• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERITAAN MARAHNYA TRI RISMAHARINI DI DETIK.COM TERHADAP CITRA WALIKOTA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERITAAN MARAHNYA TRI RISMAHARINI DI DETIK.COM TERHADAP CITRA WALIKOTA SURABAYA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA WALIKOTA SURABAYA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : Fitri Noviyanti NIM: 11140510000058

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

(2)
(3)

iii

PENGARUH PEMBERITAAN MARAHNYA TRI

RISMAHARINI DI DETIK.COM TERHADAP

CITRA WALIKOTA SURABAYA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Fitri Noviyanti NIM: 11140510000058 Pembimbing, Amirudin, M.Si. NIP. 19820608.2011011003

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021M

(4)
(5)

v ABSTRAK

Fitri Noviyanti, NIM: 11140510000058, Pengaruh Pemberitaan “Marahnya Tri Rismaharini” di Detik.com Terhadap Citra Walikota Surabaya

Pada Mei akhir 2020, media nasional diramaikan dengan pemberitaan Walikota Surabaya yang marah-marah kepada petugas Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur. Risma marah besar ketika mendapati dua mobil untuk tes virus corona (covid-19) yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) khusus untuk tes masif di Surabaya.

Penelitian ini mempertanyakan apakah terdapat pengaruh pemberitaan marahnya Tri Rismaharini di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya? Dan jika ada pengaruh, seberapa besar pengaruh yang dihasilkan dari pemberitaan tersebut?

Teori yang digunakan adalah uses and effect yang dikemukakan oleh Sven Windahl. Teori ini berasumsi bahwa efek yang ditimbulkan dari persepsi khalayak ditentukan oleh seberapa sering khalayak mengonsumsi media.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Hasil data diolah menggunakan statistic Uji Regresi Linier Sederhana untuk mencari pengaruh pemberitaan marahnya Tri Rismaharini di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberitaan marahnya Tri Rismaharini di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya. Pengaruh tersebut sebesar 5,3%.

Kata kunci: Tri Rismaharini, Citra, Walikota Surabaya, Pengaruh Pemberitaan, Marah

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com Terhadap Citra Walikota Surabaya.”

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti Napsiah, MSW selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

2. Kholis Ridho, M. Si, sebagai Ketua Program Studi Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M. Ag sebagai Sekretaris Program Studi Jurnalistik. Serta dosen-dosen jurnalistik yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada penulis.

(7)

vii

3. Amirudin M. Si, sebagai dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Kedua orangtua yaitu Sugianto dan Haerani yang selalu memberikan cinta, kasih sayang dan selalu mendoakan dimanapun dan kapanpun. Tak lupa juga untuk kakak, Faisal Sefri Andika yang tak pernah lelah menasehati, juga untuk adik, Firman Khairur Rizal yang selalu menghibur.

5. Sahabat minion yaitu Ratu, Yani, Tasya, Ria, dan Layla yang telah memberikan waktunya untuk selalu ada disaat sedih dan senang. Terimakasih atas canda tawanya.

6. Keluarga Yayasan Pesantren Al-Kenaniyah yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengajar. Koordinator Al-Kenaniyah yang selalu memberi semangat dan dukungan. Santriwati Al-Kenaniyah yang mewarnai hidup penulis.

Penulis berharap agar orang-orang tercinta, baik yang tercantum di atas atau pun tidak selalu diberi kesehatan dan dilimpahkan kasih sayang oleh Allah SWT.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.Namun, penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas khususnya masyarakat yang berada dilingkungan penulis.

(8)

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4

E. Kajian Terdahulu ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ... 9

TINJAUAN PUSTAKA ... 9

(9)

ix 1. Terpaan Media ... 9 2. Berita ... 10 3. Marah ... 14 4. Media Massa ... 18 5. Citra ... 23

6. Teori Uses and Effect ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis ... 30

BAB III ... 32

METODE PENELITIAN ... 32

A. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

3. Teknik Sampling ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Sumber Data ... 35

D. Instrumen Penelitian... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Pengolahan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

1. Uji Validitas ... 43

(10)

x

3. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov ... 45

4. Uji Linieritas ... 45

5. Uji Regresi Linear Sederhana ... 45

6. Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 46

BAB IV ... 48

HASIL PENELITIAN ... 48

A. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ... 48

B. Uses and Effect ... 49

C. Hasil Penelitian ... 52

1. Hasil Uji Validitas ... 52

2. Hasil Uji Reabilitas ... 57

3. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 59

4. Hasil Uji Linearitas ... 60

5. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 61

6. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 62

D. Interpretasi Hasil ... 63 BAB V ... 65 PENUTUP ... 65 A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Nilai Skala Likert ... 42

Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 48

Tabel 4.3 Frekuensi Membaca Berita Marahnya Tri Rismaharini ... 49

Tabel 4.4 Durasi Membaca Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com ... 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Uses and Effect ... 52

Tabel 4.6 Hasil Uji Citra Walikota Surabaya ... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Uses and Effect (X) ... 57

Tabel 4.8 Hasil Uji Reabilitas Variabel Citra Walikota Surabaya (Y) ... 57

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 58

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas ... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 60

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com terhadap Citra Walikota Surabaya...30

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebagian masyarakat ada yang memandang bahwa seorang perempuan tidak dapat memimpin karena mendahului laki-laki dan juga menentang karena permasalahan gender. Di Indonesia, perempuan mulai banyak menduduki posisi kepemimpinan dalam dunia politik, salah satunya adalah Tri Rismaharini. Tri Rismaharini adalah Walikota Surabaya yang terpilih pada tahun 2010. Pada masa kepemimpinannya di Kota Surabaya, banyak media yang memberitakan Tri Rismaharini terkait gaya kepemimpinannya.

Kasus Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020 menjadi kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia. Penyebaran virus yang begitu cepat sehingga para petinggi daerah memiliki peranan penting dalam menanggulanginya. Kota Surabaya memiliki kasus positif Covid-19 tertinggi di Jawa Timur. Hal tersebut menjadi sorotan publik hingga Kota Surabaya dilebeli zona hitam Covid-19. Dengan demikian, Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya berperan penting dalam menanggulangi Covid-19 di Surabaya.

