• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DESA TAMBIREJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN DESA TAMBIREJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

[

PERATURAN DESA TAMBIREJO

KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN 2011 – 2015

PEMERINTAH DESA TAMBIREJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2010

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA TAMBIREJO

KECAMATAN TOROH

PERATURAN DESA TAMBIREJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN 2011 – 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA DESA TAMBIREJO,

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa perencanaan pembangunan desa merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang disusun dalam jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek;

b.

bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan desa mewujudkan visi dan misi Desa Tambirejo, maka perlu disusun rencana pembangunan desa dalam jangka menengah yang menjadi acuan aran dan tujuan

pembangunan yang akan dicapai dalam waktu 5 ( lima ) tahun mendatang;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b tersebut di atas, maka perlu dituangkan dalam Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa ) Tahun 2011-2115

1.

Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

2.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(3)

3.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah bebarapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negaran Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593;

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

10.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, tentang Kader Pemberdayaan masyarakat;

11.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil

Desa/Kelurahan;

12.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

13.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2006

(4)

Tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 Nomor 3 Seri E );

14.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 Nomor 3 Seri D );

15.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2009 Nomor 3 Seri E );

16.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2009 Nomor 4 Seri E );

17.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa/

Kelurahan ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2009 Nomor 7 Seri E );

18.

Peraturan Bupati Grobogan Nomor 55 Tahun 2008 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Berita Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2008 Nomor 7 Seri E );

19.

Peraturan Bupati Grobogan Nomor 42 tahun 2010 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TAMBIREJO dan

KEPALA DESA TAMBIREJO MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) TAHUN 2011-2015

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa Tambirejo dan Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Tambirejo

(5)

2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.

3. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD adalah BPD Tambirejo.

4. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala Desa.

5. Keputusan Kepala Desa adalah semua keputusan yang bersifat mengatur dan merupakan pelaksanaan dari peraturan desa dan kebijaksanaan Kepala Desa yang menyangkut pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

6. Keputusan BPD adalah semua Keputusan BPD yang ditetapkan oleh BPD.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahunan yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, program, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas ke wilayahan, disertai dengan rencana kerja.

8. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP- Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

9. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

10. Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KPM adalah anggota masyarakat desa yang memiliki pengetahuan, kemauan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif

11. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.

12. APB Desa adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(6)

13. ADD adalah Alokasi Dana Desa.

14. Visi adalah gambaran tentang kondisi ideal desa yang diinginkan.

15. Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien.

BAB II

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RPJM-DESA Pasal 2

(1) Perencanaan pembangunan desa disusun dalam periode 5 ( lima ) tahun.

(2) Perencanaan pembangunan 5 ( lima ) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan RPJMDesa.

(3) RPJMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa, dan program kerja desa.

` Pasal 3

(1) RPJMDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 2 ) dijabarkan dalam RKPDesa untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun.

(2) RKPDesa sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) memuat kerangka ekonomi desa, prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu pada rencana kerja pemerintah desa.

Pasal 4

RPJMDesa merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Desa, memuat, arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa kebijakan umum, dan program pembangunan desa dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

BAB III

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJM Desa Pasal 5

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tambirejo Tahun 2011-2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

a. BAGIAN I : PENDAHULUAN b. BAGIAN II : PROFIL DESA

c. BAGIAN III : POTENSI DAN MASALAH

d. BAGIAN IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

e. BAGIAN V : PENUTUP

(7)

BAB III

KEDUDUKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH Pasal 6

Uraian RPJMDesa sebagaimana tercantum dalam Lampiran ini merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

BAB V PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sejak di tetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Grobogan.

Ditetapkan di Tambirejo

Pada tanggal 15 Desember 2010 KEPALA DESA TAMBIREJO,

YAKUB RARAS PUSPITANIANTO Diundangkan di Purwodadi

pada tanggal...

a.n SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN, Kepala Bagian Hukum dan HAM

Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan

CAECILIA SUSILOWATI SUMARDI

BERITA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ...NOMOR...SERI...

(8)

NASKAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA)

TAHUN 2011-2015

DESA : TAMBIREJO KECAMATAN : TOROH

KABUPATEN : GROBOGAN

(9)

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Pengertian 1.4. Tujuan BAB II : PROFIL DESA

2.1. Kondisi Desa

2.1.1. Sejarah Desa 2.1.2. Geografi 2.1.3. Demografi 2.1.4. Keadaan Sosial 2.1.5. Ekonomi

2.2. Kondisi Pemerintahan Desa 2.2.1. Pembagian wilayah desa

2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa BAB III : POTENSI DAN MASALAH

3.1. Potensi 3.2. Masalah

BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA 4.1. Visi dan Misi

4.1.1. Visi 4.1.2. Misi

4.2. Kebijakan Pembangunan

4.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Desa 4.2.2. Potensi dan Masalah

4.2.3. Program Pembangunan Desa 4.2.4. Strategi Pencapaian

4.2.5. Arah kebijakan keuangan BAB. V : PENUTUP

Lampiran:

1. Peta Sosial Desa

2. Tabel data potensi. masalah, dan tindakan pemecahan masalah 3. Tabel Rencana Pembangunan Desa

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahwa berdasarkan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah yuridis, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/ atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat .Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang berkembang di desa, maka desa diharuskan mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) ataupun Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKP Desa).

RPJM Desa Tambirejo ini merupakan rencana strategis Desa Tambirejo untuk mencapai tujuan dan cita-cita desa. RPJM Desa tersebut nantinya akan menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan tingkat Kabupaten. Spirit ini apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka kita akan memiliki sebuah perencanaan yang memberi kesempatan kepada desa untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan yang baik (Good Governance) seperti partisipasif, transparan dan akuntabilitas.

1.2. Landasan Hukum

1. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah, jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai berlakunya Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1950.

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389).

(11)

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421.

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548.

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negaran Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664).

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

10. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Tehinis Perencanaan Pembangunan Desa.

11. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2009 Nomor 3 Seri E ).

12. Peraturan Bupati Grobogan nomor 42 tahun 2010 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

1.3. Pengertian

1.

Keputusan Kepala Desa adalah semua keputusan yang bersifat mengatur dan merupakan pelaksanaan dari peraturan desa dan kebijaksanaan Kepala Desa yang menyangkut pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

(12)

2.

Keputusan BPD adalah semua Keputusan BPD yang ditetapkan oleh BPD.

3.

Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahunan yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, program, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas ke wilayahan, disertai dengan rencana kerja.

4.

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

5.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

6.

Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KPM adalah anggota masyarakat desa yang memiliki pengetahuan, kemauan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif.

7.

Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APBDesa)adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahasdan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan PermusyawaratanDesa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa Anggaran

9. ADD adalah Alokasi Dana Desa.

10. Visi adalah gambaran tentang kondisi ideal desa yang diinginkan.

11. Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien.

1.4. Tujuan dan Manfaat

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Desa Tambirejo ini berisi tentang Pembangunan 5 ( lima ) tahaun ke depan. Dengan dokumen ini dimaksudkan dapat menjadi landasan dan pedoman penyelenggaraan Pemerintah Desa

(13)

dan Masyarakat Desa dalam Pelaksanaan Pembanngunan di desa. Adapun RPJMDesa mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan RPJM Desa

a. Agar Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten.

b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan pembangunan Desa Tambirejo c. Sebagai masukan penyusunan RAPB Desa Tambirejo.

