• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN KADAR LEMAK, STATUS GIZI DAN KAPASITAS VITAL PARU DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MAHASISWA PENJASKES

UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH TAHUN 2013 Fakhrullah

Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh ABSTRAK

Kesegaran jasmani salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor fisik dan kesehatan seseorang. Faktor fisik dan kesehatan dalam penelitian ini yaitu kadar lemak, status gizi dan kapasitas vital paru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar lemak (X1) dengan kesegaran jasmani

(Y) mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013, status gizi (X2) dengan kesegaran jasmani (Y) mahasiswa penjaskes Universitas

Abulyatama Aceh tahun 2013 dan kapasitas vital paru (X3) dengan kesegaran

jasmani (Y) mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013. Peneltian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan test pengukuran tiap variabel selanjutnya diteliti dan dilakukan pengolahan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 27 mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah; untuk pengukuran kadar lemak menggunakan alat Skin fold caliper, pengukuran status gizi menggunakan alat timbangan ZT-120, pengukuran kapasitas vital paru dengan alat Spirometer, dan pengukuran kesegaran jasmani dengan tes TKJI. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh langsung melalui tes dan pengukuran. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik. Setelah analisis data penelitian diperoleh korelasional sebagai berikut; terdapat hubungan X1 dengan Y dengan

koefisien korelasi sebesar 0,41 termasuk dalam kategori sedang. Terdapat hubungan X2 dengan Y dengan koefisien korelasi sebesar 0,51 termasuk dalam

kategori sedang. Terdapat hubungan antara X3 dengan Y dengan koefisien

korelasi sebesar 0,39 termasuk dalam kategori rendah. Koefisien korelasi secara bersama-sama X1, X2, X3 dengan Y sebesar 0,76 termasuk dalam

kategori cukup, dengan perbandingan rtabel=0.38 dapat disimpulkan bahwa rhitung

> rtabel (0,76>0,38) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Kadar

Lemak (X1), Status Gizi (X2) dan Kapasitas Vital Paru (X3) dengan Kesegarana

Jasmani (Y) mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013 Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran

Jasmani. PENDAHULUAN

Kesegaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik. Kesegaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur, terukur dan terprogram. Kesegaran jasmani yang baik merupakan modal dasar

(2)

2

utama bagi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Sumosardjuno (1989:9) mendefinisikan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak.

Dewasa ini berbagai manfaat dan kegunaan olahraga semakin dipahami dan dirasakan oleh masyarakat, manfaat dan kegunaan tersebut makin lama semakin besar sehingga akan menyangkut banyak hal, seperti: kesehatan, kebugaran, prestasi, perekonomian, politik dan mngharumkan nama bangsa.

Penggunaan ilmu pengetahuan seperti ilmu faal, anatomi, fisiology, psikology dan ilmu-ilmu lain akan memberikan banyak manfaat dan pengaruh terhadap pencapaian prestasi olahraga. Sehingga, antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan dapat dipadukan untuk dijadikan satu konsep yang dapat mengacu untuk pembinaan fisik dan kesehatan, serta dapat menunjang tingkat kebugaran jasmani manusia.

Lemak merupakan salah satu zat terpenting yang akan digunakan dalam tubuh, karena lemak merupakan bentuk utama dalam penyimpanan energi yang paling bagus untuk menjadi bahan bakar yang paling efisien dalam melakukan aktifitas fisik jadi kaitanya antara kadar lemak dengan kesegaran jasmani yaitu; banyak atau kurangnya lemak yang terkandung dalam tubuh seseorang karena pada saat melakukan aktivitas olahraga lemak ini diperlukan sebagai cadangan energi apabila karbohidrat telah habis.

Dalam melakukan aktivitas tentu diperlukan energi yang digunakan untuk kontraksi otot. Hal ini seperti dikemukakan Nestle (1948: 661) bahwa: “ Salah satu faktor yang mempengaruhi pengeluaran energi setiap orang adalah tingkat aktivitas fisik. Semakin luas permukaan tubuh atau semakin besar persentase lemak tubuh maka semakin besar energi yang dibutuhkan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya kadar lemak yang dimiliki seseorang akan berdampak pada kesegaran jasmaninya. Hal ini sesuai dengan teori Garrow (2005:75) yang menyatakan bahwa peningkatan persen lemak tubuh dapat menurunkan kesegaran jasmani. Seseorang yang memiliki tubuh gemuk akan mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk bergerak membawa berat tubuhnya dibandingkan dengan orang yang memiliki tubuh ideal, sehingga seseorang yang gemuk akan lebih cepat merasa lelah.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tubuh akan mampu menerima beban kerja dengan baik bila energi yang disediakan terpenuhi. Energi tersebut didapatkan dari pembakaran cadangan zat gizi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Tinggi rendahnya zat gizi dalam tubuh tercermin dari status gizinya (Williams, 2007:6).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, untuk mendapatkan kesegaran jasmani diperlukan gizi yang cukup, sebaliknya kecukupan gizi mampu meningkatkan kesegaran jasmani seseorang.

