JADWAL KKD REPRODUKSI TINGKAT III SEMESTER 5 TA 2013-2014
NO HARI TANGGAL JAM KLPK KEGIATAN TEMPAT
1 RABU 16-Oct-13 10.00 -11.00
A,B,C
kuliah Pengantar Konseling
Psikiatri R.Kuliah Parasit
11.00-12.00 kuliah Pengantar Pemeriksaan
Obstetri Ginekologi
10.00 -11.00
D
kuliah Pengantar Konseling
Psikiatri GD.IASTH LT.5
11.00-12.00 kuliah Pengantar Pemeriksaan
Obstetri Ginekologi
2 SELASA 22-Oct-13 10.00-12.00 A1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
A5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
B1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
B5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
13.00-15.00 C1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
C5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
D1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
D5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
3 RABU 23-Oct-13 10.00-12.00 C1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
C5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
D1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
D5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
13.00-15.00 A1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
A5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
B1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
B5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
4 SELASA 29-Oct-13 10.00-12.00 A1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
A5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
B1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
B5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
13.00-15.00 C1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
C5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
D1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
D5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
5 RABU 30-Oct-13 10.00-12.00 C1-4 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
C5-8 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
D1-4 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
D5-8 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
13.00-15.00 A1-4 Pemeriksaan Obstetri Dalam Skill lab 1
A5-8 Pertolongan Persalinan Kala 2 Skill lab 1
B1-4 Pemeriksaan Payudara 1 Skill lab 2 Parasitologi
B5-8 Konseling 1 Skill lab 2 Parasitologi
6 RABU 6-Nov-13 10.00-12.00 A1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
A5-8 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
B1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
B5-8 Konseling 2 Skill lab 1
13.00-15.00 C1-4 Konseling 2 Skill lab 1
C5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
D1-4 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
D5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
7 SELASA 12-Nov- 13 10.00-12.00 C1-4 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
C5-8 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
D1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
D5-8 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi
13.00-15.00 A1-4 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
A5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
B1-4 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
B5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
8 RABU 13-Nov-
13 10.00-12.00 A1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
A5-8 Konseling 2 Skill lab 1
B1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
B5-8 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
13.00-15.00 C1-4 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
C5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
D1-4 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
D5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
9 SELASA 19-Nov- 13 10.00-12.00 C1-4 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
C5-8 Konseling 2 Skill lab 1
D1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
D5-8 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
13.00-15.00 A1-4 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
A5-8 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
B1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi
B5-8 Pemeriksaan Payudara 2 Skill lab 2 Parasitologi
10 RABU 20-Nov-
13 10.00-12.00 A1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi
A5-8 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
B1-4 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
B5-8 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
13.00-15.00 C1-4 pemeriksaan Obstetri Luar Skill lab 2 Parasitologi
C5-8 Pemeriksaan Pap's Smear &
IVA Skill lab 1
D1-4 Konseling 2 Skill lab 2 Parasitologi
D5-8 Pertolongan Persalinan Kala
3&4 Skill lab 1
1
CONTENTS1. Konseling
a. Panduan ……….... 2
b. Skrip Konseling ……… 3
c. Checklist ………... 4
2. Pemeriksaan Ginekologi Asuhan Antenatal ………... 5
3. Pemeriksaan Ginekologi, Tes PAP, IVA …….………... 8
4. Pemeriksaan Obstetri 1 ………..………… 11
5. Persalinan Normal Kala 2 ……….. 14
6. Persalinan Normal Kala 3 dan 4 ……… 18
7. Pemeriksaan Payudara ………21
2
PANDUAN PEMBIMBINGPraktikum: Konseling Tujuan:
Setelah menjalani modul KKD Konseling, peserta didik mampu melakukan konseling sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah konseling yang baik
Peserta:
Mahasiswa semester 5 tahun ketiga yang sedang menjalani modul Reproduksi. Mahasiswa telah mendapatkan keterampilan komunikasi efektif pada modul Empati, dan keterampilan anamnesis pada modul KKD tahun kedua.
Waktu:
Setiap Selasa dan Rabu jam 10.00-12.00 serta 13.00-15.00 Setiap sesi berlangsung selama 2 jam
Metoda:
Persiapan sebelum praktik KKD Konseling:
Seluruh mahasiswa telah mendapatkan kuliah pengantar konseling
Praktik KKD Konseling:
1. Setiap pembimbing membimbing 8-10 mahasiswa
2. Pembimbing menanyakan kembali pengetahuan mahasiswa tentang prinsip-prinsip dan langkah-langkah konseling:
3. Berlatih bermain peran:
- Mahasiswa berpasangan memainkan peran sebagai konselor dan pasien sesuai skrip yang telah dibuat
- secara bergilir setiap pasangan mahasiswa memainkan perannya.