2. Manfaat RPJM Desa

a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan.

b. Sebagai rencana induk pembangunan desa yang merupakan acuan pembangunan desa.

c. Pemberi arah seluruh kegiatan pembangunan di desa.

d. Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari pemerintah.

e. Dapat mendorong partisipasi masyarakat masyarakat.

(14)

BAB II PROFIL DESA

2.1 Kondisi Desa 2.1.1 Sejarah Desa

Pada jaman dahulu Desa Tambirejo berupa hutan belantara, suatu ketika datang tiga orang yang yang terdiri dari dua orang laki- laki dan seorang perempuan.

Yang mana mereka merupakan sepasang kekasih yang diikuti seorang pamomong atau disebut abdi. Ketiga orang tersebut datang dari kerajaan Mataram, yang mana kepergiannya mereka dikarenakan melarikan diri dari keraton, akibat pernikahan keduanya tidak disetujui oleh orang tuanya. Dalam melarikan diri tersebut agar tidak diketahui oleh pihak keraton mereka berdua menyamar dan menyembunyikan nama sebenarnya. Mereka hanya memiliki sebutan Dampit saja dan abdinya yang dengan sebutan Singa Pengaji. Mereka keluar dari keraton hanya berbekal lima pasang biji tumbuh- tumbuhan yaitu biji asam, biji wuni, biji serut, biji berasan dan biji kepuh.

Pada hari suatu tibalah mereka di sebuah tempat, dan mereka beristirahat di bawah suatu pohon Pucang. Dan kelak dikemudian hari tempat tersebut menjadi sebuah pemukiman yang disebut Desa Pucang. Karena masih terasa belum aman, takut utusan keraton mengejar , mereka berlari terus ke timur dan sampailah di suatu tempat dengan napas tersengal- sengal atau bahasa Jawanya menggeh- menggeh, kemudian tempat tersebut kemudian hari disebut Desa Sanggeh. Karena masih belum cocok ditempat tersebut dan belum aman mereka terus mengembara ke timur dan sampailah di suatu tempat yang terdapat alat penjerat harimau atau disebut dengan grogolan, dan tempat tersebut pada saat ini menjadi sebuah dusun yaitu dengan nama Grogol..

Mereka dari tempat tersebut terus berlari ke arah barat laut dan tiba disuatu tempat, namun hatinya masih was- was masih ada rasa ketakutan kalau musuh masih mengejar, karena hati merasa was- was tersebut tempat itu kemudian hari disebut Dusun Mamang, mereka terus berlari ke barat laut tibalah di suatu tempat yang udaranya terasa dingin yang dalam bahasa Jawa disebut jekut dan atis, yang kelak dikemudian hari tempat tersebut menjadi sebuah dusun yang disebut Jetis, dari kata jekut dan atis, karena merasa kurang nyaman mereka terus ke barat dengan menyeberang sungai, dan disitu mereka bertemu dengan seorang dan ditanya, namun orang tersebut tidak mau jawab dan seolah- olah mbodoni, dan kemudian hari tempat tersebut menjadi Dusun Mbodo. Karena merasa jengkel mereka terus balik arah ke timur laut dan sampailah mereka di suatu tempat mereka beristirahat, sambil melepas penat Dampit minta naik punggung ( bahasa jawanya pungli ) pada abdinya.

Di kelak kemudian hari menjadi sebuah dusun yang disebut Mungkli ( Desa Kandangan). Dan dari tempat tersebut beliau memandang ke arah barat terdapat

(15)

tempat yang luas dan terbuka atau bahasa jawanya ngilak- ilak atau ngablak, dan tempat tersebut dikemudian hari menjadi sebuah tempat dengan sebutan Dusun Ngablak ( Desa Ngraji ). Mereka masih merasa belum nyaman ditempat dan akhirnya mereka kembali ke barat lagi dan tiba di suatu tempat yang nyaman untuk tempat tinggal. Di tempat baru tersebut Dampit berdua akhirnya menetap dan tingggal di situ, dengan sebutan Mbah Dampit. Mereka kemudian menanam biji- biji pohon yang dibawanya tadi, yaitu biji wuni, biji asem, biji serut, biji berasan dan biji kepuh.

Biji biji itu tumbuh dan menjadi pohon yang besar, dan yang paling besar dalah pohon kepuh, dan kelak dikemudian tempat tinggal Mbah Dampit tersebut menjadi sebuah dusun yang besar yaitu Dusun Kepuh. Karena sudah merasa tenang bahwa sudah bisa menetap dengan nyaman tidak ada kejaran dari pihak keraton, maka Mbah Dampit mengutus abdi Singa Pengaji untuk membuka tempat baru di sebelah utara Dusun Kepuh, yang kelak dikemudian hari disebut dengan Desa Ngraji Wilayah Kecamatan Purwodadi. Seiring perginya dari keraton dan tinggal menetap di tempat baru tersebut. Ahirnya tersiar juga sampai Madiun bahwa ada trah keraton Mataram, yang tinggal di Dusun Kepuh. Maka ada dua orang Demang yang bernama Demang Pancayudho dari Mataram dan yang satunya bernama Demang Pancataru dari Madiun turut serta tinggal di Dusun Kepuh mengikuti Mbah Dampit. Mbah Dampit berdua sampai akhir hayatnya menetap di Dusun Kepuh, namun tidak memiliki keturunan Sedangkan Mbah Demang Pancayuda inilah yang sampai saat ini keturunnya masih ada di Dusun Kepuh, dan sampai saat ini peninggalan Mbah Dampit yang masih ada adalah pohon kepuh dan makam beliau berdua , makam Mbah Pancayudha bersama istri dan makam Mbah Pancataru beserta istri . Sedangkan untuk pohon wuni, pohon asem, dan pohon serut dan pohon berasan, sekitar pada tahun 1990 an mati meranggas, dan pohon kepuh yang satunya roboh karena topan. Selain makam dan pohon masih ada sumur tua, yang disebut sumur brumbung, namun sumur tersebut sudah direhap menjadi sumur biasa dan yang satunya lagi juga ditemukan sebuah arca , lingga, yoni dan batu- batu kuno pada tahun 1970. Dan penemuan tersebut saat ini sudah tidak berada di Dusun Kepuh namun sudah dibawa dinas purbakala untuk dilakukan penelitian di Magelang.

Tempat – tempat yang disinggahi Mbah Dampit dan Mbah Singa Pengaji tersebut dikemudian hari menjadi dusun dan desa yang terdiri sebagai berikut :

1. Desa Pucang wilayahnya khusus Pucang

2. Desa Sanggeh yang wilayah meliputi Dusun Sanggeh, dan Dusun Grogol . 3. Desa Kepuh yang wilayahnya meliputi Dusun Kepuh, Dusun Mungkli, Dusun

Mamang, Dusun Jetis dan Dusun Mbodo.

4. Desa Ngraji ( Kecamatan Purwodadi ) dengan salah satu wilayahnya bernama Dusun Ngablak.

(16)

Masing masing desa tersebut mempunyai seorang Kepala Desa yang dulu disebut dengan Lurah dengan beberapa pamong yang terdiri dari Carik, Kamituwa, Bayan, Kepetengan dan Modin. Namun sebelum tahun 1800 salah satu wilayah desa Kepuh yaitu Dusun Mungkli menjadi milik Desa Kandangan Kecamatan Purwodadi, karena dijual oleh Lurah zaman dulu. Dan uangnya dibagikan kepada kepala keluarga dusun Kepuh. Hal ini dilakukan karena dusun tersebut letaknya jauh dari Kepuh.

