• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. yang dihadapi dalam, khususnya dapat dilakukan dengan cara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. yang dihadapi dalam, khususnya dapat dilakukan dengan cara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Coba 4.1.1 Analisis Kebutuhan

Analisis Kebutuhan dilakukan untuk mengenali permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam, khususnya dapat dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dilanjutkan dengan studi pustaka.

Observasi telah dilakukan Sekolah Dasar Negeri No. 96 Sipatana. Hasil pengamatan diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran senam aerobik memiliki kendala atau hambatan, yaitu; 1) tidak adanya kaset CD tutorial khusus senam aerobik, dan 2) instruktur senam/orang ahli dalam bidang senam aerobik. Dengan adanya masalah tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran materi senam aerobik tidak dapat dilaksanakan, dan tentunya juga hal tersebut akan memberikan dampak negatif bagi siswa seperti; 1) siswa kurang mengenal aktivitas senam aerobik, 2) siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan koordinasi atau kemampuan menggunakan dua atau lebih anggota tubuh pada saat yang bersamaan, seperti mata, telinga, tangan, kaki dan 3) siswa tidak tahu apa manfaat dari aktivitas senam.

Berdasarkan hasil observasi tersebut maka yang akan dikembangkan adalah senam aerobikkita yang sesuai untuk siswa dasar kelas tinggi. Diharapkan produk yang dihasilkan antara lain; 1) membantu terlaksananya proses

▸ Baca selengkapnya: aktivitas yang dilakukan untuk mengenal proses analisis data, khususnya dalam hal mengoleksi data dari situs web, yang dikenal dengan istilah

(2)

Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, 2) siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam senam, seperti nilai kerja sama, sportivitas, kejujuran, disiplin dan keberanian, 3) mengembangkan keterampilan gerak dasar (lokomotor, manipulatif, dan non lokomotor) siswa kelas tinggi sekolah dasar.

4.1.2 Deskriptif Draf Produk Awal

Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan senam aerobik yang sesuai sebagai media pembelajaran bagi siswa sekolah dasar kelas atas. Maka tahap yang akan dilanjutkan selanjutnya adalah membuat produk dengan menggunakan lagkah-langkah sebagai berikut: (1) Pengkajian senam aerobik untuk mengetahui karakteristik olahraga ini, (2) mengembangkan produk awal senam aerobik untuk siswa kelas tinggi (IV, V, Dan VI) ; menganalisis tujuan dan karakter produk,; menganalisis karakter siswa; menetapkan tujuan dan bentuk gerakan dalam senam aerobik; menetapkan stategi dan pengorganisasian dan pembelajaran.

Produk awal dihasilkan setelah melalui proses desain dan produksi. Produk awal tersebut adalah senam aerobik sebagai media pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas atas (IV, V, Dan VI). Berikut ini adalah draf awal senam aerobik, sebelum divalidasi ahli oleh guru pendidikan jasmani sekolah dasar.

(3)

4.1.3 Validasi Ahli

4.1.3.1Validasi Draf Awal Produk

Sebelum diujicobakan dalam uji coba skala kecil, telah divalidasi oleh para ahli yang sesuai oleh bidang penelitian. Ahli yang dilibatkan 2 (dua) orang ahli pembelajaran senam aerobik dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang berasal dari dosen, yaitu; Suriyadi Datau, S.Pd, M.Pd, Mirdayani Pauweni, S.Pd. M,Pd dan 1 (satu) 0rang guru pendidikan jasmani sekolah dasar, yaitu Jusuf Bague A.Ma, Pd.

Validasi dilakukan dengan cara draf produk awal model senam aerobik, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa kunsioner yang berisi aspek kualitas model senam dan saran serta komentar dari para ahli. Hasil evaluasi berupa nilai untuk aspek berupa nilai untuk aspek kualitas model pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1-4. Lembar evaluasi untuk kualitas model senam aerobik yang akan dikembangkan, dapat dilihat pada lampiran.