Pada Mei akhir 2020, media nasional diramaikan dengan pemberitaan Walikota Surabaya yang marah-marah kepada petugas Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur. Risma marah besar ketika mendapati dua mobil untuk tes virus corona (covid-19) yang dikirim Badan Nasional

(15)

Penanggulangan Bencana (BNPB) khusus untuk tes masif di Surabaya. Tapi, diambil alih oleh Pemerintah provinsi Jawa Timur. Di depan media, Risma menelepon pihak Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur kemudian mengutarakan kekesalannya.

Tri Rismaharini mengaku tidak terima dengan sikap Pemprov Jatim yang mengalihkan mobil dari BNPB ke Lamongan dan Tulungagung. “Saya dapat WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (Mobil Lab Bio Safety Level2) itu untuk Surabaya. “Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang. Pak, saya enggak terima loh pak, betul saya enggak terima,” kata Risma saat menelepon petugas Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dengan nada tinggi.

Tri Rismaharini merupakan Walikota perempuan pertama di Surabaya yang dinilai sukses memimpin Kota Surabaya 2010-2015. Pada pilkada serentak 2015, Risma terpilih kembali sebagai Walikota. Di bawah kepemimpinannya, kota Surabaya berhasil meraih empat kali piala adipura (kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidup) pada tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.

Beberapa media nasional banyak yang memberitakan tentang kinerja Risma selama menjabat Walikota Surabaya. Mulai dari berita tentang cerita sukses Risma „Sulap‟ 4 lokalisasi dan keberanian tutup Dolly hingga berita tentang Risma yang meluapkan emosinya di depan publik dari mulai marah, menangis, hingga terakhir bersujud-sujud.

(16)

Mei, 2014 kali pertama Risma terlihat emosional di depan publik adalah ketika ia marah besar karena mengetahui banyak tanaman di Taman Bungkul, Surabaya rusak diinjak-injak oleh warga. Diketahui penyebab rusaknya karena warga berebut es krim gratis. Risma pun tak terima. Penyelenggara acara pun jadi sasaran Marahnyanya. Risma juga terlihat meluapkan Marahnya pada September 2016 saat sidak di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya.

Pemberitaan Kekecewaan Tri Rismaharini terhadap Petugas Gugus Covid-19 Jawa Timur diterima oleh audiens termasuk masyarakat Surabaya melalui media massa. Salah satu media yang memberitakan adakah media online

Detik.com. Detik.com merupakan sebuah portal berita web

yang berisi berita dan artikel terpopuler di Indonesia dalam hal berita-berita baru (breaking news). Masyarakat sebagai audiens yang kemudian menghasilkan respon citra, baik positif maupun negatif. Citra sendiri didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap satu objek tertentu.1

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh

Pemberitaan “Marahnya Tri Rismaharini” di Detik.com Terhadap Citra Walikota Surabaya”.

1Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan

(17)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi penelitian ini pada pemberitaan “Marahnya Tri Rismaharini” pada portal berita Detik.com edisi 30 Mei 2020. Sedangkan responden yang diteliti adalah masyarakat Surabaya.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh pemberitaan “marahnya Tri Rismaharini” di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya?

2. Seberapa besar pengaruh pemberitaan “marahnya Tri Rismaharini” di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah, yaitu:

a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberitaan “marahnya Tri Rismaharini” di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberitaan “marahnya Tri Rismaharini” di detik.com terhadap citra Walikota Surabaya.

(18)

2. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangsih sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis bagi pengembangan keilmuan komunikasi umumnya dan kajian komunikasi massa yang berkaitan dengan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan individu terhadap media massa khususnya media online.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai bagi para praktisi atau pekerja media. Serta dapat dijadikan perbandingan serta pengembangan bagi media massa khususnya media online dalam mempengaruhi citra suatu lembaga melalui berita.

E. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian kali ini, peneliti merujuk pada skripsi-skripsi yang menjadi acuan bagi peneliti untuk menunjukan perbedaan penelitian penulis lakukan dengan penelitian lainnya. Ini sebagai bukti originalitas penelitian yang penulis lakukan. Berikut adalah penelitian yang peneliti jadikan sebagai tinjauan pustaka diantaranya:

(19)

“Pengaruh Berita Rancangan Undang-Undang (RUU) Pasal Penghinaan Presiden di TvOne terhadap Citra Presiden Joko Widodo di Kalangan Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta” karya Ihsan Habiburrahman, skripsi mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Hasil dari penelitian yang diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di TvOne terhadap Citra Presiden Joko Widodo.

“Hubungan Pemberitaan Kenaikan Harga BBM di TV One Terhadap Citra Kepresidenan Presiden Joko Widodo (Survei Terhadapa Pedagang Yang Menonton TV One di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur)” karya Silviah Arafah, skripsi mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori citra yang juga menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei dan kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya hubungan pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap perubahan citra Joko Widodo yang mengarah kearah negatif.

“Pengaruh Pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto Di Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK (Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakrta) karya Nada Rohmah, skripsi mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2015. Penelitian ini menggunakan

(20)

pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Hasil penelitian yang diperoleh terdapat pengaruh persepsi mahasiswa tentang citra KPK terhadap pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi dibagi menjadi enam bab untuk mempermudah memahami penelitian ini. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BABI: PENDAHULLUAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan latarbelakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan kajian, dan sistematika penulisan.

BABII : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori terkait dengan variable.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti membahas

mengenaimetode penelitian, yaitu populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

(21)

BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan temuan penelitian dan pembahasan

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari temuan dan analisis data yang diperoleh serta saran sebagai masukan dari penulis.

(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Penelitian

1. Terpaan Media

Menurut Rosengren, terpaan media (media exposure) dapat diuraikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.2

Terpaan media bisa dilihat dari keterbukaan dalam menerima pesan-pesan media, tidak hanya dilihat dari seberapa khalayak dekat dengan kehadiran media. Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan, menonton, atau membaca pesan dari media massa. Rosengeren mengatakan bahwa terpaan media dapat diukur melalui dimensi-dimensi seperti berikut:

a. Frekuensi, yaitu kerutinan atau berapa kali seseorang menggunakan media dan mengonsumsi isi pesan media

b. Durasi, yaitu berapa lama seseorang menggunakan dan mengosumsi isi media

c. Atensi, yaitu tingkat perhatian yang diberikan seseorang dalam menggunakan media dan mengosumsi isi pesan dari media. Menurut Kenneth E.

2Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung, Rosdakarya,

(23)

Anderson seperti dikutip Jalaludin Rahmat adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Artinya, khalayak memiliki perhatian atau ketertarikan terhadap suatu pemberitaan yang disampaikan oleh media.3

2. Berita

a. Definisi berita

Charles A. Dana menganalogikan suatu berita sebagai berikut, apabila orang digigit anjing itu bukan berita, namun sebaliknya bila orang menggigit anjing itu yang dinamakan berita.4 Arti dari analogi tersebut adalah ketika suatu hal yang wajar atau biasa saja terjadi maka tidak dapat menjadi sebuah berita. Namun, ketika suatu peristiwa yang aneh atau jarang terjadi yang menarik perhatian masyarakat maka dapat dijadikan sebuah berita.

William S. Maulsby dalam buku Getting In News memaparkan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang menarik perhatian orang banyak. Sedangkan, Romli mendefinisikan berita merupakan

3

Ardianto Elvinaro, Lukita Komala, Siti Karlina, Komunikasi Massa

Suatu Pengantar, (Bandung, Simbioasa Rekatama Media, 2014), h. 168

4Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia

(24)

laporan peristiwa yang memiliki nilai berita, yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.5 Maka, dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi dari suatu peristiwa yang disajikan berdasarkan fakta, secara aktual tanpa memihak serta dapat menarik perhatian orang banyak.

Sebagai contoh, kasus pencurian kendaraan bermotor biasa terjadi di tengah masyarakat maka hal tersebut kurang menarik jika dijadikan sebuah berita. Berbeda ketika terjadi korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh oknum pejabat pemerintahan ataupun vonis berat yang dijatuhkan kepada kakek yang melakukan pencurian kayu, hal tersebut cukup menarik apabila dijadikan sebuah berita, karena tidak biasa terjadi di tengah masyarakat.

b. Nilai-nilai Berita

Berita memiliki standar nilai, yang dimaksud standar nilai berita yaitu acuan yang dapat digunakan para jurnalis, reporter dan editor dalam memutuskan berita tersebut agar layak dipublikasikan.6 Acuan tersebut diantaranya adalah:

1) Aktual (Timeliness)

Berita aktual adalah berita yang sedang atau berita yang baru saja terjadi. Adapun bagian dari berita

5

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 133

6Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia

(25)

aktual yaitu objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berhubungan dengan peristiwa yang benar-benar baru saja terjadi. Sementara aktual secara subjektif berhubungan dengan waktu pembaca membaca.

2) Keluarbiasaan (Unusualness)

Berita merupakan peristiwa yang langka atau diluar kelaziman yang berkaitan dengan berita yang peristiwa-peristiwanya tidak biasanya atau diluar nalar.

3) Akibat (Impact)

Berita merupakan peristiwa yang diberitakan mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat luas.

4) Kedekatan (Proximity)

Berita merupakan peristiwa yang dekat bagi pembaca. Sifat dari kedekatan ini bisa geografis maupun emosional.

5) Konflik (Conflict)

Berita merupakan peristiwa yang menyajikan dua pihak, yang saling beradu kekuatan fisik maupun tidak menimbulkan efek dramatis pada khalayak. 6) Orang yang penting (Public Figure)

Berita merupakan tentang orang-orang penting yang menjadi publik figur, sehingga apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian publik untuk mengetahuinya.

(26)

7) Kejutan (Surprising)

Berita merupakan kejutan, yang datang secara tiba-tiba di luar dugaan, saat sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi.

8) Ketertarikan (Human Interest)

Berita merupakan peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa. 9) Seks (Sex)

Berita merupakan seks dan seks merupakan berita. Informasi seputar seks yang berhubungan dengan perempuan. Berita ini biasanya berkaitan dengan skandal hubungan.

10) Tenar (Prominence)

Berita merupakan peristiwa yang menyangkut orang atau lembaga institusiatau tempat yang amat dikenal oleh masyarakat luas.

11) Waktu (Timeliness)

Berita merupakan peristiwa yang baru terjadi atau baru dikemukakan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa: surat kabar, radio, televisi dan cyber.

(27)

3. Marah

Marah dalam bahasa Arab yaitu Ghadhaba (بضغ). Kata Ghadhab berasal dari akar kata

ghadhiba-yaghdhabu-ghadhban (بضغ – بضغی -ابضغ) berarti marah.7

Marah berarti gusar, jengkel, muak dan sangat tidak senang karena diri diperlakukan tidak sepantasnya. Marah-marah merupakan kata kerja yang memiliki arti berkali-kali marah; mengeluarkan kata-kata atau menunjukan sikap sebagai pelampiasan marah.8 Menurut Imam an-Nawawi marah didefinisikan dari perspektif ilmu tasawuf, sebagai tekanan nafsu dari hati yang mengalirkan darah pada bagian wajah yang berakibat timbulnya kebencian pada diri seseorang.9

Marah merupakan bagian dari emosi dasar manusia. Emosi dalam pemakaian sehari-hari mengacu pada ketegangan. Hal tersebut terjadi pada individu akibat dari tingkat kemarahan yang tinggi. Contoh, seorang yang membanting gelas karena merasa harga dirinya dijatuhkan orang lain. Orang yang berubah nada suara, raut muka, atau tingkah lakunya karena marah, biasanya diperingatkan supaya jangan bertindak emosional. Peristiwa-peristiwa seperti kaget, ketakutan, senang, atau karena suatu yang menjijikkan. Semua peristiwa tersebut

7

Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, al-Bisri Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1999), h. 542.