Selain legenda tersebut dia atas juga ada beberapa legenda yang yeng terjadi diwilayah Desa Tambirejo

1. Legenda Bumi Gendingan Depok

Di wilayah Desa Tambirejo terdapat tanah yang letaknya di wilayah Desa Tambirejo namun bukan milik Desa Tambirejo tapi milik Desa Depok. Konon dulu tanah tersebut juga merupakan wilayah Desa Tambirejo, namun pada suatu hari tiba- tiba ditemukan mayat di tanah tersebut. Dan tidak diketahui siapa mayat tersebut, orang Tambirejo juga tidak mau mengurusinya, karena ketakutan akan dituduh sebagai pembunuh. Akhirnya datang seorang yang mau mengurusi mayat tersebut dan orang tersebut berasal dari wilayah lain desa dengan minta syarat agar semua tanah yang dilewati waktu dia membawa mayat tersebut sampai ke jalan menjadi milik desanya. Warga desa Tambirejo memperbolehkannya, dan akhirnya mayat tersebut dibawa orang tersebut, namun tidak langsung menuju jalan, tetapi orang tersebut terlebih dahulu berputar cukup jauh mengelilingi beberapa hektar wilayah desa Tambirejo dan baru menuju ke jalan. Karena sudah kalah janji akhirnya beberapa hektar wilayah Desa Tambirejo tadi menjadi milik orang tersebut. Dan saat ini menjadi milik aset Desa Depok Kecamatan Toroh.

Dan merupakan sumber PAD yang penting bagi Desa Depok karena harga sewanya tinggi.

2. Legenda sewa perangkat gamelan/ gong.

Konon disebelah utara Waduk Sanggeh yaitu tepatnya di tegalan sekarang milik Mbah Kanar Alamahum, ada persewaan gong/ kerawitan ghaib. Bila mana ada warga yang punya hajat dan ingin meramaikan dengan kerawatin/ gong cukup dengan pinjam dengan cara meletakan sedikit uang dan beberapa sesaji di tempat tersebut, maka dengan sendirinya seperangkat gong/ kerawitan tersebut akan muncul dengan sendirinya ditempat tersebut, dan tinggal membawa pulang ke rumah yang punya hajat. Gong tersebut bisa dimainkan oleh warga yang biasanya menjadi pengrawit/ niyaga. Dan kalau sudah selesai tinggal dikembalikan ke tempat semula dan akan lenyap dengan sendirinya. Namun karena manusia juga banyak yang bersifat serakah, ada yang pinjam gong ghaib tersebut tapi tidak semua dikembalikan. Sehingga dikemudian hari ketika ada yang pinjam gong ghaib tersebut gong tersebut tidak muncul lagi sampai saat ini.

(17)

3. Legenda Sendang Wedelan

Sendang ini dulu terletak di sebelah timur Dusun Sanggeh, dan konon bilamana ada orang yang ingin mewarnai kain/ pakaiannya atau dalam bahasa disebut medel, cukup dengan mencelupkan kedalam sendang tersebut dengan membawa bebebrapa sesaji. Dan sehari setelahnya kain/ pakaian tersebut akan berubah warna menjadi hitam. Namun saat ini hal tersebut tidak bisa dilakukan.

Kembali ke sejarah Desa Tambirejo, pada tahun 1923 pada era Bupati Grobogan dipimpin oleh Pangeran Aryo Sunarto mengadakan pengaturan administrasi desa dengan menggabungkan desa- desa kecil yang secara ekonomis kurang menguntungkan di Grobogan menjadi sebuah desa. Dan Desa Tambirejo juga demikian, dari ketiga desa dari empat desa kecil tersebut tersebut digabung menjadi satu atau dengan kata lain diadakan blengketan dan menjadi sebuah desa baru, dengan pusat desa tersebut menjadi dusun yang baru dikemudian hari dikenal menjadi Dusun Mbaru. Sedangkan untuk nama desa disebut Tambirejo. Konon dulu di pertigaan jalan Mbaru terdapat sebuah pohon randu alas yang tinggi dan besar, dan akarnya lebar menjulur keluar atau dalam bahasa jawa disebut dengan nama tambi . dan tempat tersebut dijadikan tempat berteduh warga diwaktu hujan maupun terik dari panas matahari. Sehingga lama kelamaan tempat beradanya tambi tersebut menjadi ramai atau rejo, yang akhirnya kelak dikemudian hari dijadikan sebagai nama desa yaitu Tambirejo. Jadi nama Tambirejo dapat dikandung maksud sebuah tempat yang nyaman sebagai tempat tinggal yang warganya untuk dapat hidup makmur.

Setelah diadakan blengketan/ penggabungan desa dilanjutkan dengan pilihan Lurah baru, dengan calon dari masing- lurah lama dari ketiga desa sebelum digabung yaitu : Lurah Patmodipura dari Kepuh, Lurah Sanggeh, Lurah Pucang ditambah dengan calon independen yang pekerjaan sehari- harinya sebagai tukang jahit, beliau bernama Dullah. Dan pada hari pilihan lurah tersebut pemilihnya dari tiga desa tersebut dengan cara memasukan lidi dalam bumbung ke salah satu dari empat bumbung milik calon lurah. Sampai akhirnya terpilih dengan jumlah lidi terbanyak dalam bumbung milih calon Lurah Dullah.yang akhirnya Bapak Dullah menjadi Lurah Desa Tambirejo dengan Cariknya Hadi Sasmito sampai dengan tahun 1934. Dan tahun 1934 Bapak Dullah meninggal dunia dan diadakan pilihan lurah dan dimenangkan oleh Bapak Hadi Sasmito yang semula dari Carik, dan dengan dikuti calon lurah yang lain yaitu Bp. Setiya Atmadja dan Bp. Ngari. Adapun untuk jabatan carik diganti dengan Carik yang baru bernama Marto Suyono. Bapak Hadi Sasmito karena aturan baru tidak bisa menjabat sampai akhir hayatnya dan dipensiunkan pada tahun 1975 dan sampai tahun 1979 Lurah Tambirejo dijabat oleh Pejabat Sementara oleh Bapak Mas Hari Haiyanto, dan pada saat itu Carikya adalah Bapak

(18)

Bambang Sidi. Pada era Bapak Mas Hari- Hariyanto ini tepatnya tahun 1977 diadakan pergantian nama untuk beberapa dusun sebagai berikut :

a. Dusun Mamang diganti nama menjadi Dusun Mangunrejo. Mangunrejo berasal dari kata mangun berarti membuat atau membangun dan rejo berarti ramai dan makmur, jadi mangun rejo berarti membangun dusun agar warganya menjadi makmur.

b. Dusun Mbodo diganti menjadi Dusun Sendangsari. Sebenarnya untuk dusun Mbodo ini ada dua usulan nama yaitu Tegalrejo dan Sendangsari, yang tegalrejo usulan dari Bapak Ripin selaku Kamituwa/ Kadus Sendangsari dan Sendangsari usulan dari Bapak Rono Redjo Radijo selaku ketua Rukun Kampung. Artinya sama- sama bagus, tegalrejo berasal dari kata tegal yang berarti tempat/ lahan untuk tanam, rejo artinya ramai dan makmur jadi tegal rejo berarti tempat yang makmur dan ramai. Sedangkan sendangsari berasal dari kata sendang dan sari, sendang adalah tempat dan sumber air dan sari adalah yang terbaik. Jadi sendangsari adalah tempat dan sumber air yang terbaik dan menyejukan. Namun akhirnya Bapak Kamituwa Ripin memilih Sendangsari karena di Mbodo ada sumur tua yang trembalangnya ( penyekat ) terbuat dari kayu jati, dulu sumber airnya sangat deras, yang bisa mencukupi kebutuhan warga Mbodo dan sekitarnya.

c. Dusun Mbaru menjadi Dusun Tambirejo, karena sebagai pusat desa.