4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kunsioner oleh ahli merupakan pedoman yang menyatakan apakah produk model senam aerobik terhadap kualitas model senam yang dikembangkan Berikut ini hasil pengisian kunsioner dari ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar, disajikan pada tabel 4.1.3.2.

(4)

Tabel 4.1.3.2. Hasil Pengisian Kuesioner Ahli dan Guru Penjas Sekolah Dasar

No Aspek yang dinilai

Aspek Penilaian dari Ahli dan Guru

A1 A2 G1

1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4 4 4

2. Petunjuk gerakan senam 4 4 4

3. Ketepatan memilih bentuk/model gerakan senam bagi

siswa 4 4 4

4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 4 4 4 5. Kemudahan bentuk/model gerakan senam untuk diikuti

siswa 4 4 4

6. Kesesuaian bentuk/model gerakan senam dengan

karakteristik siswa 4 4 4

7. Mendorong perkembangan aspek pisik siswa 4 4 4 8. Mendorong Perkembangan aspek afektif siswa 4 4 4 9. Mendorong Perkembangan aspek psikomotor siswa 4 4 4

10. Mendorong perkembangan kognitif siswa 4 4 4

11. Dapat diikuti siswa yang terampil maupun tidak terampuil 3 3 3

12. Dapat diikuti siswa putra maupun putri 4 4 4

13. Mendorong siswa aktif bergerak 4 4 4

14. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi

dalam pembelajaran senam aerobik 4 4 4

15. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran senam aerobik 4 4 4

Jumla Skor 59 59 59

Rata-Rata 3,93 3,93 3,93

Sumber: Dokumen Penelitian Keterangan :

A1 : Ahli 1 A2 : Ahli 2 A3 : Ahli 3 G : Guru penjas

Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan oleh masing-masing ahli dan guru penjas di sekolah dasar, diperoleh rata-rata 3 (tiga) atau masuk dalam kategori “sangat baik/sangat tepat/sangat jelas”. Oleh karena itu dapat disimpulkan senam aerobik yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, dapat digunakan untuk uji coba skala kecil. Masukan yang berupa saran dan

(5)

komentar pada produk senam aerobik yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, sangat diperlukan untuk perbaikan terhadap produk model tersebut. Berikut ini adalah berbagai masukan dan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar:

1) Diawali dengan gerakan peregangan pada latihan pemanasan. 2) Pelaksanaan gerakan dijelaskan perhitungan.

3) Gerakan inti dilakukan pengulangan.

4.1.3.3Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk seperti yang dijelaskan di atas, maka dapat segera dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut:

1) Diawali dengan gerakan peregangan pada latihan pemanasan. Revisi produk ini adalah mengawali latihan pemanasan dengan gerakan peregangan yang dijelaskan meliputi peregangan otot leher, otot lengan dan otot bahu.

2) Pelaksanaan gerakan dijelaskan perhitungan. Revisi produk ini adalah penjelasan pelaksanaan gerakan sesuai dipisahkan sesuai hitungan.

3) Gerakan inti dilakukan pengulangan. Revisi produk ini adalah mengulangi gerakan pada latihan inti dengan diselingi gerakan peralihan.

4.1.4 Data Uji Coba Skala Kecil

Validasi oleh para ahli dan guru penjas sekolah dasar telah dilakukan dan revisi pada produk telah disesuaikan dengan saran dan komentar yang diberikan.

(6)

Kemudian produk diuji coba dengan menggunakan skala kecil yakni siswa kelas IV SDN 96 Sipatana. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan dan kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk untuk digunakan siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba lapangan.

Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model senam untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (IV, V, VI) setelah diujicobakan skala kecil, sangat diperlukan untuk perbaikan produk model tersebut. Berikut ini adalah masukan dan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar, setelah diujicobakan pada skala kecil;

1) Jika gerakan latihan tanpa menggunakan tangan, sebaiknya tangan berada dipinggang.

2) Dijelaskan alasan pemilihan nama aerobikkita.

3) Poin hal-hal yang harus diperhatikan, seharusnya diuraikan agar mudah bagi siswa dan guru untuk memahaminya.

