• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. atau explanative research. Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksplanasi adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. atau explanative research. Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksplanasi adalah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TIPE PENELITIAN

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi atau explanative research. Menurut Sugiyono (2009), penelitian eksplanasi adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu kepuasan konsumen (X), dan variabel dependen minat beli ulang (Y), serta variabel moderator yakni kepercayaan konsumen (Z1) dan loyalitas konsumen (Z2).

3.2 DEFINISI KONSEPTUAL

Menurut Galo dalam Simamora (2003) konsep adalah istilah atau simbol yang memiliki pengertian tertentu. Sementara itu, Zinkmud dalam Simamora (2003) menerangkan bahwa konsep adalah generalisasi ide tentang kelas objek, atribut, atau proses. Bagi Cooper dan Schindler dalam Simamora (2003) konsep adalah sekumpulan pengertian atau karakteristik yang bisa diasosiasikan dengan kejadian, objek, keadaan, situasi, atau perilaku tertentu.

(2)

Berdasarkan definisi konsep yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas, pada dasarnya memiliki persamaan. Gulo mengartikan konsep sebagai sesuatu yang dapat diartikan dan Zinkmud menerangkan pengertian tersebut harus berlaku umum atau general, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa konsep adalah sejumlah pengertian general tentang objek, kejadian, keadaan dan perilaku tertentu.

Definisi konseptual dalam penelitian ini, yaitu terdapat satu variabel independen (X), yaitu kepuasan konsumen, dan satu variabel dependen (Y), yaitu minat beli ulang, serta dua variabel moderator (Z), yaitu kepercayaan konsumen (Z1) dan loyalitas konsumen (Z2).

1. Kepuasan Konsumen (X)

Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa yang telah diperoleh dan setelah dinggunakan konsumen. Ini merupakan penelitian evaluatif pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang atau jasa tersebut (Mowen dan Minor, 2002).

2. Minat Beli Ulang (Y)

Minat beli ulang adalah keinginan konsumen untuk membeli kembali suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima atas suatu produk sesuai yang dinginkan. Merek yang sudah melekat dalam hati pelanggan akan menyebabkan pelanggan melanjutkan pembelian atau pembelian ulang (Nurhayati, 2012).

(3)

3. Kepercayaan Konsumen (Z1)

Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai sikap rela atau kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).

4. Loyalitas Konsumen (Z2)

Loyalitas konsumen sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu barang atau jasa yang disukai atau disenangi di masa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah perilaku.

Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakukan pembelian ulang secara terus-menerus. Oliver (dalam Taylor, Celuch, dan Goodwin, 1999)

(4)

3.3 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Kepuasan

Konsumen (X)

Kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk Berryshu.

1. Harapan 2. Kinerja 3. Perbandingan 4. Confirmation 5. Disconfirmation 6. Ketidaksesuaian

Minat Beli Ulang (Y)

Minat beli ulang adalah rasa ingin atau niat seorang konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk Berryshu yang disebabkan hadirnya pengalaman positif yang telah konsumen dapatkan setelah menggunakan produk Berryshu.

1. Keinginan untuk menggunakan produk 2. Rencana

menggunakan produk di masa mendatang 3. Kebutuhan untuk

menggunakan produk Kepercayaan

Konsumen (Z1)

Kepercayaan konsumen adalah kesediaan konsumen menerima resiko dari Berryshu berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.

1. Reputasi produk 2. Persepsi kualitas situs

dari toko online 3. Keyakinan

Loyalitas (Z2)

Loyalitas konsumen adalah sikap setia konsumen terhadap suatu produk Berryshu yang digunakan pada masa lampau, ditunjukkan dengan melakukan pembelian yang konsisten terhadap produk Berryshu serta sukarela merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli produk Berryshu.

1. Kepuasan

2. Perilaku Kebiasaan 3. Komitmen

4. Kesukaan Produk

(5)

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

3.4.1 Populasi

Sugiono (2010) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek ataupun subjek, yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di instagram Berryshu yang berjumlah 5553 orang.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2010), teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah minimal dua kali melakukan pembelanjaan di instagram Berryshu sebagai acuan untuk mendapat responden yang loyal. Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan formula slovin (dalam Riduwan, 2005) seperti berikut.

