BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi yang dipakai untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
1. Literatur, media massa cetak dan internet.
2. I-Radio
3. Survey
2.2 Analisa Kasus
Hasil survey ke beberapa target audience menunjukkan bahwa, program-program I-Radio belum mendapat tempat di hati para pendengar. Karena I-Radio sendiri belum memiliki program andalan yang memorable, sehingga kalah dengan kompetitornya, Gen FM, yang populer dengan program “Salah Sambung”. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi masa depan stasiun radio tersebut.
Dalam kasus ini, strategi promosi yang paling tepat adalah melalui sebuah event musik, Localegends. Yang membedakan Localegends dengan event-event yang diadakan
stasiun radio lain adalah para bintang tamu yang merupakan musisi-musisi legendaris Indonesia yang populer di tahun 1970-an. Apabila indikator laku atau tidaknya suatu produk di pasaran diukur dari jumlah kuantitas yang terjual, maka sukses atau tidaknya sebuah event diukur dari banyak atau sedikitnya audience yang hadir dalam event tersebut.
2.3 Data Penyelenggara
I-Radio Network (Jakarta - Bandung – Jogja)
Setelah 89.6 FM I-Radio Jakarta mengudara sejak tahun 2000, maka lahirlah generasi penerus I-Radio di kota Bandung dengan 105.1 FM I-Radio Bandung, dan di kota Jogjakarta dengan 88.7 FM I-Radio Jogja.
Untuk siaran Prime Time akan disuguhkan secara lokal sesuai kondisi daerah masing-masing. Sementara untuk siaran Reguler Time akan disiarkan serentak (relay) dari 89.6 FM I-Radio Jakarta.
Radio Network (89.6 FM Radio Jakarta, 105.1 FM Radio Bandung dan 88.7 FM I-Radio Jogja) adalah radio yang menyuguhkan 100% musik Indonesia. Dalam 18-24 jam siarannya, I-Radio hadir dengan musik dalam negeri berkualitas dari era 70, 80, 90 hingga era millennium. Jenis musik yang dipilih adalah lagu-lagu pop urban yang sedang, pernah dan akan segera menjadi hits dari berbagai aliran, seperti pop, rock, jazz, hip hop, ska, balada hingga alternatif.
I-Radio Network berpedoman pada empat pilarnya yaitu : Indonesia, Informatif, Interaktif, dan Intermezzo.
1. Indonesia
Yang dimaksud dengan pilar Indonesia adalah semua isi siaran 100% musik Indonesia , dimana menyuguhkan lagu-lagu Indonesia hits dari aliran pop, jazz, rock, hip hop, balada hingga alternatif.
2. Informatif
Pilar Informatif dimaksudkan tidak sekadar menyuguhkan musik dalam negeri berkualitas, akan tetapi juga memberikan informasi mutakhir bagi para pendengarnya. Semua jenis informasi bisa didapatkan, mulai dari informasi ringan seputar prakiraan cuaca, nilai tukar rupiah, kemacetan lalu lintas, acara televisi, film yg sedang tayang di bioskop, tempat makan yang enak dan murah, jadwal kereta api dan lowongan pekerjaan, hingga informasi yang cukup berat seputar politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya.
3. Interaktif
I-Radio juga merupakan sebuah radio yang sangat interaktif. Hampir tidak ada program di I-Radio yang tidak melibatkan pendengarnya. Pendengar selalu dapat berinteraksi dengan penyiar favoritnya dalam berbagai bentuk program mulai dari Kirim Salam, Pasar Bebas, Request, Lowongan Kerja, Opini, Polling hingga berburu hadiah dalam aneka Kuis dan Games yang menarik. Sarana interaktif yang disediakan adalah telepon, fax, SMS, e-mail dan website www.iradiofm.com.
4. Intermezzo
Pilar Intermezzo merupakan menu pelengkap, dimana I-Radio juga menyampaikan sesuatu yang bersifat intermezzo. Ada pesan satir yang kita sampaikan dalam berbagai cara, misalnya lelucon penyiar, radio play, materi kata, insert, features, dan lain-lain.
Sapaan penyiar I-Radio untuk pendengarnya adalah I-Listeners. Bentuk dan pelafalan dari kata I-Listeners ini sama dengan pelafalan kata I-Radio, yaitu menggunakan pelafalan bahasa Inggris. Karena lewat cara pelafalan ini I-Radio ingin menyampaikan bahwa dirinya adalah radio dengan konten nasional tapi berwawasan internasional.
