• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA

Rizki Amalia

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Nana Djumhana dan Oong Komar1

Abstrak: Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Data penelitian ini dikumpulkan melalui instrument tes, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus pertama sebesar 47,75 ke siklus kedua 72,25. Jadi dengan menggunakan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibidang IPA.

Kata kunci: Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing, Hasil belajar

Abstract: The Implementation of Cooperative Learning Model Snowball Throwing Type. The aim of this research is to increase students science learning achievement. The research used Classroom Action Research (CAR) in two cycles. Data was collected by test instrument, a report of observations, interview and documentation. The result showed that there was an increase of student science achievement score of the first cycle 47,75 to the second cycle 72,25. So by using this method will increase student science learning achievement.

Keyword : Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing, Approach

1

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. (Depdiknas 2006).

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tidak tuntasnya proses belajar, khususnya pada pelajaran IPA materi Energi Panas dan Sifatnya antara lain :

1. Kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah.

2. Kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dalam pembelajaran guru banyak memberikan penjelasan.

3. Kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan, karena guru kurang memberi penguatan kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya. 4. Informasi yang disampaikan guru

saat pembelajaran terlalu cepat sehingga siswa kurang bisa memaknai dan memahami.

5. Kurangnya waktu yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi dengan media / sumber belajar / alat peraga.

Pembelajaran IPA seperti ini dianggap kurang mengeksplorasi wawasan, sikap, tidak menarik, membuat siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena kurangnya keterlibatan siswa secara aktif

mencobakan atau meneliti suatu rancangan percobaan dan menarik kesimpulan dan apa yang telah dicobakan tersebut.

Hal ini terlihat dari hasil ulangan tengah semester 2 pada pelajaran IPA di kelas IV MI Futuuhiyah yang berjumlah 20 siswa hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM. Adapun nilai KKM di Sekolah MI Futuuhiyah adalah 70 Jika di prosentasekan siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 30 %, sedangkan 70% siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM, dengan rata-rata nilai 53,23. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini berkaitan dengan berbagai temuan penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa fakta-fakta, prinsip, dan konsep IPA seringkali berumur pendek, karena dominasi peran guru sebagai satu-satunya komunikator. Oleh karena itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran IPA di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah bagi dirinya sendiri.

Dengan menerapkan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam proses pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing mengarahkan siswa belajar dengan mengembangkan minds-on activities (keterampilan intelektual) dan hands-on activities (keterampilan manual), learning by doing (belajar sambil berbuat).

(3)

3

bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya atau kepada kelompok yang lain untuk dijawab.

Menurut Bayor ( 2010 ) “ Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang pelaksanaannya banyak melibatkan siswa”. Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai materi pembelajaran dan selanjutnya memberikan arahan dan penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Menurut Saminanto (2010 :37) “Metode Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”.

Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Is Joni (2009 : 13) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara bersama-sama bekerjasama sehingga siswa lebih semangat dalam belajar.

Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran siswa Ilmu Pengetahuan Alam, model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.

Hal ini dapat terlihat dari proses pembelajaran dengan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, menggunakan lima komponen dasar penerapan pembelajaran yaitu : belajar kelompok (Cooperative Learning), membangun konsep (constructivism), menyelidiki(Investigation), menemukan sendiri (inquiry), bertanya(questioning)

, dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.

Menurut Suprijono ( 2009 : 128 ) dan Saminanto ( 2010 : 37 ), langkah - langkah pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan Kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali kepada kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman- temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari siswa ke siswa yang lainnya selama kurang lebih 5 menit.

6. Setelah siswa dapat satu bola kertas (snowball) mendapat satu pertanyaan maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Guru memberikan

Kesimpulan/Evaluasi. 8. Penutup.

(4)

4 1. Guru menyiapkan pertanyaan -

pertanyaan minimal 25 pertanyaan singkat, lebih banyak lebih baik.

2. Guru melemparkan bola kecil dari karet atau kain yang akan digunakan sebagai alat lempar. 3. Guru menerangkan cara bermain

Snowball Throwing kepada siswa. Aturan atau cara bermain Snowball Throwing adalah sebagai berikut:

1. Guru melemparkan bola secara acak kepada salah satu siswa. 2. Siswa yang mendapatkan bola

melemparkannya lagi kepada siswa yang lain, boleh acak atau secara sengaja.

3. Siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkannya kembali kepada siswa yang lain. 4. Siswa yang ketiga atau yang

terakhir, berkewajiban untuk melakukan kegiatan IPA tentang energi panas yang telah disiapkan oleh guru atau siswa.

