tahap yang dilakukan sebelumnya.

G. Hasil dan Pembahasan

Diagram alir data (Data Flow Diagram) 1. Kesatuan luar yang terlibat

a. Bagian pemasaran b. Komisioner c. Pimpinan

2. Input/Output yang terlibat dengan kesatuan luar

N o

Kesatuan luar

Input Output

1 Bagian pemasaran

Data penitian barang

-

2 Komisioner Data Komisioner

Data penitipan barang

3 Pimpinan - - Laporan

Pen. Barang - Lap. Penj barang - lap. Return Penj.

Konsinyasi

3. Diagram konteks aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi

Pimpinan Pimpinan

Aplikasi penjualan kecap secara

kredit Aplikasi penjualan

kecap secara kredit Komisioner

Komisioner

Bag. pemasaran Bag. pemasaran Lap.penitipan barang

Lap.penjualan barang

Lap.Retur barang

Data Komisioner Data penjualan konsinyasi

Data penitipan barang

Data penitipan barang

Gambar 1: Diagram konteks

Keterangan:

1. Bagian pemasaran mengingat data penitipan barang

2. Komisioner menginput data komisioner dan sata penjualan konsinyasi dan

Menerima output berupa data penitipan barang

(7)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 33 3. Pimpinan menerima output berupa

laporan penitipan barang, laporan penjualan konsinyasi dan laporan return penjualan konsinyasi

Bagan berjenjang

Aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi Aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi

3.0 Pembuatan laporan

3.0 Pembuatan laporan 1.0

Penitipan barang 1.0 Penitipan barang

2.0 Penerimaan Kas dan

LPK 2.0 Penerimaan Kas dan

LPK

1.11.1 1.21.2 2.12.1 2.22.2 3.13.1 3.23.2 3.33.3

Gambar 2: Bagan berjenjang

Keterangan:

1.1 Input data penitpan barang 1.2 Edit data penitipan barang 2.2 Input data penjualan konsinyasi 2.3 Input data return penjualan konsinyasi 3.1 Laporan penitipan barang

3.2 Laporan Penjualan konsinyasi 3.3 Laporan return penjualan konsinyasi

DFD Level 0 Aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi

Bagan pemasaran Bagan pemasaran

1.0 Penitipan barang

1.0 Penitipan barang

Komisioner Komisioner

komisioner

komisioner

2.0 Penerimaan

kas 2.0 Penerimaan

kas Pimpinan Pimpinan

Penitipan

Penjualan

Return 3.0 Pembuatan

laporan 3.0 Pembuatan

laporan Data penitipan

barang

Data komisioner

Data penjualan

Lap. Penitipan barang

Lap. Penjualan komisioner Lap. Return penjualan

Gambar 3 : DFD Level 0 Aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi

DFD Level 1 penitipan barang Konsinyasi

Bag. pemasaran

Bag. pemasaran komisionerkomisioner

1.1 Input data penitipan barang

1.1 Input data penitipan barang

1.2 Edit Data Penitipan barang

1.2 Edit Data Penitipan

barang Barang

Komisioner

Penitipan Data Penitipan Barang Data komisioner

Data Penitipan Barang

Gambar 4 : DFD Level 1 penitipan barang Konsinyasi

DFD level 1 penerimaan kas dan LPK

Komisioner Komisioner

1.1 Input data

Penitipan barang

1.1 Input data Penitipan barang

1.2 Edit Data Penitipan barang

1.2 Edit Data Penitipan barang Barang

Penjualan

Return Data Penjualan

konsinyasi

Penitipan

Gambar 5 : DFD Level penerimaan kas dan LPK

DFD Level 1 Pembuatan Laporan

(8)

Jurnal Kompak STMIK IKMI Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2011 34

Pimpinan Pimpinan

3.2 Laporan Penjualan Konsinyasi

3.2 Laporan Penjualan Konsinyasi

3.3 Laporan return

Penjualan Konsinyasi

3.3 Laporan return

Penjualan Konsinyasi

Penjualan Return

Laporan Penjualan konsinyasi

3.1 Laporan Penitipan Barang

3.1 Laporan Penitipan Barang

Penitipan Laporan Penitipan

barang

Laporan Return konsinyasi

Gambar 6 : DFD Level 1 Pembuatan Laporan

H. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebaga berikut :

1. Dengan menggunakan aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi dalam hal pembuatan laporan bisa lebih cepat, tepat waktu dan akurat

2. Dengan mengguanakn aplikasi penjualan kecap secara konsinyasi dapat mempermudah dalam pengolahan data penjualan konsinyasi dan tada dapat di simpan di database.