8

Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Sanjaya, Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, (Semarang: Difa Publisher, 2008), h. 550

9

Yadi Purwanto dan Rachmad Mulyono, Psikologi Marah Perspektif

(28)

masuk dalam kategori emosi. Lazimnya, emosi dipahami oleh masyarakat sebagai ekspresi marah.10

ٌٌنَسَحاَنَ ثَّدَح

اَنَ ثَّدَح

ٌُنْبا

ٌِل

ٌَةَعی

اَنَ ثَّدَح

ٌٌجاَّرَد

ٌْنَع

ٌِدْبَع

ٌِنَْحَّْرلا

ٌِنْب

ٌْنَعٍْیَْ بُج

ٌِدْبَع

ٌهلل

ٌِنْب

ٌٍرْمَع

و

ٌّنَأ

ه

ٌَلَأَس

ٌَلوُسَر

ٌَّلل

ىَّلَص

ٌهلل

یَلَع

ٌِه

ٌَمَّلَسَو

اَذاَم

ٌِنُدِعاَبُ ی

ٌْنِم

ٌِبَضَغ

ٌهلل

ٌَّلَجَوَّزَع

ٌَلاَق

:

ٌْبَضْغَ ت َلَ

)

دحْاهاور

(

11

Artinya: Hasan menceritakan pada kami ibnu Lahi’ah menceritakan pada kami dari Darraj dari Abdurrahman bin Zubair dari Abdullah bin Amar, bahwa dia bertanya pada Nabi Muhammad SAW: Apa yang menjauhkanku dari murka Allah Yaa Rasul? Nabi menjawab “jangan engkau marah”

Larangan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya untuk tidak marah bukan hanya berdampak ketika itu saja. Para peneliti menemukan betapa agungnya nasehat yang beliau sampaikan.

Menurut ahli psikologi marah adalah unsur yang paling menghancurkan dalam sifat dasar manusia. Jika dibiarkan akan menjadi mesin penghancur yang melukai orang tersebut dan orang-orang yang berhubungan

10

M. Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio Psikologi Tentang

Emosi Manusiadi Dalam al-Qur’an, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 15.

11

Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, (Beirut: dar al-Fikr), Jilid 2,h. 175.

(29)

dengannya. Beberapa bahaya marah dalam pandangan Psikologi dibagi pada tiga:12

a. Bahaya Fsikologis (Medis)

Para dokter memperingatkan bahwa marah dapat menyebabkan pembuluh darah jantung seseorang menyempit secara ketat. Penyempitan pembuluh darah jantung akan mengakibatkan serangan jantung yang berlebihan.

b. Bahaya Psikologis

Marah berimplikasi negative dari segi psikologi. Marah akan menimbulkan berbagai akibat psikologis yang membahayakan. Setelah mengalami marah, seseorang akan dipenuhi rasa penyesalan terhadap perbuatannya yang tidak patut. Rasa penyesalan terkadang dapat demikian dalam, penghukuman diri, pengutukan diri hingga terjadi depresi atau rasa bersalah dengan kurun waktu yang begitu lama. c. Bahaya Sosial

Marahnya seseorang dapat menimbulkan bahaya sosial. Watak pemarah mengakibatkan terjadinya disharmonis, putusnya silatul Rahim (ukhuwwah), putusnya kekerabatan, persahabatan, kehilangan pekerjaan atau bahkan terkena hukuman pidana yang berujung pada penganiayaan atau

12

Yadi Purwanto dan dan Rachmad Mulyono, Psikologi Marah

(30)

pembunuhan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits:

ٌِنَثَّدَح

ٌ

ٌَیَْیَ

ٌ

ٌُْبى

ٌ

ٌَفُسوُی

ٌ

اَنَرَ بْخَأ

ٌ

ٌٍرْكَبوُبَأ

ٌ

وه

ٌ

ٌُنْبا

ٌ

ٌٍشاَّیَع

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِبَأ

ٌ

ٌٍیِصَح

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِبَأ

ٌ

ٌٍحِلاَص

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِبَأ

ٌه

ٌَةَرْ یَر

ٌ

ٌَيِضَر

ٌ

ٌهلل

ٌ

ٌْنَع

ه

ٌَّنَأ

ٌ

ًٌلُجَر

ٌ

ٌَلاَق

ٌ

ٌهِبَّنلِل

ٌ

ىَّلَص

ٌ

ٌهلل

ٌ

ٌْیَلَع

ه

ٌَمَّلَسَو

ٌ

ٌْوَأ

ٌ

ٌِنِص

ٌ

ٌَلاَق

ٌ

ٌْبَضْغَ ت َلَ

ٌ

ٌَدَّدَرف

ٌ

اًراَرِم

ٌ

ٌَلاَق

ٌ

ٌْبَضْغَ ت َلَ

)

)ٌيرٌاخبلاهاور

.

13

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr yaitu Ibnu Ayyasy dari Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RA bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Berilah aku wasiat?" beliau bersabda: "Janganlah kamu marah." Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: "Janganlah kamu marah."

Rasulullah SAW juga memuji orang yang bisa melawan marah:

اَنَ ثَّدَح

ٌ

ٌُدْبَع

ٌ

ٌهلل

ٌ

ٌُنْبٌ

ٌَفُسوُی

ٌ

اَنَرَ بْخَأ

ٌ

ٌٌكِلاَم

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِنْبا

ٌ

ٌِش

ه

ٌٍبا

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِدیِعَس

ٌ

ٌِنْب

ٌ

ٌِبَّیَسُمْلا

ٌ

ٌْنَع

ٌ

ٌِبَأ

ه

ٌَةَرْ یَر

ٌ

ٌَيِضَر

ٌ

ٌهلل

ٌ

ٌْنَع

ٌه

ٌَّنَأ

ٌ

ٌَلوُسَر

ٌ

ٌهلل

ٌ

ىَّلَص

ٌ

ٌهلل

ٌ

13Abi Abdullah bin Muhammad bin Isma‟il Bukhari, Jami’

(31)

ٌْیَلَع

ه

ٌَمَّلَسَو

ٌ

ٌَلاَق

ٌ

ٌَسْیَل

ٌ

ٌُدیِدَّشلا

ٌ

ٌِةَعَرهصلاِب

ٌ

اََّنَِّإ

ٌ

ٌُدیِدَّشلا

ٌ

يِذَّلا

ٌ

ٌُكِلَْیَ

ٌ

ٌَسْفن

ٌُهٌ

ٌَدْنِع

ٌ

ٌِبَضَغْلا

)

)ٌيرٌاخبلاهاور

.