I-Penyiar
Para penyiar I-Radio tentu saja mewakili karakter para pendengarnya. Mereka adalah pecinta musik Indonesia yang berjiwa muda, bersemangat, memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia, berwawasan internasional dan mengikuti perkembangan terkini. Selama ini mereka dilatih dan ditangani oleh para ahli penyiaran yang sangat berpengalaman di dunia radio. Setiap harinya, para penyiar I-Radio akan menemani I-Listeners beraktifitas dengan suguhan musik Indonesia, berbagai informasi, serta mengajak I-Listeners untuk berinteraksi dan berintermezzo dengan menyampaikan berbagai hal yang mampu menghapus kepenatan dan kejenuhan.
Logo I-Radio
Huruf I
Huruf I yang dibentuk dengan tegas menandakan kepribadian yang kuat dari stasiun ini, yaitu Indonesia.
Siluet Gunungan Wayang
Siluet gunungan wayang di huruf I menandakan filosofi Jawa kuno yang berarti kesejahteraan, kedamaian, yang tetap diingat pada norma-norma tradisi lama.
Warna Biru dan Kuning
/105.1 / 88.7 FM. Warna biru terletak pada huruf I dan "radio".
Biru menandakan langit dan laut Indonesia karena negeri Indonesia adalah negeri bahari, sedangkan kuning menandakan sesuatu yang baru atau pencerahan.
I-Radio Jakarta
Mulai mengudara pada 1 September 2000, namun secara resmi diperkenalkan kepada publik pada 28 Maret 2001, yang dijadikan sebagai tanggal lahirnya I-Radio Jakarta. Dengan visi "menjadikan musik Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri" dan misi menjadi yang nomor satu di formatnya, I-Radio mempunyai slogan "Indonesian Music Station", dengan hanya memutarkan 100% lagu-lagu pop urban karya musisi negeri sendiri, yang Informatif, Interaktif, dan Intermezzo.
Dari 20 jam siarannya (24 jam di hari Sabtu dan Minggu), I-Radio Jakarta hadir dengan musik dalam negeri berkualitas dari era 70, 80, 90 hingga era millennium. Jenis musik yang dipilih adalah lagu-lagu yang sedang, pernah dan akan segera menjadi hits dari berbagai aliran, seperti pop, rock, jazz, hip hop, ska, balada hingga alternative. Saat ini I-Radio Jakarta telah menjadi referensi utama dalam perjalanan dan perkembangan musik Indonesia, baik di kalangan musisi maupun masyarakat. Karena itulah, I-Radio Jakarta telah menjadi "Barometer Musik Indonesia".
Seiring dengan perubahan yang terus terjadi dan semakin derasnya arus informasi, maka I-Radio Jakarta juga mempertebal sisi Informatif-nya untuk I-Listeners. Dengan
menyajikan sejumlah informasi bermutu yang aktual dan faktual, diharapkan I-Listeners bisa memperoleh informasi yang lengkap, dengan tetap bisa menikmati musik-musik Indonesia yang berkualitas. Artinya, I-Radio Jakarta adalah radio yang "Bukan Sekedar Musik Indonesia".
Siaran I-Radio Jakarta dipancarkan langsung dari Gedung Sarinah lantai 8, Jl. MH. Thamrin 11, Jakarta Pusat. Dibawakan dengan gaya siaran yang "dekat dan bersahabat".
89.6 FM I-Radio Jakarta merupakan satu lagi jaringan radio dari kelompok usaha PT. Mugi Rekso Abadi (MRA). Dengan bendera MRA Broadcast Media Division (MRA BMD), kelompok usaha ini juga mempunyai beberapa Stasiun Radio seperti Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali), Cosmopolitan FM (Jakarta), Trax FM (Jakarta dan Semarang) dan I-Radio sendiri (Jakarta, Bandung dan Jogja).
I-Radio Bandung
Setelah 89.6 FM I-Radio Jakarta mengudara selama 5 tahun, lahirlah generasi penerus I-Radio di kota Bandung dengan frekuensi 105.1 FM. Merupakan stasiun radio yang tergabung dalam I-Radio Network, I-Radio Bandung mulai mengudara pada 1 Oktober 2005, namun secara resmi diperkenalkan kepada publik pada 28 Maret 2006, yang dijadikan sebagai tanggal lahirnya I-Radio Bandung. Dengan visi "menjadikan musik Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri" dan misi menjadi yang nomor satu di formatnya, I-Radio Bandung mempunyai slogan "Barometer Musik Indonesia", dengan hanya memutarkan 100% lagu-lagu pop urban karya musisi negeri sendiri, yang
Informatif, Interaktif, dan Intermezzo.
