• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 1998

TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Menimbang : bahwa dalam rangka optimalisasi pemanfaatan kekayaan Daerah untuk menambah Pendapatan Asli Daerah, membuka kemungkinan beberapa barang milik Daerah dijadikan sebagai objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 1998 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 5 Tahun 2003.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25 );

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3693);

4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4043 );

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

(2)

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4493)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258 );

12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 );

13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139 );

14. Peraturan daerah Kabupaten Agam Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 5).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN AGAM dan

BUPATI AGAM MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH.

(3)

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 15 Tahun 1998 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Agam Tahun 1999 Nomor 14 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 5 Tahun 2003 (Lembaran Daerah Kabupaten Agam Tahun 2003 Nomor 13 ), diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 8 ayat (6) poin c, diubah dan ditambah sehingga selengkapnya berbunyi:

c. Pemakaian kendaraan bermotor dan alat-alat berat :

NO JENIS KENDARAAN & ALAT BERAT

KWALIFIKASI & TAHUN PEMBELIAN

RETRIBUSI (Rp.)

1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Mesin Gilas Mesin Pemadat

Mesin Pemecah Batu Mini Buldozer Merk Flat Allis

Whell Loder Merek Kobelko 800 Whell Loder Merek Bumar L200 Motor Grader Lyn Hoot L 2001 Damp Truk Merek Isuzu NPR Damp Truk Merek Hyno Fe Aspal Sprayer Merek Big Giant Aspal Distributor Merek Isuzu NPR

Stone Cruster Merek Golden Star Vibro Roller Merek MGB 7

Roller Merek Case Max Roller Merek Sakai TS 150 Water Pump Merek Cobra Concerete Mixer Golden Star

Vibrating PL Temp Merek Takyoku

Water Tank Truck Merek Toyota Air Compresor Merek Atlas Capeo Mesin Gilas Barata 2,5 Ton

6 – 8 ton 1983 – 1984

1979 1982 1982 1989 1989 3,5 T 1989

5 T 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1981 1989 1989 1989 1989 1989 1983 1989 1981

75.000,- per hari 25.000,- per hari 75.000,- per hari 400.000,- per hari 150.000,- per hari 150.000,- per hari 100.000,- per hari 60.000,- per hari 70.000,- per hari 50.000,- per hari 250.000,- per hari 300.000,- per hari 100.000,- per hari 25.000,- per hari 150.000,- per hari

20.000,- per hari 30.000,- per hari 25.000,- per hari 60.000,- per hari 75.000,- per hari 50.000,- per hari 50.000,- per hari 50.000,- per hari

(4)

24 25 26

Dump Truk Toyota Rino Padle Mixer

Bus Pemda Bachoe loader Mobil Boks

1992 2003 2005

250.000,- per hari 500.000,- per hari 150.000,- per hari

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Agam.

Ditetapkan di Lubuk Basung pada tanggal 25 Nopember 2005 BUPATI AGAM,

Dto.

ARISTO MUNANDAR Diundangkan di Lubuk Basung

pada tanggal 25 Nopember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN AGAM,

Dto.

Drs. MUCHSIS MALIK NIP. 010081886

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN AGAM TAHUN 2005 NOMOR 7.

(5)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2003

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

I . UMUM

Bergulirnya otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya dua peraturan perundang-undangan yang monumental dalam waktu yang hampir bersamaan yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menyentakkan Daerah dalam arti keinginan dan harapan yang selama ini digantungkan kepada Pemerintah Pusat yang seolah-olah tidak akan membawa hasil, justru kali ini menampakkan wujudnya. Keterkejutan itu belum cukup sampai disitu, karena Otonomi Daerah yang didambakan itu selain membawa harapan cerah bagi Daerah juga memuat tantangan yang cukup berat, terutama dilihat dari aspek kewenangan.

Dalam era Pemerintahan Daerah sebelumnya ( berdasarkan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974 ), Kewenangan Daerah sangat tergantung dari Pemberian Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana hampir 95% penerimaan Daerah berasal dari Pemerintah Pusat. Salah satu faktor yang mendukung munculnya kondisi seperti itu karena dibatasinya jenis-jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daeraah dan Retribusi Daerah.

Sebagai implementasi keberadaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang- Undang Nomor 22 tahun 1999, Daerah harus kreatif dan inofatif dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan Daeraah, khusunya Pendapatan Asli Daerah. Peluang untuk menambah sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut telah dibuka melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah da Retribusi Daerah, serta peraturan pelaksananya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penambahan objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 15 Tahun 1998 sebagaimana telah diubah untuk pertama kalinya dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001. Penambahan objek retribusi itu meliputi pemakaian tenda, kursi, orgen, sound system, traktor tangan yang dipandang potensial untuk menambah Pendapatan Asli Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal I

Angka 1

(6)

Pasal 3 Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas Huruf h

Cukup jelas Angka 2

Pasal 8 Ayat (6)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas Huruf h

Cukup jelas Pasal II

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

Tetapi saya yakin, dengan strategi yang benar, cara yang efektif dan dibantu oleh kecanggihan tehnologi sebagai sarana dan prasarana transformasi

akurat dalam meminimalisir unit sepeda motor dari potensi tindak pidana pencurian yang marak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem keamanan

Dewasa ini istilah pengembangan sering dikaitkan dengan suatu kegiatan maupun tindakan-tindakan peningkatan kemampuan diri yang dilakukan secara berkesinambungan

Data yang dikumpulkan tersebut digunakan peserta didik untuk melakukan penalaran dalam bentuk Tabel Perbedaan Teori Masuknya Hindu- Buddha di Indonesia dan Peta jalur masuknya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang “ Pengembangan Pembelajaran Matematika

Teman sepermainan seperjuangan yang selalu memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi ini, Ningsi, Rahima, Risda, Terimakasih untuk waktu yang diberikan