Pada tahun 1979 diadakan Pilihan Kepala Desa dan dimenangkan oleh Bp. Soekarno, yang pada tahun 1989 diadakan Pilkades lagi dimenangkan oleh Bp Soekarmanto dan menjabat sampai dengan tahun 2007, karena aturan hanya bisa menjabat dua kali maka pada tahun 2007 dengan Pilkades dimenangkan oleh Bp Yakub Raras Puspitanianto, S.Sos. yang merupakan putra dari Bapak H.M.Soekarmanto kepala desa lama.

Dan untuk lebih detailnya kejadian baik dan buruk yang terjadi di Desa Tambirejo bisa kami gambarkan dalam matrik berikut :

Tahun Kejadian Baik Kejadian Buruk

1921

 Dibangun Stasiun KA dan Rel KA di Gambringan

 Dibangun waduk Gambringan

 Dibangun waduk Sanggeh

Penjajahan Belanda

1923

 Penggabungan desa/

blengketan desa dan Pemilihan Lurah Desa Tambirejo Pertama terpilih Bp. Dullah dari Kepuh

 Diadakan program trilogi desa dari Kanjeng Bupati Pangeran Aryo Sunarto dengan membangun Lumbung Desa, Kantor Desa dan Sekolah Desa

Penjajahan Belanda

1934 Pemilhan Lurah Desa dan terpilih

(19)

Bp Hadi Sasmito, dari Kepuh 1936 Plangsiran/ pemetaan tanah

1942

Penjajah belanda di usir dari Indonesia termasuk di Desa Tambirejo

Bangsa Indonesia

termasuk Desa Tambirejo dikuasai oleh Jepang rakyat menderita dan banyak pageblug 1945 Indnesia Merdeka diproklamirkan

oleb Bung Karno dan Bung Hatta

Belanda datang lagi ke Indonesia dan diusir oleh Bangsa Indonesia

1947

Bebrapa pemuda desa mau turut serta berangkat ke medan laga Semarang dengan naik kereta api dengan senjata bambu runcing, namun sampai di stasiun Brumbung dicegah oleh Tentara Indonesia, karena persenjaan

Agresi Milter Belanda I

1948- 1949

 Pasukan Siliwangi datang di Grobogan membebaskan dari cengkeraman PKI/ Muso /Amir Syarifudin. Di Dusun Kepuh terjadi pertemuan Bp. Sudarjo Camat Toroh yang bisa meloloskan diri dari tawanan PKI dengan Pasukan Depan Siliwangi, dan akhirnya Bp Sudarjo dikukuhkan kembali menjadi Camat Toroh dan mendapat tugas menyiapkan logistic bagi pasukan Siliwangi yang baru bergerak.

 Bebarapa Warga Desa Tambirejo turut membantu sarana untuk perang gerilya pejuang yang bermarkas di Genengsari, akibat Agresi militer Belanda ke 2, karena pejuang / tentara diantaranya Kapten Rusdiyat dan kawan- kawan yang menuju maupun dari Genengsari ada yang lewat melalui jalur Tambirejo- Kepuh- Jetis – Sendangsari, dan di Sendangsari, untuk melakukan penyamaran dan pengintaian musuh dengan bertukar pakaian dengan pakaian milik warga .

 Aper Madiun

(pemberontakan PKI ) juga terimbas di

Kabupaten Grobogan dan terjadi Pemerintahan Grobogan didomisir oleh FDR PKI . sedangkan di Tambirejo terjadi

pengaplingan banda desa dan upah perangkat desa dibagikan warga, dan ada pergantian jabatan kepala desa dan pamong desa oleh anggota PKI.

 Camat Toroh ( Bp Sudarjo ) beserta

beberapa orang ditawan oleh PKI, jabatan camat diduduki oleh Soeratin )

 2 orang tokoh Masyumi ( Dr. Syamsu dan Ir.

Sofiah) yang baru datang dari Surabaya denga naik kereta api setiba di stasiun Gambringan diturunkan oleh baliyon Martono PKI/Muso dan disiksa kemudian dibunuh di Jati pohon, dan oleh rakyat dimakamkan di belakang Masjid

Menduran, namun pada tahun 1971 dipindah dibelakang masjid Baitul Makmur Purwodadi.

 Agresi milter ke 2, ada beberapa tokoh desa yang dipenjarakan oleh Belanda, karena

(20)

membantu para tentara dalam berjuang, dan banyak masyarakat mengungsi ke Desa lain .

1955

Terselenggara Pemilu pertama kali dengan banyak kontestan dan 3 kontestan suara terbanyak di Desa Tambirejo :

1. PNI 2. PKI 3. NU

1963 Gagal panen karena

hama tikus 1965

Terjadi G 30 S PKI, dan banyak warga Tambirejo yang di penjarakan 1966 Pendirian mushola- mushola Ada Warga meninggal

minum racaun tikus 1967 Bantuan bulgur

1970 Ditemukan arca, yoni, lingga dan batu- batu kuno

1971 Program KB masuk desa

1975

Pemindahan Kantor Desa, lumbung Desa dan SD dari ujung Timur Dusun Tambirejo ke arah barat saat ini.

1976 Pembangunan SD Inpres

1977

 Pemilu pertama era ORBA Dengan peserta urutan suara terbanyak sbb :

1. Golkar 2. PDI 3. PPP

 Mbah Hadi Sasmito dipurnakan karena aturan, dan Kepala Desa dijabat oleh PjS yaitu Bp.

Mas Hari Hariyanto dari Sanggeh.

1979

Pilkades terpilih Bp. Sukarno dengan dikuti 8 calon yaitu :

1. Sukarno

2. Mas Hari Hariyanto 3. Soekarmanto 4. Sutoyo Asriyanto 5. Suyono

6. Dasimin 7. Suprapto 8. Supriyatin

1980

 Ada warga meninggal minum racun tikus

 Hama wereng

menyerang, tanaman padi puso/ gagal panen

(21)

1982

 Pemilu kedua era ORBA

Dengan peserta urutan suara terbanyak sbb :

 Golkar

 PDI

 PPP

 Pembangunan Jembatan Sendangsari Jetis untuk pertama kalinya dimotori oleh Mahasiswa KKN IAIN Wali Sanga Semarang

1983

Ada warga korban petrus, dan Bp Soleman Kadus Kepuh kena peluru senjata api karena salah tembak.

1985- 1986

 Juara Kelompok Tani Nasional

 Mendapat Kunjungan Menteri Pertanian ke Desa Tambirejo panen kapas

 Listrik Masuk Desa

1987

 Pemilu ke tiga era ORBA

Dengan peserta urutan suara terbanyak sbb :

 Golkar

 PDI

 PPP

 Juara lomba kelompok ternak

Ada banyak warga terserang DB

1988  Rehap balai Desa dari bentuk lama kebentuk Joglo

1989

 Pilkades terpilih Bp.