- ketika 1 pasangan bermain peran, mahasiswa lainnya mengobservasi dan melakukan penilaian
- selesai bermain peran, mahasiswa diminta untuk aktif memberikan masukan kepada temannya (dimulai dari hal baik yang telah dilakukan, baru saran untuk perbaikan ke depan).
- Pembimbing memberikan umpan balik konstruktif
4. Setelah selesai semua mahasiswa bermain peran, pembimbing menutup dengan memberikan resume tentang aktivitas latihan KKD Konseling dengan mengingat kembali tentang prinsip dan teknik konseling
3
SKRIP PRAKTIKUM KONSELINGKasus 1
Seorang perempuan, 29 tahun, hamil G3P2A0 hamil 26 minggu, datang dikonsulkan dari departemen Obstetri dan Ginekologi karena sulit tidur sejak 2 minggu sebelumnya. Pasien seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi. Anak pertama usia 7 tahun, anak kedua meninggal umur 1 hari. Pasien mencemaskan keadaan kehamilannya, ia takut bila anaknya lahir akan meninggal seperti anak kedua. Ia merasa lelah karena kecemasan ini dan tidak bisa tidur. Ia berpikir untuk berhenti atau cuti dulu dari pekerjaannya, karena akhir-akhir inipun ia sulit berkonsentrasi saat bekerja, dan selalu merasa lelah bila pulang bekerja. Ia berpikir mungkin keadaan akan lebih baik bila ia berhenti bekerja, tetapi di lain pihak ia ragu untuk berhenti kerja karena seseungguhnya ia sangat menyenangi pekerjaannya ini.
Kasus 2
Seorang wanita, 40 tahun, P4A0, anak pertama berusia 15 tahun, anak kedua 10 tahun, anak ketiga berusia 7 tahun, dan anak ke empat berusia 4 tahun, datang pada anda karena akhir-akhir ini bila menstruasi sangat banyak, dan waktu lebih panjang hingga 2 minggu, pasien menggunakan IUD sejak kelahiran anak pertama, dan biasanya tidak ada keluhan. Saat ini pasien dalam kondisi bingung, ia ingin melepas kontrasepsi namun takut hamil, tapi bila tidak dilepas perdarahan tersebut mengganggu, karena tidak bisa shalat.
4
CHECK LIST Praktikum Konseling DEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM KURFAK 2005
PEER REVIEW
Nama Mahasiswa : ……… Kelompok :………..
Tanggal: .………..
No. Proses Yang Diamati MHS
1
MHS 2
MHS 3
MHS 4
MHS 5
MHS 6 1
Memperkenalkan diri
2
Menjelaskan tujuan konseling dan kerahasiaan
3
Membangun rapport
4
Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang jelas
menuju pada penemuan satu permasalahan tertentu
5
Memberikan respons yang tepat kepada pasien
6
Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal
7
Menjadi pendengar yang terampil/aktif
8
Berbicara singkat dan tidak lebih banyak dari klien
9
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
10
Mampu menilai emosi pasien dengan baik
11
Mempertahankan kontak mata
12
Membangun dan mengembangkan kerjasama (konselor tidak berperan sebagai pengambil keputusan)
13
Memberikan kesimpulan dari
permasalahan pasien
5
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ASUHAN ANTENATALKKD KURFAK 2005
Kelompok: ... Tanggal: ... Nama Tutor: ...
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2
Beri tanda v
Beri tanda v I PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Jelaskan prosedur pemeriksaan 2 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
3 Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan ganguan pada kandungan
4 Pastikan bahwa ibu mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan 5 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan II PERSIAPAN
6 A. IBU
Kapas dan larutan antiseptik
Kateter nelaton
Spikulum cocor bebek dan wadahnya
Meja instrumen
Ranjang ginekologi
Lampu sorot B. PEMERIKSAAN
Sarung tangan DTT
Apron
Sabun dan air bersih
Handuk bersih dan kering III PEMERIKSAAN IBU
7 Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam
8 Persilakan ibu untuk berbaring di ranjang periksa ginekologi 9 Atur ibu pada posisi litotomi
10 Pemeriksa menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
IV MEMAKAI SARUNG TANGAN
11 Cuci tangan kemudain keringkan tersebut dengan handuk bersih
12 Lepaskan lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai dengan jari-jari tangan kiri dan kencangkan dengan jalan menarik pangkal sarung sebelah dalam
13 Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri dibawah lipatan sarung tangan, kemudian tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri
6
14 Pasangkan sarung tersebut pada tangan kanan, sesuai dengan alur masing-masing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara menarik pangkal/lingkaran sarung tangan
