Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat penulis berikan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Saran Akademis
Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan yang ada pada penelitian ini. Peneliti berharap penelitian mengenai Citra Walikota diperluas
populasi dan sampelnya agar lebih mendapat persepsi yang lebih beragam.
2. Saran Praktisi
Khalayak harus lebih cerdas dalam menerima informasi dari media, tidak langsung menelan mentah-mentah apa yang disampaikan oleh media, dengan banyak membaca dapat membuka pikiran dan dapat menilai serta memahami kualitas berita yang disajikan oleh media.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abi bin Muhammad bin Isma‟il al-Bukhari, al-Jami’
al-Shahih,Beirut:Dar al-Fikri, 2000
Bisri, Adib dan Munawwir A. Fatah, al-Bisri Kamus
Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1999
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Di Surat Kabar Ursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2007
Elvinaro, Ardianto, LukitaKomala, SitiKarlina, Komunikasi
Massa SuatuPengantar, Bandung: SimbioasaRekatama
Media, 2014
Hanbal, Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut: Dar Al-Fikr, 1991
Heryanto, Gun Gun, Komunikasi Politik: Di Era Industri Citra, Jakarta: Laswell Visitama, 2010
Hude, M. Darwis, Emosi Penjelajahan Religio Psikologi Tentang
Emosi Manusia di Dalam al-Qur’an, Jakarta:Erlangga,
2006
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/citra.diakses pada 02 Juli 2020. Pukul 15.00 WIB.
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Kriyantono, TeknikPraktisRisetKomunikasi, Jakarta: Kencana Group, 2009
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008
Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid hamid, Teori Komunikasi
Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010
Nasehudinn, Toto Syatori dan Nanang Gozali, Metode Penelitian
Kuantitatif Bandung: Pustaka Setia, 2015
Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi
dan KaryaIlmiah, Jakarta: Prenadamedia Group, 2011
Oetomo, Dede, Memberi Suara Pada Yang Bisu, Yogyakarta: Galang Press, 2001.
Priyatno, Dwi, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode
Penelitain Kuntitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial, Yogyakarta: Gava Media, 2017
Purwanto, Yadi dan dan Rachmad Mulyono, Psikologi Marah
Perspektif Psikologi Islami, Bandung: PT Refika Aditama,
2006
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Rakhmat, Jalaludin, MetodePenelitianKomunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2005
Romli, M. dan Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan
Praktis Mengelola Media Online, Bandunng: Nuansa
Cendekia, 2012
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation & Media
Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Ruslan, Rosady, Metodologi Penelitian Public Relation dan
Schramm, Wibour, “How Communication Works”, dalam Onong
Uchana Effendi, Komunikasi dan Modernisasi, Bandung:
1981
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi Massa: Media, Effect,
dan Audience Jakarta: Universitas Terbuka, 2005
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004
Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013
Soemirat, Soleh, M.S dan Elvinaro, Dasar-Dasar Public
Relations, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Bandung: Alfabeta, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D,Bandung: Alfabeta, 2014
Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2007
Syamsul, Asep M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis
Mengelola Media Online, Nuansa Cendekia, Bandung:
2012
Widarmanto, Tjahjono, Pengantar Jurnalistik, Yogyakarta: Araska, 2017
Yunus, Syarifudin, Jurnalistik Terapan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
Zul Fajri, Em dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, Semarang: Difa Publisher, 2008
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5034381/amarah-
risma-soal-mobil-pcr-dan-fakta- sebenarnya?_ga=2.113782279.1088519397.1617938449-1113411995.1551262109 https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5033827/risma- pantas-kecewa-mobil-pcr-bantuan-dari-bnpb-harusnya-5-hari-di-surabaya https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5033779/risma- kecewa-mobil-pcr-bantuan-bnpb-dibawa-ke-tulungagung-dan-lamongan/2
Lampiran
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera
Perkenalkan, anda Fitri Noviyanti, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik sedang melakukan penelitian untuk skripsi. Anda mohon kesediaannya Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner “Pengaruh Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com Terhadap Citra Walikota Surabaya di Kalangan Masyarakat Surabaya”. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk penelitian skripsi. Anda ucapkan terima kasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hormat anda, Fitri Noviyanti
DATA RESPONDEN
Apakah anda berdomisili Surabaya? Jika ya, maka silahkan lanjutkan mengisi koesioner ini
Nama :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Silahkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teliti dan sesuai dengan pendapat anda terkait pemberitaan marahnya Tri Rismaharini di Detik.com yang telah anda baca. Beri tanda silang (X) hanya pada salah satu jawaban.