Pernapasan merupakan proses pergantian udara yang dibutuhkan oleh manusia untuk proses pembakaran dengan oksigen yang dikandung dalam udara ditampung

(3)

3 dalam paru. Namun daya tampung paru setiap manusia berbeda-beda. ada sebagian orang yang hanya menampung sedikit sekali oksigen dalam parunya, sehingga tidak cukup mampu untuk menyuplai oksigen dalam peredaran darah, ini akan menyebabkan tingkat kesehatan menurun.

Simbolon, (1992:122) menjelaskan: Pernapasan mutlak diperlukan oleh organisme agar tetap bisa hidup, pernapasa (respirasi) ialah proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan menghasilkan energi. Respirasi meliputi tiga pengertian yaitu:

a. Bernapas, mengambil dan mengeluarkan napas

b. Pertukaran gas terjadi dalam sel dengan lingkungannya

c. Reaksi enzim, reaksi oksida (penggunaan O2) dalam sel dengan bantuan enzim pernapasan atau sitokrom untuk menghasilkan energi.

Aktivitas fisik pada remaja dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah faktor fisiologis/perkembangan (misalnya: pertumbuhan, kesegaran jasmani, keterbatasan fisik), lingkungan (fasilitas, musim, keamanan) serta faktor psikologis, sosial dan demografi (pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, teman sebaya, status ekonomi, jenis kelamin, usia). Penurunan aktivitas fisik menyebabkan rendahnya tingkat kesegaran jasmani dengan berkurangnya kekuatan, kelenturan, tenaga aerobik dan ketrampilan atletik (Morris, 2005:23).

Kenyataan yang penulis amati, kesegaran jasmani pada mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013 tersebut masih kurang maksimal saat mengikuti proses kegiatan aktivitas fisik.

Mahasiswa terlihat mudah mencapai kelelahan dalam mengikuti kegiatan fisik tidak seperti yang di harapkan, padahal mahasiswa penjaskes merupakan sekelompok insan yang tidak luput dari aktivitas. Untuk itu penulis ingin melihat apakah ada pengaruh unsur lemak, gizi dan kapasitas vital paru yang menyebabkan permasalah tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui hubungan kadar lemak dengan kesegaran jasmani pada mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013.

2. Mengetahui hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani pada mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013.

3. Mengetahui hubungan kapasitas paru dengan kesegaran jasmani pada mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013.

4. Mengetahui hubungan antara kadar lemak, status gizi dan kapasitas paru dengan kesegaran jasmani pada mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh tahun 2013.

(4)

4

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yang berjumlah 27 orang. Sedangkan yang menjadi sampel adalah dengan mengambil keseluruhan dari populasi, yaitu mahasiswa penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yang berjumlah 27 orang.

Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengukur kadar lemak dengan menggunakan alat Skinfold caliper

2. Mengukur status gizi dengan menggunakan pengukuran Antropometri, yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan, selanjutnya dilakukan penghitungan Indek Masa Tubuh (IMT)

3. Mengukur kapasitas vital paru dengan menggunakan alat Spirometer 4. Mengukur tingkat kesegaran jasmani dengan test TKJI

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah alat ukur untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kemajuan yang telah dicapainya. Nurhasan (1994:1) menjelaskan bahwa ”dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur dengan alat ukur ini kita akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran”. Dan alat ukur yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Kadar Lemak menggunakan alat Skinfold caliper. Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

a. Lipatan kulit dan lemak pada bagian belakang lengan atas (Tricep) dicubit dengan tangan kiri sedemikian rupa tanpa mengikutkan lapisan otot dibawahnya.

b. Tangan kanan memegang Skinfold caliper untuk menjepit lapisan kulit yang telah dicubit. Skala yang ada pada Skinfold caliper langsung dapat dibaca berapa tingkat ketebalan lemaknya.

