• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VLAN PADA PT. INTIKOM BERLIAN MUSTIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VLAN PADA PT. INTIKOM BERLIAN MUSTIKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VLAN

PADA PT. INTIKOM BERLIAN MUSTIKA

1

M Kautsar Emeraldy,

2

Nugraha Abdillah,

3

Thamrin Widaya

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara

Jl. Kebun Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11480

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa jaringan yang sedang berjalan, membuat topologi baru berdasarkan hasil analisis data dan mengimplementasi Virtual Local Area Network pada PT. Intikom Berlian Mustika. Manfaat dari penerapan VLAN yaitu dapat meningkatkan kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah metode analisis (wawancara, observasi dan analisis) dan metode perancangan dengan menganalisis jaringan komputer yang sedang berjalan, perancangan jaringan komputer yang baru, implementasi jaringan komputer yang baru, dan melakukan testing pada jaringan baru tersebut. Hasil yang dicapai berupa implementasi VLAN yang dapat membantu mengurangi broadcast storm yang terjadi pada jaringan komputer yang sedang berjalan. Simpulan dari penulisan tugas akhir ini adalah implementasi jaringan komputer berbasis VLAN dapat meningkatkan performa, efisiensi dan keamanan jaringan. (MNT)

Kata Kunci

Analisis, perancangan, implementasi, jaringan komputer, VLAN

PENDAHULUAN

PT. Intikom Berlian Mustika didirikan pada bulan April 1990. PT. Intikom Berlian Mustika bekerja dalam kemitraan dengan perusahaan terkemuka di dunia untuk menyediakan berbagai komprehensif layanan TI dan produk untuk basis klien yang luas. Layanan dan produk utamanya adalah konsultasi, software kustomisasi & bantuan implementasi, pendidikan & pelatihan, software dan hardware, integrasi sistem, e-commerce, jaringan dan pemeliharaan. Intikom mengintegrasikan orang, proses dan teknologi untuk memberikan solusi inovatif dan dapat diandalkan untuk kedua sector swasta dan sektor pemerintah.

Seiring dengan majunya teknologi informasi, metoda kerja menjadi lebih modern sehingga dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan. Saat ini metoda kerja yang ada tidak terlepas dari keberadaan perangkat keras seperti komputer, printer, scanner, dan sebagainya. Perangkat- perangkat keras yang ada dihubungkan oleh jaringan komputer yang berfungsi sebagai sarana komunikasi data. Komunikasi data memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan proses alur kerja secara keseluruhan. Setiap divisi memiliki peranan masing-masing yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Keberadaan jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika dinilai kurang efektif karena pada jaringan kantor PT. Intikom Berlian Mustika semua port switch akan meneruskan broadcast frame dari switch ke switch yang tidak pernah berhenti. Keadaan seperti ini akan menyebabkan broadcast storm (badai broadcast). Hal ini bisa membuat koneksi jaringan menjadi terputus.

Pada jaringan yang berjalan saat ini juga masih menggunakan pengalamatan IP secara static. Kekurangan dari pengalamatan IP secara static yaitu admin harus secara langsung meng-setting setiap device yang terhubung dalam jaringan dan harus memiliki IP cadangan sesuai jumlah host yang ada pada suatu jaringan.

Lingkup perancangan yang dilakukan adalah menganalisis jaringan komputer yang sedang berjalan di PT. Intikom Berlian Mustika. Kemudian merancang dan implementasi jaringan VLAN sesuai dengan

(2)

hasil analisis data dan kebutuhan dari perusahaan dan tahap yang terakhir adalah membandingkan konektivitas dan kecepatan jaringan komputer lama dengan jaringan komputer yang baru.

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika dengan implementasi jaringan VLAN sesuai dengan hasil analisis data dan kebutuhan dari perusahaan dan implementasi pengalamatan ip user secara dinamis.