Pemberitaan Marahnya Tri Rismaharini di Detik.com (Variabel X)
1. Berapa kali dalam seminggu anda membaca berita di detik.com?
a. 1-3 kali c. 7-9 kali b. 4-6 kali d. > 10 kali
2. Berapa kali anda membaca berita terkait marahnya Tri Rismaharini di Detik.com
a. 1-3 kali c. 7-9 kali b. 4-6 kali d. > 10 kali
3. Berapa lama rata-rata waktu yang anda habiskan untuk membaca berita di Detik.com
a. < 5 menit c. 11-15 menit b. 6-10 menit d. > 15 menit
4. Berapa lama anda membaca berita terkait marahnya Tri Rismaharini di Detik.com
a. < 5 menit c. 11-15 menit b. 6-10 menit d. > 15 menit
No Pernyataan SS S TS STS
5. Anda sering mencari tahu berita terbaru Tri Rismaharini di Detik.com
Rismaharini secara keseluruhan 7. Berita marahnya Tri Rismaharini
di Detik.com menarik untuk dibaca 8. Berita marahnya Tri Rismaharini di Detik.com menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
9. Detik.com menyajikan berita Tri Rismaharini berisikan informasi yang dibutuhkan masyarakat Surabaya
10. Berita mengenai marahnya Tri Rismaharini berimbas buruk pada image Walikota Surabaya
Berikan tanggapan terhadap pernyataan di bawah ini dengan teliti dan menurut pendapat anda pribadi, bobot nilai jawaban sebagai berikut:
Sangat setuju : 4 poin
Setuju : 3 poin
Tidak setuju : 2 poin Sangat tidak setuju : 1 poin
Citra Walikota Surabaya (Variabel Y)
No Pernyataan SS S TS STS
11. Tri Rismaharini adalah Walikota yang berwibawa
yang tegas
13. Tri Rismaharini adalah Walikota yang jujur
14. Tri Rismaharini adalah Walikota yang sederhana
15. Sisi positif Walikota Tri Rismaharini di media massa hanyalah sebuah pencitraan
16. Anda memperhatikan berita marahnya Tri Rismaharini
17. Anda memperhatikan di media massa bahwa terdapat pro dan kontra atas pemberitaan marahnya Tri Rismaharini
18. Anda memperhatikan berita di media
massa banyak pihak yang
memperdebatkan marahnya Tri Rismaharini
19. Anda tahu pemberitaan marahnyaTri Rismaharini muncul di media massa sejak Juni 2020
20. Anda tahu jika Tri Rismaharini marah ke satgas covid ketika menelepon
21. Anda tidak tahu berita tentang marahnya Tri Rismaharini
22. Anda ingat Tri Rismaharini marah kepada satgas covid
23. Anda tidak ingat marahnya Tri Rismaharini kepada satgas covid 24. Anda berharap Walikota Surabaya
dapat menjadi pemimpin yang pro terhadap rakyat
25. Anda berharap berita Tri Rismarini berdampak pada ketentraman masyarakat Surabaya
26. Anda tidak berharap berita Tri Rismaharini berdampak pada ketentraman masyarakat Surabaya 27. Anda menyadari bahwa marahnya
Tri Rismaharini dibutuhkan dalam kepemimpinan
28. Anda menyadari bahwa marahnya Tri Rismaharini menunjukkan ketegasan dalam membangun kota Surabaya
29. Anda merasa banyak sisi positif dari marahnya Tri Rismaharini kepada satgas covid
30. Anda tidak merasa adanya sisi positif dari marahnya Tri Rismaharini pada satgas covid
Amarah Risma soal Mobil PCR dan Fakta Sebenarnya
Tim Detikcom - detikNews
Wali Kota Tri Rismaharini geram dan menangis saat mengetahui ratusan warga Surabaya gagal tes swab. Tes swab disebut akan dilakukan di halaman Gedung Siola Jalan Tunjungan dan Tanah Kali Kedinding, Surabaya.