Soekarmanto sebagai Kades diikuti 6 calon kades yaitu :

1. Soekarmanto 2. Sukarno

3. Sutoyo Asriyanto 4. Kasdi

5. Narto 6. Parmo

1990

 Pembangunan Kantor Desa

 Bantuan Padat karya

 Bantuan Pemugaran Rumah

1991

 Rehap Balai Desa

 Terbangunnya jaringan irigasi dari kedung ombo di wilayah desa Tambirejo

1992

 Pembangunan gedung PKK

 Pemilu ke empat era ORBA Dengan peserta urutan suara terbanyak sbb :

 Golkar

(22)

 PDI

 PPP

1994

 Pemindahan dan rehap Masjid Desa

 Pergantian Sekdes dari Bapak Bambang Sidi digantikan oleh Sarah

1 orang tenggelam di jaringan irigasi

1995 Mendapat kunjungan Menteri

pertanian panen raya jagung Ada Warga gantung diri

1996

 Kelompok P4K Dusun Kepuh mendapat Kunjungan dari salah Menteri dari Negara India

 Ada pemetaan tanah dengan SISMIOP

2 orang tenggelam di sungai

1997

Pemilu, ke lima era ORBA

Dengan peserta urutan suara terbanyak sbb :

 Golkar

 PDI

 PPP

Krisis moneter bahan pangan mahal, banyak pengangguran di desa karena yang boro kerja di

Jakarta tidak

mendapatkan pekerjaan.

1998

 Raskin pertama kali

 PDMDKE pertama kali

 Pilkades terpilih Bp.

Soekarmanto untuk masa Jabatan kedua menjadi Kades dengan diikuti 8 calon kades :

1. Soekarmanto 2. Sutoyo Asriyanto 3. Maryono

4. Sapuji 5. Mulyono 6. Bambang 7. Sutarjo 8. Suprapto

 Desa Tambirejo mendapat alokasi Bidan Desa dan Poliklinik Desa namanya Ibu Triyatmi

Ada Warga gantung diri

1999

Pemilu pertama era Reformasi dengan dikuti oleh 48 Kontestan dengan perolehan suara terbanyak di Desa Tambirejo sbb :

 PDIP

 Golkar

 PKB

Panen gagal karena hama wereng

2000

 Program pengganti PDMDKE yaitu PPK pertama kali pembangunan jalan Timur Mangunrejo dan SP PPK

 Pembangunan Pasar Krenseng.

 Pembangunan kantor BPD 2001  Pembangunan jalan Kepuh dari

(23)

PPK

 Rehap gedung TK 1

2002

 Pembangunan talud Sanggeh Grogol dari PPK

 Berdiri PAUD Langgeng Rejeki di Pucang Utara

2003

 Pengaspalan jalan Pucang

 Pembangunan talud Pucang dari PPK

 Rehap gedung TK 2

Bencana Angin Topan melanda dusun kepuh.

Rumah banyak roboh, sehingga di kunjungi gubernur Jeteng Bapak Mardiyanto

2004

 Pemilu kedua era reformasi dengan dikuti oleh 24 Kontestan dengan perolehan suara terbanyak di Desa Tambirejo sbb :

 PDIP

 Golkar

 Demokrat

 Diselenggarakan Pemilu Presiden dan Wapres pertama kali dan untuk Nasional terpilih Bp. Susilo Bambang Yudoyono dan Bp Yusuf Kala

Ada warga banyak terserang DB

2005

 Rehap Gedung TK 3

 Terbangun Bumi perkemahan Kala Cakra di Sanggeh dan di resmikan oleh Gubernur Jateng Bapak Mardiyanto

 Ada program BLT pertama kali

 Renovasi SDN II

2006

Pilkadasung pertama Kabupaten Grobogan terpilih Bp. Bambang Pujiyono sebagai Bupati dan Bp.

Icek Baskoro sebagai wakil Bupati Grobogan

2007

 Terbangun Jembatan beton untuk pengganti jembatan Sendangsari- Jetis

 Pengaspalan Jalan Sanggeh, Tambirejo, Grogol , Kepuh, Jetis dan Sendangsari

 Pilkades teripilih YR.

Puspitanianto S.Sos. dengan diikuti calon kades :

1. Hari 2. Suwoyo 3. Warsono

4. Y.R. Puspitanianto

 Juara 2 Lomba kelompok ternak Sapi Nasional

 Jalan DPU di Beton

 Bencana Banjir

menimpa Desa

Tambirejo dalam seminggu terjadi dua kali

 Ada Rumah warga terbakar

 Ada banyak warga terserang DB

2008  Terbangun Tower air dari  Tower air hasil

(24)

Pamsimas

 Terbangun jalan beton kabupaten di wilayah desa Tambirejo

 Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng secara langsung pertama kalinya terpilih Bp Bibit Waluyo dan Ibu Rustriningsih

 Kunjungan Ketua Umum HKTI, Bp. Prabowo Subiyanto di Desa Tambirejo

 Jalan DPU di Beton

 Berdiri TK Aisiyah di Dusun Kepuh.

 Renovasi SDN IV

Pamsimas belum berfungsi karena belum ada sumber air

 Gedung dan rumah warga roboh karena angin topan

2009

 Pemilu era reformasi kedua dengan dikuti oleh 44 Kontestan dengan perolehan suara terbanyak di Desa Tambirejo sbb :

 Demokrat

 PDIP

 Golkar

 Diselenggarakan Pemilu Presiden dan Wapres kedua kalinya dan untuk Nasional terpilih Bp. Susilo Bambang Yudoyono dan Bp Budiyono

 Pembangunan jalan Timur Kepuh dari PNPM-MP pertama kali

 Renovasi SDN III

Ada warga lain desa tenggelam di Waduk Sanggeh

2010

 Rabat beton jalan Mangun rejo darim PNPM MP

 Rabat beton jalan Sanggeh

 Pengangkatan Sekdes menjadi PNS

 Mendapat tambahan alokasi bidan desa Ibu Meidy

 Ada dua orang warga bunuh diri, gantung diri dan minum racun.

(25)

2.1.2 Geografi

Desa Tambirejo menurut data dari Statistik hasil Pemetaan tahun 2009 dengan alat ukur GPS berada pada LONG 110,89806 º E ( Bujur Timur/ BT ) dan RAT 07.13255º S (Lintang Selatan/ LS ) ,dengan batas- batas desa sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Desa Kalongan dan Ngraji Kecamatan Purwodadi.

 Sebelah Timur : Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh.

 Sebelah Selatan : Desa Depok Kecamatan Toroh.

 Sebelah Barat : Desa Depok dan Krangganharjo Kecamatan Toroh.

Luas wilayah Desa Tambirejo seluas 545,635 Ha, yang terdiri dari :

a. Sawah : 233,145 ha.

b. Tanah bukan sawah :

 Pekarangan : 133,432 ha.

 Tegal : 67,892 ha.

 Tambak/kolam : 1.250 ha

 Hutan : 37,700 ha.

 Lainnya : 72,216 ha.

Gambar. 2.2 Luas wilayah dalam grafik

Berdasarkan topografi, Desa Tambirejo memiliki karateristik wilayah yang beraneka ragam antara lain terletak pada ketinggian dari permukaan laut antara 40 m dpl.

Sedangkan keadaan hidrologi di Desa Tambirejo terdapat satu sungai yaitu sungal glugu yang melewati membelah antara Dusun Sendangsari dan Jetis. Dan tedapat dua waduk yaitu Waduk Sanggeh di Selatan Dusun Grogol dan Waduk Gambringan terletak di Dusun Pucang Selatan.