Keterangan : n= jumlah sampel N= jumlah populasi

e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

(6)

Maka, perhitungan jumlah sampel dengan jumlah populasi (sampai pada bulan November) 5553 dan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10%, adalah sebagai berukiut:

≈ 100

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 100 orang.

3.5 JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan cara melakukan penyebaran kuisioner kepada responden atau sampel yang terpilih (konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di instagram Berryshu).

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang berupa informasi tertulis maupun tidak tertulis yang diperoleh dari perusahaan, internet, majalah, koran, dan buku-buku yang terkait atau berhubungan dengan penelitian ini.

(7)

3.6 METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Kuisioner. Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat dalam rangka memperoleh data dalam penelitian, dimana kuisioner tersebut diajukan hal-hal yang relevan dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka, terkait dengan identitas responden. Pertanyaan tertutup, yakni pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.

3.7 SKALA PENGUKURAN

Dalam pengukurannya, skala ini menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2008).

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert dari pertanyaan yang diberikan kepada responden, yaitu :

-Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5 -Untuk jawaban setuju diberi nilai = 4 -Untuk jawaban netral diberi nilai = 3 -Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai = 2

-Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai = 1

(8)

3.8 METODE ANALISIS DATA 3.8.1 Pengujian Instrumen Data

3.8.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa saja yang ingin kita teliti atau sejauh mana dapat mengenai sasaran.

Validitas menurut Sugiyono (2009) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diukur, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya suatu alat ukur yang kurang valid memiliki validitas yang rendah.

Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Coeficient of Correlation sebagai berikut:

r

xy =

√{ }{ }

Sumber: Supranto (2000)

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara variabel Xi dan variabel Yi n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis

Xi = Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi) Yi = Skor dari seluruh variabel

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

(9)

1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid

3.8.2.2 Uji Reliabillitas

Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk di gunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Crombach dengan rumus sebagai beikut:

Rii =

Sumber: Sugiyono (2008) Keterangan:

rii = Reliabiltas Instumen

k = Banyaknya butir pertanyaan dan soal

∑α = ∑ varians butir pertanyaan αt2 = Varians total

Menurut Ghozali (2002), instrumen penelitian dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Crombach> 0.60. Jika nilainya lebih kecil dari 0.60 maka kuesioner penelitian ini tidak reliabel.

3.8.2 Teknik Analisis Data

3.8.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

(10)

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam penelitian ini menggambarkan penilaian dan analisis jawaban responden.

3.8.2.2 Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial bertujuan untuk melakukan pengujian konsepsi yang ditanyakan dalam hipotesis penelitian (Ferdinan, 2006). Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan multiple indicator.

Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio) (Ghozali,2006). Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. PLS juga digunakan untuk konfirmasi teori. Dibandingkan dengan covariance based SEM (yang diwakili oleh software LISREL, EQS dan AMOS) component based PLS mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh covarian based SEM (CBSEM) yaitu inadmissible solution dan factor indeterminancy (Fornell and Bookstein, 1982).

Terdapat 4 (empat) asumsi yang menjadi penyebab digunakannya PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini keempat asumsi tersebut adalah: pertama, PLS merupakan metode analisis data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus

(11)

besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, PLS dapat digunakan untuk menganalisis teori yang belum mapan, karena PLS dapat digunakan untuk prediksi.Ketiga, PLS memungkinkan alogaritma dengan menggunakan analisis series ordinary least square (OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma (Falk and Miller, 1992 dalam Ghozali, 2006). Keempat, pada pendektan PLS, diasumsikan bahwa semua ukuran variance dapat digunkan untuk menjelaskan.

3.8.2.2.1 Langkah-Langkah Pengujian PLS

1. Pengujian Model (Model Outer)

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya (Jaya et.al., 2008) sebagai berikut:

= ⋀ + ………..(3.1)

y = ⋀ η+ εy………...(3.2)

Dimana x dan y adalah indikator variabel untuk variabel laten exogen dan endogen dan η, sedangkan ⋀ dan ⋀ merupakan matrix loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan ε dan ε dapat diintrepresentasikan sebagai kesalahan pengukuran. Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrument.