Tes swab dilakukan di 2 mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) bantuan BNPB pusat. Rupanya, Jumat (29/5/2020) dua unit mobil itu dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan. Menurut Risma, bantuan dari BNPB pusat itu diprioritaskan untuk Surabaya. Namun, lantaran dialihkan ke daerah lain, Pemkot harus membatalkan tes swab ratusan orang. Menurut rencana Pemkot Surabaya, dua mobil PCR itu akan berada di Surabaya selama 5 hari, yang akan melakukan tes swab di sejumlah lokasi. Sebab di Surabaya, pasien yang terinfeksi virus Corona mencapai lebih 2 ribu orang.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rahmanita menjelaskan pasien yang diperiksa adalah ODP, PDP, kemudian pasien yang akan swab ulang. Mereka sudah disiapkan sejak pukul 07.00 WIB.
"Betul, rencananya ada melakukan tes di Gelora Pancasila, ada Manukan, ada yang di Rungkut. Jadi titik-titiknya sudah kami siapkan untuk lima hari ke depan. Jadi lima hari ke depan kami siapkan by name by address. Karena kapasitasnya (mobil lab
swab) itu 200, setiap titik itu kami siapkan 200 orang," ungkap kadinkes di Taman Surya.
Febria tidak mengetahui alasan pasti mobil tersebut dialihkan ke Kabupaten Lamongan dan Tulungagung. Padahal sebelumnya pihaknya dijanjikan oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 di Jatim dr Joni Wahyuadi, setelah dari rumah sakit di Sidoarjo, RS Unair dan ke Asrama Haji Sukolilo langsung menuju ke Kelurahan Tanah Kali Kedinding.
Di Lamongan, mobil PCR itu berada di RSUD dr Soegiri dan melakukan swab terhadap 50 orang. Sedangkan di Tulungagung, mobil PCR itu melakukan tes swab kepada 200 orang yang terdiri atas warga dan petugas medis.
Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi merespons tuduhan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Yakni terkait sabotase bantuan mobil PCR untuk tes swab.
Menurut Joni, Kadinkes Surabaya tidak memberikan keterangan jelas untuk menggunakan mobil bantuan dari BNPB tersebut. "Jadi kemarin ada stafnya Bu Feny (Kadinkes Surabaya). Namanya Bu Deni. Stafnya tidak bilang mau memakai mobil untuk Kota Surabaya, acaranya apa, berapa yang diperiksa. Sedangkan Tulungagung dan Lamongan sudah antre dan koordinasi di wilayah mereka ada yang diperiksa dan acaranya jelas. Pagi tadi saya ditelepon mendadak langsung oleh Bu Feny bahwa mobil harus stand by hari ini di Surabaya dua-duanya.
Posisinya mobil sudah di tengah jalan. Saya jelaskan ini, saya datar-datar saja, karena di-reschedule ulang di Surabaya besok," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Joni menjelaskan, pihaknya sudah schedule ulang agar mobil PCR bisa beroperasi di Surabaya pada Sabtu (30/5). Rencananya mobil akan beroperasi di RS Soewandhi, RS Husada Utama, Kampung Tangguh dan RS Lapangan/Darurat.
"Bantuan mobil ini untuk Provinsi Jatim. Kami jelaskan kronologisnya. Awalnya Gugus Tugas Provinsi Jatim bersurat tanggal 11 Mei 2020 kepada Gugus Tugas Nasional. Permohonan kami berupa permintaan dukungan percepatan penanganan diagnosis COVID-19. Kita mengajukan mobil lab PCR sebanyak 15 unit," kata Suban di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Suban Wahyudiono menjelaskan soal status mobil tes swab tersebut. Suban menjelaskan, selain dirinya, Pangdam V Brawijaya juga meminta hal serupa. Agar segera mendapat bantuan mobil PCR di Jatim.
Risma Pantas Kecewa, Mobil PCR Bantuan dari BNPB Harusnya 5 Hari di Surabaya
Deny Prastyo Utomo - detikNews
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kecewa mengetahui mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR), yang bisa melakukan tes swab, dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Jatim. Padahal dua mobil bantuan dari BNPB pusat itu sedianya akan melakukan tes swab terhadap 200 warga Tanah Kali Kedinding.