44%

24%

12%

0%7% 13% Tanah Saw ah

Pekarangan/ Bangunan Tegalan/Kebunan Tambak/Kolam Hutan Negara Lain- Lain

(26)

Jenis iklim yang ada di Desa Tambirejo adalah Iklim Tropis dengan suhu rata- rata 27 º C, sedangkan suhu maksimum bisa mencapai 37 ºC. sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai dua musim yaitu kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Tambirejo Kecamatan Toroh

2.1.3 Demografi

a. Jumlah Penduduk

Banyaknya penduduk Desa Tambirejo diketahui sebesar 8246 jiwa, terdiri dari 4087 jiwa laki-Iaki dan 4159 jiwa perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0.72% dalam tiga tahun terakhir. Tingkat kepadatan penduduk , di Desa Tambirejo rata-rata sebesar 1511 jiwa per Km2. Dengan dengan penyebaran penduduk perdusun sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Desa Tambirejo Per Dusun

Dusun Jumlah Jiwa

KK Laki- Laki Perempuan Total

Tambirejo 136 293 280 573

Grogol 200 343 376 719

Sanggeh 309 515 533 1048

Pucang Selatan 262 428 430 858

Pucang Utara 253 459 450 909

Mangunrejo 161 301 294 595

Sendangsari 166 329 298 627

Jetis 131 231 239 470

Kepuh 654 1188 1259 2447

Jumlah 2272 4087 4159 8246

b.

Gambar. 1.3

Jumlah KK dan Penduduk dalam Grafik

(27)

Adapun jumlah penduduk menurut kelompok umur adalah sebagai berikut : Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Desa menurut keompok umur

No Kelompok Umur L P Jumlah

1 0-4 256 286 542

2 5-9 302 306 608

3 10-14 348 312 660

4 15-19 319 336 655

5 20-24 394 419 813

6 25-29 399 386 785

7 30-39 665 644 1309

8 40-49 630 531 1161

9 50-59 331 408 739

10 60 + 443 531 974

11 4087 4159 8246

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

Tambirejo Grogol Sanggeh Pucang SelatanPucang Utara Mangunrejo Sendangsari Jetis Kepuh Jumlah Jiwa

Dusun Kependudukan dalam Grafik

Jumlah KK Jumlah Penduduk Laki- Laki Jumlah Penduduk Perempuan Total Jumlah Pendudik

(28)

Gambar. 1.4

Jumlah Penduduk menurut kelompok dalam Grafik

2.1.4 Keadaan Sosial

a. Keagamaan Penduduk

Penduduk Desa Tambirejo mayoritas memeluk agama Islam Dan sebagian kecil memeluk agama lain yaitu Kristen dan Katolik sebagai berikut :

Tabel 1.3

Struktur Pemeluk Agama

No Agama Jumlah ( orang )

1 Islam 8196

2 Kristen 29

3 Katolik 18

4 Hindu 0

5 Budha 3

Jumlah 8246

\

L Jumlah 0

200 400 600 800 1000 1200 1400

0-4 5-9 10- 14 15-

19 20- 24 25-

29 30- 39 40-

49 50- 59 60

+ Jiwa

Kelompok Umur

L P Jumlah

(29)

Gambar 1.5

Jumlah penduduk menurut agama

b. Pendidikan Penduduk

Dalam bidang pendidikan, tingkat pendidikan penduduk Desa Tambirejo untuk usia 5 ( lima ) tahun ke atas sebagai berikut :

Tabel 1.4

Struktur Pendidikan Penduduk

No Pendidikan Jumlah ( orang )

1 Tamat Perguruan Tinggi 119

2 Tamat Akademi 48

3 Tamat SLTA 867

4 Tamat SLTP 1464

5 Tamat SD 3236

6 Tidak tamat SD 799

7 Belum Tamat SD 1129

8 Tidak Sekolah 96

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

Islam Kristen Katolik Hindu Budha

8196

29 18 0 3

Jumlah ( orang )

(30)

Gambar 1.6

Struktur Pendidikan Penduduk dalam grafik

2.1.5 Keadaan Ekonomi a. Mata Pencaharian

Desa Tambirejo adalah desa pertanian, karena masyarakatnya sebagian besar bekerja dalam bidang pertanian, sedangkan yang lainnya adalah wiraswasta, jasa dan lain- lain , sebagaimana dalam tabel Struktur mata pencaharian penduduk sebagai berikut:

Tabel 1.5

Struktur Mata Pencaharian Penduduk No Mata Pencaharian Jumlah ( orang )

1 PNS 58

2 TNI/POLRI 12

3 Karyawan 674

4 Wiraswasta 2332

5 Tani 1399

6 Pertukangan 207

7 Buruh tani 983

8 Pensiunan 101

9 Nelayan 0

10 Pemulung 4

11 Jas lainnya 54

1% 1%

11%

19%

42%

10%

15%

1%

Tamat Perguruan Tinggi

Tamat Akademi

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Tamat SD

Tidak tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Sekolah

(31)

Gambar 1.7

Struktur Pekerjaan Penduduk dalam grafik

b. Kepemilikan Ternak

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Tambirejo adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6 Kepemilikan Ternak

c. Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Tambirejo secara garis besar adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7.

Prasarana Desa Balai Desa Jalan

Kabupaten

Jalan

Kecamatan Jalan Desa Masjid/

Mushola

1 2.5 km - 16.35 29

0 500 1000 1500 2000 2500

PNS TNI/POLRI Karyawan Wiraswasta Tani Pertukangan Buruh tani Pensiunan Nelayan Pemulung Jasa lainnya

Series1

Ayam/

Itik Kambing Sapi Kerbau Lainnya

1245 KK 259 KK 650 KK 1 KK

(32)

d. Data Rumah Tangga Miskin

Untuk data Jumlah rumah tangga perdusun adalah sebagai miskin adalah sebagai berikut :

NO Dusun Jumlah

Keluarga

1 3 4

1 Tambirejo 46

2 Grogol 37

3 Sanggeh 84

4 Pucang Selatan 73

5 Pucang Utara 90

6 Mangunrejo 27

7 Sendangsari 52

8 Jetis 42

9 Kepuh 231

Jumlah 682

2.1 Kondisi Pemerintahan Desa 2.1.1 Pembagian wilayah desa

Desa Tambirejo secara administratif dibagi menjadi 9 ( Sembilan ) dusun dengan jumlah RW sebanyak 10 dan jumlah RT sebanyak 61. sebagaimana berikut : 1. Dusun Tambirejo Krajan terdiri dari : 1 RW dan 4 lingkungan RT.

2. Dusun Grogol terdiri dari : 1 RW dan 6 lingkungan RT.

3. Dusun Sanggeh terdiri dari : 1 RW dan 8 lingkungan RT.

4. Dusun Pucang Selatan terdiri dari : 1 RW dan 7 lingkungan RT.

5. Dusun Pucang Utara : 1 RW dan 7 lingkungan RT.

6. Dusun Mangunrejo terdiri dari : 1 RW dan 3 lingkungan RT.

7. Dusun Sendangsari terdiri dari : 1 RW dan 5 lingkungan RT.

8. Dusun Jetis terdiri dari : 1 RW dan 3 lingkungan RT.

9. Dusun Kepuh terdiri dari : 2 RW dan 18 lingkunganRT

2.1.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa ( SOTK )

Desa Tambirejo menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan pola maksimal, selengkapnya sebagai berikut:

(33)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA POLA MAKSIMAL

Kaur Pemerintahan

Suyono

Kepala Desa

Y.R. Puspitanianto, S.Sos.