14

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, Malik mengabarkan pada kami dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Musayyab dari abi Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah

orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat,

tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah."

4. Media Massa

a. Definisi Media Massa

Media massa merupakan media yang diperuntukan untuk massa. Dalam ilmu jurnalistik, media massa menyiarkan berita atau informasi disebut juga dengan istilah pers. Media massa berarti wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik melalui media cetak, media elektronik, dan segala jenis yang tersedia.15

14Abi Abdullah bin Muhammad bin Isma‟il Bukhari, Jami’

al-Shahih,(Istanbul: Dar al-Fikri, 2000), Jilid 4 hlm. 100

15Tjahjono Widarmanto, Pengantar Jurnalistik, (Yogyakarta: Araska,

(32)

Secara psikologi massa merupakan orang-orang yang memiliki perhatian yang sama terhadap sesuatu hal yang sama. Pengertian massa sering juga disebut dengan istilah khalayak, publik, atau masyarakat umum. Sehingga saat seseorang menulis di media massa pun berlaku ketentuan-ketentuan atau rambu-rambu yang bersifat umum.

Dennis McQuail berpendapat bahwa media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.16

b. Jenis-jenis Media Massa

Cangara membagi jenis-jenis media massa berdasarkan bentuknya menjadi tiga, yaitu:

1) Media Cetak

Media cetak merupakan jenis media massa yang dibuat dengan percetakan yang kemudian menghasilkan tulisan sebagai bentuk informasi untuk khalayak. Media cetak terbilang media massa yang sudah lama dikenal dunia, dimana kemunculannya sudah ada sejak tahun 1920-an. Diantaranya, surat kabar, koran, buku, majalah, tabloid, dan lain sebagainya.

16Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid hamid, Teori Komunikasi

(33)

2) Media Elektronik

Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan teknologi elektronik sehingga memungkinkan untuk didengar suaranya dan dilihat gambarnya oleh khalayak. Media elektronik yang muncul pertama adalah radio, dimana media ini menyampaikan informasi melalui audio.

3) Media Cyber

Media cyber juga dikenal dengan media internet atau Online media. Media massa ini terbilang media yang cukup baru, dimana kemunculannya baru ramai dikenal masyarakat sekitar abad 21. Media cyber memungkinkan khalayak untuk mengakses informasi tanpa batas waktu dan teritorial daerah, sehingga informasi tersebar dengan jauh lebih luas dibanding dua media sebelumnya. Media online saat ini semakin tumbuh pesat dan menarik banyak perhatian. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar masyarakat Indonesia mulai menggemari media online. Media ini mulai digunakan banyak orang untuk mencari informasi dan berita.17

17Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia,

(34)

c. Definisi Media Online

Media online dapat disebut juga dengan digital media adalah media yang tersaji secara Online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus:

Pengertian media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian Media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial masuk dalam kategori Media online.

Pengertian media online secara khusus yaitu dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.18

d. Fungsi Media Massa

Secara umum, fungsi media massa adalah sebagai berikut:

1) Menginformasikan (to inform). Artinya, media massa merupakan sarana untuk menginformasikan peristiwa-peristiwa atau hal-hal penting yang perlu diketahui khalayak.

18M. Romli dan Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis

(35)

2) Mendidik (to educate). Artikel di media massa dapat mengalihkan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak sekaligus meningkatkan keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan para pembacanya. 3) Menghibur (to entertaint). Selain sebagai informasi

dan ilmu pengetahuan, media massa juga merupakan tempat yang dapat memberikan hiburan kepada pembacanya atau khalayaknya. Tulisan yang bersifat menghibur biasanya dalam bentuk karangan khas (feature) dan fiksi seperti novel, cerpen dan puisi.

4) Memengaruhi (to influence), maksudnya bahwa media massa dapat memengaruhi pembacanya. Baik pengaruh yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan (afektive), maupun perilaku (conative).

5) Memberikan respon sosial (to social responbility). Artinya, bahwa dengan adanya media massa baik penulis dan pembaca dapat menanggapi suatu peristiwa atau fenomena dan keadaan sosial yang terjadi.

6) Penghubung (to linkage). Media massa juga berfungsi untuk menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan

(36)

secara perseorangan baik secara langsung maupun tak langsung.19

5. Citra

a. Pengertian Citra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.com, citra berarti rupa, gambar, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Dalam bahasa sastra, citra merupakan kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa dan puisi.20

Citra didefinisikan sebagai proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu yang akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas.21 Sedangkan menurut Jalaluddin rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai

19Tjahjono Widarmanto, Pengantar Jurnalistik, (Yogyakarta: Araska,

2017) h.11-12

20

Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/citra.diakses di Pondok Pesantren Al-Kenaniyah pada 02 Juli 2020. Pukul 15.00 WIB.

21Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi,

(37)

dengan realitas karena citra adalah dunia menurut persepsi kita.22

Dapat disimpulkan bahwa citra adalah keyakinan atau kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Citra sendiri terbentuk berdasarkan informasi yang diterima seseorang. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau mengubah citra suatu objek yang dimiliki oleh khalayak. Jadi secara umum, citra dapat diartikan sebagai gambaran apa yang ada di pikiran seseorang mengenai suatu hal, hal yang dimaksud di sini bisa berupa personal, kelompok, atau bahkan sebuah perusahaan.

b. Pembentukan dan Perubahan Citra

Selain citra dikenal juga sebagai gambaran mengenai suatu hal. Penggambaran tersebut juga memiliki proses dalam pembentukannya. Proses tersebut mengalami 4 tahap,23 yaitu:

1) persepsi: persepsi ialah mengenari memaknakan atau mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya terhadap rangsangan itu sendiri 2) kognisi: setelah suatu individu sudah dapat

mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya. Maka selanjutnya terjadi kognisi,

22

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung: Remaja Rosdakarya),Cet. Ke-14, h. 223

23Soleh Soemirat, M.S dan Elvinaro, Dasar-Dasar Public Relations,

(38)

dimana individu akan merasa yakin terhadap stimulus.