5. Mengulangi terus metode diatas sampai soal yang di sediakan habis.

6. Guru memberikan penguatan dan mengevaluasi kegiatan tersebut. 7. Guru memberikan reward bagi

siswa yang benar dalam menjawab soal dan kelompok yang banyak menjawab.

Metode Cooperative Learning tipe Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihannya adalah :

1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. 2. Siswa mendapat kesempatan

untuk mengembangkan

kemampuan berpikir karena diberikan kesempatan untuk

membuat soal atau pertanyaan dan diberikan kepada siswa lain. 3. Membuat siswa siap dengan

berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.

4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

5. Pembelajaran menjadi lebih efektif.

6. Tercapainya tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor dengan baik.

Disamping terdapat kelebihan tentu saja ada kelemahannya atau kurangan yaitu :

1. Sangat tergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.

2. Ketua kelompok tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota yang lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran. 3. Dalam pelaksanaannya ada

peluang timbul pertanyaan yang sama antar satu kelompok dengan kelompok lain.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di

(5)

5

memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009: 16) yang menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) yang tersaji dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.1 ; Model PTK Kemmis & Taggart (1992)

Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Futuuhiyah Cipanas yang beralamat di Jl. Cilengsar No.10 Kp. Babakan Sirnasari Rt 02/14 Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Futuuhiyah Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, tahun akademik 2012/2013 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 12 orang perempuan dan 8 orang laki-laki.

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi dan Identifikasi Masalah

2. Kegiatan Pra Tindakan

Siklus I dan Siklus II dengan kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Pengamatan 4. Tahap Refleksi

5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen-instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian.

Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Awal Penelitian ( Pra Siklus)

Dalam penelitian ini Langkah pertama sebelum siklus dilakukan peneliti melakukan observasi dikelas dan wawancara bersama guru kelas IV tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama ini. Peneliti menemukan masalah dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang kurang optimal dan belum mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan serta masih terlihatnya siswa jenuh dengan pembelajaran yang monoton.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti

bersama dengan guru

(6)

6 mendiskusikan rencana penelitian

tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV MI Futuuhiyah, serta pemilihan topik yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi Energi Panas dan Sifatnya dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing. 2. Deskripsi Hasil Penelitian

Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti menyusun terlebih dahulu proses tindakan siklus I yang dimulai dengan urutan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, Gambaran umum rencana tindakan pembelajaran Siklus I dideskripsikan pada tabel 4.1. berikut ini:

Tabel 4.1

Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I No Langkah model Snowball Throwing Jenis Tindakan A  Cooperative learning (Belajar kelompok)

 Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) anggota.

B

 Investigation dan inquiry (penyelidikan dan menemukan)

 Mendeskripsikan Energi panas dan sifatnya dengan siswa mengamati media (bahan-bahan percobaan tentang sifat energi panas yaitu proses perpindahan panas melalui konduksi, konveksi dan radiasi) yang telah disediakan guru/ peneliti yang akan di demonstrasikan oleh guru/peneliti dan sebagai arahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS serta pernyataan terhadap tugas tersebut. C  Questioning (membuat pertanyaan /bertanya)

 Menyusun pertanyaan dan menjawab tentang materi energi panas dan sifatnya, sesuai dengan hasil prediction, observe (prediksi dan pengamatan) siswa, untuk dijelaskan dalam bentuk pertanyaan yang mengarah kepada LKS, dan dilemparkan kepada kelompok lain.

D

 Constructivism (membangun/ berbuat)

 Melempar kertas yang sudah dibentuk menyerupai bola (Snowball Trowing) yang berisi pertanyaan kepada kelompok lain, satu siswa mendapat satu pertanyaan / bola.

(7)

7

Dalam rangka pengumpulan data maka disusun intrumen tes tertulis pembelajaran IPA tentang Energi Panas dan Sifatnya yang terdiri dari enam (6) indikator dan sepuluh (10) uraian. Selain itu, dalam penelitian ini disusun lembar observasi terbuka guru dan siswa untuk mengamati aktivitas belajar guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, juga lembar observasi sikap siswa tertutup untuk melihat sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebagai refleksi pada pembelajaran dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan melalui dua pertemuan yang terdiri dari satu pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes siklus. Pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 19 dan 20 April 2013. Tindakan pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran sub pokok bahasan Energi Panas dan Sifatnya dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing yang terdiri dari lima langkah yaitu Cooperative learning, Investigation, Inquiry, Questioning dan Constructivism (pengelompokkan, penyelidikan dan penemuan serta membuat pertanyaan dan jawaban untuk dibentuk bola dan dilemparkan). Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa. 1) Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, peneliti sebagai guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan memberitahu bahwa topik pelajaran IPA yang akan dipelajari adalah tentang Energi Panas dan sifatnya. Guru menyampaikan cakupan materi tentang Energi panas dan sifatnya yang terdapat di lingkungan sekitar, dan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai yaitu mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar dan sifat-sifatnya. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan materi pra syarat tentang Sumber Energi dan macam-macam energi yang berada di sekitar serta

manfaatnya. Siswa

memprediksi masalah-masalah yang terkait dengan materi yang akan dibahas dengan mendengarkan dan memperhatikan ke depan. Siswa menyimak aperepsi guru dengan baik.