Badan Permusyawaratan Desa

Sekretaris Desa

Sarah, SE

Pelaksana Tehnis Modin Sugiyono

Pelaksana Tehnis Jaga Baya

….

Pelaksana Tehnis Ulu – Ulu

Hariyanto

Kaur Keuangan

Warsito

Kadus Grogol

Siswadi

Kaur Pembangunan

Sukarno

Kaur Umum

Hari

Kaur Kesra

Djamin

Kadus Tambirejo

Suwito

Kadus Pucang Selatan

Kusyono

Kadus Sanggeh

Sutedjo

Kadus Mangunrejo

Tukino Kadus Pucang Utara

Sudarmo

Kadus Kepuh

Suripno

Kadus Sendangsari- Jetis

Maryoto

(34)

BAB III

POTENSI DAN MASALAH

3.1. Potensi

Dengan kondisi desa sebagai mana di jelaskan di bab 1 di atas , maka Desa Tambirejo dengan memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembangunan desa. Adapun potensi yang ada sebagaimana berikut :

a. Sumber daya Alam

1. Dengan Luas Wilayah 545,635 Ha yang mana 42 % adalah lahan produktif berupa sawah 233,145 ha yang terdiri dari :

 Sawah Irigasi : 129 ha

 Sawah irigasi ½ tehnis : 41 ha

 Sawah tadah hujan : 63.145

2. Sumber daya air, dengan terdapatnya dua waduk yaitu Waduk Sanggeh dan Waduk Gambringan

3. Peternakan sapi, dengan banyak rumah tangga memiliki ternak sapi 4. Terdapat Bumi Perkemahan

b. Sumber Daya Manusia

1. Jumlah penduduk untuk usia produktif yang cukup banyak

2. Terdapat rumah tangga yang mempunyai usaha rumah sej.enis seperti : sale pisang goring, kripik dan enting

c. Kelembagaan

1. Kelembagaan Pemerintahan Desa pengeloalanya banyak yang muda dan pendidikannya cukup.

2. Kelembagan kemasyarakatan yang aktif serta dalam pembangunan desa

3. Kelembagaan politik yang ada di tingkat desa sangat kondusif dan bisa bekerja sama

d. Prasarana dan sarana

1. Prasarana dan sarana tarnspotasi darat:

 Terdapat satu ruas jalan antar desa yang sudah cukup bagus dan jalur angkutan umum.

 Terdapat Stasiun Kereta Api.

2. Prasarana komunikasi

 Dilalui jalur telepon kabel dan speddy serta semua sinyal dan siaran TV dari segala operator diterima dengan jelas.

3. Prasarana Irigasi

(35)

 Dilalui saluran irigasi sekunder dari Kedung ombo 4. Prasarana Pemerintahan tersedia cukup

5. Prasarana dan sarana Kesehatan terdapat poliklinik desa dan tenaga medis yang cukup

6. Prasarana Penerangan tersedia jaringan PLN

3.2. Masalah

Berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan di setiap dusun didapati masalah sebagai berikut:

1. Masalah bidang Pendidikan

a. Minat anak sekolah untuk belajar di rumah semakin berkurang b. APE untuk BKB, PAUD, TK kurang

c. Kesenian tradisional kurang berkembang

d. Pendidikan ketrampilan anak muda masih kurang

e. Belum ada gedung PAUD Langgeng rejeki Pucang Utara f. Belum ada gedung PAUD Sendangsari

g. Kurangnya kesejahteraan Guru TK dan Tutor PAUD h. Belum ada gedung perpustakaan desa yang memadai 2. Masalah bidang Kesehatan

a. Kurangnya kesejahteraan kader posyandu, b. Banyak warga terserang DB

c. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya miras d. Kurangnya dana untuk PMT balita

e. Sarana Posyandu kurang lengkap 3. Masalah bidang Sarana dan Prasarana

a. Jalan Tengah Dusun Tambirejo -Grogol -bumi perkemahan rusak b. Belum ada batas desa / gapura

c. Jembatan tengah RT 01 RW 01 terlalu sempit

d. Belum ada gapura masuk dusun di sebelah P. Suyono RT 01 RW 01 e. Jalan lingkungan RT 01 s.d RT 04 cepat rusak

f. Belum ada jalan RT 04 s.d Dusun Katelan

g. Los pasar desa di Dusun Tambirejo tidak berfungsi

h. Masjid desa dindingnya sebelah selatan rusak, lantai tidak layak, dan belum ada plafon maupun pagar keliling masjid.

i. Bahu jalan RT 04, RT03, RT 06 RW 02 longsor

j. Jembatan dusun ke lahan pertanian rusak di RT 02 RW 02 k. Jalan ke pertanian RT 01 RW 02 rusak

l. Jalan sebelah barat balai desa s.d Sanggeh rusak

(36)

m. Belum ada gapura batas dusun Tambirejo dan Sanggeh

n. Jalan menuju kandang ternak kelompok Martini Indah Sanggeh rusak o. Jalan Sanggeh- Grogol rusak

p. Jalan Tengah Sanggeh s.d Pucang Rusak

q. Jalan Timur Sanggeh dan barat Sanggeh menuju makam rusak r. Belum ada pagar makam Sanggeh

s. Pos ronda Dusun Sanggeh rusak t. Masjid Sanggeh belum ada MCK

u. Jalan aspal lingkungan di Dusun Pucang rusak v. Jembatan RT 01 RW 04 rusak

w. Jalan penghubung Sanggeh- Pucang Selatan di utara dan selatan rel KA rusak x. Jalan lingkar dusun Pucang Selatan becek

y. Belum ada gapura masuk di RT 3 dan 4 RW 04 z. Jalan menuju waduk gambringan rusak

aa. Belum ada pagar makam Dusun Pucang

bb. Los pasar krenseng bagian barat kurang memadai cc. Tanggul timur pasar krengseng rawan bobol dd. Belum ada gapura masuk di RT 02 RW 05

ee. Jalan rawan longsor di sebelah barat rumah P. Suwar Pucang Utara ff. Jalan RT 06-07 RW 5 cepat rusak

gg. Jalan Mangunrejo rusak ( jalan tengah dari timur- ke barat dan ke utara ) hh. Belum ada talud jalan dan saluran Mangunrejo

ii. Mushola RT 01 RW 06 masih kurang layak jj. Jalan benthung desa becek

kk. Belum ada jalan tembus RT 03 RW 06 ll. Masjid Mangunrejo belum ada pagar

mm. Jembatan sebelah timur Mangunrejo kurang layak nn. Jalan lingkungan RT01s.d 03 RW cepat rusak

oo. Jalan penghubung antar dusun dan jalan lingkungan RT 01 s.d RT 05 RW 07 rusak dan becek

pp. Belum ada gapura masuk dusun Sendangsari

qq. Masjid Dusun Sendangsari terlalu sempit daya tampungnya kecil

rr. Jembatan dan Gorong- gorong disemua ruas jalan dusun Sendangsari terlalu sempit.

