• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Beban & Contoh Soal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis Beban & Contoh Soal"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 5 Modul 5

Jenis-jenis Beban (Beban Eksternal pada Struktur) Jenis-jenis Beban (Beban Eksternal pada Struktur)

Dalam melakukan pemodelan, analisis dan desain suatu struktur, perlu ada gambaran Dalam melakukan pemodelan, analisis dan desain suatu struktur, perlu ada gambaran mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur tersebut.

mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur tersebut.

Gaya statis adalah gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur dan Gaya statis adalah gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur dan mempunyai karakter

mempunyai karakter steady-statessteady-states..

Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur, pada umumnya Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur, pada umumnya tidak bersifat

tidak bersifat steady-statessteady-states dan mempunyai karakteristik besar dan lokasinya berubahdan mempunyai karakteristik besar dan lokasinya berubah dengan cepat.

dengan cepat.

Pemodelan beban pada struktur digunakan untuk menyederhanakan di dalam Pemodelan beban pada struktur digunakan untuk menyederhanakan di dalam perhitungan analisis dan desain struktur.

perhitungan analisis dan desain struktur.

5.1 Beban 5.1 Beban

Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur dapat diklasifikasikan kedalam beberapa Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori, yaitu :

kategori, yaitu :

1. Beban Mati (

1. Beban Mati (Dead Loads Dead Loads ))

Beban mati adalah segala sesuatu bagian struktur yang bersifat tetap, termasuk dalam Beban mati adalah segala sesuatu bagian struktur yang bersifat tetap, termasuk dalam hal ini berat sendiri struktur.

hal ini berat sendiri struktur.

Sebagai contoh adalah berat sendiri balok, kolom, pelat lantai dan dinding. Contoh lain Sebagai contoh adalah berat sendiri balok, kolom, pelat lantai dan dinding. Contoh lain adalah atap, dinding, jendela, plumbing, peralatan elektrikal, dan lain sebagainya.

adalah atap, dinding, jendela, plumbing, peralatan elektrikal, dan lain sebagainya.

2. Beban Hidup (

2. Beban Hidup (L i v e L o a d s  L i v e L o a d s  ))

Beban hidup adalah semua beban yang bersifat dapat berpindah-pindah (beban Beban hidup adalah semua beban yang bersifat dapat berpindah-pindah (beban berjalan), atau beban yang bersifat sementara yang ditempatkan pada suatu tempat berjalan), atau beban yang bersifat sementara yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu.

tertentu.

Sebagai contoh adalah beban kendaraan pada area parkir, kelengkapan meja/kursi Sebagai contoh adalah beban kendaraan pada area parkir, kelengkapan meja/kursi pada kantor, dinding partisi, manusia, beban air pada kolam renang, beban air pada pada kantor, dinding partisi, manusia, beban air pada kolam renang, beban air pada tangki air, dan lain sebagainya.

tangki air, dan lain sebagainya.

3. Beban Gempa (

(2)

Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari pergerakan Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa tektonik atau tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa tektonik atau vulkanik) yang mempengaruhi struktur tersebut.

vulkanik) yang mempengaruhi struktur tersebut.

Gempa mengakibatkan beban pada struktur karena interaksi tanah dengan struktur dan Gempa mengakibatkan beban pada struktur karena interaksi tanah dengan struktur dan karakteristi

karakteristik k respons struktur.respons struktur.

Beban gempa adalah beban yang merupakan fungsi dari waktu, sehingga respons yang Beban gempa adalah beban yang merupakan fungsi dari waktu, sehingga respons yang terjadi pada suatu struktur juga tergantung dari riwayat waktu pembebanan tersebut. terjadi pada suatu struktur juga tergantung dari riwayat waktu pembebanan tersebut. Beban gempa adalah beban percepatan tanah yang berupa suatu rekaman percepatan Beban gempa adalah beban percepatan tanah yang berupa suatu rekaman percepatan tanah untuk suatu gempa tertentu, sehingga untuk setiap waktu tertentu akan tanah untuk suatu gempa tertentu, sehingga untuk setiap waktu tertentu akan mempunyai harga percepatan tanah tertentu.

mempunyai harga percepatan tanah tertentu.

4. Beban Angin (

4. Beban Angin (W i n d L o a d s  W i n d L o a d s  ))

Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur yang mem-blok aliran angin, sehingga energi kinetic angin akan dikonversi menjadi yang mem-blok aliran angin, sehingga energi kinetic angin akan dikonversi menjadi tekanan energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin.

tekanan energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin.

Efek beban angin pada suatu struktur bergantung pada berat jenis dan kecepatan Efek beban angin pada suatu struktur bergantung pada berat jenis dan kecepatan udara, sudut luas angin, bentuk dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor yang lain.

udara, sudut luas angin, bentuk dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor yang lain.