2. Mengukur Status Gizi menggunakan tes Antropometri. Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

Kadar Lemak

Status Gizi Kesegaran Jasmani

Kapasitas Vital Paru

(5)

5 a. Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan dan alat ukur tinggi

badan ZT 120.

b. Mengukur tinggi badan menggunakan timbangan dan alat ukur tinggi badan ZT 120.

c. Setelah didapat BB dan TB dari hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan penghitungan IMT dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IMT = Keterangan:

IMT = Indeks Masa Tubuh

BB = Berat Badan dengan satuan (kg) TB = Tinggi Badan dengan satuan Meter (Sumber: WHO: 2007)

3. Mengukur Kapasitas Vital Paru menggunakan alat Spirometer. Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut

a. Posisi siap berdiri dihadapan Spirometer, menarik napas sedalam-dalamnya dengan hidung dijepit.

b. Tiupkan udara yang dihirup sekaligus kedalam spirometer , usahakan agar tidak ada udara yang bocor.

c. Peniupan dilakukan dengan sekali tiupan tanpa terputus.

d. Hasil tiupan akan langsung terbaca pada skala yang ada pada Spirometer

4. Pengukuran kesegaran jasmani dengan melakukan tes kesegaran jasmani (TKJI) usia 18 tahun ke-atas, yang terdiri dari lima kategori tes yaitu tes kecepatan dengan lari sprint 60 meter, tes pull up selama 60 detik, tes sit up selama 60 detik, daya ledak otot dengan tes vertical jump, tes daya tahan atau lari jarak menengah (1200 meter). Hasil setiap butir tes yang telah diubah dalam satuan nilai selanjutnya dijumlahkan kelima butir tes TKJI tersebut.

Selanjutnya melalui tes tersebut di ataslah penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemudian dilakukan pengolahan terhadap data-data yang diperoleh setelah melakukan test dengan rumus-rumus statistik.

Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data tersebut adalah menghitung rata-rata, menghitung standar deviasi, menghitung koefisien korelasi antar variabel, menghitung koefisien korelasi, dan pengujian hipotesis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai ketebalan lemak rata-rata menggunakan Skin fold caliper untuk menemukan data Kadar Lemak Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 adalah 15,04 mm dan berdasarkan tabel Norma Tes Pengukuran Kadar Lemak termasuk dalam kategori baik. Kemudian perolehan nilai tinggi badan dan berat badan rata-rata yang telah dihitung dengan rumus IMT = pada pengukurun Status Gizi Mahasiswa Penjaskes Universitas

(6)

6

Abulyatama Aceh Tahun 2013 memperoleh nilai rata-rata sebesar 20,62 Kg/m2 dan berdasarkan tabel norma tes Status Gizi termasuk dalam kategori normal. Nilai rata-rata Kapasitas Vital Paru Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 diperoleh sebesar 2985,18 termasuk dalam kategori kurang. Selanjutnya nilai rata-rata Kesegaran Jasmani Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yaitu 16,96 termasuk dalam kategori sedang.

Analisis data untuk menemukan korelasi menunjukkan bahwa korelasi X1 dengan

Y sebesar 2,25 dengan tHitung=2,25>ttabel=1,70 menunjukkan bahwa terdapat hubungan

kadar lemak dengan kesegaran jasmani, dengan demikian untuk menjaga ketebalan lemak perlu latihan-latihan yang mengarah pada aspek kadar lemak karena kadar lemak berhubungan dengan kesegaran jasmani. Kemudian analisis data korelasi juga menunjukkan koefisien korelasi X2 dengan Y sebesar 2,96 dengan

tHitung=2,96>ttabel=1,70 menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan

kesegaran jasmani, sehingga untuk meningkatkan kesegaran jasmani juga perlu memperhatikan aspek status gizi karena status gizi berhubungan dengan kesegaran jasmani. Selanjutnya koefisien korelasi X3 dengan Y sebesar 2,12 dengan

tHitung=2,12>ttabel=1,70 menunjukkan bahwa terdapat hubungan kapasitas vital paru

dengan kesegaran jasmani, dengan demikian untuk meningkatkan kesegaran jasmani perlu memperhatikan tingkat kapasitas vital paru. Sedangkan koefisien korelasi X1, X2,

X3, dengan Y sebesar 0,76 dengan Fhitung = 10,55 dan nilai Ftabel,= 3,40 (Fhitung lebih

besar dari Ftabel) hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan Kadar Lemak,

Status gizi dan Kapasitas Vital Paru dengan Kesegaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan Kadar Lemak dengan Kesegaran Jasmani pada Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yaitu sebesar 0,41 termasuk dalam kategori sedang. Walaupun hubungannya dalam kategori sedang namun kadar lemak tetap merupakan faktor yang tidak bisa dipisahkan dengan kesegaran jasmani dan perlu di perhatikan agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani. 2. Terdapat hubungan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani pada Mahasiswa

Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yaitu sebesar 0,51 termasuk dalam tegegori sedang pula. Dalam hal ini status gizi pun merupakan salah satu faktor pendukung meningkatkan kesegaran jasamani, sehingga diharapkan agar rutin memeriksa status gizinya apakah kurus, normal atau gemuk.