ss. Jalan benthung dusun Sendangasari semakin menyempit dan becek tt. Jalan penghubung Jetis ke Nglarik putus

uu. Jalan dusun Jetis rusak

vv. Masjid Dusun Jetis sempit daya tampung jamaah tak mampu

(37)

ww. Jalan menuju makam Jetis becek dan sempit xx. Belum ada gapura masuk Dusun Jetis

yy. Jalan Dusun Kepuh ke barat rusak zz. Jalan tengah Dusun Kepuh rusak aaa. Jalan Dusun Kepuh- jetis rusak bbb. Jembatan timur Dusun Kepuh rusak ccc. Jembatan utara Dusun Kepuh rusak

ddd. Jalan benthung Dusun Kepuh dan menuju pertanian becek eee. Belum ada Gedung TPQ di Dusun Kepuh

fff. Belum ada Gedung Poliklinik di Dusun Kepuh

ggg. Ada beberapa rumah tangga miskin tempat tinggalnya masih belum layak huni hhh. Ruang kelas SD I s.d. V masih ada yang kurang memenuhi syarat dan kurang

kelas

iii. Pendopo makam Mbah Dampit rusak

jjj. Saluran pembuang waduk Sanggeh sebelah timur balai desa s.d. Sanggeh sempit

kkk. Petani sering kesulitan air

lll. Saluran air timur dusun dan di lingkungan RT 01 RW 01sempit mmm. Saluran irigasi banyak yang bocor dan rusak disemua dusun nnn. Kesulitan pembuangan air dimusim hujan di semua dusun ooo. Pendangkalan saluran di semua saluran dusun

ppp. Waduk Gambringan mengalami pendangkalan qqq. Saluran tengah sawah Pucang longsor

rrr. Sering terjadi banjir di Dusun Sendangsari sss. Kurang berfungsinya blumbang ditanah kas desa

ttt. Masalah bidang Sarana Pemerintahan

a. Kurangnya kesejahteraan kader posyandu, PKK, RT/RW di 9 dusun

b. Kelembagaan desa dan lembaga swadaya masyarakat di desa kurang sarana dan prasarana

c. Belum tersedia Sofware untuk pelayanan administrasi di Kantor desa d. Tanah milik desa belum bersertifikat

e. Sarana dan Prasarana Perkantoran kurang memadai f. Buku buku perpustakaan belum tertata

4. Masalah bidang Lingkungan Hidup

a. Sulit air bersih disemua dusun waktu musim kemarau b. Rumah tangga miskin belum punya MCK

c. Banyak warga buang sampah sembarangan

(38)

d. Di pasar krenseng belum ada MCK e. Masjid Masjid Dusun belum punya MCK f. Turus jalan semakin berkurang

g. Banyak SPAL yang tidak lancar di RT 02 RW 05 dan lingkungan RT Lainnya 5. Masalah bidang Sosial Budaya

a. Ada anak idiot dari RTM b. Masih banyak pengangguran

c. Masih banyak perkelahian dan kenakalan remaja d. Ada beberapa gadis hamil sebelum nikah

e. Banyak pasangan menikah diusia dini

f. Kurangnya kesejahteraan guru ngaji dan guru TPQ

g. Masih ada tanah yang diwaqofkan untuk mushola yang belum bersertifikat h. Kyai masjid desa masih kosong

i. Masih ada dusun yang belum diberiPetugas Resayan dari desa 6. Masalah bidang Perdagangan/Koperasi/Industri

a. Kurangnya modal untuk kelompok usaha kecil dan pedagang keliling b. Usaha kecil kurang modal

c. Tidak ada wadah menampung hasil warga (KOPERASI) d. Kurangnya modal usaha

7. Masalah bidang Pertanian

a. Kesuburan tanah berkurang karena Pemakaian jumlah pupuk buatan semakin bertambah kwantitasnya

b. Hama tanaman menyerang tanaman petani

c. Hasil pertanian kurang baik karena musim yang tidak menentu d. Pemakaian obat- obatan pertanian semakin bertambah jumlahnya e. Kesulitan air untuk perikanan

f. Kesulitan hijauan pakan ternak g. Penjualan ternak murah 8. Masalah bidang Pariwisata

a. Waduk Gambringan dan Sangge belum bisa dioptimalkan untuk wisata

(39)

BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Tambirejo ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak- pihak yang berkepentingan di Desa Tambirejo seperti pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan di atas Visi Desa Tambirejo adalah:

“ DENGAN PERILAKU BUDI LUHUR TERWUJUDLAH MASYARAKAT ADIL MAKMUR DAN SEJAHTERA “.

4.1.2. Misi

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Tambirejo , sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Tambirejo adalah:

1. Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memupukkembangkan perilku budi luhur masyarakat.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana agama.

4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.

5. Pengembangan Ekonomi Masyarakat.

6. Pengembangan Agrobisnis berbasis kelompok

7. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian, perindustrian , perdagangan.

4.2. Kebijakan Pembangunan

Kebijakan Pembangunan Desa Tambirejo tahun 2011- 2015 ,untuk mencapai visi dan misi desa dilaksanakan melalui beberapa proses yang diawali dengan menentukan arah kebijakan pembangunan desa, menggali potensi dan masalah desa

(40)

yang ada , menentukan program pembangunan dan mencari strategi yang tepat serta menentukan rah kebijakan keuangan untuk melaksanakan program pembangunan tersebut.

4.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Desa

Arah kebijakan pembangunan desa secara garis besar dapat ditempuh melalui 8 ( delapan ) Agenda Pembangunan untuk Tahun 2011 – 2015. Agenda Pembangunan tersebut akan dapat dicapai melalui beberapa tahapan dalam pembangunan. Agar masing-masing tahapan dalam pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu didukung dengan kebijakan yang matang dan komprehensif. Oleh karena itu arah kebijakan dari masing- masing tahapan dalam pembangunan ditetapkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

a. Memperkuat kelembagaan keagamaan yang ada di desa

b. Menanamkan pembelajaran tentang nilai- nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat yang diawali dari pendidikan usia dini.

2. Memupukkembangkan perilku budi luhur masyarakat.

a. Memperkuat kelembagaan Pemerintahan desa dan lembaga desa lainnya dengan manajemen qolbu.

b. Menanamkan pembelajaran budi pekerti kepada masyarakat yang dimulai dari pendidikan usia dini.

c. Peningkatan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan menjaga keharmonisan antar pribadi.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana agama.

a. Peningkatan kesejahteraan para pelaku pembangunan dalam bidang keagamaan.

b. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana tempat- tempat ibadah dan pendidikan agama.

c. Pelestarian kelompok- kelompok pengajian.

4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.

a. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan . b. Pengadaan pelatihan- pelatihan keterampilan

c. Peningkatan standar pendidikan dasar.

5. Pengembangan Ekonomi Masyarakat.

a.

Penggalian Potensi Desa di bidang Ekonomi yang masih terpendam / belum berkembang.

b. Mengupayakan penambahan modal untuk golongan ekonomi lemah melalui pinjaman bunga lunak dan tanpa agunan

Referensi

Dokumen terkait

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

NIM Nama Lengkap Praktikan Romb... NIM Nama Lengkap

Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rangka

Namun begitu, tidak dapat ditentukan secara sah selama tempoh program Saijana Pendidikan (Teknikal) KUiTTHO ini ditawarkan, adakah graduan lepasan program ini benar-benar

Selisih perubahan kadar gula darah antar waktu perlakuan dari jam ke-0 ke pengukuran jam ke-1 menunjukkan bahwa peningkatan kadar gula terrendah adalah pada pemberian

Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi

Perlindungan tangan : Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat peneliti paparkan maksud dari Bapak B.H.R bahwa strategi pemasaran yang di lakukan oleh Bank Muamalat Indonesia KC