Saran

Komputer tidak akan bekerja secara maksimal apabila pemakai tidak menggunakannya dengan baik, untuk itu agar dapat hasil yang maksimal pengguna harus mempunyai pengetahuan tentang komputer untuk menghindari kerusakan media penyimpanan data.

Berdasarkan hail kesimpulan, maka dapat di ajukan saran-saran sebagai berikut:

1. CV. Maja menjangan hendaknya memanfaatkan sistem komputerisasi di dalam pengolahan data penjualan konsinyansi, dan diharpkan aplkasi ini dapat digunakan oleh CV. Maja Menjangan sehingga akan memudahkan

dalam pengolahan data penjualan konsinyasi.

2. Hendaknya menjada ketelitian dan kedisiplinan data, agar rangkaian terjadi masalah pada program atau hardisk 3. Lakukan pemeliharaan terhadap aplikasi

ini sehingga apliksi ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

4. Sebaiknya brainware (Pengguna) aplikasi ini adalah orang yang mengerti tentang komputerisasi

5. Lakukan backup data secara berkala sebagai cadangan apabila terjadi masalah pada program atau harddisk.

I. Daftar Pustaka

1. Baridwan, Zaki. 1999. Sistem Akuntansi penyusunan Prosedur dan Metode Yogyakarta : BPEE.

2. Fathansyah, Ir. 1999. Sistem basis data, Bandung : Informatika

3. Febian Jack dan Farida handayani, 2002, kamus Komputer dan istilah Teknologi Informasi bandung : Informatika

4. Irfan, Ali. 2008. Akuntansi Industri Jlid 2 untuk SMK, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah menengah kejuruan.

5. Jogianto, H.M. 1999. Analisa dan desian sistem informasi. Yogyakarta : And Offset

6. Marlina, linda, 2004, Sistem Basis Data, Yogyakarta : Andi

7. Moekijat, 2000, Manajemen Penjualan.

Yogyakarta : Manajemen Informatika UGM.

8. Mulaydi, 2001. Sistem akuntansi, Yogyakarta : Salemba empat.

9. Sugiyono, 2005, Pemrograman Terstruktur, Jakrta : Pani Gumilang Press 10. Zinsari, Ir, 1998, Pedoman Microsoft

Visual Foxpro, Yogyakarta : Andi Offset.

Gambar

Diagram alir data (Data Flow Diagram)  1.  Kesatuan luar yang terlibat
Gambar 2: Bagan berjenjang

Referensi

Dokumen terkait

Desain statu struktur jembatan pada umumnya memperhitungkan beban mati, beban Desain statu struktur jembatan pada umumnya memperhitungkan beban mati, beban

Memberikan gambaran mengenai hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kreatif dan produktif pada materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP-N 7

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis pada data dan keterangan, maka Majelis berke- simpulan bahwa kendaraan jenis Honda CRV untuk test drive adalah tidak termasuk dalam

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aroma es krim

C Programming in easy steps has an easy-to-follow style that will appeal to anyone who wants to begin programming in C, from programmers moving from another programming language, to

It is also advisable that the local brand companies conduct marketing activities or customer loyalty programs that are suitable for the perceived personality of the brand may

Pada dasarnya metode vektor putaran atau rotasi disebut fasor, metode ini merupakan sebuah garis ukur yang menyatakan nilai arus bolak-balik yang memiliki nilai maksimum dan

Penghalusan butir ikut berperan dalam menurunkan laju korosi karena butir yang semakin halus akan menyebabkan semakin panjangnya batas butir yang terbentuk dan