Manfaat yang diperoleh dari implementasi ini adalah meningkatnya kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika sehingga proses pengiriman data menjadi lebih efektif dan mempermudah network administrator dalam mengelola perangkat jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika. VLAN

VLAN merupakan sekumpulan dari device pada sebuah jaringan LAN yang dikonfigurasi menggunakan management software, sehingga bisa berkomunikasi jika device tersebut terhubung pada kabel yang sama dan dilokasikan pada jumlah segment LAN yang berbeda karena VLAN berdasarkan pada logical connection dari pada physical connection dan VLAN sangat fleksibel. VLAN dapat dipertimbangkan untuk merepresentasikan sebuah broadcast domain. Dalam hal ini berarti transmisi dihasilkan oleh sebuah station pada VLAN diterima oleh station-station yang belum ditentukan oleh kriteria tertentu dalam domain (Gilbert Held, 1997).

Broadcast Storm

Suatu broadcast storm terjadi apabila terdapat banyak layer 2 frame broadcast di dalam jaringan, sehingga kondisi ini tentunya dapat menguras seluruh bandwidth yang ada dalam jaringan tersebut. Akibatnya tidak ada lagi bandwidth yang tersedia sehingga traffic komunikasi data dalam jaringan menjadi macet.

Broadcast storm sering terjadi pada hub/switch yang dalam topologinya menggunakan redundansi, apabila redundansi diimplementasikan pada hub/switch yang unmanageable maka proses looping dapat terjadi, namun tidak apabila menggunakan switch yang manageable, karena secara default, switch manageable terdapat STP ( Spanning Tree Protokol ) yang mampu mencegah terjadinya proses looping pada topology redundant.

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) telah dirancang untuk memberikan alokasi alamat yang dapat stasis dan dinamis. DHCP didasarkan pada gagasan dari sebuah server khusus yang memberikan alamat IP untuk host.

Spanning Tree Protocol

Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan link untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Spanning Tree Protocol dapat menghubungkan banyak bridge/Switch, dan menon-aktifkan links yang tidak termasuk dalam tree, meninggalkan satu jalur aktif antara dua buah jaringan.

Access Control List

Access Control list adalah sebuah aplikasi yang menyediakan akses control terhadap paket-paket yang menjembatani di dalam VLAN atau yang diarahkan menuju atau keluar dari VLAN. Access Control list bisa sangat membantu ketika membutuhkan pengontrolan dalam lalu lintas network.

(3)

ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Gambar 1 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Sedang Berjalan

Bagan jaringan PT. Intikom Berlian Mustika terdiri dari beberapa server dan tiga lantai yang terhubung oleh satu jaringan komputer. Jaringan komputer pada gambar 1 merupakan jaringan utama yang digunakan PT. Intikom Berlian Mustika dalam menjalankan proses kerja di perusahaan.

Semua lantai terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu kesatuan proses alur kerja pada PT. Intikom Berlian Mustika. Setiap lantai terdiri dari beberapa divisi-divisi yang memiliki tugasnya masing-masing.

Sesuai dengan gambar 1, ketiga lantai pada gedung kantor PT. Intikom Berlian Mustika terhubung pada sebuah core switch manageable yang berada pada lantai tiga. Core switch manageable tersebut juga terkoneksi dengan beberapa server sehingga user pada setiap lantai dapat mengakses server. Pada setiap lantai terdapat switch yang digunakan untuk menghubungkan device-device jaringan ke core switch. Lalu lintas data yang ada pada tiap lantai dihubungkan oleh kabel unshielded twisted-pair (UTP) yang terpasang pada tiap-tiap switch antar lantai.

Sesuai dengan gambar 1, terdapat redudansi link pada jaringan kantor PT. Intikom Berlian Mustika. Redudansi link tersebut terjadi pada jaringan yang menghubungkan core layer, lantai 1 dan lantai 2. Adanya redudansi link dapat mengakibatkan terjadinya broadcast storm yang dapat menurunkan performa device yang terhubung.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Perancangan topologi yang baru penulis menggunakan metode top down network design sebagai panduan dalam merancang jaringan baru.