4.1.4.1Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk model yang telah diujicobakan ke dalam uji coba skala kecil, maka segera direvisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran ahli dan guru penjas sekolah dasar, sebagai berikut:

1. Jika gerakan latihan tanpa menggunakan tangan, sebaiknya tangan berada dipinggang. Revisi yang dilakukan adalah memperbaiki gerakan, pada

(7)

seluruh gerakan awal tanpa menggunakan tangan, tangan diletakkan dipinggang.

2. Dijelaskan alasan pemilihan nama aerobikkita. Revisi yang dilakukan adalah menjelaskan alasan pemilihan nama aerobikkita.

3. Poin hal-hal yang harus diperhatikan, seharusnya diuraikan agar mudah bagi siswa dan guru untuk memahaminya. Revisi yang dilakukan adalah menguraikan semua poin yang terdapat pada hal-hal yang harus diperhatikan. 4.1.5 Data Uji Coba Skala Luas

Setelah produk senam aerobik diujicobakan dalam skala kecil dan direvisi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba skala luas. Uji coba skala luas dilaksanakan di sekolah dasar, yaitu: SDN No. 96 Sipatana. Siswa atau subjek yang digunakan dalam uji coba skala luas adalah siswa kelas atas (IV, V, VI), yang berjumlah 57 orang siswa. Berikut ini adalah rincian jumlah siswa atau subjek yang digunakan dalam uji coba skala luas:

Tabel 4.1.5. Rincian Jumlah Siswa

No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Putra Jumlah Siswa Putri Total 1. SDN No.96 Sipatana IV 13 8 21 V 12 6 18 VI 13 5 18 JUMLAH 38 19 57

(8)

4.1.6 Data Uji Coba Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian diujicobakan terhadap 21 orang subjek/siswa. Berikut dijelaskan hasil Uji validitas dan Uji reliabilitas instrumen.

4.1.6.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan melalui analisis faktor terhadap instrumen dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item pengamatan dengan skor total. Menurut Trihendardi yang dikutip Susanto (2009:86), uji korelasi dilakukan untuk mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menentukan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah yang sama, dimana jika satu variabel naik maka variabel lain juga naik, demikian pula sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawan, dimana jika satu variabel naik maka variabel yang lain justru turun.

Uji validitas dalam penelitian menggunakan Program Microsoft Excel dengan korelasi Pearson. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi, diketahui nilai berada dalam rentang 0,7-1,00.

Menurut Young dalam Trihendardi, yang dikutip oleh Pauweni (2009:76), besarnya nilai koefisien korelasi (r) dikategorikan sebagai berikut:

a) 0.7 – 1.00 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi.

b) 0.4 – 0.7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang substansial.

(9)

c) 0.2 – 0.4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah.

d) < 0.2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan.

Dengan demikian berdasarkan penghitungan statistik validitas uji coba instrumen, baik pada aspek psikomotorik, afektif, kognitif dan keberanian diketahui terdapat tingkat hubungan positif yang substansial, sehingga seluruh instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data pada skala luas. Berdasarkan hasil analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki construct validity yang baik, artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan Sugiyono,(dalam Pauweni 2009:76). Hasil penghitungan validitas instrumen secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

4.1.6.2Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dilakukan dengan Program Microsoft excel Analysis Cronbach's Alpha. Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas data instrument diketahui bahwa nilai realibilitas jika diestimasi dengan menggunakan koefisien Alpha, menunjukan koefisien yang tinggi, yaitu r = 0,734 dengan demikian instrument dinyatakan reliabel.