2) Pengarahan

(8)

8 tentang materi Energi Panas

dan sifatnya untuk dijelaskan kembali kepada anggota kelompoknya, masing-masing ketua kelompok maju ke depan dan menyimak penjelasan guru tentang materi energi panas dan sifatnya yang ada di lingkungan sekitar. Ketua kelompok kembali kepada kelompoknya masing-masing untuk melakukan Cooperative

learning bersama

kelompoknya dengan menjelaskan materi energi panas yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan Inquiry dan investigasi siswa (Observe) mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru/peneliti sebagai arahan dalam melakukan kegiatan yang terdapat dalam LKS yang dilemparkan oleh guru kepada masing-masing kelompok siswa secara acak untuk dikerjakan. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa yaitu melakukan Investigasi dan Inquiry tentang Energi Panas dan sifatnya yang terdapat di lingkungan sekitar. Masing-masing kelompok berusaha menangkap bola kertas (snowball), kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru didalam LKS, dengan mengamati media yang telah disediakan oleh guru, siswa berdiskusi bersama teman-temannya selama 15 menit. setiap kelompok yang mendapatkan kertas tugas untuk mendeskripsikan dan mendemonstrasikan sesuai

Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

3) Penerapan

(9)

9

masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil kegiatannya, siswa yang lain diminta untuk memberikan tanggapan. 4) Penutup

Pada kegiatan penutup dilakukan oleh guru dengan memfasilitasi siswa secara

kelompok untuk

mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas,

kemudian guru menegaskan laporan hasil unjuk kerja pada LKS melalui tanya jawab.

Guru memberi

penghargaan bagi kelompok yang memberikan tanggapan dan jawaban yang paling

memuaskan. Sebelum

mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan mengajak seluruh siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta saran dan masukan siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang sumber energi panas, manfaat dan sifat-sifatnya.

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Rencana tindakan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah dirancang sesuai dengan langkah model Cooperative learning tipe Snowball Throwing. Rencana tindakan yang dianggap berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I, mengacu

kepada lima komponen pembelajaran dimana guru mengawali pembelajaran dengan membentuk kelompok (cooperative learning) dan setiap kelompok di tuntut untuk melakukan (investigation dan inquiry) penyelidikan dan menemukan permasalahan yang dihadapi dengan merumuskan sebuah pertanyaan (Questioning) yang ditulis pada selembar kertas yang di bentuk (Construktivism) menyerupai bola dan dilempar ke kelompok lain, kemudian kelompok lain memberikan jawaban baik berupa tulisan maupun lisan.

2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Dalam merumuskan sebuah pertanyaan (Questioning) yang ditulis pada selembar kertas yang di bentuk (Construktivism) menyerupai bola dan dilempar ke kelompok lain. Hasilnya sebagian besar siswa antusias melakukan kegiatan tersebut. Hal ini senada dengan pendapat para ahli bahwa manfaat pertanyaan yang disusun siswa bagi guru adalah untuk mengetahui sejauh mana rasa ingin tahu dan yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru dan melatih siswa berfikir kritis (Nurhadi, 2002) suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan berguna untuk menggali informasi siswa dalam penguasaan materi pelajaran, membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu (Sanjaya, 2008:120).

3. Hasil Belajar Siswa

(10)

10 bingung dengan diterapkannya

model snowball throwing dalam pembelajaran terutama dalam melakukan (investigation dan inquiry) penyelidikan dan menemukan permasalahan yang dihadapi, Hal ini dikarenakan baru pertama kalinya siswa melakukan percobaan sehingga mereka masih kesulitan dalam membaca petunjuk pada LKS, kurang bisa bekerjasama (cooperative learning ) dengan teman sekelompoknya supaya percobaan berjalan dengan baik. Namun demikian, siswa terlihat senang dalam pembelajaran.