(4)

Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan Client

Ada empat fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu : 1. Analisis tujuan bisnis dan hambatannya

Proses bisnis yang berjalan pada PT. Intikom Berlian Mustika membutuhkan dukungan jaringan komputer yang baik untuk koordinasi antar tiap divisi sehingga akan mempermudah proses bisnis. Kendala yang dihadapi adalah biaya pengadaan device jaringan komputer yang telah direkomendasikan dan penjadwalan pengerjaan projek yang kurang baik.

2. Analisis tujuan teknis

Dengan padatnya proses bisnis yang berjalan, PT. Intikom Berlian Mustika membutuhkan performace jaringan yang baik dan stabil sehingga dapat mengatasi traffic aliran data yang tinggi.

3. Karakteristik jaringan yang ada

Jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika terdiri dari tiga lantai yang saling terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu kesatuan proses alur kerja. Setiap lantai terdiri dari beberapa divisi-divisi yang memiliki tugasnya masing-masing. Gambar 3.8 merupakan jaringan komputer yang digunakan PT. Intikom Berlian Mustika dalam menjalankan proses kerja di perusahaan. Pengalamatan device jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian mustika menggunakan pengalamatan secara static dan masih dalam satu subnet.

4. Karakteristik network traffic

Berikut ini adalah delay dari jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika : Tabel 1 Rata–rata Delay pada Jaringan yang Sedang Berjalan

No Ukuran Paket (byte) Max Delay (ms) Min Delay (ms)

Round Trip Average Delay (ms) 1 100 35 7 22 2 500 234 2 71 3 1000 265 15 82 4 2000 180 30 105 5 3000 351 5 109 6 4000 216 24 124 7 5000 502 6 129 8 10000 381 32 178 9 15000 363 21 181

(5)

Logical Network Design

Ad

a lima fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu : 1. Membuat desain network topology

Gambar 2 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Baru

Gambar 2 merupakan skema topologi jaringan komputer baru yang diusulkan pada PT. Intikom Berlian Mustika. Dalam gambar 2 menggambarkan susunan topologi secara hierarkial. Dimana terdapat penambahan perangkat yang baru, seperti menambah server TRI untuk divisi FAD, server DHCP, email server dan perangkat access point untuk wireless. Device server dan switch berada dalam satu subnet, namun untuk membedakan pengalamatan, device server menggunakan IP 10.17.44.xxx sedangkan switch menggunakan IP 10.17.45.xxx .

Pada topologi jaringan baru diatas, terdapat dua daerah yang memiliki redudansi link yaitu pada jaringan lantai 2 dan jaringan yang menghubungkan core layer, lantai 1 dan lantai 2. Redudansi link ini berfungsi sebagai penyedia jalur cadangan apabila salah satu jalur putus, sehingga ketika salah satu jalur putus maka jalur cadangan akan aktif.

Penambahan redudansi link pada jaringan lantai 2 kantor PT. Intikom Berlian Mustika dilakukan karena pertukaran data antara BOD, para manager, divisi keuangan dan divisi sales & marketing dianggap penting. Dengan membuat redudansi link, maka dapat menimbulkan terjadinya broadcast storm. Untuk menangani broadcast storm, maka diterapkan spanning tree protocol (STP). STP memastikan bahwa hanya ada satu jalur logis antara semua tujuan pada jaringan dengan sengaja memblokir jalur berlebihan yang dapat menyebabkan lingkaran (looping). STP akan menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer antar komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame

(6)

yang looping tanpa henti di dalam network. Berikut ini adalah potongan konfigurasi STP yang ada pada salah satu switch lantai 2 :

Gambar 3 Konfigurasi STP switch 0202 2. Membuat desain model untuk pengalamatan dan penamaan

Pada fase ini dilakukan IP addressing pada tiap-tiap device yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah skema IP addressing pada tiap divisi yang akan dirancang.

Tabel 2 IP Addressing dan Pengelompokan VLAN

3. Memilih switching

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam melakukan konfigurasi pada rancangan yang akan dibuat, yaitu antara lain :

a) Switch MLS

 Membuat VLAN di switch MLS

 Pemberian VLAN ID untuk tiap-tiap lantai

 Pemberian IP address pada setiap VLAN ID

 Membuat konfigurasi spanning tree protocol (STP) pada beberapa interface VLAN.