(10)

4. 2Analisi Data

Hasil penelitian terhadap skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: baik, sedang, dan kurang. Data penghitungan skor total yang meliputi aspek menyeluruh, yakni aspek psikomotor, kognitif, dan afektif, untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Rentangan skor untuk penentuan kategori skor total respon siswa terhadap senam aerobik dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2.a Konversi Nilai dan Kategori Skor Total Respon Siswa Rentang

Skor Kategori

Rentang skor Kategori

19 sampai dengan 27 Baik

10 sampai dengan 18 Sedang

0 sampai dengan 9 Kurang

Distribusi frekuensi skor total respon siswa terhadap senam aerobik berdasarkan pengkategorian, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2.b. Distribusi Frekuensi Skor Total Respont Siswa Terhadap Senam Aerobik

No Kategori Rentang Skor Frekunsi

(F) (%)

1. Baik 19 samapi dengan 27 52 91,23 2. Sedang 10 sampai dengan 18 5 8,77

3. Kurang 0 sampai dengan 9 0 0

Jumlah 57 100

Sumber : Dokumen Penelitian

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dapat disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki skor total dengan kategori baik berjumlah 52 siswa atau sekitar 91,23%, (2) siswa yang memiliki skor total dengan kategori sedang berjumlah 5 siswa atau

(11)

sekitar 8,77% dan (3) tidak ada siswa yang memiliki skor total dengan kategori kurang.

4.3 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Luas (Produk Akhir)

Revisi produk model senam aerobik untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, dilakukan melalui beberapa tahap. Revisi dilakukan sebelum diujicobakan dalam skala kecil, sesudah uji coba skala kecil, dan sesudah uji coba lapangan. Produk yang telah diujicoakan dalam uji coba lapangan, perlu dilakukan revisi yang terakhir, untuk penyempurnaan produk.

4.3.1 Proses Pengembangan Model Senam Aerobik

Pengembangan produk senam aerobikkita bagi siswa sekolah dasar kelas tinggi, memerlukan beberapa tahapan dan revisi yang harus dilalui. Sebelum mendapatkan produk akhir. Tahapan revisi yang harus dilalui dalam proses pembuatan model senam aerobik, antara lain: penyusunan draf awal senam aerobikkita, revisi tahap I, dan revisi tahap II (akhir). Berikut ini adalah bagian-bagian dari produk yang direvisi dalam pengembangan senam aerobik:

Tabel 4.3.1. Revisi Produk model Senam Aerobik dari Draf Awal sampai Produk Akhir

Draf Produk Awal Revis Tahap I Revisi Tahap II

Mengawali latihan pemanasan dengan gerakan peregangan yang dijelaskan meliputi peregangan otot leher, otot lengan dan otot bahu.

Memperbaiki gerakan, pada seluruh gerakan awal tanpa menggunakan tangan, tangan diletakkan dipinggang

Memperbaiki gerakan, pada seluruh gerakan awal tanpa menggunakan tangan, tangan diletakkan dipinggang Penjelasan pelaksanaan gerakan sesuai dipisahkan sesuai hitungan. Menjelaskan alasan pemilihan nama aerobikkita Menjelaskan alasan pemilihan nama aerobikkita

(12)

Mengulangi gerakan pada latihan inti dengan diselingi gerakan peralihan.

Menguraikan semua poin yang terdapat pada hal-hal yang harus

diperhatikan

Menguraikan semua poin yang terdapat pada hal-hal yang harus diperhatikan

4.3.2 Perbedaan antara Senam SKJ Dengan Senam Aerobik

Hasil pengembangan yang berupa produk model “Senam Aerobikkita”, memiliki perbedaan dengan model senam SKJ. Adapun perbedaan antara senam SKJ dengan “Senam Aerobikkita” adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3.2. Perbedaan Senam SKJ dengan Senam Aerobikkita

No

Senam Kebugaran

Jasmani

Senam

Aerobikkita Alasan Tujuan

1. Dirumuskan oleh Federasi Olahraga Masyarakat

Indonesia (FOMI)

Dapat dirumuskan oleh guru penjas sendiri Teknik dasar senam aerobik umumnya lebih mudah dipahami. Siswa lebih mudah mengikuti gerakan dasar dalam senam aerobik. 2. Karena dirumuskan

oleh FOMI, maka untuk dapat mempelajari gerakan, harus menunggu dari pusat Karena dirumuskan sendiri, maka sosialisasi gerakan lebih cepat karena bersifat intra sekolah Siswa akan lebih mudah menghafal gerakan Siswa akan lebih mudah merumuskan gerakan sendiri 3. Musiknya diaransement khusus untuk senam Kebugaran Jasmani Dapat menggunakan musik bebas, berdasar beat (kekuatan) yang disesuaikan dengan kebutuhan (lambat, sedang, cepat) Siswa lebih bebas dalam melakukan gerakan dalam senam Siswa akan terbiasa dengan berbagai musik dan tidak akan terpaku dalam satu musik saja