Dari 19 jam siarannya, I-Radio Bandung hadir dengan musik dalam negeri berkualitas dari era 70, 80, 90 hingga era millennium. Jenis musik yang dipilih adalah lagu-lagu yang sedang, pernah dan akan segera menjadi hits dari berbagai aliran, seperti pop, rock, jazz, hip hop, ska, balada hingga alternatif. Saat ini I-Radio Bandung terus mencoba untuk menjadi referensi utama dalam perjalanan dan perkembangan musik Indonesia di Bandung, baik di kalangan musisi maupun masyarakat.
Siaran I-Radio Bandung dipancarkan langsung dari Jl. Sulanjana 15, Bandung. Dibawakan dengan gaya siaran yang "dekat dan bersahabat".
105.1 FM I-Radio Bandung merupakan satu lagi jaringan radio dari kelompok usaha PT. Mugi Rekso Abadi (MRA). Dengan bendera MRA Broadcast Media Division (MRA BMD), kelompok usaha ini juga mempunyai beberapa Stasiun Radio seperti Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali), Cosmopolitan FM (Jakarta), Trax FM (Jakarta dan Semarang) dan I-Radio sendiri (Jakarta, Bandung dan Jogja).
I-Radio Jogja
Setelah 89.6 FM I-Radio Jakarta mengudara selama 5 tahun, lahirlah generasi penerus I-Radio di kota Jogjakarta dengan frekuensi 88.7 FM. Sebelumnya, frekuensi ini diisi oleh Radio MTVSky Jogja dimana I-Radio dan MTVSky sebetulnya masih "saudara". Merupakan stasiun radio yang tergabung dalam I-Radio Network, I-Radio Jogja mulai mengudara pada 1 Oktober 2005, namun secara resmi diperkenalkan kepada
publik pada 28 Maret 2006, yang dijadikan sebagai tanggal lahirnya I-Radio Jogja. Dengan visi "menjadikan musik Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri" dan misi menjadi yang terbaik di formatnya, I-Radio Jogja mempunyai slogan "BAROMETER MUSIK INDONESIA", dengan memutarkan 100% lagu-lagu pop urban karya musisi negeri sendiri, yang Informatif, Interaktif, dan Intermezzo.
Dari 21 jam siarannya (05.00-02.00 WIB), 88.7 FM I-Radio Jogja hadir dengan musik dalam negeri berkualitas dari era akhir 70an, 80an, 90an hingga era millennium. Jenis musik yang dipilih adalah lagu-lagu yang sedang, pernah dan akan segera hits dari berbagai aliran, seperti pop, rock, jazz, hip hop, ska, balada hingga alternatif. Saat ini, I-Radio Jogja telah menjadi barometer perjalanan dan perkembangan musik Indonesia bagi para insan musik dan musisi Indonesia, dan menjadi referensi musik Indonesia yang terlengkap bagi masyarakat.
Siaran 88.7 FM I-Radio Jogja dipancarkan langsung dari Ruko Pelem Gurih No. 9-10, Jl. Wates Km.4, Jogjakarta. Dibawakan dengan gaya siaran yang "dekat dan bersahabat".
88.7 FM I-Radio Jogja merupakan satu lagi jaringan radio dari kelompok usaha PT. Mugi Rekso Abadi (MRA). Dengan bendera MRA Broadcast Media Division (MRA BMD), kelompok usaha ini juga mempunyai beberapa Stasiun Radio seperti Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali), Cosmopolitan FM (Jakarta), Trax FM (Jakarta dan Semarang) dan I-Radio sendiri (Jakarta, Bandung dan Jogja).
98.7 GEN FM
Dengan tagline 'Suara Musik Terkini', 98,7 GEN FM akan menyajikan mayoritas lagu-lagu karya musik anak negeri terkini dengan gaya khas anak muda usia 18-34 tahun. Sesuai dengan target pendengarnya, musik yang disajikan merupakan musik hits yang up beat dan easy listening.
Adrian Syarkawi, President Director 98,7 GEN FM cukup optimis dengan munculnya 98,7 FM yang menggunakan format Contemporary Hits Radio, dan berpegang pada format driven. Dengan format seperti ini, diharapkan dapat memberi warna baru pada dunia radio dan dapat diterima oleh masyarakat Jakarta khususnya generasi muda.