 Port yang terhubung ke switch lain dikonfigurasi :

 Trunk encapsulation dot1Q

 Port mode trunk (terhubung ke switch dan access point)

 Port model access (terhubung ke end device)

 Membuat routing table ke default gateway

 Membuat konfigurasi Access Control List (ACL) b) Switch End Device

 Pemberian hak akses VLAN ID ke end device.

 Port yang terhubung ke switch dikonfigurasi :

 Port mode trunk

 Membuat spanning tree protocol (STP) pada port switch yang terhubung ke end device.

c) Switch distribution

(7)

 Trunk encapsulation dot1Q

 Port mode trunk (terhubung ke switch dan access point) 4. Membangun strategi network security

Berikut ini merupakan potongan konfigurasi pembatasan akses untuk keamanan data pada jaringan PT. Intikom Berlian Mustika :

Gambar 4 Konfigurasi Access Control List VLAN 44

Konfigurasi diatas menunjukkan bahwa adanya pembatasan akses dari VLAN 44 untuk mengakses beberapa server. VLAN 44 hanya diizinkan untuk mengakses server DHCP, server firewall, proxy server, dan domain controller.

Selain menggunakan VLAN, jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika juga membangun sebuah server yang berfungsi sebagai SEP (Symantec Endpoint Protection) antivirus server. Antivirus ini berfungsi untuk proteksi jaringan baik serangan dari dalam maupun serangan yang berasal dari luar (internet).

5. Membangun strategi network management

Dengan menerapkan DHCP pada jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika maka pengalamatan IP dapat dilakukan secara dynamic sehingga memudahkan admin ketika meng-setting setiap device karena tidak perlu secara langsung meng-setting setiap device secara manual.

Gambar 5 Konfigurasi DHCP pada VLAN 11

Gambar 5 merupakan potongan konfigurasi DHCP pada VLAN 11 yang digunakan sebagai penerus fasilitas DHCP ke client dimana DHCP pool nya sudah dikonfigurasi di DHCP server.

Physical Network Design

Pada perancangan jaringan kantor yang baru, PT. Intikom Berlian Mustika tidak melakukan pembelian perangkat baru, namun hanya memaksimalkan perangkat-perangkat yang telah digunakan sebelumnya dan perangkat-perangkat yang diberikan oleh partner bisnis sebagai bentuk apresiasi kerjasama. Perangkat-perangkat server yang digunakan pada PT. Intikom Berlian Mustika untuk membangun jaringan komputer yang baru dapat dilihat sebagai berikut :

(8)

Tabel 3 Perangkat Server yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru

Perangkat switch yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom Berlian Mustika adalah : Tabel 4 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru

No Switch IP Address

1 Switch cisco catalyst 3750 10.17.45.240 2 Switch cisco catalyst 2924M XL 10.17.45.241 3 Switch cisco catalyst 2950 10.17.45.247 4 Switch cisco catalyst 2960 10.17.45.250 5 Switch cisco catalyst 3560 10.17.45.196 6 Procurve 2510B-24 unmanageable 7 Procurve 2510B-24 10.17.45.190 8 Procurve 2510B-24 10.17.45.249 9 Procurve 2510B-24 10.17.45.191 10 Procurve 2620-24P 10.17.45.246

(9)

Tabel 5 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru

No Switch IP Address

11 Procurve 2620-24 10.17.45.248 12 Procurve 2610-24 10.17.45.244 13 Procurve 2510B-24 Unmanageable

Perangkat access point yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom Berlian Mustika adalah : Tabel 6 Perangkat Access Point yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru

No Type IP Address

1 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.151

2 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.239

3 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.242

4 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.243

Melakukan Testing pada Jaringan yang Baru

Pada tahap ini akan dilakukan deteksi terhadap koneksi jaringan komputer dengan menggunakan utility ping dan axence net-tools. Lewat utility ping dan axence net-tools akan diketahui berapa kecepatan, delay dan bandwith koneksi antar perangkat yang terhubung dan saling berkomunikasi. Jika perangkat terhubung satu sama lain maka akan memperoleh reply data dan sebaliknya jika perangkat tidak terhubung akan terjadi request time out atau dengan kata lain koneksi terputus.