(13)

4.3.3 Pembahasan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk yang telah dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang berupa model senam aerobikkita. Indikatoe keberhasilan produk ini adalah skor total respon siswa terhadap model senam aerobikkita yang datanya diperoleh dari kuesioner yang disebarkan pada siswa.

Skor total tersebut adalah aspek menyeluruh dari skor aspek psikomotor, aspek kognitif, dan aspek afektif yang dijumlahkan, dan menjadi skor akhir dari keseluruhan aspek yang dimiliki siswa ketika menggunakan model senam aerobik. Berdasarkan skor total, diketahui bahwa dari 57 siswa kelas tinggi yang menjadi subjek, yang termasuk dalam kategori baik adalah 91,23% dari jumlah siswa atau 52 orang siswa, dan yang termaksud dalam kategori sedang adalah 8,77% dari jumlah siswa atau 5 orang siswa. Kelima orang siswa yang termasuk kategori sedang dikarenakan mereka mendapat skor rendah pada aspek psikomotor dan afektif, data selanjutnya dapat dilihat dalam lampiran hasil menghitungan skala luas.

Skor total tersebut patut untuk diperhatikan, karena terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Inti dari standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah siswa dapat mempraktekkan garak dasar senam aerobik, serta nilai kerja sama, sportivitas, kejujuran dan keberanian. Dengan skor total tersebut diperoleh gambaran ketercapaian kompetensi pembelajaran pada ketiga aspek, baik psikomotor, kognitif dan afektif.

(14)

Selain skor total, respon siswa juga dapat dilihat melalui butiran-butiran soal pada masing-masing aspek. Berdasarkan respon siswa melalui butiran-butiran soal ada hal-hal yang harus diperhatikan, terutama pada aspek psikomotor dan aspek afektif.

Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa masih melanggar tata tertib dalam senam aerobikkita, yakni: menghalangi teman, mendorong dan menarik tangan pada saat senam. Selain itu sebagian besar siswa belum bisa bekerja sama dengan teman sendiri baik itu putra maupun putri. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran, agar siswa lebih mudah memahami dan mengamalkan nilai sportivitas dan kerja sama dalam senam.

Selanjutnya berdasarkan hasil tanggapan siswa terhadap hasil gambaran skor total respon siswa yang menggambarkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan senam aerobikkita dapat digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

4.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk yang Dihasilkan 4.3.4.1 Kelebihan Produk yang dihasilkan

Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah produk model senam aerobik yang diberi nama senam aerobikkita. Model senam aerobikkita memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut:

1. Dapat digunakan oleh guru penjas sekolah dasar sebagai media pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk siswa

(15)

kelas tinggi (IV, V, dan VI) sekolah dasar. Karena model senam ini menarik bagi siswa yang menggunakan.

2. Dapat digunakan untuk pengembangan keterampilan gerak dasar (lokomotor, manipulatif, dan non lokomotor) siswa kelas tinggi (IV, V, dan VI) sekolah dasar. Rata-rata siswa sebagian besar dapat melakukan teknik dasar dalam senam seperti melakukan gerakan single step maju mundur, single step ke kanan dan ke kiri, dauble step dan V step.

3. Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, dan kejujuran pada siswa kelas tinggi (IV, V, dan VI) sekolah dasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban siswa, rata-rata siswa dapat bekerja sama dan disiplin dalam melakukan senam aerobikkita.

4.3.4.2 Kekurangan Produk yang dihasilkan

Produk model senam aerobikkita selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan, antara lain :

1. Pengelolaan kelas selama menggunakan model senam. Jika guru tidak memperhatikan pengelolaan kelas, maka kondisi belajar dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Terutama siswa yang tidak dapat mendisiplinkan diri sendiri selama proses pembelajaran sedang berlangsung, itu akan membuat proses pembelajaran tidak memiliki nilai kedisiplinan.