Dua unit mobil itu hari ini dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan. Padahal, menurut Risma, bantuan dari BNPB pusat itu diprioritaskan untuk Surabaya. Namun, lantaran dialihkan ke daerah lain, Pemkot harus membatalkan tes swab ratusan orang. Bahkan rencananya dua mobil PCR itu akan berada di Surabaya selama lima hari, yang akan melakukan tes swab di sejumlah lokasi.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rahmanita menjelaskan pasien yang diperiksa adalah ODP, PDP, kemudian pasien yang akan swab ulang. Mereka sudah disiapkan sejak pukul 07.00 WIB. "Betul, rencananya ada melakukan tes di Gelora Pancasila, ada Manukan, ada yang di Rungkut. Jadi titik-titiknya sudah kami siapkan untuk lima hari ke depan. Jadi lima hari ke depan kami siapkan by name by address. Karena kapasitasnya (mobil lab swab) itu 200, setiap titik itu kami siapkan 200 orang," ungkap kadinkes di Taman Surya, Jumat (29/5/2020)
"Kami sudah menyiapkan warga sejak pagi, pukul 7. Seperti di Siola, warga sudah siap. Jadi warga itu begitu antusias untuk bisa melakukan pemeriksaan swab ini. Karena gratis, mereka antusias sekali. Mereka jam 6 sudah datang. Seperti di Siola tadi, tapi mobilnya tak datang," ungkap Febria.
Febria tidak mengetahui alasan pasti mobil tersebut dialihkan ke Kabupaten Lamongan dan Tulungagung. Padahal sebelumnya pihaknya dijanjikan oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 di Jatim dr Joni Wahyuadi, setelah dari rumah sakit di Sidoarjo, langsung menuju ke Kelurahan Tanah Kali Kedinding.
"Kemarin dijanjikan oleh dokter Joni, bahwa hari ini setelah dari rumah sakit Sidoarjo. Jadi kemarin satu mobil ke Sidoarjo dan satu mobil ke Unair. Dan Magrib ke Asrama haji," tandasnya. Sementara itu, di Lamongan, mobil PCR itu berada di RSUD dr Soegiri dan melakukan swab terhadap 50 orang.
"Betul, diposkan di RSUD dr Soegiri, Lamongan. Pasien yang
di-swab dibawa ke sana," kata juru bicara Gugus Tugas Penanganan
COVID-19 Lamongan Taufik Hidayat kepada wartawan.
Sementara itu, di Tulungagung, mobil PCR itu melakukan tes swab kepada 200 orang yang terdiri atas warga dan petugas medis.
Risma Kecewa Mobil PCR Bantuan BNPB Dibawa ke Tulungagung dan Lamongan
Deny Prastyo Utomo - detikNews
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meneteskan air mata saat mendengar ratusan warganya gagal menjalani tes swab. Ia kecewa kepada BPBD Jatim yang memindahkan dua mobil PCR ke Tulungagung dan Lamongan.
Mengenai hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita kemudian melakukan klarifikasi kepada salah satu petugas BPBD Jatim. Pihaknya menanyakan soal mobil tes swab bantuan dari BNBP, yang akan digunakan Pemkot Surabaya untuk melakukan tes swab ratusan warga Tanah Kali Kedinding.
Risma, yang saat itu berada dekat Kadinkes, kemudian melakukan klarifikasi secara langsung menggunakan ponsel Febria. "Pak, mohon maaf, itu saya ngemis-ngemis itu. Saya sampai lewat Pak Pramono Anung, sampai lewat orang DPR RI. Mosok, Pak, saya mau disiksa apa. Saya nanti dituduh tidak bisa kerja lagi. Gimana, Pak," kata Risma kepada salah satu petugas BPBD Jatim, Jumat (29/5/2020).
Risma juga menyampaikan pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, yakni soal Surabaya yang membutuhkan mobil tes swab secara cepat. Ia mencoba meyakinkan petugas BPBD Jatim bahwa dua mobil tersebut untuk digunakan di Surabaya.
"Ini lho. Saya lho Pak dapat WA-nya Pak Doni Monardo, kalau itu untuk Surabaya. Kenapa dianu dan saya diminta ke mana ke mana. Opo-opoan Pak kalau mau boikot jangan gitu Pak caranya. Saya akan ngomong ke semua orang," terang Risma.
"Opo-opoan gitu, pasien sudah menunggu di Asrama Haji. Saya minta tolong ke mana-mana, ngemis-ngemis, Pak. Iya, iya, saya ndak terima lo, Pak. Betul, saya ndak terima lo, Pak. Saya dibilang nggak bisa kerja. Sapa yang bilang nggak kerja sekarang. Kalau ngawur nyerobot gitu, nggak bisa kerja," lanjut Risma.
Setelah melakukan klarifikasi kepada pihak BPBD Jatim, Risma menunjukkan bukti komunikasinya dengan Doni Monardo via WhatsApp.
"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni. Jadi ini saya sendiri yang mohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu," pungkas Risma.