1. Testing Konektivitas Menggunakan Ping

(10)

Tabel 7 Hasil Pengujian Koneksi Antar VLAN

No Source Destination

Delay (ms)

Min Max Avg

1 VLAN11 VLAN11 1 3 1 VLAN22 1 4 2 VLAN33 1 3 2 VLAN44 - - - 2 VLAN22 VLAN11 1 3 1 VLAN22 1 4 2 VLAN33 1 3 2 VLAN44 - - - 3 VLAN33 VLAN11 1 4 2 VLAN22 1 4 2 VLAN33 2 3 2 VLAN44 - - - 4 VLAN44 VLAN11 - - - VLAN22 - - - VLAN33 - - - VLAN44 2 4 3

(11)

1. Testing Delay Menggunakan Ping

Berikut adalah hasil ping yang telah dilakukan :

Gambar 7 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet 100 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru

Tabel 8 Perbandingan Round Trip Average Delay Jaringan Lama dan Jaringan Baru pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika

1. Testing menggunakan Axence NetTools

Berikut ini adalah hasil testing jaringan komputer kantor PT. Intikom Berlian Mustika menggunakan Axence NetTools :

No Ukuran paket (byte)

Round Trip Average Delay Jaringan Lama (ms)

Round Trip Average Delay Jaringan Baru (ms) 1 100 22 6 2 500 71 12 3 1000 82 15 4 2000 105 17 5 3000 109 19 6 4000 124 20 7 5000 129 23 8 10000 178 26 9 15000 181 30

(12)

Gambar 8 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 20 Packet Dalam Berbagai Ukuran Packet

Tabel 9 Perbandingan Average Delay dan Bandwith Jaringan Lama dan Jaringan Baru pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika

(13)

Simpulan

Kesimpulan akan diuraikan berdasarkan hasil implementasi jaringan yang baru.

Setelah melakukan pengujian pada jaringan yang baru maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

1.

Dengan diterapkan VLAN dan Spanning Tree Protocol (STP) maka

broadcast storm yang terjadi kini dapat diatasi.

2.

Dengan diterapkan VLAN kini tiap-tiap lantai terbagi dalam

segmen-segmen tersendiri. Di dalam jaringan komputer, komunikasi data antar

VLAN dapat dibatasi. Ini menunjukkan bahwa tiap-tiap VLAN dapat

memiliki kebijakan tersendiri sehingga VLAN lain tidak dapat leluasa

mengakses data dari VLAN yang bersangkutan kecuali jika diberikan izin

akses.

3.

Dengan diterapkan VLAN waktu perjalanan paket saat pertukaran data

meningkat hingga lima kali lebih cepat dan rata-rata bandwith yang

diberikan meningkat hingga 11,5% lebih besar.

4.

Topologi jaringan komputer yang baru mempermudah pengelolaan jika

terjadi perubahan infrastruktur pada jaringan komputer, seperti

penambahan perangkat baru dan penambahan VLAN baru.

Saran

Dengan membaca keseluruhan skripsi ini, penulis menyadari bahwa teknologi

yang dirancang masih memiliki banyak kekurangan. Diharapkan dengan adanya

rancangan tersebut, nantinya dapat dilakukan pengembangan ke arah selanjutnya antara

lain dengan :

1.

Menerapkan

metode

Virtual

Trunking

Protokol

(VTP)

untuk

mendistribusikan informasi serta mensinkronisasi informasi VLAN

sehingga dapat meminimalkan masalah yang disebabkan oleh konfigurasi

yang tidak benar dan inkonsistensi konfigurasi.

2.

Memaksimalkan port-port Gigabitethernet yang teradapat pada switch,

sehingga transmisi data yang terjadi jauh lebih baik dan cepat dibanding

dengan sebelumnya.

3.