(12)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006).

Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent validity dan measurement model dapat dilihat dari kolerasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin 1995). Rumus AVE (average varians extracted) dapat dirumuskan sebagai berikut:

AVE = ……….(3.3)

Keterangan:

AVE adalah rerata persentase skor varian yang diektrasi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading standarlize indikatornya dalam proses iterasi alogaritma dalam PLS. 𝝺 melambangkan standardize loading factor dan i adalah jumlah indikator.

Uji yang dilakukan pada outer model menurut Vincenzo (2010):

a. Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan >0.5.

b. Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai

(13)

yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.

c. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability >0.7 mempunyai reliabilitas yang tinggi.

d. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5.

e. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha atau Composite Reliability. Nilai diharapkan >0.7 untuk semua konstruk.

Di bawah ini hasil prariset untuk mengetahui kuesioner yang akan disebarkan layak atau tidak untuk penelitian berikutnya, prariset dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada konsumen Berryshu yang pernah berbelanja online di Instagram Berryshu. Kriteria layak dalam penelitian ini ini adalah AVE

> 0,5 dan CrossLoading>0,5. Berikut hasil dari uji validitas terhadap 16 item pertanyaan kuesioner yang dilakukan pada 30 responden:

Pada tabel 3.2 melalui pengukuran Outer Loading terdapat dua variabel yang tidak memenuhi kriteria sehingga dinyatakan tidak valid. Variabel tersebut yaitu Customer Satisfaction (X) dan Customer Loyalty (Z2). Untuk mengoreksi variabel yang tidak valid tersebut agar memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka indikator CS1 dan CL1 dikeluarkan atau tidak diikut sertakan pada uji selanjutnya dengan tujuan dapat menaikkan skor pengukuran model (outer loading) masing- masing item dan skor composite reliability.

(14)

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Prariset Awal Measurment

Model

Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model Outer Model

Convergen Validity Variabel AVE

>0,5

Valid

CS 0.5763

CT 0.6501 Valid

CL 0.5759 Valid

RI 0.7514 Valid

Diskriminant Validity

Indikator Cross Loading

>0,5

Tidak Valid

CS1 0.4446

CS2 0.9536 Valid

CS3 0.9536 Valid

CS4 0.5373 Valid

RI1 0.9694 Valid

RI2 0.6120 Valid

RI3 0.9694 Valid

CT1 0.5950 Valid

CT2 0.6299 Valid

CT3 0.9694 Valid

CT4 0.6120 Valid

CT5 0.9694 Valid

CL1 0.4553 Tidak Valid

CL2 0.9529 Valid

CL3 0.9529 Valid

CL4 0.5292 Valid

Sumber: Data Diolah, 2014

Karena ketidak valid-an beberapa item tersebut, maka dilakukan kembali uji validitas pada 30 responden dan didapatkan hasil pada tabel 3.3 melalui pengukuran (outer loading) menyatakan bahwa semua variabel dan indikator memenuhi kriteria sehingga dinyatakan valid dengan nilai kritis >0,5.

(15)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Prariset Akhir Measurment

Model

Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model Outer Model

Convergen Validity

Variabel AVE

>0,5

Valid

CS 0.7272

CT 0.7272 Valid

CL 0.6069 Valid

RI 0.7508 Valid

Diskriminant Validity

Indikator Cross Loading

>0,5

Valid

CS2 0.9701

CS3 0.9701 Valid

CS4 0.5470 Valid

CT1 0.8035 Valid

CT2 0.7685 Valid

CT3 0.8803 Valid

CT4 0.6453 Valid

CL2 0.9714 Valid

CL3 0.9714 Valid

CL4 0.5426 Valid

RI1 0.9591 Valid

RI2 0.6423 Valid

RI3 0.9591 Valid

Sumber: Data Diolah, 2014

Selanjutnya uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha dan nilai Composite Realibility (pc). Untuk dapat dikatakan suatu item pernyataan reliabel, maka nilai Cronbach’s alpha harus >0,6 dan nilai composite reliability harus 0,7.

Dengan menggunakan output yang dihasilkan SmartPLS maka composite reliability dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

………. (3.4)

Dimana adalah component loading ke indikator dan . Dibandingkan dengan Cronbach’s Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama.