V PEMERIKSAAN
15 Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis
16 Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum
17 Lakukan periksa pandang pada daerah vulva dan perineum
18 Buka celah antar kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih).
19 Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar bartolini) dengan ibu jari dan ujung telunjuk(perhatikan dan catat kelainan- kelainan yang ditemukan)
20 Ambil spikulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),masukkan ujung spikulum dengan arah sejajar dengan introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah kedalam lumen vagina.
21 Setelah cukup dalam,putar spikulum 900 hingga tangkainya kearah bawah 22 Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas
bawah (hingga masing-masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina)
23 Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan porsio tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio,dinding dan sekret vagina atau forniks).
24 Setelah periksa pandang selesai,lepaskan penggungkit dan pengatur jarak bilah, putar tangkai 900 keatas (hingga bilah sejajar dengan arah introitus) kemudian keluarkan spikulum.
25 Letakkan spikulum pada tempat yang telah disediakan.
26 Pemeriksa berdiri ,buka labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, kemudian memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam vagina (vaginal toucher)
27 Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari luar)
28 Bersama tangan dalam, tentukan besar uterus, konsistensi, dan arahnya.
Periksa pula konsistensi serviks dan keadaan parametrium.
29 Pindahkan jari-jari tangan luar dan kedalam ke bagaian isthmus. (tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam)
30 Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis,keluarkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
31 Angkat tangan kiri dari dinding perut ibu, ambil kapas yang telah dibasahi larutan anti septik, usapkan pada bekas sekret/ cairan yang ada pada dinding perut dan sekitar vulva/perineum.
32 Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu
7
untuk mengambil tempat duduk.VI PENCEGAH INFEKSI
33 Kumpulkan semua petralatan yang telah dipergunakan kemudian masukkan dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% selama 10 menit.
34 Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan.
Seka bagian-bagian yang dicemari sekret atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%
35 Masukkan tangan kedalam larutan klorin 0,5%,bersihkan dari sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan ssecara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.
36 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 37 Keringkan dengan handuk yang bersih.
VII PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
38 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
39 Jelaskan tentang hasil kesimpulan pemeriksaan dan rencana asuhan antenatal selanjutnya
VIII RENCANA LANJUTAN ASUHAN ANTENATAL
40 Jelaskan bahwa rencana lanjutan ini berkaitan dengan kesimpulan hasil pemeriksaan
41 Buat jadual kunjungan dan cantumkan semua hasil pemeriksan pada buku konrol pemeriksaan kehamilan
42 Pesankan pada ibu untuk membawa kartu kontrol/pemeriksaan kehamilan pada kunjungan ulang
43 Jelaskan apabila terjadi gangguan atau gejala-gejala yang dapat mengganggu kesehatan ibu atau kehamilan, segera lakukan kunjungan ulang walaupun diluar jadual yang telah ditetapkan
44 Pastikan bahwa ibu telah mengerti tentang semua penjelasan yang telah diberikan
45 Berikan kartu kontrol pada ibu dan ucapkan salam
8
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ,TES PAP & IVAKKD KURFAK 2005
Kelompok: ... Tanggal: ... Nama Mahasiswa : ...
PEER REVIEW
No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2 MHS 3
Beri tanda v
Beri tanda v
Beri tanda v I PEMERIKSAAN ABDOMEN DAN LIPAT PAHA
1 Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di samping.
2 Memapar seluruh abdomen.
3 Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar.
4 Memeriksa abdomen untuk melihat apakah terdapat warna yang tak biasa, parut , guratan atau ruam dan lesi.
5 Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area abdomen. Mengidentifikasi adanya masa, daerah yang nyeri atau resistensi otot. Mencatat temuan.
6 Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi, rasa nyeri, mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat massa dan area nyeri yang ditemukan.
7 Mengidentifikasi area yang terasa nyeri . Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi nyeri lepas
8 Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha, memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di-DTT sebelum memeriksa daerah tersebut. Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terdapat benjolan, atau bisul
II PEMERIKSAAN GENITAL LUAR
1 Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan . Jika tidak ada dudukan, membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja.
Tutupi ibu dengan selimut atau kain.
2 Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan.
3 Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genital.
4 Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-DTT.
5 Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital ibu.