Menerapkan redudansi link pada device jaringan yang dianggap penting

sehingga jika terjadi masalah pada salah satu link maka jaringan dapat tetap

berjalan melalui link lainnya.

4.

Melakukan testing performa jaringan dengan berbagai macam tools dan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, E., Purnama, I., Mahardika, T. I. R., Wicaksana, I. W. S. (2012). Bandwith

Management Queue Tree Vs Simple Queue. Konferensi Nasional Sistem Informasi

2012, 168

Fatoni. (2012). Analisis Kualitas Layanan Jaringan Intranet (Studi Kasus Universitas Bina

Darma).

Diperoleh

(tanggal

akses

11-12-2012)

dari

http://blog.binadarma.ac.id/fatoni/wp-content/uploads/2011/04/Jurnal-QoS.pdf

Garrett, John. (2005). Using DHCP for Easier Client Management. Exploring Windows

NT for Professionals, 5-9.

Gilbert, H. (1997). Virtual LANs. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Hilal H. Nuha MT. (2012). Jaringan Komputer. Diperoleh (tanggal akses 12-03-2012)

dari

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Jonathan, L. (2006). Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Priscilla, O. (2011). Top-Down Network Design (3

th

edition). Indianapolis: Cisco Press.

Riadi, I. (2010). Optimasi Bandwith Menggunakan Traffic Shapping. Jurnal Informatika,

374-382.

Scott, E. (2007). CCNA Portable Command Guide (2

th

Edition). Indianapolis: Cisco Press.

Sutanto, F. A., Yulianton, H., & Razaq, J. A. (2011). Rancang Bangun VLAN untuk

Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank.

Teknologi Informasi DINAMIK, 94-100.

Tanenbaum, A. S. (2003). Computer Networking (4

th

Edition). New Jersey: Pearson

Education International.

Zenhadi. (2011). Analisa QoS Jaringan. Diperoleh (tanggal akses 12-03-2012) dari

http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom1/Prakt%20Modul%2014%20Analisa%20QoS.pdf

RINGKASAN RIWAYAT HIDUP

Muhammad Kautsar Emeraldy, lahir di Jakarta 16 Februari 1991, penulis

menamatkan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang

Teknik Informatika.

Nugraha Abdillah, lahir di Jakarta 3 Februari 1991, penulis menamatkan

pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik

Informatika.

Thamrin Widaya, lahir di Jakarta 29 Oktober 1991, penulis menamatkan

pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik

Informatika.

Gambar

Gambar 1 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Sedang Berjalan
Gambar  3.8  merupakan  jaringan  komputer  yang  digunakan  PT.  Intikom  Berlian  Mustika  dalam  menjalankan  proses  kerja  di  perusahaan
Gambar 2 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Baru
Gambar 3 Konfigurasi STP switch 0202  2.  Membuat desain model untuk pengalamatan dan penamaan
+6

Referensi

Dokumen terkait

a) Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sumber daya manusia dimana kecenderungannya sumber daya manusia yang puas akan selalu

Adalah penting bahwa semua perencanaan umum didasarkan kepada data yang dapat dipercaya dan prosedur yang seragam digunakan untuk penyiapan program pekerjaan jembatan juga penting

Menurut Narimawati (2008), data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau perta- ma. Data ini tidak tersedia dalam bentuk ter- kompilasi ataupun dalam bentuk file-file.

Lembaga keuangan mikro syariah kegiataannya memberikan pelayanan ke masyarakat bawah, yang tidak memiliki akses untuk lembaga yang lebih besar, tujuannya sama yaitu pencapaian

Reaksi stres yang ditampilkan para remaja di kelurahan Tamansari ini seperti mereka lebih senang diam diluar rumah atau pergi keluar dari lingkungan rumahnya,

Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

Hal ini disebabkan karena sudah terbiasanya guru dalam menyampaikan suatu materi dengan cara atau metode tertentu, sehingga kurang menyadari bahwa sesunguhnya ada yang

Sesuai dengan karakteristik hubungan antar- variabel, desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif, yaitu bermaksud untuk menge- tahui pengaruh langsung