3) Motif: motif disini bisa diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan suatu hal tertentu untuk memenuhi tujuannya.

4) Sikap: sikap yang dimaksud disini berarti sebuah kecondongan dlam diri untuk berpikir, bertindak dalam mengahadapi suatu masalah, mengeluarkan suatu ide atau nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Proses 4 tahap tersebut menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan memengaruhi respon. Stimulus atau rangsangan yang diberikan pada individu-individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan ditolak, maka tidak akan ada proses lanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa rangsangan tersebut tidak efektif dalam memengaruhi individu karena tidak adanya perhatian dari individu tersebut. Jika rangsangan diterima oleh individu-individu, maka terdapat komunikasi dan perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

c. Peran Media Massa Dalam Membangun Citra

Citra bersifat temporer sehingga perlu strategi yang konsisten dalam memelihara citra di media. Ada empat tahapan dalam pencitraan menurut Baudrillard. Pertama, pencitraan adalah refleksi dari realitas dasar. Kedua, ia menutupi dan menyesatkan realitas dasar.

(39)

Ketiga, menutupi ketidakhadiran realitas dasar. Keempat, tidak mengacu atau memiliki relasi dengan realitas manapun.24

Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima khalayak dari media massa. Informasi dapat membentuk, mempertahankan atau bahkan mengubah citra pada khalayak. Misalnya, media massa menyampaikan informasi tentang Marahnya Tri Rismaharini terhadap gugus tugas Covid-19 Jawa Timur, dan Detik.com salah satu media Online yang memberitakan berita tersebut realitas yang ditampilkan media massa adalah realitas yang sudah diseleksi oleh tim redaksi media itu sendiri. Namun, tidak semua khalayak dapat melakukan crosscheck mengenai peristiwa yang disajikan oleh media, mereka cenderung menangkap informasi tersebut berdasarkan apa yang disajikan media massa. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh khalayak yang tidak memiliki dasar-dasar pengetahuan jurnalistik yang cukup.

Gerbner melakukan penelitian mengenai persepsi penonton televisi tentang realitas sosial yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa penonton televisi kelas berat cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa bahwa

24Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Di Era Industri Citra,

(40)

berjalan sendirian berbahaya dan lebih berpikir bahwa orang memikirkan dirinya sendiri.25 Citra tersebut dipengaruhi oleh apa yang dilihat khalayak dalam tayangan di televisi. Hal tersebut dapat terjadi karena media massa menyiarkan dunia nyata yang telah dipilih secara selektif, yang kemudian media massa memengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial.

Dari uraian diatas jelas diketahui bahwa media massa menampilkan realitas yang dibentuk dan dipilih untuk ditampilkan kepada khalayak yang kemudian dapat menciptakan stereotip tertentu di tengah masyarakat. Dengan demikian hal tersebut membuktikan peranan media massa dalam membentuk dan mengubah citra.

6. Teori Uses and Effect

Teori Uses and Effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979), teori ini merupakan teori campuran antara Uses and Gratification dengan teori tradisional tentang efek. Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran teori ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi

25Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja

(41)

pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.26

Kecerdasan penggunaan media massa akan mempengaruhi efek yang diterima baik berupa persepsi, perubahan tinkah laku, dan lain sebagainya. Jika dibandingkan dengan teori uses and gratification, pada teori uses and effect ini kepuasan hanya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penggunaan media saja.27 Jika dibandingkan dengan teori tradisional tentang efek, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Penggunaan media hanya dianggap sebagai perantara dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek.

Menurut Sven Windahl, konsep penggunaan media merupakan bagian yang terpenting dalam teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya dapat memperkirakan hasil dari suatu proses komunikasi massa.28

Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu:

1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karekteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil.

26 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan

Disurat Kabar Ursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta:

Kencana, 2007), h. 287

27

Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Group, 2009), h. 208.

28Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Universitas

(42)

Penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, hasil dari proses tersebut dinamakan efek. 2. Dalam berbagai proses, hasil lebih kepada akibat

penggunaan media dari pada karakteristik isi media. Di samping itu,juga dapat memilih konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. 3. Terdapat dua proses yang bekerja secara serempak

menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ‟conseffects‟ (gabungan antara konsekuensi dan efek).29

Asumsi dasar teori dan uraian teori ini lebih menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu. Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dengan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini.

Alasan utama mempelajari penggunaan komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi itu menimbulkan efek.Efek dari suatu kegiatan komunikasi terhadap individu maupun masyarakat membuat komunikator memprediksi dan melakukan sesuatu agar efek tertentu dari komunikasi dapat tercipta.30

29Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi Massa: Media, Effect, dan

Audience (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 22

30Wibour Schramm, “How Communication Works”, dalam Onong

Uchana Effendi, Komunikasi dan Modernisasi, (Bandung, Alumni, 1981), h.

(43)

Dalam penelitian ini, khalayak dianggap telah mendapatkan informasi yang cukup mengenai pemberitaan Tri Rismaharini di media Detik.com. membaca dan memahami isi berita merupakan proses aktif yang didalamnya melibatkan banyak faktor. Keterlibatan faktor-faktor itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman baik dan benar.

B. Kerangka Pemikiran

Setiap berita yang disajikan kepada khalayak dapat memberikan pengaruh bagi pembacanya. Adapun kerangka konsep yang digunakan peneliti dalam merumuskan masalah adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pengaruh Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com terhadap Citra Walikota Surabaya

(Sumber: olahan peneliti)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang bersifat sementara dalam sebuah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Tidak seluruh penelitian memiliki hipotesii, misalnya penelitian sejarah, grounded research, kualitatif, eksploratif. Salah satu penelitian yang memiliki hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Hipotesis yang diuji disebut

BeritaMarahnya Tri Rismaharini di Detik.com

Citra Walikota Surabaya di kalanganMasyarakat

(44)

disebut dengan hipotesis nol (Ho), sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diistilahkan dengan hipotesis kerja.31

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara berita Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com terhadap citra Walikota Surabaya di kalangan masyarakat Surabaya.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara berita Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com terhadap citra Walikota Surabaya di kalangan masyarakat Surabaya.

31Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga,

(45)

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan kesatuan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup, dan sebagainya.32

Pada peneltian ini, populasi yang digunakan peneliti adalah masyarakat berdomisili atau memiliki KTP Surabaya. Surabaya merupakan kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya, jumlah penduduk Surabaya pada Januari 2019 sebanyak 3.095.026 jiwa.33

2. Sampel

Pengertian sampel secara sederhana adalah bagian dari populasi. Sampel pada penelitian ini digunakan sebagai representasi dari populasi. Sampel yang dipilih harus mewakili seluruh anggota populasi. Dalam sebuah penelitian, jika jumlah populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk meneliti populasi

32Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, Kencana

Prenada Media Group, 2005), h. 109

33

http://dispendukcapil.surabaya.go.id/berita/483-jumlah-penduduk-kota-surabaya, diakses pada tanggal 6 Juli 2021 di Pondok Pesantren Al-Kenaniyah

(46)

secara keseluruhan maka sampel digunakan sebagai representasi dari populasi.

Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan sampel sebagai sejumlah anggota populasi yang dipelajari dan diamati.34 Sampel diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Maka, responden harus mengerti maksud dan tujuan penelitian agar dapat menjawab pernyataan yang diajukan dalam instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai persisi (10%)

Dengan demikian, maka sampel pada penelitian ini yaitu dengan nilai persisi 10%.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yang dimaksud nonprobabilitas adalah sampel yang tidak melalui teknik random atau acak. Pada teknik ini, semua anggota

34Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:

(47)

populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel karena pertimbangan tertentu oleh periset.35 Dan teknik sampling tersebut, peneliti menggunakan teknik sampling purposive, teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi karena kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian ini.36 Kriteria-kriteria responden yang peneliti pilih adalah:

a. Tinggal / memiliki KTP Surabaya

b. Mengetahui berita tentang marahnya Tri Rismaharini Jumlah penduduk Surabaya yaitu 3.095.026 oleh karena itu jumlah sampel yang diperoleh umtuk penelitian ini dengan nilai persisi 10% adalah :

Dengan demikian, maka jumlah sampel setelah dibulatkan menjadi 100 orang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulo Gadung, Jakarta Timur dengan menggunakan google form. Adapun waktu

35

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 158

36

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 156

(48)

pelaksanaan penelitian dilaksanakan sejak Maret hingga November 2020.

C. Sumber Data

Pada penelitian ini, yaitu dilakukan pengelompokkan data dengan cara memperolehnya:

1. Data Primer (Primary Data)

Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui penelitian lanngsung dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke peneliti.37 dalam penelitian ini, responden adalah masyarakat Surabaya yang membaca berita di Detik.com.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Sumber-sumber sekunder terdiri atas berbagai macam seperti buku, jurnal, majalah, artikel, situs internet dan wawancara.

37Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana

(49)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.38 Jumlah instrumen penelitian tertgantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen penelitiannya adalah untuk mengukur pengaruh pemberitaan Tri Rismaharini dan dan mengukur pengaruh citra.

1. Definisi Operasional

Menurut Walizer dan Wienir, definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati atau observasi serta bagaimana mengukur suatu variabel ataupun konsep. Definisi operasional tersebut bisa membantu untuk mengklasifikasi gejala di sekitar dalam kategori khusus dari suatu variabel. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengembangan konstrak yang lebih baik.39 Dengan definisi operasional maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk mengukur variabel.

38

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet ke-6, h. 148.

39Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(50)

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini, sedangkan variabel terikatnya yaitu Citra Walikota Surabaya di kalangan masyarakat Surabaya. Pada variabel X terdapat sebelas dimensi yaitu aktual (timeliness), keluarbiasaan (unusualness), akibat (impact), kedekatan (proximity), konflik (conflict), orang yang penting (public figure), kejutan (surprising), ketertarikan (human interest), seks (sex), tenar (promienence), dan waktu (timeliness).

Berita aktual adalah berita yang sedang atau baru saja terjadi. Ada dua bagian berita aktual, yaitu objektif dan subjektif. Aktual secara objektif berhubungan dengan peristiwa yang benar-benar baru saja terjadi. Sementara aktual secara subjektif berhubungan dengan waktu pembaca membaca. Keluarbiasaan (Unusualness) merupakan peristiwa yang langka atau diluar kelaziman yang berkaitan dengan berita yang peristiwa-peristiwanya tidak biasanya atau diluar nalar. Akibat (Impact) merupakan peristiwa yang diberitakan mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat luas. Kedekatan (Proximity) merupakan peristiwa yang dekat bagi pembaca. Sifat dari kedekatan ini bisa geografis maupun emosional. Konflik (Conflict)merupakan peristiwa yang menyajikan dua pihak yang saling beradu kekuatan fisik maupun tidak menimbulkan efek dramatis di khalayak

(51)

luas. Orang yang penting (Public Figure) merupakan tentang orang-orang penting yang menjadi publik figur, sehingga apa yang terjadi pada dirinya menarik perhatian publik untuk mengetahuinya. Kejutan (Surprising) merupakan kejutan, yang datang secara tiba-tiba di luar dugaan, saat sebelumnya hampir tidak mungkin terjadi. Ketertarikan (Human Interest) merupakan peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca. Seks (Sex) merupakan seks dan seks merupakan berita. Informasi seputar seks yang berhubungan dengan perempuan. Berita ini biasanya berkaitan dengan sebuah skandal hubungan. Tenar (Prominence) merupakan peristiwa yang menyangkut orang atau lembaga institusiatau tempat yang amat dikenal oleh masyarakat luas.Waktu (Timeliness) merupakan peristiwa yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.