Stasiun Radio
98,7 GEN FM
Frekuensi
98,7 FM
Call Sign
"Sembilan Delapan Koma Tujuh Gen Fm"
Tagline
"Suara Musik Terkini"
contemporary hits radio Listener Profile Usia 18-34 tahun Pendidikan Academy (50%), University (50%) Jenis Kelamin Pria (45%), wanita (55%) Geografis Jakarta Status Happy-Go-Lucky Singles
Status Ekonomi Sosial
A (10%), B (50%), C (40%)
Karakter
- Berwawasan internasional - Aktif - Dinamis - Percaya diri - Rendah hati - Bertoleransi tinggi - Mandiri - Aktif bersosialisasi 2.5 Target Audience
Target audience yang ingin dituju adalah kalangan remaja dewasa, yang mempunyai keinginan untuk lebih mengenal wajah musik Indonesia tahun 1970-an.
1. Geografi
• Domisili : Jakarta, Bandung, Jogja
• Wilayah : Perkotaan
2. Demografi
• Jenis kelamin : Unisex (pria dan wanita)
• Usia target : 20 - 35 tahun (I-Radio Jakarta)
15 - 35 tahun (I-Radio Bandung dan I-Radio
Jogja)
• Kependudukan : Remaja dewasa
• Agama : Universal (mencakup semua agama)
• Kebangsaan : Indonesia
• Kelas ekonomi : B, C dan A
3. Psikografi
• Gaya hidup : Aktif bersosialisasi, modern dan tertarik kepada
sejarah dan perkembangan musik Indonesia.
• Kepribadian : Berpikiran terbuka, berjiwa muda, memiliki rasa
ingin tahu yang besar dan cenderung up-to-date.
o Menghargai dan mencintai musik Indonesia
o Memiliki ketertarikan untuk turut berpartisipasi dalam perkembangan musik Indonesia
o Mempunyai rasa ingin tahu yang besar akan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah sejarah, khususnya sejarah musik Indonesia.
2.6 Analisa SWOT
I-Radio
Strength (Kekuatan)
- Konsisten menyajikan 100% musik Indonesia sejak awal berdiri sampai sekarang.
- Musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri sejak 10 tahun lalu.
- Networknya menjangkau tiga kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Jogja.
Weakness (Kelemahan)
- Belum memiliki program andalan yang kuat dan memorable. - Angka frekuensi yang tidak mudah diingat.
- I-Listeners, sapaan bagi para pendengarnya kurang akrab di telinga, dan kesannya “terlalu Inggris”.
Oportunity (Kesempatan)
- Banyak remaja yang menunjukkan sisi nasionalisme dengan mengidolakan tokoh-tokoh legendaris Indonesia, seperti Bung Karno dan Benyamin S.
- Hiburan bagi para penduduk kota besar, saat terjebak di tengah-tengah kemacetan atau saat mengendarai mobil.
Threat (Ancaman)
- Banyaknya pilihan program yang lebih menarik dari stasiun radio lain. - Adanya stasiun radio lain yang menyajikan siaran 24 jam selama 6 hari
dalam seminggu.
- Penyiar dari stasiun radio kompetitor terdengar lebih kreatif, sesuai dengan sifat kaum muda yang cenderung idealis.
- Anak-anak muda lebih suka men-download lagu-lagu di internet dan mendengarkannya lewat I-Pod, MP3 Player atau alat-alat sejenis
Event “Localegends” Strength (Kekuatan)
masih berkarya hingga saat ini, yaitu God Bless dan Koes Plus
- Generasi masa kini, yang mayoritas belum dilahirkan pada tahun 1970-an, dapat menyaksikan penampilan musisi-musisi legendaris secara langsung.
- Generasi yang mengalami masa muda di tahun 1970-an dapat bernostalgia bersama idola mereka pada masa itu.
Weakness (Kelemahan)
- Generasi muda kurang mengenal musisi-musisi legendaris tersebut, kebanyakan hanya pernah mendengar namanya dan sebatas tahu beberapa
hits mereka.
- Sudah banyak stasiun radio yang melakukan promosi melalui event.
Opportunity (Kesempatan)
- Banyak remaja yang mengidolakan band-band mancanegara yang populer di era 1970-an, seperti The Beatles, Deep Purple, Led Zeppelin, Pink Floyd, Black Sabbath dan sebagainya.
- Banyak pula remaja yang menunjukkan sisi nasionalisme dengan mengidolakan tokoh-tokoh legendaris Indonesia, seperti Bung Karno dan Benyamin S.
Threat (Ancaman)
yang diundang adalah musisi-musisi yang sudah punya nama. Para calo yang menjual tiket konser dengan harga yang kadang lebih tinggi atau lebih rendah, serta beredarnya kaset atau CD bajakan juga menjadi ancaman tersendiri.