Gambar 5.1 Ilustrasi pemodelan beban angina pada struktur bangunan. Gambar 5.1 Ilustrasi pemodelan beban angina pada struktur bangunan.

5. Lain-lain 5. Lain-lain

(3)

Pada beberapa tempat di beberapa negara, terdapat beban salju. Beban salju Pada beberapa tempat di beberapa negara, terdapat beban salju. Beban salju diperhitungkan dalam desain atap struktur bangunan.

diperhitungkan dalam desain atap struktur bangunan.

Selain itu, terdapat pula beban air hujan. Pada umumnya beban air hujan juga Selain itu, terdapat pula beban air hujan. Pada umumnya beban air hujan juga diperhitungkan dalam desain atap struktur bangunan.

diperhitungkan dalam desain atap struktur bangunan. Pada perencanaan bangunan dinding penahan tanah (

Pada perencanaan bangunan dinding penahan tanah ( retaining wall retaining wall ) seperti terlihat) seperti terlihat pada ilustrasi Gambar 4.2, terdapat beban berupa tekanan tanah.

pada ilustrasi Gambar 4.2, terdapat beban berupa tekanan tanah.

Selain beban-beban yang telah didefinisikan, terdapat beberapa jenis beban yang lain, Selain beban-beban yang telah didefinisikan, terdapat beberapa jenis beban yang lain, yaitu beban kejut (

yaitu beban kejut (impact impact ), beban api, beban akibat perubahan temperatur dan lain), beban api, beban akibat perubahan temperatur dan lain sebagainya.

sebagainya.

5.2 Beban pada Bangunan Gedung 5.2 Beban pada Bangunan Gedung

Pada desain struktur bangunan gedung, pada umumnya beban-beban yang Pada desain struktur bangunan gedung, pada umumnya beban-beban yang diperhitungkan adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup.

diperhitungkan adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup.

Pada perencanaan bangunan tahan gempa, diperhitungkan pula beban gempa. Sebagai Pada perencanaan bangunan tahan gempa, diperhitungkan pula beban gempa. Sebagai contoh bangunan gedung tingkat tinggi seperti apartemen, gedung kantor, hotel, dan contoh bangunan gedung tingkat tinggi seperti apartemen, gedung kantor, hotel, dan lain-lain, atau gedung yang mempunyai fungsi penting seperti rumah sakit, reaktor lain-lain, atau gedung yang mempunyai fungsi penting seperti rumah sakit, reaktor tenaga listrik, dan reaktor nuklir.

tenaga listrik, dan reaktor nuklir.

Sedangkan untuk bangunan sangat tinggi (sangat langsing) atau bangunan yang Sedangkan untuk bangunan sangat tinggi (sangat langsing) atau bangunan yang terletak di tempat terbuka, diperhitungkan pula beban angin. Sebagai contoh adalah terletak di tempat terbuka, diperhitungkan pula beban angin. Sebagai contoh adalah gedung sangat tinggi dimana rasio lebar dibandingkan tinggi bangunan sangat kecil, gedung sangat tinggi dimana rasio lebar dibandingkan tinggi bangunan sangat kecil, atau struktur menara/tiang listrik tegangan tinggi.

atau struktur menara/tiang listrik tegangan tinggi.

5.3 Beban pada Struktur Jembatan 5.3 Beban pada Struktur Jembatan

Desain statu struktur jembatan pada umumnya memperhitungkan beban mati, beban Desain statu struktur jembatan pada umumnya memperhitungkan beban mati, beban hidup akibat beban bergerak disepanjang bentang jembatan tersebut, beban gempa dan hidup akibat beban bergerak disepanjang bentang jembatan tersebut, beban gempa dan dalam kondisi tertentu diperhitungkan pula beban angin.

dalam kondisi tertentu diperhitungkan pula beban angin.

5.4 Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu 5.4 Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

Struktur statis tertentu adalah struktur yang dapat diselesaikan dengan menggunakan Struktur statis tertentu adalah struktur yang dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan keseimbangan. Sedangkan struktur statis tak tentu adalah sebaliknya.

(4)

Pada balok, suatu struktur dapat dikategorikan sebagai struktur statis tertentu atau Pada balok, suatu struktur dapat dikategorikan sebagai struktur statis tertentu atau struktur statis tak tentu berdasarkan pada derajat kebebasannya (

struktur statis tak tentu berdasarkan pada derajat kebebasannya (degree of freedom /degree of freedom / d.o.f 

d.o.f ), yaitu derajat kebebasan pada tumpuannya.), yaitu derajat kebebasan pada tumpuannya.