Sehingga Cronbach’s Alpha cenderung lower bond estimate reliability, sedangkan

(16)

Composite Reliability merupakan closer Approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 30 responden, dapat dilihat dalam Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Composite

Reliability

Nilai Kritis Evaluasi Model

CS 0.8831

>0,7 Reliabel

CT 0.8592

CL 0.8830

RI 0.8977

Sumber: Data Diolah, 2014

2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Menurut Vincenzo (2010) Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten. Ada beberapa uji untuk model struktural yaitu:

a. R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Menurut Chin (1998), nilai R square sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah).

b. Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootrapping.

c. Prediction relevance (Q square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blinfolding.

Apabila nilai yang didapatkan 0.02 (kecil), 0.15 (sedang) dan 0.35 (besar).

Hanya dapat dilakukan untuk konstruk endogen dengan indikator reflektif.

Model struktural (Inner Model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. Model

(17)

struktural (inner model) dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan oleh nilai untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser

Q-square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnyakoefisien jalur struktural. Model persamaanya dapat ditulis seperti dibawah ini.

……….. (3.4)

menggunakan vector endogen (dependen) variabel laten, adalah vector variabel exogen (independent),dan adalah vector variabel residual. karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten, setiap variabel laten dependen , atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

………(3.5)

dan adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan variabel laten exogen dan sepanjang range indeks i dan b, dan adalah inner residual variabel. Jika hasil menghasilkan nilai lebih besar dari 0,2 maka dapat diinterprestasikan bahwa predictor laten memiliki pengaruh besar pada level struktural.

Goodness of Fit Model diukur dengan menggunakan R-square variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memilki predictive relevance; sebaliknya jika niali Q-square

≤ 0 menunjukkan model kurang memilki predictive relevance. Perhitungan Q- square dilakukan dengan rumus:

(18)

= 1 – ( 1- R 1 2 ) ( 1 – R 2 2 ) ... ( 1- R p 2 )...(3.6)

Dimana R 1 2

, R 2 2

... R p 2

adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q 2 memilki nilai dengan rentang 0 < Q 2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran

Q 2 ini setara dengan koefisein determinasi total pada analisis jalur (path analysis).

R m 2.

3.8.3 Model Analisis Persamaan Struktural

Model analisis struktural tahap pertama yang dibangun dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Model Analisis Persamaan Struktural

Model struktural (Inner Model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Goodness of Fit Model diukur dengan menggunakan R-square variabel alten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model struktural, mengukur

(19)

seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika niali Q-square ≤ 0 menunjukkan model kurang memilki predictive relevance. Perhitungan Q-square dilakukandengan rumus :

= 1 – ( 1- R 1 2

) ( 1 – R 2 2

) ... ( 1- R p 2

)...(3.6)

Dimana R 1 2

, R 2 2

... R p 2

adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q 2 memilki nilai dengan rentang 0 < Q 2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran

Q 2 ini setara dengan koefisein determinasi total pada analisis jalur (path analysis).

R m 2.\

3.9 Pengujian Hipotesis

Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2008), ukuran signifikansi keterdukungan hiptesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T- statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Analisis PLS (Partial Least Square) yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan dengan media komputer.

Gambar

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Prariset Awal  Measurment
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Prariset Akhir  Measurment
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 3.1 Model Analisis Persamaan Struktural

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan lima variabel yang terdiri dari satu variabel dependen (kepatuhan pajak), tiga variabel independen (etnis, keadilan pajak, dan komunikasi),

inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten ( structural model ), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan

Dua cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh variabel- variabel independen yaitu pengetahuan keuangan, sikap keuangan, gaya hidup, latar belakang

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s Q yang diperoleh dari nilai pasar

Uji Multikolonieritas menurut Priyatno (2013) adalah keadaan dimana dua atau lebih variabel independen pada model regresi terjadi hubungan linier sempurna atau

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian memiliki pengaruh secara parsial atau tidak terhadap variabel dependen

37 Inner model dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen atau variabel laten endogen, selain R-square pengukuran inner model juga dilakukan dengan Stone-Geisser