6 Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut , lesi, inflamasi atau retakan kulit.
7 Dengan memisahkan labia majora dengan dua jari, memeriksa labia minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina.
8 Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri
9
9 Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengantelapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
10 Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri.
Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri.
11 Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka.
Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau posterior vagina.
III PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA)
1 Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat.
2 Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat
3 Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan jelas.
4 Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat
servisitis,ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka. Bila Curiga Kanker Serviks, pemeriksaan diakhiri, langsung ke langkah 15 dan seterusnya tanpa
melakukan langkah ke 16. Bila banyak keputihan/ darah, tes pap tidak dapat dilanjutkan dan bila memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test IVA langkah 8.
5 Mengambil apusan dari cervix dengan menggunakan spatula (diputar 360o), mengoleskan hasil apusan ke gelas obyek.
6 Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180o searah jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara memutar cytobrush berlawanan arah jarum jam ke gelas obyek.
7 Memasukkan gelas obyek ke larutan fiksasi segera.
8 Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik.
9 Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan, lanjutkan ke langkah 15, dan seterusnya.
10 Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim. Membuang swab kapas ke dalam kantung plastik.
11 Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih.
12 Memeriksa SSK dengan teliti.
Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah.
Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih.
13 Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab Bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab ke dalam kantung plastic.
14 Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk
10
menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina.Membuang swab ke dalam kantung plastik.
15 Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16 Melakukan pemeriksaan bimanual IV TUGAS/LANGKAH PASCA-TES IVA
1 Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian.
2 Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-turut dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air bersih.
3 Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%
Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.
Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.
Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan
merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4 Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.
5 Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu.
Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu.
6 Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab pertanyaan
● Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara dan tes IVA.
● Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya 7 Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan
konsultasi atau perawatan medis.
8 Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk.
11
PEMERIKSAAN OBSTETRI 1 KKD KURFAK 2005
Kelompok: ... Tanggal: ... Nama Tutor: ...
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2
Beri tanda v
Beri tanda v I PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu
2 Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
3 Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada didalam kandungan
4 Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan, mintakan persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
II PERSIAPAN 5 A. IBU
Ranjang Obstetrik/Periksa
Selimut/Kain penutup
Stetoskop Monoaural (Laenec) B. PEMERIKSAAN
Air hangat & wadahnya
Tempat bilas & gayung
Handuk bersih & kering III PEMERIKSAAN
6 Persilakan ibu untuk berbaring
7 Sisihkan pakain ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut. Tutup paha & kaki ibu dengan kain yang telah disediakan.
8 Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudain keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk.
9 Pemeriksa berada disisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan.
10 Beritahukan kepada ibu bahwa pemeriksaan akan memulai proses pemeriksaan.
11 Leopold 1 :
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, sehingga tepi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk jari kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
12
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalanmenekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
12 Leopold 2 :
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagain yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas)
13 Leopold 3 :
Atur posisi pemeriksaan pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu
Letakkan unjung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut secara bersamaan /bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong)
14 Leopold 4 :
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada leteral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudain rapatkan semua jari- jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen dan divergen)
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentai kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pingggang bayi)
Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan dianatara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul 15 Pemeriksaan auskultasi :
Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata)
16 Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan buyi jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, buyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum) Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter dibawah pusat (sub-umbilikus) 17 Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali
pemeriksaan, dengan interval 5 detik diantara masing-masing perhitungan 18 Jumlahkan hasil perhitungan 1,2 dan 3 kemudian dikalikan dengan angka 4
untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi per menit
13
(perhatikan perbedaan jumlah masing-masing perhitungan untuk menilaiirama atau keteraturan bunyi jantung)
19 Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula 20 Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain
penutup dan rapikan kembali pakain ibu
21 Persilakan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia didalam status pasien
IV PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
22 Jelsakan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi :
Usia kehamilan
Letak janin
Posisi janin
Presentasi
Kondisi janin ( sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi) V RENCANA ASUHAN ANTENATAL
23 Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu
24 Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaiatan dengan hasil temuan tersebut
25 Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan serta jadual pemeriksaan ulangan
26 Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadual yang telah ditentukna) apabila ibu meraskan beberapa kelainan/gangguan kehamilan
27 Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam
14
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 2 KKD KURFAK 2005
No Butir Penilaian
MHS 1 MHS 2Beri tanda v
Beri tanda v I MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat menekan
Ibu merasa regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka II MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3 Pakai celemek plastik
4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5 Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.
6 Masukan Oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
III MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK 7 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
Buang kapas atau kasa pembersih (terkonrasminasi) dalam wadah yang tersedia.
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah #9).