3. Terdapat hubungan Kapasitas Vital Paru dengan Kesegaran Jasmani pada Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yaitu sebesar 0,39 termasuk dalam kategori rendah. Namun demikian perlu kiranya dipertimbangkan kapasitas vital paru seseorang karena besar sedikit nya volume udara dalam paru seseorang juga mempengaruhi kemampuan beraktifitasnya, maka diperlukan latihan-latihan yang mengarah untuk dapat meningkatkan volume udara dalam paru-paru seperti jogging, senam, bersepeda dan juga latihan pernapasan secara teratur.

(7)

7 4. Terdapat hubungan yang signifikan Kadar lemak, Status Gizi dan Kapasitas Vital Paru dengan Kesegaran Jasmani pada Mahasiswa Penjaskes Universitas Abulyatama Aceh Tahun 2013 yaitu sebesar 0,76 termasuk dalam kategori cukup. Sehingga kadar lemak, status gizi dan kapasitas vital paru merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan untuk menunjang kesegaran jasmani.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka telah diperoleh kesimpulan sebagaimana yang terdapat pada kesimpulan di atas, oleh karena itu maka penulis memberikan beberapa saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan aktivitas olahraga, seperti mahasiswa penjaskes, atlet dan olahragawan disarankan agar terus mempelajari dan memahami unsur-unsur pendidikan, dalam hal ini mengenai tes pengukuran kadar lemak, status gizi, kapasitas vital paru dan kesegaran jasmani sehingga memiliki ilmu dan wawasan yang luas mengenai aspek tersebut serta mampu memanfaatkan hasil teknologi dengan baik dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kepada para pemegang kebijakan dalam pendidikan khususnya olahraga disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a. Dalam rangka usaha mentransmisikan keilmuan olahraga, dalam hal ini mengenai kadar lemak, status gizi, kapasitas vital paru dan kesegaran jasmani, hendaknya disediakan suatu perangkat pendukung seperti peralatan serta saran prasarana dalam bidang tersebut sehingga terakomodir kebutuhan dan memudahkan dalam melakukan kegiatan olahraga.

b. Melakukan pemberdayaan tenaga-tenaga kependidikan yang potensial dan memanfaatkan sumber daya pendidikan lainnya untuk dilibatkan dalam berbagai aspek keolahragaan, sehingga akan tersusun suatu pola pikir yang kompleks mengenai ilmu keolahragaan.

3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks seperti eksperimen, etnografi dan lainnya, menggunakan variabel yang lebih banyak lagi, juga melakukan peneletian pada tingkat yang lebih khusus lagi seperti atlet sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan pada wilayah yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Bina Akasara

Garrow, John, (2005). Body Size and Composition In: Geissler C, Powers H. Human Nutrition, 11th Edition. London: Elsevier Limited.

Morris, F Choi P, (2005). Changing Physical Activity and Exercise Patterns In: Geissler C, Powers H. Human Nutrition, 11th Edition. London: Elsevier Limited. Nestle, M, (1984). Nutrition in Clinical Practice. Greenbrae, California: Jones

Medical Publication

Nurhasan, (1994). Tes dan Pengukuran Olahraga, IKIP Bandung

(8)

8

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv.

Sumosardjuno, Sadoso, (1989). Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Pustaka Kartini

WHO, (2007). WHO Reference 2007 for child and adolescent. WHO: Geneva

Williams, MH, (2007). Nutrition, Exercise, and Health Related Fitness In: Nutrition for Health, Fitness, and Sport. New York : McGraw-Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Sarana dan Prasarana yang wajib dimiliki dalam tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang

Setelah mengamati dan membaca teks tentang tokoh Proklamasi Kemerdekaan, siswa mampu menyebutkan ciri kata baku dengan benar.. Setelah berdiskusi, siswa mampu

During that same year, his wife Karina Jett who is also a professional Poker player, made the same final table as did Chip at the Old Billings Gate Market Open Event in London.. Born

Keluaran yang akan diperoleh dari hasil penerapan metode RCM ini adalah usulan kebijakan maintenance bagi tiap komponen kritis beserta interval waktu maintenance -nya yang

Oleh itu, kajian ini akan mengenal pasti faktor-faktor yang mendefinisikan kemiskinan multi dimensi kemudian membentuk kategori kemiskinan yang bertujuan untuk memperoleh

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok penyebab perubahan lingkungan fisik

donor ikatan hidrogen yang digunakan menjadi pelarut dalam pemurnian biodiesel.

Peningkatan kinerja optimalisasi Key Performance Indicators (KPI) pada Perguruan Tinggi Raharja melalui pendekatan Balance Scorecard upaya mengimplementasikan