2. Rasio perbandingan jumlah siswa dalam satu kelas, waktu mata pelajaran Penjasorkes, dan waktu senam aerobikkita. Jumlah kelas tinggi pada

(16)

masing-masing sekolah berbeda-beda. Ada yang memiliki siswa dalam satu kelas lebih dari 20 orang siswa dan ada yang kurang dari 20 orang siswa, seperti kelas IV berjumlah 21 orang siswa, kelas V berjumlah 18 orang siswa, dan kelas VI berjumlah 18 orang siswa.

3. Kebiasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran membedakan putra dan putri. Tentunya itu akan mempersulit terciptanya suatu kerja sama antara putra dan putri dalam senam aerobikkita, bahkan siswa putri lebih mendominasi gerakan dan enggan memberikan kesempatan pada putra untuk ikut berpartisipasi dalam senam aerobikkita.

4.3.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan saat melakukan penelitian. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Ruangan atau tempat yang digunakan untuk senam aerobikkita harus datar, luas, dan bebas dari halangan rintangan.

2. Dalam senam aerobikkita memerlukan sarana berupa CD dan salon. 3. Guru pendidikan jasmani sekolah dasar yang bersedia menjadi evaluator

yang dimohonkan kesediannya, sehinggan ahli dari dosen harus berjumlah 3 (tiga) orang guna mengimbangi jumlah guru pendidikan jasmani, untuk membantu validasi draf awal produk senam aerobikkita. 4. Kekhawatiran terhadap pengisian kuesioner, jika dalam pengisian

kuesioner responden mengisi tidak bersungguh-sungguh sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

(17)

5. Tidak ada pemantauan secara cermat jawaban, sehingga ada kemungkinan responden dapat terpengaruh oleh jawaban responden yang lain.

4.3.6 Penggunaan Produk Model Senam Aerobikkita Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi

Hasil akhir dalam penelitian dan pemgembangan ini, yang berupa model “Senam Aerobikkita”, diharapkan dapat digunakan oleh guru penjas disekolah dasar pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Setiap penyampaian materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, tidak terlepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Untuk penggunaan produk yang sama yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka guru harus memperhatikan jumlah siswa dengan waktu senam, menekankan pada jenis tata tertib dalam senam aerobikkita untuk nilai sportivitas, dan nilai kerja sama antara putra dan putri, sebab akan mempengaruhi tingkat keefektifan produk dan keterterimaan produk yang akan digunakan.

Gambar

Tabel  4.1.3.2.  Hasil  Pengisian  Kuesioner  Ahli  dan  Guru  Penjas  Sekolah  Dasar
Tabel 4.1.5. Rincian Jumlah Siswa
Tabel 4.2.b. Distribusi Frekuensi Skor Total Respont Siswa Terhadap Senam   Aerobik
Tabel  4.3.1.  Revisi  Produk  model  Senam  Aerobik  dari  Draf  Awal  sampai  Produk Akhir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini, petugas kesehatan mengamati apakah tangan klien benar-benar lemas, jika klien masih dapat menggerakkan tangannya dengan mudah, maka segera ulangi bagian sript

Admin yang telah melakukan proses login dapat langsung menuju proses tambah template, hapus template atau ubah template Pada proses tambah template (proses 3.1.1) aliran

Pertumbuhan populasi muslim mepunyai koefisien korelasi yang positif tetapi tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah, hal ini

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi industri dan pengembangan daerah sebelumnya antara lain : Rachmawati dan Amir (2003) meneliti mengenai

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan) yang berperan

melakukan teknik shooting free throwdengan benar, baik dari sikap penegasan yang positif,sikap kaki. Hal ini membuktikan bahwa media audio visual dapat meningkatkan

Rias Busana dan Aksesories (Hari dan Tempat yang sama) a.. Rias Busana Pengantin Internasional untuk Resepsi