8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
15
10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasiuterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120- 160x/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
IV MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN 11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Tunggu hingga rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontrakasi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang pada waktu yang lama).
Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
V PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu 17 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan VI PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
16
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untukmenahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Lahirnya Bahu
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 25 Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi ( langkah 25 ini berlanjut ke langkah- langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
26 Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
Ganti handuk basah dengan yang kering
Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu.
27 Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
28 Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik).
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30 Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
17
Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tsb.
Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32 Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari posisi puting payudara ibu.
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
18
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 3 & 4KKD KURFAK 2005
Kelompok : ... Tanggal : ... Nama Tutor : ...
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian MHS 1 MHS 2
Beri tanda v
Beri tanda v I PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA
1 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
2 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
3 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat.
4 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
5 Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual
6 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
19
7 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase
II MENILAI PERDARAHAN
8 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
9 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan Bila ada robekan yang menimbulkan pardarahan aktif, segera lakukan penjahitan
III MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN
10 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
11 Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
12 Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi
13 Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian vitamin K1 ) di paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
14 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
15 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 16 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
17 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
20
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal 18 Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali /menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5) KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
19 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi 20 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai 21 Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering 22 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya 23 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
24 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 25 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih.
Dokumentasi
26 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV
21
CHECK LIST PEMERIKSAAN PAYUDARADIVISI BEDAH ONKOLOGI
Kelompok: ... Tanggal: ... Nama Tutor:
...
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian
MHSW 1 Beri tanda v PENILAIAN KLIEN
1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah.
2. Memastikan bahwa ibu sudah memahami mengapa dianjurkan menjalani pemeriksaan payudara dan memastikan bahwa ibu sudah mengerti prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Memastikan bahwa ibu sudah memahami kemungkinan temuan seperti apa yang dihasilkan dan tindak lanjut atau pengobatan apa yang mungkin perlu dilakukan.
PERSIAPAN
1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan telah tersedia 2. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan 3. Meminta ibu untuk melepas pakaian atas dan bra
PEMERIKSAAN PAYUDARA1. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan SADARI.
2. Inspeksi :
Pada posisi tegak/duduk, dengan tangan disamping dilihat simetri kedua payudara,kelainan kulit,papila,ulkus,peau d’orange.
Kedua lengan diangkat keatas apakah ada perubahan kulit (lekukan/dimpling, pergerakan benjolan)
Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan : - bentuk
- ukuran
- perubahan warna kulit - kulit cekung
Juga melihat area regional (aksila dan supra/infra klafikula)
3. Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya keatas kepala dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Meminta ibu untuk meletakkan kedua lengan di pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya.
4. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara seimbang.
5. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri
pada salah satu atau kedua payudara Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran,
22 bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam atau luka dan keluar cairan dari puting payudara.
6. Meminta ibu/klien berbaring di tempat tidur periksa yang sudah disediakan
7. Meletakkan bantal kecil diganjal dipunggung agar payudara tersebar merata di atas dada ibu/klien. Meletakkan lengan kiri/kanan di atas kepalanya.
8. Melihat payudara sebelah kiri/kanan dan memeriksa apakah ada perbedaan kerutan atau lekukan pada kulit payudara.
9. Palpasi : Dimulai dari sisi yang sehat dengan menggunakan telapak jari-jari kedua ruas (phalang medial & distal) telunjuk, tengah dan manis, palpasi seluruh payudara, sistematis,menyeluruh dan overlap. Dimulai dari
SIC 2 ke mid aksila searah jarum jam, menggunakan teknik spiral sirkuler kearah dalam.
Penekanan secukupnya serta perhatikan apakah terdapat benjolan dan lokasi tumor 10. Pembagian lokasi menurut kwadran : kwadran lateral atas – bawah,kwadran medial atas
– bawah dan sentral/areola
11. Deskripsikan hasil temuan benjolan yang meliputi : Lokasi tumor, jumlah tumor, ukuran, batas, konsistensi,permukaan, rasa nyeri, mobilitas terhadap kulit atau dasarnya (otot pektoralis/dinding dada)
12 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari puting
13 Ulangi langkah-langkah tersebut diatas untuk payudara sebelah nya. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada disamping tubuh.
14. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu.
Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan disepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap menggerakan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri.
15. Ulangi langkah tesebut untuk payudara sebelah kanan.
16. Setelah selesai persilahkan ibu mengenakan kembali pakaian bagian atasnya sambil pemeriksa mencuci tangan dengan air dan sabun dan megeringkannya.
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL AKSILA :