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Rencana tindakan yang dianggap berhasil dan dapat memberikan konstribusi dalam pembelajaran pada siklus II, yaitu: 1) Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang sifat energy panas dan proses perpindahannya melalui konduksi, konveksi dan radiasi), dan memfasilitasi siswa melalui Cooperative learning (diskusi kelompok) untuk mendiskusikan hasil pengamatan Investigasi dan Inquiry (menemukan) pada saat guru melakukan demonstrasi untuk mencari informasi tentang sifat energi panas dan proses perpindahannya (konduksi, konveksi dan radiasi).

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar rata-rata siswa setelah tindakan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II. Terbukti pada saat tindakan pembelajaran siklus I data menunjukan bahwa hasil belajar siswa termasuk kriteria cukup dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 46,65 dan kriteria cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup besar, sebesar 25,6

poin, data perolehan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 72,25 dengan kriteria hasil belajar siswa tinggi. Prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM juga meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada Siklus I prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM sebesar 35%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 45%, data prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM pada siklus II sebesar 80%.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai Penerapan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV MI Futuuhiyah Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Materi Energi Panas dan Sifatnya dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan yang terdiri dari lima komponen yaitu Cooperative learning, Investigation, Inquiry, Questioning dan Constructivism (pengelompokkan, penyelidikan dan penemuan serta membuat pertanyaan dan jawaban untuk dibentuk bola dan dilemparkan). Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta lembar observasi sikap dan kinerja siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan

(11)

11

konstruktivisme mencakup lima komponen yaitu: 1)Cooperative Learning (belajar kelompok) membiasakan siswa untuk bekerjasama dan berdiskusi menyelesaikan masalah. 2) pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry) dan, menyelidiki (Investigation) sehingga menemukan konsep sendiri. 3) pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. 4) pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui membangun konsep (constructivism).

3. Terdapat peningkatan (Aspek Kognitif) hasil belajar siswa Kelas IV MI Futuuhiyah Cipanas Kabupaten Cianjur dari siklus I dan siklus II sebesar 17,5. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 57,5 dan pada siklus II sebesar 75 Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Futuuhiyah pada mata pelajaran IPA tentang Energi Panas dan Sifatnya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing.

4. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan proses pembelajaran model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, berdasarkan wawancara yang dilakukan pada siswa yaitu diperoleh data dari 20 siswa masih ada 5 siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat dan menjawab pertanyaan (Questioning), karena menuntut siswa siap, cepat tanggap, dan kreatif untuk mencari pertanyaan yang tidak sama dengan temannya, sedangkan siswa yang lain tidak mengalami kendala yang berarti.

5. Terdapat peningkatan hasil penilaian sikap siswa (Aspek Afektif) dan hasil Unjuk kerja/kinerja siswa (Aspek Psikomotorik) kelas IV MI Futuuhiyah Cipanas Kabupaten Cianjur dari siklus I dari siklus II dengan kategori cukup menjadi baik. RUJUKAN

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-CAR). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Depdiknas. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Depdiknas

Joni, Is. (2009). Model-model

Pembelajaran.Bandung: Rosada

Saminanto. (2010). Dalam Krisna. 2012. Model Pembelajaran Snowball Throwing. [online] tersedia http://dataseverku.blogspot.com/201 2/02/model-pembelajaran-snowball-throwing.html. [4/4/2013].

Gambar

Gambar  3.1 ; Model PTK Kemmis & Taggart  (1992)

Referensi

Dokumen terkait

H5: The higher share ownership by mutual fund will increase the level of earnings opacity Research Method. Thc research sample are 548 firms listed on the lndonesian

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA. JUMLAH (3a

dilakukan oleh Kasno,dkk.(2003), menunjukkan bahwa dari 1.577 contoh tanah sawah di Sumatera Barat dan Selatan, Kalimantan Selatan mencapai angka di atas 2 %, karena tergolong

Potensi Jerami Padi untuk Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Lahan Sawah Terdegradasi, Lombok Barat.. Balai

Penulis menganalisa penelitian ini dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah Chi Kuadrat ( Chi Square ) yaitu suatu metode mengenai perbandingan antara frekuesi observasi

Dan barang siapa melakukan sunnah (jalan/cara/metode/kebiasaan) yang jelek, kemudian diamalkan (oleh orang-orang lain) setelahnya, maka dia mendapatkan dosa hal tersebut

Dilihat dari sifatnya yang manual seringkali terdapat kesalahan dan kerangkapan dalam pemasukkan data seperti Nama, Tanggal Lahir, Umur dan yang lainnya yang dituntut untuk lebih

Tahapan dalam pembuatan situs web ini di mulai dari Pengumpulan Data, Struktur Navigasi, Storyboard, Pembuatan Situs dengan Menggunakan Macromedia Flash MX, Penggabungan Seluruh