Latihan 5.1 Latihan 5.1

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang LL = 6 meter, dibebani oleh= 6 meter, dibebani oleh dua buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1

dua buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1 PP= N dan 12 2= N dan 12 2 PP = N. = N. Hitung reaksi-reaksiHitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

perletakan di A dan B.

Penyelesaian : Penyelesaian :

Menghitung reaksi perletakan di

Menghitung reaksi perletakan di titik A titik A (tumpuan sendi), yaitu (tumpuan sendi), yaitu dan dandan dan

Menghitung reaksi perletakan di titik B (tumpuan rol), yaitu Menghitung reaksi perletakan di titik B (tumpuan rol), yaitu

(5)

Latihan 5.2 Latihan 5.2

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang LL = 10 meter, dibebani oleh= 10 meter, dibebani oleh tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1

tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1 PP = N, 12 2= N, 12 2 PP = N dan 16 3= N dan 16 3 PP = N. Hitung= N. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(6)

Latihan 5.3 Latihan 5.3

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 10 meter, dibebani= 10 meter, dibebani oleh tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1

oleh tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1 PP= N, 12 2= N, 12 2 PP= N dan 14 3= N dan 14 3 PP= N.= N.

Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B.

(7)

Latihan 5.4 Latihan 5.4

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 10 meter, dibebani= 10 meter, dibebani oleh tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1

oleh tiga buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1 PP= N, 14 2= N, 14 2 PP= N dan 16 3= N dan 16 3 PP= N.= N.

Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B.

(8)

Latihan 5.5 Latihan 5.5

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 8 meter, dengan= 8 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar dibawah ini (P1= 10 N dan q = w1 = 2 pembebanan seperti terlihat pada gambar dibawah ini (P1= 10 N dan q = w1 = 2 N/meter).

N/meter).

Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksireaksi perletakan di A dan B.

(9)

Latihan 5.6 Latihan 5.6

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 10 meter, dengan= 10 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1= 10 N, P2 = 12 N dan q = w1 = 2 pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1= 10 N, P2 = 12 N dan q = w1 = 2 N/meter).

N/meter).

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(10)

Latihan 5.7 Latihan 5.7

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 10 meter, dengan= 10 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N dan q = w1 = 2 N/meter). pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N dan q = w1 = 2 N/meter).

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(11)

Latihan 5.8 Latihan 5.8

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 12 meter, dengan= 12 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 12 N dan q = w1 = 2 pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 12 N dan q = w1 = 2 N/meter).

N/meter).

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(12)

Latihan 5.9 Latihan 5.9

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 10 meter, dengan= 10 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 10 N, dan q = w1 = 2 pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 10 N, dan q = w1 = 2 N/meter).

N/meter).

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(13)

Latihan 5.10 Latihan 5.10

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang total LL = 12 meter, dengan= 12 meter, dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 12 N, P3 = 10 N dan pembebanan seperti terlihat pada gambar berikut (P1 = 10 N, P2 = 12 N, P3 = 10 N dan q = w1 = 2 N/meter).

q = w1 = 2 N/meter).

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(14)

Latihan 5.11 Latihan 5.11

Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan Sebuah balok dengan kondisi tumpuan sendi-rol (tumpuan sendi pada titik A dan tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang

tumpuan rol pada titik B). Balok memiliki panjang bentang LL = 6 meter, dibebani oleh= 6 meter, dibebani oleh dua buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1

dua buah beban terpusat vertikal, yaitu 10 1 PP= N dan 12 2= N dan 12 2 PP= N.= N.

Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B. Hitung reaksi-reaksi perletakan di A dan B.

(15)

Gambar

Gambar 5.1 Ilustrasi pemodelan beban angina pada struktur bangunan.

Referensi

Dokumen terkait

Gejala yang dialami oleh individu dengan gangguan depresi akan membuat mereka memiliki perasaan bersalah yang besar, kehilangan energi dan minat, perubahan

Berbeda dengan kajian yang disebutkan di atas, kajian ini merekonstruksi secara bersama memori kolektif dan identitas kultural antar komunitas umat beragama Kristen

Hasil penelitian diperoleh data secara keseluruhan faktor-faktor yang memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka ada pada kategori sedang 34,44%,

Upaya untuk memperbaiki tindakan pa- da siklus 1, yaitu dengan perbaikan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA, pemeliharaan kelas agar siswa tetap kondusif

Berda- sarkan hasil estimasi ECM menunjukkan F- statistik sebesar 13,76576 > F tabel dengan tingkat signifikan 5% sebesar 2,40, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tahapan-tahapan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk mengetahui

 Ikut serta menyusun RAB, menghitung arus kas, BEP, dan kelayakan usaha pada kegiatan usaha di sekolah (produk unit usaha/unit produksisekolah)