Pada variabel Y, terdapat empat dimensi yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Persepsi ialah mengenari memaknakan atau mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya terhadap rangsangan itu sendiri. Kognisi, setelah suatu individu sudah dapat mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya. Maka selanjutnya terjadi kognisi, dimana individu akan merasa yakin terhadap stimulus. Motif disini bisa diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan suatu hal tertentu untuk memenuhi tujuannya. Sikap yang dimaksud disini berarti sebuah kecondongan

(52)

dlam diri untuk berpikir, bertindak dalam mengahadapi suatu masalah, mengeluarkan suatu ide atau nilai-nilai yang ada di masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupkan teknik pengumpulan data di mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti.40 menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

F. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Editing

Editing merupakan tahap paling awal dari pengolahan data. Pada tahap ini, yang dilakukan adalah memeriksa daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah diisi oleh responden. Tujuan proses editing adalah meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi. Tahap editing meliputi:

40Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2014),

(53)

a. Memeriksa kelengkapan jawaban b. Keterbacaan tulisan

c. Kejelasan makna jawaban

d. Konsistensi jawaban satu sama lain.41 2. Klasifikasi

Klasifikasi data adalah menggolongkan atau mengelompokkan data yang berupa jawaban dari pertanyaan terbuka.

3. Mengode data

Pada tahap ini, peneliti memberikan skor atau nilai pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul bisa berupa angka, kata atau kalimat.

4. Penyusunan buku kode

Penyususnan buku kode (coding book) ini dibuat untuk memudahkan pengolahan data. Coding book berupa matriks yang memuat kolom dan baris

5. Menghitung frekuensi

Setelah memasukkan data ke dalam lembar kerja koding, langkah berikutnya adlah menghitung frekuensi dari setiap item jawaban. Caranya dengan memindahkan data yang telah dicatat pada lembar kerja koding ke dalam tabel.

41Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode

Penelitain Kuntitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial,

(54)

6. Tabulasi

Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel sehingga memudahkan para pembaca memahami laporan penelitian. Tabulsai merupakan tahap akhir dari proses pengolahan data yang berbentuk tabel sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak lebih ringkas dan merangkum.42

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan suatu data untuk digambarkan atau diinterpretasikan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur pengaruh dari pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini. Dalam mengukur data yang akan diambil dari responden, peneliti menggunakan skala pengukuran Likert. Dalam kuesioner pada penelitian ini terdapat empat kategori pilihan jawaban dan masing-masing jawaban memiliki nilai-nilai tertentu, baik pernyataan positif (favorable) maupun negatif (unfavorable).

Penggunaan Skala Likert dipilih karena penelitian ini dilakukan untuk mengukur citra seseorang di mana termasuk ke dalam persepsi dan kognisi. Pada skala ini responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap tiap-tiap pernyataan.

42Toto Syatori Nasehudinn dan Nanang Gozali, Metode Penelitian

(55)

Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.43

Dalam beberapa riset, Skala Likert dapat digunakan dengan meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu (undecided) karena kategori ragu-ragu memiliki makna ganda. Disediakannya jawaban netral atau tengah-tengah juga mengakibatkan responden akan cenderung memilih jawaban di tengah-tengah, terutama bagi responden yang ragu akan memilih jawaban yang mana. Selain itu, disediakannya jawaban tengah-tengah akan menghilangkan banyak data dalam penelitian, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang.44 Oleh karena itu, peneliti hanya menggunakan empat pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.1

Bobot Nilai Skala Likert

KategoriPilihan PernyataanPositif (Favorable) PernyataanNegatif (Unfavorable) SangatSetuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 TidakSetuju (TS) 2 3 43

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 136

44Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

(56)

SangatTidakSetuju

(STS) 1 4

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Ada tiga tipe validitas yang harus diketahui, yaitu:

a. Validitas Isi

Validitas isi memastikan bahwa skala item-item telah cuku memasukkan sejumlah item yang representatif dalam mencerminkan domain konsep.

b. Validitas Konsep/Konstruk

Validitas jonstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang diukur. Dengan kata lain, validitas ini merupakan analsis butir kuesioner untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur.

c. Validitas Kriteria

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu

(57)

memperkirakan suatu variabel yang dirancang sebagai kriteria.45

Pada penelitian ini, suatu pertanyaan dinyatakan valid apabila hitung lebih besar atau sama dengan r-tabel dalam table r atau r hitung ≥ r-r-tabel (r table terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukur dikatakan konsisten apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama dalam kondisi yang sama.46

Penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha, yaitu jika hasil dari Cronbach Alpha >0,60 maka data disebut reliabel. Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa Cronbach sebagai berikut:

Dimana rumus rᵢᵢ = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

45

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 133

46Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

(58)

Ʃ = Jumlah butir pertanyaan σ = Varians total

3. Uji NormalitasKolmogorof-Smirnov

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.47 Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah:

a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal

b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

4. Uji Linieritas

Uji linearitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variable X dan variable Y mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikansi.Dalam melakukan uji linearitas, penulis menggunakan SPSS 22. Syarat data dapat dikatakan linier jika nilai Deviation

from linearity > 0,05.

5. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisa hubungan linear antara satu variabel

47Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

(59)

independen dengan satu variabel dependen.48 Rumus uji regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:49

Y = a + bX Keterangan:

Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas a = nilai konstan

b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

Nilai a dihitung dengan rumus:

Nilai b dihitung dengan rumus:

6. Uji KoefisienDeterminasi (R²)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summery dan tertulis R square. Nilai R square diketahui baik jika di atas 0,5 karena R square berkisar antara 0-1

48

Dwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009), h. 172.

49Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta,

(60)
(61)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, karakteristik penelitian responden dapat diklasifikasikan yang berdomisili atau memiliki KTP Surabaya. Jumlah responden sebanyak 100 orang.

1. Deskripsi Data Responden Penelitian

Pada penelitian ini, dari 100 angket yang tersebar peneliti mendapatkan referensi mengenai identitas responden yang peneliti klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu identititas berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan. Berikut data responden penelitian:

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

JenisKelamin Jumlah

Laki-Laki 35

Perempuan 65

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 29 November 2020

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa identitas responden berdasarkan jenis kelamin jumlahnya lebih banyak perempuan dibanding laki-laki. Pada jenis kelamin laki-laki terdapat 35 orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 65 orang.

Gambar

Gambar 2.1   Pengaruh  Pemberitaan  Marahnya  Tri  Rismaharini di Detik.com terhadap Citra  Walikota Surabaya..............................30
Tabel 4.10  Hasil Uji Linearitas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait